Anda di halaman 1dari 90

Seminar Hasil

Uji Validitas Skor expanded A-DROP sebagai Prediktor


Mortalitas 28 hari Pasien Pneumonia Komunitas di RSUP Dr.
M Djamil Padang

DEWI OKTAVIA DJASMI


1850302206

Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I


Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr.M.Djamil Padang
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2023
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENELITIAN
4. MANFAAT PENELITIAN
2
Definisi Pneumonia

• peradangan akut pada parenkim paru disebabkan oleh


PNEUMONIA bakteri, virus, jamur, dan parasit.
• Mycobacterium tuberculosis tidak disebut pneumonia

Infeksi pneumonia mengenai parenkim paru  distal dari bronkiolus


terminalis yang mencakup bronkiolus repsiratorius hingga ke alveoli
 konsolidasi dan gangguan pertukaran gas

Djojodibroto RD. Respirology. Jakarta. EGC 2009: 136-143. 3


Dahlan, Zul. Pneumonia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2007: 2196.
KLASIFIKASI PNEUMONIA
KLINIS DAN PNEUMONIA KOMUNITAS
EPIDEMIOLOGIS
DIAGNOSIS
• CAP (community acquired pneumonia)
• HAP (hospital acquired pneumonia) • Adanya infiltrat baru pada
• VAP (ventilatory acquired pneumonia) rontgen dada atau temuan
auskultasi konsisten, disertai
• Gejala infeksi akut
bermanfaat dalam mengidentifikasi • Didiagnosis pada saat pasien
faktor risiko pasien ketika masuk rumah sakit atau kurang
didiagnosa pneumonia dari 48 jam saat pasien sudah
dirawat di rumah sakit.
4 Disease.
•Mandell LA, Wuderink RG, et all. Infectious Disease Society of America/ American Thoracic Society Cosensus Guidelines on the Management of Community Acquired Pneumonia in Adults. Clinical Infectious
2007: 27-72.
MORBIDITAS PNEUMONIA KOMUNITAS

Amerika Serikat  Jain et


Dunia 2018  WHO Indonesia
al (2015)
• 429,2 juta episode • <65 tahun : 24,8/10.000 • Azmi (2016)
penyakit setiap tahunnya. • 65-79 tahun : 63,0/10.000 • 988 per 100.000 kasus
• 3-5 kasus per 1000 orang • >80 tahun : 164.3/10.000 • 10 besar penyakit rawat
pertahun. inap
• Tingkat kejadian 10 kali • Prevalensi (Riskesdas
lipat meningkat dengan 2018): 4%
morbiditas dan mortalitas • RSUP Dr. M Djamil, 2021
yang tinggi  usia lanjut
• 485 kasus pneumonia

Sharma R, Sandrock CE, Meehan J, Theriault N. Community-Acquired Bacterial Pneumonia-Changing Epidemiology, Resistance Patterns, and Newer Antibiotics: Spotlight on Delafloxacin. Clin Drug Investig. 2020;40(10):947-60.
Versporten A, Zarb P, Caniaux I, Gros MF, Drapier N, Miller M, et al. Antimicrobial Consumption and Resistance in Adult Hospi tal Inpatients in 53 countries: Results of an Internet-Based Global Point Prevalence Survey. Lancet Glob Health. 2018;6(6):619–29.
Azmi Soraya, Syed Mohamed Aljunid, et all. Assessing the Burden of Pneumonia Using Administrative Data From Malaysia, Indonesia, and the Philippines. International Journal of Infectious Diseases. 2016 (49): 87-93.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar (RISKESDAS). Laporan Provinsi Sumatera Barat 2018: 60-1.
5
Laporan Rekam Medis. Padang: RSUP Dr M Djamil, Rekam Medis; 2021.
MORTALITAS PNEUMONIA KOMUNITAS
Restrepo
Dharmarajan et al
• mortalitas rawat jalan < 3% 2013 • Rehospitalisasi dalam 30 hari adalah 20%
• 5-10% pasien rawat inap tidak • Mortalitas dalam 30 hari adalah 23 %.
memerlukan perawatan ICU
2013 • 25% pada pasien rawatan intensif
memerlukan intubasi Efiyanti, Jakarta
• hampir 50% pada pasien rawatan intensif 2018
• Mortalitas dalam 30 hari adalah 31,5%.
membutuhkan vasopresor.

Farida , Semarang RSUP Dr. M. Djamil


2013 2021
• Mortalitas dalam 30 hari adalah 30%. • 261 kasus kematian/485 kasus pneumonia
 54%

Mortalitas pneumonia komunitas


Tingkat mortalitas pneumonia
sangat tergantung pada pengaturan
komunitas di rumah sakit sangat tinggi
klinis awal di mana pasien akan dirawat.
Dharmarajan K, Hsieh AF, Lin Z, Bueno H, Ross JS, Horwitz LI, Barreto-Filho JA, et al. Diagnoses and Timing of 30-day Readmissions after Hospitalization for Heart Failure, Acute Myocardial Infarction, or Pneumonia. JAMA. 2013;309(4):355-63.
Farida H. Community-Acquired Pneumonia in Indonesia. Tesis. Erasmus Universiteit Rotterdam; 2015.
6
Efiyanti, Pitoyo CW, Singh G, Koesno S. Uji validasi Expanded CURB-65 sebagai Prediktor Mortalitas 30 hari Pasien Pneumonia Komunitas di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo. Indonesian Journal Chest.2018;5(1). Restrepo MI, Faverio P, Anzueto A. Long-Term Prognosis in Community-Acquired
Pneumonia. Curr Opin Infect Dis. 2013;26(2):151-8.
Laporan Rekam Medis. Padang: RSUP Dr M Djamil, Rekam Medis; 2021.
BEBAN EKONOMI TERKAIT PNEUMONIA KOMUNITAS

Amerika Serikat Eropa


• US$ 7.220 sampai • €1.201 dan
US$ 11.443 €1.586

Indonesia Malaysia Filipina


• US$ 1.208 • US$ 927 • US$ 254

Azmi Soraya, Syed Mohamed Aljunid, et all. Assessing the Burden of Pneumonia Using Administrative Data From Malaysia, Indonesia, and the Philippines. I nternational Journal of Infectious Diseases. 2016 (49): 87-93.
Jain S, Self WH, Wunderink RG, Fakhran S, Balk R, Bramley AM, et al. Community-acquired pneumonia requiring hospitalization among U.S. Adults. N Engl J Med. 2015;373(5):415–27. 7
PENILAIAN AWAL DERAJAT PNEUMONIA KOMUNITAS
Skor Pneumonia Komunitas  model prognostik
Amerika Serikat  American Thoracic Society
pemilihan
(ATS/IDSA )  1997
tempat PSI
perawatan (pneumonia •20 variabel  Perhitungan rumit
severity Index •Kekuatan diskriminatif tinggi
terapi •sulit digunakan di rumah sakit yang memiliki
Prognosis antibiotik jumlah pasien yang banyak,
derajat
keparahan empirik Eropa  British Thoracic Society (BTS)  2003
pneumonia CURB-65 • 5 variabel : confusion, urea, respiratory rate, blood
menentukan pressure, age > 65 yo

Jepang, Korea Selatan  Japan Respiratory Society 


besarnya 2006
pemeriksaan
biaya A-DROP • Guideline yang berasal dari Asia
laboratorium
perawatan
• 5 variabel : age ( lk >70, pr>75), dehydration, respiratory
failure, orientation disturbance, blood pressure
Mandell LA, Wuderink RG, et all. Infectious Disease Society of America/ American Thoracic Society Cosensus Guidelines on the Management of Community Acquired Pneumonia in Adults. Clinical Infectious Disease. 2007: 27-72.
Lim WS, van der Eerden MM, Laing R, et al. Defining Community Acquired Pneumonia Severity on Presentation to Hospital: an International Derivation and Validation Study. Thorax. 2003;58(5):377-82. 8
Miyashita N, Matsushima T, Oka M, Japanese Respiratory Society. The JRS Guidelines for the Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults: An Update and New Recommendations. Intern Med. 2006;45(7):419-28.
Studi perbandingan PSI dan CURB-65
2010 Shah
• PSI dan CURB-65 memiliki sensitivitas yang sama, namun spesifisitas CURB-
65 lebih tinggi dari PSI untuk prediktor mortalitas

2020 Patil
• PSI lebih baik dalam memprediksi kebutuhan ICU
• CURB 65 lebih unggul dalam prediktor mortalitas

2020 Pakpahan
• PSI lebih unggul dalam prediktor mortalitas

Shah BA, Ahmed W, Dhobi GN, Shah NN, Khursheed SQ, Haq I. Validity of pneumonia severity index and CURB-65 severity scoring systems in community acquired pneumonia in an Indian setting. Indian J Chest Dis Allied Sci. 2010;52(1):9-17.
Usui K, Tanaka Y, Noda H, Ishihara T. Nihon Kokyuki Gakkai Zasshi. 2009;47(9):781-5.
Pakpahan, Fransisco Sentosa. Perbandingan Akurasi Skor A-DROP dan Skor PSI (Pneumonia Severity Index) dalam Menentukan Prognosis pada Pasien Pneumonia Komunitas Di RSUP H. Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara;2020. 9
Studi A-DROP dibandingkan skor penilaian derajat
pneumonia komunitas lain
Shindo et al skor A-DROP memiliki sensitivitas dan
(2008) spesifitas yang sama dengan CURB-65
A-DROP memiliki kemampuan
A-DROP dan PSI memiliki kekuatan yang Ito et al kemampuan prediksi yang lebih baik
sama sebagai prediktor mortalitas dalam dalam menentukan keparahan dan
Usui et al 30 hari 2017 mortalitas pneumonia komunitas
2009 dibandingkan CURB-65 dan PSI.
• lebih akurat dalam mengidentifikasi
pasien dengan risiko rendah daripada
skor CURB-65.
akurasi skor PSI lebih tinggi
Nilai prediksi mortalitas A-DROP dan Pakpahan dibandingkan skor A-DROP dalam
PSI  sebanding menentukan prognosis mortalitas
Kohno et al 2020
2013
• A-DROP lebih unggul dibandingkan pasien pneumonia komunitas
PSI dalam menentukan rawat
intensif.

