Anda di halaman 1dari 1

LAPORAN KASUS

ARDS PASCA TERAPI INISIASI MALARIA VIVAX


LUQMAN HADI ALFARISY, DOKTER UMUM
KLINIK PT. FREEPORT INDONESIA

Laki-laki 31tahun dengan keluhan sesak sejak


3 hari sebelum datang ke Klinik PT. Freeport
Malaria di Indonesia masih Indonesia, pasien sedang mengkonsumsi Pasien mengalami mild ARDS
Primakuin hari ke 10 dan telah
menjadi ancaman serius menyelesaikan terapi DHP, pasien di pasca inisiasi anti malaria,
terhadap status kesehatan
diagnosa malaria Vivax berdasarkan
pemeriksaan apusan darah tepi di fasilitas gejala muncul pada hari ke 6,
masyarakat. Setiap pasien
kesehatan lain, Riwayat malaria sebelumnya
disangkal. Tampak sakit sedang, Tekanan respon dengan baik terhadap
dengan diagnosis Malaria
darah normal, laju nadi meningkat, laju
pernafasan meningkat, suhu febris, Saturasi
terapi suportif dan
memerlukan dosis lengkap
Oksigen - 91%. Penunjang : Apusan darah
tepi tidak ditemukan Malaria, ICT Malaria
menyelesaikan terapi
ACT (Artemisinin based
negative, Pemeriksaan AGD (Dengan Fi02
25%) : perhitungan PaO2/FiO2 adalah 232
primakuin selama 14 hari.
Combination Theraphy) mmHg. Kultur darah dan dahak negative, dua
kali PCR dan Ag Covid negative.
selama 3 hari. Plasmodium
vivax malaria dianggap
sebagai jenis infeksi malaria
yang tidak berat jika Pada pasien didapatkan gambaran mild ARDS, sesak muncul pada KEMENKES RI, Laporan Nasional RISKESDAS 2018, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2019.

dibandingkan dengan hari ke 6, adanya suatu disfungsi kapiler-alveolar pasca terapi malaria WHO, WHO Guidelines for Malaria, Geneva: WHO, 2021.
KEMENKES RI, Buku Saku Tatalaksana Kasus Malaria, Jakarta: Ditjen P2P Kemenkes, 2020.
L. K. Tan, S. Yacoub, S. Scott, S. Bhagani and M. Jacobs, "Acute Lung Injury and Other Serious
vivax menjadi salah satu kemungkinan penyebab terjadinya ARDS Complication of Plasmodium Vivax Malaria," Lancet Infection Disease, vol. 8, pp. 449-54, 2008.

Plasmodium falciparum pasca terapi pada malaria vivax. Belum ada rekomendasi penggunaan
N. M. Antesy, T. Handojo, M. C. Pain, E. Kenangalem, E. Tjitra, R. N. Prince and G. P. Maguire, "Lung
Injury in Vivax Malaria: Pathophysiological Evidence for Pulmonary Vascular Sequestration and
Posttreatment Alveolar Capillary Inflamation," Journal of Infection, pp. 589-596, 2007.
kortikosteroid pada terapi ARDS terkait malaria vivax walaupun
malaria.
A. Bakhtiar and R. A. Maranatha, "Acute Respiratory Distress Syndrome," vol. 4, no. 2, 2018.
A. Malik, Y. Ponvijaya, K. Sajjan and C. Gurbani, "Acute Respiratory Distress Syndrome in a Case of
Plasmodium vivax malaria," vol. 8, no. 3, 2021.
dugaan patofisiologi terjadinya ARDS karena reaksi inflamasi. N. M. Anstey, S. P. Jacups, C. Timothy, T. Pearson, P. J. Ziesing, D. A. Fisher, B. J. Currie, P. J. Marks
and G. P. Maguire, "Pulmonary Manifestations of Uncomplicated Falciparum and Vivax Malaria :
Pemberian antimalaria disertai dengan terapi suportif memberikan Cough, Small Airways Obstruction, Impaired Gas Transfer, and Increased Pulmonary Phagocytic
Activity," Journal of Infectious Disease, no. 185, pp. 1326-34, 2002.
outcome yang baik terhadap gangguan paru akibat malaria vivax. M. T. Mukherjee and L. B. A.K., "Acute Respiratory Distress Syndrome due to Vivax Malaria," MJAFI,
vol. 64, pp. 365-366, 2008.

Anda mungkin juga menyukai