Shindo Y, Sato S, Maruyama E, Ohashi T, Ogawa M, Imaizumi K, Hasegawa Y. Comparison of severity scoring systems a-drop and curb-65 for community-acquired pneumonia. Respirology. 2008 Sep;13(5):731-5.
Usui K, Tanaka Y, Noda H, Ishihara T. Comparison of three prediction rules for prognosis in community acquired pneumonia: PSI , CURB-65, and A-DROP. Nihon Kokyuki Gakkai Zasshi. 2009;47:781–5.
Ito A, Ishida T, Tokumasu H, Washio, Y, Yamazaki, A., Ito, et al. Prognostic factors in hospitalized community -acquired pneumonia: a retrospective study of a prospective observational cohort. BMC Pulm Med. 2017;17(1):78.
Kohno S, Seki M, Takehara K, et al. Prediction of requirement for mechanical ventilation in community -acquired pneumonia with acute respiratory failure: a multicenter prospective study. Respiration. 2013;85(1):27-35. 10
Pakpahan, Fransisco Sentosa. Perbandingan akurasi skor A-DROP dan skor PSI (Pneumonia Severity Index) dalam Menentukan prognosis pada pasien pneumonia komunitas di RSUP H. Adam malik medan. Universitas Sumatera Utara;2020
SKOR EXPANDED A-DROP
Dikembangkan Ahn JH dan Choi EY 2018 (korea selatan)
menjadi 4 model

Model ke 4 lebih unggul dibandingkan PSI, CURB 65, dan A-DROP.


Belum
ada uji
Variabel tambahan pada model ke 4 validitas
• malignansi, frekuensi nadi ≥ 100 kali/menit, albumin
serum ≤ 3,09 g/, laktat serum > 1.7 mmol/L, dan N-terminal
prohormone brain natriuretic peptide (NT-ProBNP)
> 500 pg/ml.
Ahn JH, Choi EY. Expanded A-DROP Score: A New Scoring System for the Prediction of Mortality in Hospitalized Patients with Community-acquired Pneumonia. Scientific Reports. 2018; 8: 1-9.
11
Model Prognostik dan Validasi
Validasi
Tujuan Model Prognostik
• Tindakan menguji model
prediksi asli dalam satu set
• Meningkatkan prediksi pasien baru untuk
kejadian klinis, pengobatan menentukan apakah model
individual dan pengambilan bekerja dengan tingkat yang
keputusan. memuaskan sesuai hasil
prediksi.

Butuh validasi menentukan


akuratnya sebuah model.
12
Dahlan S. Penelitian prognostik dan sistem skoring: disertai praktik dengan spss dan stata. Jatinangor: Alqa Prisma Interdelta; 2011.
Uji validitas model prognostik
Performa kesesuaian antara luaran pada
kelompok observed dibandingkan
Kalibrasi dengan kelompok expected.

kemampuan untuk membedakan


Performa bahwa pasien dengan skor lebih tinggi
Diskriminasi memiliki kemungkinan mortalitas lebih
besar dibandingkan pasien dengan skor
lebih rendah.

13
Dahlan S. Penelitian prognostik dan sistem skoring: disertai praktik dengan spss dan stata. Jatinangor: Alqa Prisma Interdelta; 2011.
Tingginya angka morbiditas,
mortalitas akibat pneumonia
komunitas

belum adanya uji validitas


terhadap skor expanded A-
DROP

uji validitas skor expanded A-DROP sebagai prediktor mortalitas 28


hari pasien pneumonia komunitas di RSUP DR. M Djamil Padang.
14
1.2 Rumusan masalah

1.2 Rumusan Masalah Tujuan Umum

• Bagaimana kesesuaian antara • Tujuan umum dari penelitian ini


mortalitas hasil prediksi skor adalah untuk melakukan validasi skor
expanded A-DROP dan mortalitas expanded A-DROP sebagai prediktor
hasil observasi (performa kalibrasi)? mortalitas 28 hari pada pasien
• Bagaimana kemampuan skor pneumonia komunitas yang dirawat
expanded A-DROP dalam di RSUP DR. M Djamil Padang. .
memprediksi mortalitas sesuai
dengan kelas risiko mortalitas
(performa diskriminasi)?

15
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah :

• Mengetahui kelas risiko mortalitas expanded A-DROP pasien pneumonia


komunitas yang dirawat di RSUP DR. M Djamil Padang.
• Mengetahui mortalitas pneumonia komunitas berdasarkan kelompok
risiko mortalitas expanded A-DROP pada pasien pneumonia komunitas
yang dirawat di RSUP Dr. M.Djamil Padang
• Menilai kesesuaian antara mortalitas hasil prediksi skor expanded A-
DROP dan mortalitas hasil observasi (performa kalibrasi)
• Menilai kemampuan skor expanded A-DROP dalam memprediksi
mortalitas sesuai dengan kelas risiko mortalitas (performa diskriminasi)

16
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat pada penelitian ini antara lain :

• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu


pengetahuan mengenai validitas skor expanded A-DROP sebagai
prediktor mortalitas 28 hari pada pasien pneumonia komunitas.
• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi klinisi
dalam menentukan secara dini prognosis pasien pneumonia komunitas
sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan tatalaksana
awal yang optimal.
• Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dan informasi
bagi penelitian berikutnya mengenai sistem skoring expanded A-DROP.

17
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. PNEUMONIA KOMUNITAS
2. SKOR EXPANDED A-DROP

18
2.1.1DEFINISI DAN KLASIFIKASI PNEUMONIA

Penegakkan Diagnosis Pneumonia


DEFINISI (IDSA/ATS)
• peradangan akut pada parenkim paru • ditemukan adanya infiltrat baru pada
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, rontgen dada yang disertai dengan
dan parasit gejala klinis seperti demam onset baru,
• Mengenai parenkim paru yang dimulai sputum purulen, leukositosis, dan
pada bagian distal dari bronkiolus penurunan saturasi.
terminalis yang mencakup bronkiolus
repsiratorius hingga ke alveoli,
sehingga menimbulkan konsolidasi
dan gangguan pertukaran gas.

Djojodibroto RD. Respirology. Jakarta. EGC 2009: 136-143.


Dahlan, Zul. Pneumonia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2007: 2196.
19Disease.
Mandell LA, Wuderink RG, et all. Infectious Disease Society of America/ American Thoracic Society Cosensus Guidelines on the Management of Community Acquired Pneumonia in Adults. Clinical Infectious
2007: 27-72.
KLASIFIKASI PNEUMONIA BERDASARKAN KLINIS DAN EPIDEMIOLOGIS

Pneumonia komunitas

• Peradangan akut pada parenkim paru yang didapat di masyarakat.

Hospital acquired pneumonia (HAP)

• Pneumonia yang berkembang pada pasien yang dirawat di rumah sakit setelah 48 jam
masuk, dan tidak memerlukan ventilasi buatan pada saat diagnosis.

Ventilator acquired pneumonia

• Pneumonia yang terjadi pada pasien unit perawatan intensif atau intensive care unit
(ICU) yang telah menerima ventilasi mekanik setidaknya selama 48 jam.

Mandell LA, Wuderink RG, et all. Infectious Disease Society of America/ American Thoracic Society Cosensus Guidelines on the Management of Community Acquired Pneumonia in
Adults. Clinical Infectious Disease. 2007: 27-72. 20
2.1.2 EPIDEMIOLOGI
MORBIDITAS PNEUMONIA KOMUNITAS

3-4 juta orang /tahun di dunia 16,9 kasus per 1000 orang /tahunnya
Takaki et al
Dunia 3-5 kasus per 1000 orang pertahun. 2014, Asia
2018  Lk > Pr  15,6 : 9,3 kasus /1000 orang
WHO Tingkat kejadian 10 kali lipat
meningkat dengan morbiditas dan 15-64 tahun,  3.4 /1000 orang tiap tahun.
mortalitas yang tinggi  usia lanjut Takaki et al
2014, 65-74 tahun 10.7 kasus per 1000 orang tiap
Jepang tahun.
<65 tahun : 24,8/10.000 ≥75 tahun  42.9 kasus per 1000 orang tiap
Amerika tahun.
Serikat
Filipina : 12445 per 100.000 kasus
 Jain 65-79 tahun : 63,0/10.000
et al Azmi et al
Malaysia : 4205 per 100.000 kasus
(2015) 2016
>80 tahun : 164.3/10.000
Indonesia : 988 per 100.000 kasus
Azmi Soraya, Syed Mohamed Aljunid, et all. Assessing the Burden of Pneumonia Using Administrative Data From Malaysia, Indonesia, and the Philippines. I nternational Journal of Infectious Diseases. 2016 (49): 87-93.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar (RISKESDAS). Laporan Provinsi Sumatera Barat 2018: 60-1. 21
Laporan Rekam Medis. Padang: RSUP Dr M Djamil, Rekam Medis; 2021.
2.1.2 EPIDEMIOLOGI
MORBIDITAS PNEUMONIA KOMUNITAS

Indonesia RSUP Dr. M Djamil

Studi Azmi et al (2016) 2018- 2021


• 1.329 kasus dari 134.500 orang
pasien 3568 kasus pneumonia
• 10 besar penyakit rawat inap
• 53.95% laki-laki dan 46.05% 2021
perempuan
• RISKESDAS 2018 : 4% 485 kasus pneumonia

Azmi Soraya, Syed Mohamed Aljunid, et all. Assessing the Burden of Pneumonia Using Administrative Data From Malaysia, Indonesia, and the Philippines. I nternational Journal of Infectious Diseases. 2016 (49): 87-93.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar (RISKESDAS). Laporan Provinsi Sumatera Barat 2018: 60-1. 22
Laporan Rekam Medis. Padang: RSUP Dr M Djamil, Rekam Medis; 2021.
RAWAT INAP DAN MORTALITAS PNEUMONIA KOMUNITAS

Angka 75 tahun : >50% rawat inap,


<65 tahun : 6% Amerika
mortalitas di  kematian : 70%
> 85 tahun : 47% Latin
Inggris >50 tahun : 13%

2018- 1694 kematian / 3568 kasus


Farida , Semarang
2013 2021 pneumonia  48%
• Mortalitas dalam 30 hari adalah 30%. RSUP DR.
M. Djamil
Efiyanti, Jakarta Padang
2018 261 kasus kematian /485
• Mortalitas dalam 30 hari adalah 31,5%. 2021
kasus pneumonia  54%

Takaki M, Nakama T, Ishida M, Morimoto H, Nagasaki Y, Shiramizu R, et al. High Incidence of Community-Acquired Pneumonia Among Rapidly Aging Population in Japan: A Prospective Hospital-Based Surveillance. Jpn. J. Infect. Dis. 2014;67:1-7.
Takahashi K, Suzuki M, le Minh N, Anh NH, Huong LT, Son TV, et al. The Incidence and Aetiology of Hospitalised Community-Acquired Pneumonia Among Vietnamese Adults: A Prospective Surveillance in Central Vietnam. BMC Infect Dis. 2013;13:296.
Welte T, Torres A, Nathwani D. Clinical and Economic Burden of Community-Acquired Pneumonia Among Adults in Europe. Thorax. 2012;67(1):71–9.
Buzzo AR, Roberts C, Mollinedo LG, Quevedo JM, Casas GL, Soldevilla JM. Morbidity and Mortality of Pneumonia in Adults in Six Latin American countries. Int J Infect Dis. 2013;17(9):673–7. 23
Akira Suzuki, Noel Macalalad, et all. Etiology and Epidemiology of Community-Acquired Pneumonia in Adults Requiring Hospital Admission: A Prospective Study in Rural Central Philippines. International Journal of Infectious Diseases. 2019(87):46–53.
BEBAN EKONOMI TERKAIT PNEUMONIA KOMUNITAS

Amerika Serikat Eropa


• US$ 7.220 sampai • €1.201 dan
US$ 11.443 €1.586

Indonesia Malaysia Filipina


• US$ 1.208 • US$ 927 • US$ 254

Azmi Soraya, Syed Mohamed Aljunid, et all. Assessing the Burden of Pneumonia Using Administrative Data From Malaysia, Indonesia, and the Philippines. I nternational Journal of Infectious Diseases. 2016 (49): 87-93.
Jain S, Self WH, Wunderink RG, Fakhran S, Balk R, Bramley AM, et al. Community-acquired pneumonia requiring hospitalization among U.S. Adults. N Engl J Med. 2015;373(5):415–27.24
2.1.4 Diagnosis Pneumonia Komunitas
DIAGNOSIS PNEUMONIA
KOMUNITAS (ATS/IDSA 2007)
Kandi 2012
PEMERIKSAAN FISIK •Infiltrat pada rontgen dada
dyspneu (70%-80%), batuk demam (40%-78%), takipnea disertai dengan : batuk,
(66%-84%), adanya produksi riwayat demam, nyeri dada,
(65%-68%), takikardia (37%- sesak nafas, ditemukan
sputum (53%-55%), nyeri 40%), dan ditemukan ronkhi
dada (17%-45%), dan tanda-tanda konsolidasi,
basah pada auskultasi (77%- suara nafas bronkial dan
hemaptoe (3%-13%). 84%). ronki, leukosit ≥ 10.000/uL
atau < 4500/uL
Pemeriksaan Penunjang
•Didiagnosis pada saat pasien
masuk rumah sakit atau
• Rontgen thorax  gold standard
kurang dari 48 jam saat
• Pemeriksaan biakan:sputum, darah, aspirat endotrakeal, pasien sudah dirawat di
aspirat jaringan paru dan bilasan bronkus rumah sakit.

Kandi S. Diagnosis of Community Acquired Pneumonia. Supplement to JAPI. 2012; 60:17-9. 25


2.2 Skor Expanded A-DROP
Nilai prediksi skor untuk prediksi mortalitas 28 hari
Berasal dari skor A-DROP yang direkomendasikan model 1 • AUC = 0,784, 95% CI: 0,740-0,828,
oleh Japan Respiratory Society.
Rutin digunakan di Jepang dan Korea Selatan. model 2 • AUC = 0,821, 95% CI: 0,781-0,861)

Dikembangkan oleh Ahn JH, Choi E tahun 2018  Model 3 • AUC = 0.805, 95% CI: 0.761-0.848
Membuat 4 model.
Model 4 • AUC = 0.834, 95% CI: 0.794-0.874)

Rujukan niai AUC skor PSI, CURB-65, dan A-DROP


Model 4 memiliki nilai AUC yang paling tinggi, dan dianggap PSI (AUC = 0,735, 95% CI: 0,686-0,784)
lebih unggul dibandingkan PSI, CURB 65, dan A-DROP dalam CURB-65 (AUC = 0,701, 95% CI: 0,648-0,754)
prediksi mortalitas dalam 28 hari
A-DROP (AUC = 0,730, 95% CI: 0,678-0,782)

Ahn JH, Choi EY. Expanded A-DROP Score: A New Scoring System for the Prediction of Mortality in Hospitalized Patients with Community-acquired Pneumonia. Scientific Reports. 2018; 8: 1-9. 26
Tabel 2.5 Poin skor Expanded A-DROP.

A-DROP Manifestasi klinis Poin


A Age; usia ≥ 70 tahun pada pria atau ≥ 75 tahun pada wanita, 1
D Dehydration, or blood urea nitrogen ≥ 21 mg/dL 1
R Respiratory failure: SpO2 ≤ 90% or paO2 ≤ 60 mmHg, 1
O Orientation disturbance 1
P Systolic blood Pressure ≤ 90 mmHg, 1
Malignansi 1
Frekuensi nadi ≥ 100 kali/menit, 1
Albumin serum ≤ 3,09 g/dl, 1
Laktat serum > 1,7 mmol, 1
NT-ProBNP > 500 pg/ml. 1

Ahn JH, Choi EY. Expanded A-DROP Score: A New Scoring System for the Prediction of Mortality in Hospitalized Patients with Community-acquired Pneumonia. Scientific Reports. 2018; 8: 1-9. 27
Tabel 2.8. Kelas Risiko Mortalitas Pneumonia Komunitas berdasarkan
skor expanded A-DROP

ANGKA
SKOR KELAS RISIKO PERAWATAN
MORTALITAS

0-2 Risiko Rendah 1,5% Rawat jalan

3-4 Risiko Sedang Rawat Inap


11,4%

5 dan lebih Risiko Tinggi 30,1% Rawat intensif

28
Ahn JH, Choi EY. Expanded A-DROP Score: A New Scoring System for the Prediction of Mortality in Hospitalized Patients with Community-acquired Pneumonia. Scientific Reports. 2018; 8: 1-9.
Variabel tambahan pada expanded A-DROP:
Keganasan dan Takikardia

Keganasan Takikardia
• faktor prognostik untuk pneumonia • Terdapat dalam parameter PSI  125
komunitas, yang dimana dalam skor denyut/menit dengan nilai 10 poin.
PSI bernilai 30 poin. • Beberapa penelitian
• Ito et al melaporkan bahwa adanya • Takikardi  faktor prognostik
keganasan merupakan faktor untuk pneumonia komunitas,
prognostik untuk pasien rawat inap namun, sampai saat ini belum ada
dengan pneumonia komunitas berusia karena nilai batasan detak jantung
>15 tahun. diperlukan untuk mengkonfirmasi
kegunaan faktor ini.

Tateyama M, Shinzato T, Haranaga S, Higa F, Naha Y, Nakamura H, Tasato D, Yara S, Koide M, Fujita J. Comparison of Pneumonia Severity Indices between Modified A-DROP System and Current A-DROP System Predicting Outcomes for Patients Hospitalized
with Community-Acquired Pneumonia. Nihon Kokyuki Gakkai Zasshi. 2011;49(5):343-8.
Ito A, et al. Prognostic Factors in Hospitalized Community-Acquired Pneumonia: A Retrospective Study of A Prospective Observational Cohort. BMC Pulmonary Medicine. 2017;17:78.
29
Variabel tambahan pada expanded A-DROP:
Albumin
Albumin dan implikasinya Studi terkait Albumin
Ito et al 2017
Albumin
• albumin serum awal yang rendah
• Disintesis di hati menggunakan asam merupakan faktor risiko independen
amino di hepatosit. untuk kematian pada pasien dengan
• Penurunan fungsi hati dan malnutrisi pneumonia komunitas.
dapat menyebabkan hipoalbuminemia.
• Ketidakseimbangan antara kadar Ahn 2018
albumin intravaskular dan • hipoalbuminemia memiliki odds ratio
ekstravaskular juga dapat tertinggi untuk prediksi kematian.
menyebabkan hipoalbuminemia.
• nilai cut-off albumin ≤3.09 g/dL (OR:
3.85, 95% CI: 2.09–7.07, p < 0.001).
Ito A, et al. Prognostic Factors in Hospitalized Community-Acquired Pneumonia: A Retrospective Study of A Prospective Observational Cohort. BMC Pulmonary Medicine. 2017;17:78.
30
Kim Hyosun, Jo Sion, Lee Jae Baek, Jin Youngho, Jeong Taeoh, Yoon Jaechol, Lee Jeong Moon, Park Boyoung. Diagnostic Performance of Initial Serum Albumin Level for Predicting in-Hospital Mortality Among Aspiration Pneumonia Patients. The American
Journal of Emergency Medicine. 2018;36(1):5–11.
Variabel tambahan pada expanded A-DROP:
Laktat
Laktat dan implikasinya Studi terkait Laktat

Asam laktat darah


Singer et al 2016
• produk dari glikolisis anaerobik glukosa, • Dikaitkan dengan kematian, rawat
dan secara langsung dapat mencerminkan inap, dan tatalaksana lanjutan ke unit
kondisi hipoperfusi dan hipoksia jaringan. perawatan intensif.45
Nilai laktat serum Ahn Choi
• Telah digunakan secara luas pada pasien • nilai cut-off laktat adalah >1.7 mmol/L
sakit kritis  penilaian status perfusi, (OR: 2.59, 95% CI: 1.53–
disfungsi organ, respon pengobatan, dan 4.38, p < 0.001).
prognosis.

Singer M, et al. The Third International Consensus Definitions for Sepsis and SepticShock (Sepsis-3) Jama. 2016;315:801–10.
Glick J. H. Serum Lactate Dehydrogenase Isoenzyme and Total Lactate Dehydrogenase Values in Health And Disease, and Clinical Evaluation of These Test by Means of Discriminant Analysis. Am J ClinPathol. 1969;52(3):320–8. 31
Quist J. & Hill A. R. Serum Lactate Dehydrogenase (LDH) in Pneumocystis carinii pneumonia, Tuberculosis, and Bacterial Pneumonia. Chest. 1995;108:415–8.
Variabel tambahan pada expanded A-DROP:
NT-ProBNP serum dan hubungannya dengan pneumonia Komunitas

• Rutin digunakan dalam penilaian disfungsi jantung


• Respons terhadap peregangan kardiomiosit yang
NT-ProBNP serum berlebihan dan mengatur natriuresis, volume cairan
tubuh, tekanan pembuluh darah, dan keseimbangan
elektrolit.

• Berhubungan dengan respon inflamasi dan hipoksia


lokal pada sistem sirkulasi paru.
NT-ProBNP dengan
• Mekanisme ketegangan miokard, yang meningkatkan
Penumonia Komunitas kadar biomarker jantung pada pasien dengan
pneumonia, tidak jelas.

Ando T, Ogawa K, Yamaki K, Hara M, Takagi K. Plasma concentrations of atrial, brain, and C-type natriuretic peptides andendothelin-1 in patients with chronic respiratory diseases.Chest 1996; 110: 462–468.
Hopkins WE, Chen Z, Fukagawa NK, Hall C, Knot HJ, LeWinter MM. Increased atrial and brain natriuretic peptides in adults with cyanotic congenital heart disease: enhanced understanding of the relationship between hypoxia and natriuretic peptide secretion. Circulation 2004; 109: 2872–2877.
Yap LB, Mukerjee D, Timms PM, Ashrafian H, Coghlan JG. Natriuretic peptides, respiratory disease, and the right heart.Chest 2 004; 126: 1330–1336.
Weinfeld MS, Chertow GM, Stevenson LW. Aggravated renaldysfunction during intensive therapy for advanced chronicheartfailure. Am Heart J 1999; 138: 285–290.
32
Ma KK, Ogawa T, de Bold AJ. Selective upregulation of cardiacbrain natriuretic peptide at the transcriptional and translationallevels by pro-inflammatory cytokines and by conditionedmedium derived from mixed lymphocyte reactions via p38 MAPkinase. J Mol Ce ll Cardiol 2004; 36: 505–513.
Studi terkait NT-ProBNP dan hubungannya dengan Pneumonia Komunitas

Studi Ando (1996), Hopkins (2004), dan Yap (2004)

• Hipoksia jaringan yang menyebabkan vasokonstriksi paru, hipertensi


pulmonal dan overload dari ventrikel kananSekresi NT-ProBNP
• Pasien dengan pneumonia komunitas umumnya mengalami hipoksia lokal
pada sistem sirkulasi darah paru.

Studi Li 2015

• Korelasi yang jelas antara tingkat NT-ProBNP dan saturasi oksigen darah

Disimpulkan bahwa hipotesis di atas mungkin menjadi salah satu penyebab peningkatan tingkat NT-ProBNP
Ando T, Ogawa K, Yamaki K, Hara M, Takagi K. Plasma concentrations of atrial, brain, and C-type natriuretic peptides andendothelin-1 in patients with chronic respiratory diseases.Chest 1996; 110: 462–468.
Hopkins WE, Chen Z, Fukagawa NK, Hall C, Knot HJ, LeWinter MM. Increased atrial and brain natriuretic peptides in adults with cyanotic congenital heart disease: enhanced understanding of the relationship between hypoxia and natriuretic peptide secretion. Circulation 2004; 109: 2872–2877.
Yap LB, Mukerjee D, Timms PM, Ashrafian H, Coghlan JG. Natriuretic peptides, respiratory disease, and the right heart.Chest 2 004; 126: 1330–1336.
Weinfeld MS, Chertow GM, Stevenson LW. Aggravated renaldysfunction during intensive therapy for advanced chronicheartfailure. Am Heart J 1999; 138: 285–290.
33
Ma KK, Ogawa T, de Bold AJ. Selective upregulation of cardiacbrain natriuretic peptide at the transcriptional and translationallevels by pro-inflammatory cytokines and by conditionedmedium derived from mixed lymphocyte reactions via p38 MAPkinase. J Mol Ce ll Cardiol 2004; 36: 505–513.
Studi terkait NT-ProBNP dan hubungannya dengan Pneumonia Komunitas

Shor et al tahun 2006

• Pada pasien sepsis  tingkat


biomarker jantung mencerminkan
tingkat peradangan sistemik.
Ahn Choi 2018
Zhang et al tahun 2016
• nilai cut-off NT-proBNP adalah
• Tingkat NT-proBNP pasien dengan >500pg/mL (OR: 2.23, 95% CI:
pneumonia berkorelasi positif dengan 1.26–3.95, p = 0.006).
penanda inflamasi, seperti jumlah
leukosit, laju endap darah, dan tingkat
protein C-reaktif.
Li J, Ye H, Zhao L. B-type natriuretic peptide in predicting the severity of community-acquired pneumonia. World J Emerg Med. 2015;6(2):131-6.
Shor R, Rozenman Y, Bolshinsky A, Harpaz D, Tilis Y, Matas Z, et al. BNP in septic patients without systolic myocardial dysfunction. Eur J Intern Med 2006; 17: 536–540..
Zhang S, Zhang HX, Lin RY, Zhang SM, Xuet ZY. Predictive Role of NT-pro BNP for Adverse Cardiac Events in Community-Acquired Pneumonia a Retrospective Study. Int J Clin Exp Med. 2016;9(7):14411–17. 34
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN

35
3.1 Kerangka konseptual

36
3.2 Hipotesis Penelitian
• Skor expanded A-DROP merupakan prediktor
mortalitas 28 hari pada pasien pneumonia komunitas
di RSUP DR M Djamil Padang dengan performa
kalibrasi dan diskriminasi yang baik.

37
BAB 4
METODE PENELITIAN

38
4.1
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan
Desain pengukuran kohort yang bersifat prospektif.
Penelitian

4.2 Tempat penelitian di RSUP Dr. M. Djamil Padang.


Tempat dan Pelaksanaannya selama 6 bulan. Jadwal penelitian
Waktu berdasarkan tahapan-tahapan yang akan dilalui
Penelitian disajikan pada tabel 4.1

39
Tabel 4.1 Jadwal penelitian

Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI

Persiapan

Pengumpulan

Data

Analisis Data

Penulisan Hasil

40
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien
yang didiagnosis pneumonia komunitas dan
4.3 dirawat inap di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
Populasi tahun 2022 dan terdiagnosis pneumonia
dan komunitas baik pada diagnosis primer ataupun
Sampel diagnosis sekunder.
Sampel adalah penderita yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi.

41
4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI
1. Pasien pneumonia komunitas berusia 1. Pasien dengan tuberkulosis aktif.
lebih dari 18 tahun. 2. Pasien dengan Pneumonia Aspirasi
2. Bersedia mengikuti penelitian dan 3. Pasien dengan COVID-19.
menandatangani lembar persetujuan. 4. Pasien dengan immunocompromised
(neutropenia setelah kemoterapi, pasien
dengan infeksi HIV, pasien yang telah rutin
konsumsi steroid atau obat imunosupresan
lainnya).
5. Pasien yang sudah di rawat inap sebelumnya
dengan lama rawatan > 48 jam.

42
4.5 Estimasi Besar Sampel

n : Besar sampel penelitian


α : kesalahan tipe satu ditetapkan sebesar
Zα : nilai standar alpha = 1,64
β : kesalahan tipe 2 ditetapkan
Zβ : nilai standar beta = 0,84
r : koefisien korelasi minimal yang dianggap bermakna ditetapkan 0,3.

Total sampel : 68 sampel.


43
4.6 Definisi Operasional
1. Diagnosis pneumonia komunitas ditegakkan pada saat pasien baru
dirawat dan tidak ada riwayat rawatan sebelumnya dalam 48 jam
terakhir dengan tanda pada foto thoraks terdapat infiltrat/air
bronchogram ditambah dengan beberapa gejala atau tanda
klinis : batuk, perubahan karakteristik sputum/purulen, suhu
tubuh ≥38 derajat celcius atau memiliki riwayat demam, nyeri
dada, sesak nafas, pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tamda
konsolidasi, suara nafas bronkial dan ronki, leukosit ≥ 10.000/uL
atau < 4500/uL.

44
4.6 Definisi Operasional
2. Skor expanded A-DROP adalah skor klinis yang digunakan dalam menilai keparahan dan
prognosis pneumonia komunitas yang terdiri dari 10 variabel sebagai fakor risikonya, yaitu:
• Age, laki-laki ≥ 70 years, perempuan ≥ 75 years
• Dehydration atau blood urea nitrogen (BUN) ≥ 21 mg/dL (ureum ≥ 45mg/dL). Dehidrasi diartikan
sebagai ditemukan adanya tanda klinis dehidrasi seperti turgor kulit yang buruk, refilling capillar time
> 2 detik, dan atau ditemukan nilai ureum ≥ 45mg/dL.
• Respiratory Failure, SpO2≤ 90% atau paO2 ≤ 60 mm Hg)
• Orientation Disturbance, didefinisikan sebagai disorientasi pada orang, waktu dan tempat atau
perubahan kesadaran.
• Blood Pressure, Tekanan darah sistolik ≤ 90 mmHg Setiap variabel
• Adanya malignansi, mendapat angka
• Frekuensi nadi ≥ 100 kali/menit, 1 dan dapat
• Albumin serum ≤ 3,09 g/dl, diakumulasikan
sesuai tabel 2.7
• Laktat serum > 1,7 mmol,
• NT-ProBNP > 500 pg/ml.
45
3. Pasien COVID-19 adalah pasien pneumonia yang telah terkonfirmasi
COVID-19 dengan real time polymerase chain reaction (rtPCR) atau tes
cepat molekuler (TCM) atau antigen COVID-19.
4. Pasien immunocompromised adalah pasien neutropenia setelah
kemoterapi, pasien dengan infeksi HIV, pasien yang telah rutin konsumsi
steroid atau obat imunosupresan lainnya.
5. Usia didefinisikan sebagai pasien dari awal kelahiran sampai pada saat
penelitian ini dilakukan dengan melihat tanggal lahir pada data rekam
medis pasien dan diukur jumlah usia mulai dari tanggal lahir sampai
pada saat penelitian dilakukan.

46
5. Jenis kelamin merupakan karakteristik biologis pasien yang dapat dilihat
pada rekam medis pada kolom jenis kelamin.
6. Malignansi didefinisikan sebagai adanya riwayat keganasan yang
diderita pasien yang ada bersamaan dengan pneumonia komunitas yang
dapat dilihat pada rekam medis pasien pada kolom diagnosis primer dan
diagnosis sekunder.
8. Pendidikan didefinisikan sebagai tingkat pendidikan formal yang terakhir
oleh responden yang dilihat pada kolom pendidikan rekam medis.
9. Hasil luaran merupakan akhir dari suatu penyakit yang diobservasi pada
rekam medis apakah pasien meninggal dunia dalam 28 hari sejak masuk
rumah sakit atau apakah pasien pulang berobat jalan dan jika
diperlukan dapat dikonfirmasi dengan telepon.

47
4.7 Identifikasi variabel
4.7.1 Variabel Independen

• Nilai skor expanded A-DROP.

4.7.2 Variabel Dependen

• Mortalitas pasien pneumonia komunitas.

48
4.8 Protokol Penelitian
1. Sebelum memulai penelitian, peneliti meminta keterangan lulus kaji etik
(ethical clearance) dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas.
2. Identifikasi sampel penelitian oleh peneliti, yaitu pasien pneumonia
komunitas sebagai diagnosis primer maupun diagnosis sekunder pada pasien
yang dirawat inap di RSUP Dr. M Djamil Padang antara Oktober 2022 sampai
dengan Maret 2023. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan teknik non-
probability sampling yaitu consecutive sampling. Setiap sampel yang
diikutesertakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Kemudian, pasien dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, rontgen
thorax dan pemeriksaan laboratorium sesuai skor expanded A-DROP.
49
4.8 Protokol Penelitian
3. Data yang dikumpulkan meliputi :
o Karakteristik sampel: usia, jenis kelamin, dan penyakit
penyerta.
o Pemeriksaan fisik: kesadaran, frekuensi nadi, frekuensi
napas, tekanan darah sistolik dan diastolik.
o Pemeriksaan laboratorium: leukosit, albumin, ureum,
lactate serum, NT-proBNP, dan analisa gas darah.
o Saturasi oksigen menggunakan pulse oxymetry.
o Rontgen thoraks. 50
4.8 Protokol Penelitian
4. Kemudian peneliti melakukan perhitungan skor expanded A-
DROP pada setiap sampel.
5. Data diambil saat pasien mulai dirawat dan keadaan pasien
diikuti hingga 28 hari kemudian untuk diketahui hasil
luarannya, yaitu meninggal atau tidak. Mortalitas
didefinisikan sebagai kematian karena sebab apapun dalam
28 hari sejak diagnosis pneumonia komunitas ditegakkan.

51
4.8 Protokol Penelitian
6. Pengumpulan sampel yang memenuhi kriteria
penelitian dilakukan sampai memenuhi besar
sampel penelitian. Besar sampel penelitian adalah
68 orang.
7. Hasil–hasil yang didapat kemudian dicatat dan
selanjutnya dilakukan analisis data menggunakan
perangkat lunak statistik SPSS versi 20.0.
52
4.9 Analisis data

• Analisis data untuk menentukan karakteristik subjek


penelitian dan melakukan validasi melalui kalibrasi dan
diskriminasi menggunakan program SPSS (Statistical Package
for the Social Sciences) versi 20.0.
• Deskripsi data-data kategorikal disajikan berupa persen
sementara untuk data numerik dengan sebaran normal
disajikan dalam bentuk rerata dengan standar deviasinya.
• Data-data numerik yang bukan sebaran normal disajikan
dalam bentuk median dan rentang.
53
4.9 Analisis data
• Performa kalibrasi sistem skor expanded A-DROP dinilai dengan plot
kalibrasi dan uji Hosmer-Lemeshow.
• Prediksi mortalitas dihitung berdasarkan persamaan garis regresi hasil
analisis logistik regresi. Plot kalibrasi dibuat berdasarkan angka mortalitas
hasil prediksi (expected) dan angka mortalitas di lapangan (observed).
Koefisien r yang mendekati angka 1 pada plot kalibrasi menunjukkan
performa kalibrasi yang baik.
• Uji Hosmer-Lemeshow merupakan uji ketepatan (goodness of fit) untuk
model regresi logistik. Nilai p > 0,05 pada uji Hosmer-Lemeshow
menunjukkan performa kalibrasi yang baik.

54
4.9 Analisis data
• Performa diskriminasi dinilai dengan area under the
reciever operating characteristic curve (AUC) yang
dibuat berdasarkan prediksi mortalitas setiap subjek.
• Secara umum, AUC 0,5 menunjukkan tidak ada
diskriminasi, 0,7 hingga 0,8 dianggap dapat diterima,
0,8 hingga 0,9 dianggap baik, lebih dari 0,9 dianggap
istimewa.
55
4.9 Analisis data
• Hasil Penelitian ini akan dipublikasikan di dalam
jurnal kedokteran atau kesehatan nasional,
pertemuan ilmiah internasional, dan secara
keseluruhan hasil akhir penelitian dibuat dalam
bentuk tesis sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis
Ilmu Penyakit Dalam Universitas Andalas.

56
4.10 Kerangka Penelitian

57
BAB 5
HASIL PENELITIAN

58
5.1 Perekrutan Subjek Penelitian
Subjek yang memenuhi
kriteria inklusi (90)

11 subjek dieksklusi karena :


Penelitian ini adalah studi
Terkonfirmasi TB :3
Diketahui HIV reaktif : 3
kohort prospektif dengan
Terkonfirmasi Covid : 3
Tidak ada data laktat : 2
mengikut sertakan pasien
pneumonia komunitas yang
dirawat inap di Rumah Sakit
Drop out
Sampel(79) Tidak dapat dihubungi dalam Umum Pusat Dr. M. Djamil
waktu 28 hari : Padang selama Oktober
2
2022 – Januari 2023.
Sampel(77)

Gambar 5.1. Alur perekrutan subjek penelitian 59


Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Kelompok non
Karakteristik Total Kelompok survival
survival/mortalitas
n (%) Median n (%) Median n (%) Median
(min-maks) (min-maks) (min-maks)
Jenis kelamin
Laki-laki 39 (50,6) 10 (45,4) 29 (52,7)
Perempuan 38 (49,4) 12 (54,5) 26 (47,3)
Kelompok Usia (tahun) 57 (19-85) 52,5 (28-85) 58 (19-76)
18-40 9 (11,7) 4 (18,2) 6 (10,9)
41-45 9 (11,7) 2 (9,1) 6 (10,9)
46-50 10 (13) 4 (18,2) 6 (10,9)
51-55 5 (6,5) 4 (18,2) 1 (1,8)
56-60 14 (18,2) 1 (4,5) 13 (23,6)
61-65 18 (23,4) 3 (13,6) 15 (27,3)
66-70 7 (9,1) 3 (13,6) 4 (7,3)
71-75 3 (3,9) 1 (4,5) 3 (5,5)
76-90 2 (2,6) 4 (18,2) 1 (1,8)
60
Total Kelompok non Kelompok survival
survival/mortalitas
Karakteristik
n (%) Median n (%) Median n (%) Median
(min-maks) (min-maks) (min-maks)

Komorbiditas 61 (79,2) 20 (90,9) 41(74,5)


Penyakit Ginjal Kronis 20 (26) 11 (50) 9 (16,4)
Gagal jantung kongestif 29 (37,7) 8 (36,4) 21 (38,2)
Diabetes Melitus 20 (26) 7 (31,8) 13 (23,6)
Sirosis Hepatis 6 (7,8) 2 (9,1) 4 (7,3)
Penyakit Paru Obstrukstif 3 (3,9) 0 3 (5,5)
Kronis
Stroke 2 (2,6) 0 2(3,6)
Malignansi 20 (26) 7 (31,8) 23 (41,8)

61
5.2.2 Karakteristik Klinis
Total Kelompok non Kelompok survival
survival/mortalitas
Karakteristik n (%) Median n (%) Median n (%) Median
(min-maks) (min-maks) (min-maks)

Risiko Usia
Laki-laki ≥ 70 tahun atau perempuan ≥ 75 2 (2,6) 1 (4,5) 1 (1,8)
tahun.
Laki-laki < 70 tahun, Perempuan <75 tahun 75 (97,4) 21 (95,5) 54 (98,2)
Respiratory failure
SpO2 ≤ 90% atau paO2 ≤ 60 mmHg 17 (22,1) 9 (40,9) 8 (14,5)
SpO2 > 90% atau paO2 > 60 mmHg 60 (77,9) 13 (59,1) 47 (85,5)
Ureum 47 (5-404) 101,5 (5-404) 36 (11-231)
≥45 mg/dl 42 (53,2) 18 (81,8) 23 (41,8)
<45 mg/dl 36 (46,8) 4 (18,2) 32 (58,2)
Penurunan kesadaran
Ya 12 (15,6) 6 (27,3) 6 (10,9)
Tidak 65 (84,4) 16 (72,7) 49 (89,1)
62
5.2.2 Karakteristik Klinis
Total Kelompok non Kelompok survival
survival/mortalitas
Karakteristik
n (%) Median n (%) Median n (%) Median
(min-maks) (min-maks) (min-maks)

Tekanan darah sistolik 112,5(60-170) 123 (88-220)


<= 90 mmHg 6 (7,8) 1 (4,5) 5 (9,1)
> 90 mmHg 71(92,2) 21 (95,5) 50 (90,9)
Malignansi, n (%)
Ya 20 (26,0) 7 (31,8) 13 (23,6)
Tidak 57 (74,0) 15 (68,2) 42 (76,4)
Frekuensi Nadi 90 (70-141) 100 (70-141) 90 (70-130)
>= 100 kali/menit 30 (39,0) 11 (50,0) 19 (34,5)
< 100 kali/menit 47 (61,0) 11 950,0) 36 (65,5)
Kadar Albumin 2,8 (1,4-5,3) 2,65 (1,4-3,9) 3(1,9-5,3)
≤ 3,09 g/dl 31 (40,3) 7 (31,8) 24 (43,6)
> 3,09 g/dl 46 (59,7) 15 (68,2) 31 (56,4)

63
5.2.2 Karakteristik Klinis
Kelompok non
Total Kelompok survival
survival/mortalitas
Karakteristik
n (%) Median n (%) Median n (%) Median
(min-maks) (min-maks) (min-maks)

Laktat 1,5 (0,5-10) 1,85 (0,8-10) 1,4 (0,5-5,6)


>1,7 mmol 30 (39,0) 11 (50,0) 19 (34,5)
<= 1,7 mmol 47 (61,0) 11 (50,0) 36 (65,5)
1558 (12- 9464,5 (42- 600 (12-
Nt-ProBNP
13771) 13771) 13291)
> 500 pg/ml 46 (59,7) 18 (81,8) 28 (50,9)
<= 500 pg/ml 31 (40,3) 4 (18,2) 27 (49,1)

64
5.3 Menilai kesesuaian antara mortalitas hasil prediksi skor expanded A-
DROP dan mortalitas hasil observasi (performa kalibrasi).
Tabel 5.2 Expected Death Versus Observed Death Pasien Pneumonia Berdasarkan Skor Expanded-
A-DROP.

Skor expanded-A- Expected 9 Observed


DROP Total Mortalitas Total Mortalitas
n (%) n (%) n (%) n (%)
Ringan 532 8 26 3
(0-2) (51,6) (1,5) (33,8%) (13,6)
Sedang 333 38 33 7
(3-4) (32,3) (11,4) (42,9%) (31,8)
Berat 166 50 18 12
(≥5) (16,1) (30,1) (23,4%) (54,6)
Total 1031 96 (9,3) 77 22(28,6)
65
5.3 Menilai kesesuaian antara mortalitas hasil prediksi skor expanded A-
DROP dan mortalitas hasil observasi (performa kalibrasi).

r = 0,952

nilai p = 0,857
Jika p>0,05  sistem skor ini
memiliki kualitas yang baik dari
aspek kalibrasi.
Bila koefisien r mendekati 1 
sistem skor ini memiliki
kualitas yang baik dari aspek
kalibrasi.

Gambar 5.2. Plot kalibrasi skor expanded-A-DROP


66
5.4 Menilai kemampuan skor expanded A-DROP dalam memprediksi
mortalitas sesuai dengan kelas risiko mortalitas (performa diskriminasi).

Nilai AUC : 0,814 (IK 95%; 0,704 – 0,925)

Nilai AUC 0,7-0,9 menunjukkan


bahwa skor A-DROP memiliki nilai
diskriminasi yang baik dalam
memprediksi mortalitas pada
pneumonia komunitas.

Gambar 5.3
Kurva ROC sistem skor Expanded-A-DROP sebagai prediktor
28 hari mortalitas pneumonia komunitas
67
BAB 6
DISKUSI

68
BAB 6 DISKUSI
Median usia
Jumlah subjek penelitian : 77 pasien
57 tahun (46,5-64,0 tahun).
laki-laki : 39 wanita : 38
Kelompok usia terbanyak
orang (50,6,%) orang (49,4%).
60-74 tahun : 40,3%
Takaki et al : 59% laki-laki
Efiyanti : median usia : 53 tahun
Ahn Jh dan Choi EY : 66% laki-laki
Shehata : median usia : 59,17 tahun.
Efiyanti : 51,3% laki-laki
Farida (2015) : 58 tahun.
Randa (2022) : 55% laki-laki Firmansyah (2015) : media usia : 58 tahun.
Adeputra (2021) : 52,5% laki-laki Khairan (2016) : median usia 57,5 tahun.
Suyastri : 63% laki-laki
Farida H. Community-acquired pneumonia in indonesia. tesis. Erasmus Universiteit Rotterdam; 2015.
Efiyanti, Pitoyo CW, Singh G, Koesno S. Uji validasi expanded CURB-65 sebagai prediktor mortalitas 30 hari pasien pneumonia komunitas di rumah sakit umum pusat nasional cipto mangunkusumo. Indonesian Journal Chest.2018;5(1).
Ahn JH, Choi EY. Expanded A-DROP Score: a new scoring system for the prediction of mortality in hospitalized patients with community-acquired pneumonia. Scientific Reports. 2018; 8: 1-9. 69
Takaki M, Nakama T, Ishida M, Morimoto H, Nagasaki Y, Shiramizu R, et al. High incidence of community-acquired pneumonia among rapidly aging population in japan: a prospective hospital-based surveillance. Jpn. J. Infect. Dis. 2014;67:1-7.
Insiden pneumonia komunitas dan jenis kelamin
Falagas (2007)

• laki-laki lebih rentan terhadap infeksi saluran nafas bawah terutama pneumonia komunitas.
• Gaya hidup  merokok
• Merokok dapat mengaktifkan proses kerusakan epitel saluran nafas atas.
• Estrogen secara fisiologis  immune-stimulator dengan meregulasi imunitas selular dan humoral.
• Pemberian 17b-estradiol menstabilkan atau meningkatkan sekresi TNF, IL-2, IL-4, IL-6, IL-10 dan IFNg dari
leukosit darah perifer.
• Testosteron menginhibisi sekresi sitokin-sitokin tersebut (TNF, IFNg)

Baik et al (2000) di Amerika

• merokok serta peningkatan berat badan signifikan merupakan faktor risiko kejadian pneumonia komunitas
pada laki-laki dan perempuan
• risiko pneumonia komunitas berkurang hanya pada perempuan yang memiliki aktivitas fisik tinggi

70
6.1.2 Karakteristik Klinis
Insiden komorbid pada pneumonia komunitas

Penelitian Pasien CAP dg Komorbid terbanyak


Komorbid
Ahn dan Choi 79% PPOK 31%, DM 21,4%
Liu et al 37,6% CHF 10%, PPOK 8,3%
Efiyanti 83,1% Malignansi 24,7%, DM 21,3%
Studi ini 79,2% CHF 37,7% dan PGK, malignansi dan DM (25,9%)

Insidien pneumonia tinggi pada pasien HF : 3 kali lipat


Shen et al
(2021) Angka mortalitas : 4 kali lebih tinggi
Shen L, Jhund P, Anand I, et al. Incidence and Outcomes of Pneumonia in Patients With Heart Failure. J Am Coll Cardiol. 2021 Apr, 77 (16) 1961–1973. 71
Insiden komorbid pada mortalitas pneumonia
komunitas
Penelitian ini
Mortalitas terbanyak Gagal ginjal kronis
Gagal jantung kongestif
Diabetes Melitus
Malignansi

Chou et al (2008) Risiko pasien pneumonia 1,97 kali lipat lebih tinggi pada
PGK dibandingkan non PGK
Pant et al (2021) Angka mortalitas pneumonia pada PGK mencapai 14-16 kali
lipat dibandingkan non PGK
72
Chou CY, Wang SM, Liang CC, Chang CT, Liu JH, Wang IK, Hsiao LC, Muo CH, Huang CC, Wang RY. Risk of pneumonia among patients with chronic kidney disease in outpatient and inpatient settings: a nationwide population-based study. Medicine (Baltimore). 2014 Dec;93(27):e174.
Pant A, Prasai A, Rauniyar AK, Adhikary L, Basnet K, Khadka T. Pneumonia in Patients with Chronic Kidney Disease Admitted to Nephrology Department of a Tertiary Care Center: A Descriptive Cross-sectional Study. JNMA J Nepal Med Assoc. 2021 Oct 15;59(242):1000-1003.
Insiden risiko usia ≥ 70 tahun pada pria atau ≥ 75 tahun pada wanita

Studi ini Studi lain (Kelompok Mortalitas)


Total 2,6% (2 dari 77) Shindo (2008) 69,6%
Kelompok Mortalitas 4,5% (1 dari 22) Kohno et al (2011) 72,4%%
Penyebab Perbedaan
Limapichat et al (2022)
Peneliti Negara Angka harapan
hidup Total 48,5%
Kelompok mortalitas 83,3%
Shindo Jepang 87
Limapichat Thailand 77
Studi ini Indonesia 69
Shindo Y, Sato S, Maruyama E, Ohashi T, Ogawa M, Imaizumi K, Hasegawa Y. Comparison of severity scoring systems a-drop and curb-65 for community-acquired pneumonia. Respirology. 2008 Sep;13(5):731-5.
Kohno S, Seki M, Takehara K, et al. Prediction of requirement for mechanical ventilation in community-acquired pneumonia with acute respiratory failure: a multicenter prospective study. Respiration. 2013;85(1):27-35. 73
Limapichat T, Supavajana S. Comparison between the Severity Scoring Systems A-DROP and CURB-65 for Predicting Safe Discharge from the Emergency Department in Patients with Community-Acquired Pneumonia. Emerg Med Int. 2022 Apr 18;2022:6391141.
Insiden perubahan kesadaran dan Tekanan darah
sistol <90 mmHg
Perubahan Kesadaran Tekanan darah sistol <90 mmHg
Studi ini Studi ini
Total 15,6% Total 7,8%
Kelompok Mortalitas 27,3% Kelompok mortalitas 4,5%

Studi lain (Kelompok Mortalitas) Studi lain (Kelompok Mortalitas)


Shindo (2008) 27,1% Limapich et et al (2022) 16,7%
Limapich et et al (2022) 2,5% Shindo (2008) 30,7%

Shindo Y, Sato S, Maruyama E, Ohashi T, Ogawa M, Imaizumi K, Hasegawa Y. Comparison of severity scoring systems a-drop and curb-65 for community-acquired pneumonia. Respirology. 2008 Sep;13(5):731-5.
Limapichat T, Supavajana S. Comparison between the Severity Scoring Systems A-DROP and CURB-65 for Predicting Safe Discharge from the Emergency Department in Patients with Community-Acquired Pneumonia. Emerg Med Int. 2022 Apr 18;2022:6391141. 74
Insiden Respiratory failure dan Ureum ≥45 mg/dl

Respiratory failure Ureum ≥45 mg/dl


Studi ini Studi ini
Total 22,1% Total 53,2%
Kelompok Mortalitas 40,9% Kelompok Mortalitas 81,8%
Studi lain (Kelompok Mortalitas) Studi lain (Kelompok Mortalitas)
Limpapichat et al Limpapichat et al 60,7%
Total 6,9% Shindo (2008) 39,2%
Kelompok mortalitas 16,7%
Shindo (2008) 56,3%
Shindo Y, Sato S, Maruyama E, Ohashi T, Ogawa M, Imaizumi K, Hasegawa Y. Comparison of severity scoring systems a-drop and curb-65 for community-acquired pneumonia. Respirology. 2008 Sep;13(5):731-5.
Limapichat T, Supavajana S. Comparison between the Severity Scoring Systems A-DROP and CURB-65 for Predicting Safe Discharge from the Emergency Department in Patients with Community-Acquired Pneumonia. Emerg Med Int. 2022 Apr 18;2022:6391141. 75
Insiden laktat serum >1,7 mmol, albumin <3,09 g/dl, dan NT-
proBNP > 500 pg/dl
Laktat serum >1,7 mmol Albumin≤3,09 g/dl
Studi ini Studi ini
Total 40,3% Total 40,3%

Kelompok mortalitas 50% Kelompok mortalitas 31,8%

Median laktat motalitas 1,85 (1,3-3,7) mmol Median albumin 2,65 (1,4-3,9) g/dL
kelompok motalitas
Studi lain
Studi lain
Studi Median Laktat Mortalitas Zhao al
Zhou et al 2,8(1,3-2,9) mmol Median albumin motalitas 2,8 (23-3,4)
g/dL
Zhang et al 2(1,1-4,2) mmol
Zhou H, Lan T, Guo S. Stratified and prognostic value of admission lactate and severity scores in patients with community-acquired pneumonia in emergency department: A single-center retrospective cohort study. Medicine (Baltimore). 2019 Oct;98(41):e17479.
Zhao L, Bao J, Shang Y, Zhang Y, Yin L, Yu Y, et al. The prognostic value of serum albumin levels and respiratory rate for community-acquired pneumonia: A prospective, multi-center study. PLoS One. 2021;16(3):e0248002. 76
Zhang S, Zhang HX, Lin RY, Zhang SM, Xuet ZY. Predictive role of nt-pro bnp for adverse cardiac events in community-acquired pneumonia a retrospective study. int J Clin Exp Med. 2016;9(7):14411–17
Insiden NT-proBNP > 500 pg/dl

Studi ini Studi lain


Malézieux et al (2021)
NT-proBNP >500 mg/dl
Total 59,7% Median NT-proBNP pada 2998 (1459–5971)
kelompok mortalitas
Kelompok risiko 81,8%
mortalitas Chang et al (2013) >220 mmol
Median NT-proBNP 9464,5 (42- Total 33%
pada kelompok 137771)
Kelompok mortalitas 89%
mortalitas pg/ml

Malézieux-Picard A, Azurmendi L, Pagano S, Vuilleumier N, Sanchez J-C, Zekry D, et al. Role of clinical characteristics and biomarkers at admission to predict one-year mortality in elderly patients with pneumonia. Journal of Clinical Medicine. 2021;11:105.
Chang CL, Mills GD, Karalus NC, Jennings LC, Laing R, Murdoch DR, Chambers ST, Vettise D, Tuffery CM, Hancox RJ. Biomarkers of cardiac dysfunction and mortality from community-acquired pneumonia in adults. PLoS One. 2013;7;8(5):e62612. 77
6.2 Mortalitas Pada Berbagai Kelas Risiko Skor Expanded-A-DROP

Mortalitas Pneumonia Komunitas Mortalitas Pneumonia Komunitas


dalam 28 hari dari berbagai dalam 28 hari pada penelitian ini
penelitian
Effiyanti (2018) • 31,5%
Mortalitas
Khairan • 42,4% 28 hari • 28,6%
Farida • 30%
Kelas risiko Kelompok Kelompok
Ahn dan Choi • 9,3% ringan risiko sedang risiko tinggi

Liu et al • 11,2%
13,65 31,8% 54,6%
Shehata • 8,48%
Farida H. Community-acquired pneumonia in indonesia. tesis. Erasmus Universiteit Rotterdam; 2015.
Efiyanti, Pitoyo CW, Singh G, Koesno S. Uji validasi expanded CURB-65 sebagai prediktor mortalitas 30 hari pasien pneumonia komunitas di rumah sakit umum pusat nasional cipto mangunkusumo. Indonesian Journal Chest.2018;5(1).
Ahn JH, Choi EY. Expanded A-DROP Score: a new scoring system for the prediction of mortality in hospitalized patients with community-acquired pneumonia. Scientific Reports. 2018; 8: 1-9. 78
Takaki M, Nakama T, Ishida M, Morimoto H, Nagasaki Y, Shiramizu R, et al. High incidence of community-acquired pneumonia among rapidly aging population in japan: a prospective hospital-based surveillance. Jpn. J. Infect. Dis. 2014;67:1-7.
Perbedaan angka mortalitas dari berbagai penelitan

Angka mortalitas yang tinggi


Lokasi RS ; Komorbid
• M Djamil penyerta
merupakan RS Terbatasnya • Pada penelitian ini :
Terlambatnya rujukan tersier  Penggunaan 61%
akses
pasien klinis ringan antibiotik yang
pasien datang tidak dirujuk. penggunaan
kurang tepat
ke RS ventilasi
pada saat admisi
mekanik

Penyakit komorbid berkaitan dengan keluaran lebih buruk


Luna et al
pada pneumonia komunitas.
Luna C, Giovini V, Wiemken TL, Peyrani P. The Impact of Age and Comorbidities on the Mortality of Patients of Different Age Groups Admitted with Community-Acquired Pneumonia. 2016:1-26 79
Kemampuan Kalibrasi dan diskriminasi skor expanded-A-DROP

Plot kalibrasi dan Hosmer Lemeshow test Kemampuan diskriminasi  Kurva ROC
dengan nilai AUC
• Plot kalibrasi dibuat berdasarkan angka mortalitas
hasil prediksi (expected) dan angka mortalitas di
lapangan (observed).
• Koefisien r yang mendekati angka 1 pada plot Skor expanded A-DROP 
kalibrasi menunjukkan performa kalibrasi yang
baik.
AUC : 0,814
• Uji Hosmer-Lemeshow merupakan uji ketepatan
(goodness of fit) untuk model regresi logistik. Nilai
p > 0,05 pada uji Hosmer-Lemeshow menunjukkan
performa kalibrasi yang baik. Nilai AUC dikatakan kuat
koefisien r = 0,952 serta uji Hosmer-Lemeshow yang apabila lebih besar dari 0,8
menunjukkan p = 0,857  Baik secara kalibrasi

80
Dahlan S. Penelitian prognostik dan sistem skoring: disertai praktik dengan spss dan stata. Jatinangor: Alqa Prisma Interdelta; 2011.
Perbandingan AUC skor Expanded-A-DROP dengan Penelitian
Sebelumnya

Tabel 6.1. Perbandingan AUC skor Kablibrasi dan diskriminasi baik


Expanded-A-DROP dengan Penelitian
Sebelumnya •Skor ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan klinis dalam menentukan
tatalaksana awal pasien yang didiagnosa
AUC skor pneumonia komunitas yang dirawat di RSUP
Peneliti Tahun DR M Djamil Padang walaupun pemeriksaan
expanded-A-DROP seperti laktat dan NT-proBNP jarang
Ahn dan Choi 2018 0,834 dilakukan.
•Perbedaan karakteristik  diupayakan
Dewi 2023 0,814 untuk membuat suatu penelitian baru
bertujuan menyusun suatu skor baru yang
lebih aplikatif bagi pasien pneumonia
Perbedaan hasil • Karakterisik Pasien komunitas di RSUP DR M Djamil Padang.

81
Ahn JH, Choi EY. Expanded A-DROP Score: a new scoring system for the prediction of mortality in hospitalized patients with community-acquired pneumonia. Scientific Reports. 2018; 8: 1-9.
6.3 Generalisasi Hasil Penelitian
Validitas interna Validitas eksterna 1 Validitas eksterna 2

• memenuhi kriteria pemilihan • Populasi sampel : populasi • Penilaian dilakukan secara


subjek (intended sample)  terjangkau. common sense dan
minimal sampling terpenuhi • Studi ini : pasien dengan usia berdasarkan pengetahuan
• Sampel penelitian ini 77 ≥ 18 tahun dan terdiagnosis umum yang ada.
orang, melebihi jumlah pneumonia komunitas yang • Dalam hal ini, perlu dinilai
sampel minimal yang dirawat di ruang perawatan apakah populasi terjangkau
dibutuhkan. RSUP Dr. M Djamil Padang dari penelitian ini merupakan
• Teknik perekrutan sampling representasi dari populasi
• teknik non-probability target (pasien pneumonia
sampling yaitu consecutive komunitas di Indonesia).
sampling.

Baik Baik Tidak cukup baik


82
6.4 Kelebihan Penelitian
Penelitian pertama yang melakukan uji validasi
dan penilaian performa instrumen prognostik
expanded-A-DROP di Indonesia, yang dilakukan di
rumah sakit rujukan pusat Sumatera bagian tengah
dimana subjek penelitian memiliki karakteristik
berbeda dengan pasien di negara-negara lain.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan


desain kohort prospektif.

83
6.4 Keterbatasan Penelitian

Hanya melibatkan
pasien rawat inap.

Terbatas pada satu


rumah sakit rujukan
pusat sumatera bagian
tengah

84
Generalisasi Hasil Penelitian

Generalisasi hasil dari Perlu dirancang suatu


penelitian ini hanya bisa desain penelitian dengan
dilakukan dan terbatas pada subjek penelitian yang
pasien-pasien pneumonia dapat dianggap merupakan
komunitas yang dirawat di representasi dari populasi
RSUP Dr. M Djamil Padang. tersebut.

85
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

86
7.1 Kesimpulan
1. Persentase jumlah pasien 2. Angka mortalitas pasien penumonia
pneumonia komunitas berdasarkan komunitas yang dirawat di RSUP Dr M
kompok risiko mortalitas yang Djamil Padang secara keseluruhan adalah
28,6% (22 dari 77 orang);
dirawat di RSUP Dr. M. Djamil
Padang:  kelompok risiko mortalitas ringan:
13,6% (3 dari 22 orang)
 kelompok risiko mortalitas ringan: 33,7%
 kelompok risiko mortalitas sedang : 42,9%  kelompok risiko mortalitas sedang :
31,8% (7 dari 22 orang)
 kelompok risiko mortalitas tinggi :23,4%
 kelompok risiko mortalitas tinggi :
54,6% (12 dari 22 orang).

87
7.1 Kesimpulan
3. Skor expanded A-DROP memiliki kalibrasi yang baik dalam
memprediksi mortalitas 28 hari pada pasien pneumonia
komunitas yang dirawat di RSUP Dr. M Djamil Padang dengan
nilai koefisien r = 0,952 dan uji Hosmer-Lemeshow
menunjukkan nilai p = 0,857.

4. Skor expanded A-DROP memiliki kemampuan diskriminasi


yang baik dalam memprediksi mortalitas 28 hari pada pasien
pneumonia komunitas yang dirawat di RSUP Dr. M Djamil
Padang dengan nilai AUC 0,814 IK = 0,704-0,925.

88
7.2 Saran

Skor ini dapat digunakan sebagai pertimbangan klinis dalam


menentukan tatalaksana awal pasien pneumonia komunitas yang
dirawat di RSUP Dr. M.Djamil Padang.

Perlu dilakukan penelitian multisenter yang melibatkan lebih


banyak pasien yang dapat mewakili populasi pasien pneumonia
komunitas di Indonesia untuk membentuk model prediksi yang
sesuai dengan karakteristik pasien di Indonesia sehingga dapat
mendukung manajemen klinis di seluruh wilayah Indonesia.

89
TERIMAKASIH

90

Anda mungkin juga menyukai