Gatau Apa
Gatau Apa
ABSTRAK
Aktivitas manusia di wilayah perkotaan telah membentuk suatu penggunaan lahan, pola ruang, dan juga struktur
ruang baik skala lokal maupun global. Perkembangan tersebut tidak bisa lepas dari perubahan Pola dan struktur
ruang yang ada. Salah satu contohnya adalah pergeseran aktivitas manusianya dari yang bekerja di sector
ekonomi yang mengandalkan sumber daya alam menjadi sector industry dan perdagangan. Akibatnya, aktivitas
tersebut mendorong masyarakat untuk melakukan alih fungsi lahan dari lahan pertanian dan juga tambak
menjadi lahan industry, perdagangan, maupun permukiman. Sehingga, konversi lahan yang terjadi di Kabupaten
Sidoarjo telah mengurangi lahan pertanian dan tambak yang berada ada di pusat dan dekat pusat kota.
Perubahan tersebut tidak hanya terjadi pada peruntukan pola ruang saja, akan tetapi juga berdampak pada
struktur ruangnya. Pusat kota yang awalnya berada di Kecamatan Sidoarjo, saat ini muncul pusat kota baru yang
berada di Kecamatan Waru. Hal ini terjadi karena seiring berubahnya guna lahan, maka ruang-ruang yang ada di
wilayah tersebut juga ikut berubah. Adanya beberapa fenomena tersebut diatas maka perlu adanya penelitian
untuk mengkaji perubahan pola dan struktur ruang Kabupaten Sidoarjo dengan memanfaatkan citra
penginderaan jauh yang dikombinasikan dengan Sistem Informasi Geografis (GIS).
ABSTRACT
Human activities in urban areas have shaped a land use, spatial pattern, and spatial structure both on a local and
global scale. These developments cannot be separated from changes in existing spatial patterns and structures.
One example is the shift in human activity from working in the economic sector that relies on natural resources
to the industrial and trade sectors. As a result, these activities encourage people to change the function of land
from agricultural land and also ponds into industrial, trade, and residential land. Thus, the land conversion that
occurred in Sidoarjo Regency has reduced agricultural land and ponds located in the center and near the city
center. These changes do not only occur in the designation of space patterns, but also have an impact on the
structure of the space. The city center, which was originally located in Sidoarjo District, is currently a new city
center located in Waru District. This happens because as land use changes, the spaces in the region also change.
The existence of some of the phenomena mentioned above, it is necessary to conduct research to examine
changes in spatial patterns and structures of Sidoarjo Regency by utilizing remote sensing images combined with
Geographic Information Systems (GIS).
Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 4, Oktober 2022 93
PERUBAHAN STRUKTUR DAN POLA RUANG DI KABUPATEN SIDOARJO
Jenis Penelitian
Penelitian tentang spasial aktivitas pola
ruang termasuk dalam penelitian non
eksperimental. Dikarenakan dalam melakukan
penelitian tidak ada perlakuan khusus yang
dicoba untuk output yang spesifik, dengan kata
lain variabel digambarkan dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian
yang menyangkut pertanyaan mendasar tentang
Gambar 1.Peta Administrasi Kabupaten Sidoarjo ‘apa’ untuk mengetahui suatu gejala atau
94 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 4, Oktober 2022
Achmad Rusydi Pratama, Wulan Dwi Purnamasari, Deni Agus Setyono
peristiwa (fenomena) dengan melakukan struktur ruang dari tahun 2012 hingga 2022.
penjajakan terhadap gejala atau peristiwa Analisis ini dilakukan dengan cara menumpuk
tersebut. Maksudnya adalah, penelitian ini peta karakteristik pola ruang pada tahun 2012-
merupakan penelitian untuk mencari dan 2017, serta 2017-2022. Sehingga berdasarkan
mendalami perubahan yang terjadi pada pola dan analisis weighted overlay nantinya didapat data
struktur ruang wilayah kabupaten. perubahan dan data luas perubahan guna lahan
yang terjadi.
Metode Pengumpulan Data
Matriks indeks sentralitas
Metode pengumpulan data penelitian
“Perubahan struktur dan pola ruang” hanya Analisis matriks indeks sentralitas
menggunakan data sekunder. Data sekunder (Marshall) memperhitungkan banyaknya unit
dapat diperoleh melalui survei ke lembaga dan fasilitas pelayanan, sehingga asumsi yang
pranata yang terkait dengan data yang digunakan adalah wilayah yang memiliki unit
dibutuhkan dalam penelitian dan data-data fasilitas pelayanan terbanyak merupakan orde
kepustakaan lain yang terkait, seperti Dinas tertinggi dan ditetapkan sebagai pusat
PUPR, Dinas Binamarga, dan Studi Literatur lain. pelayanan. Perhitungan dilakukan dengan
tahapan (Putra, 2018) :
Metode Analisis Data
1. Menghitung bobot dari setiap unit fasilitas di
Metode analisis digunakan untuk masing-masing kecamatan dengan
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam menggunakan persamaan 1:
penelitian. Metode analisis merupakan suatu N=100/c ........................ (1)
cara untuk mewujudkan dan membahas tujuan Dimana:
yang ingin dicapai. N adalah bobot dari setiap unit fasilitas;
Analisis Penggunaan Lahan 100 adalah asumsi nilai sentralitas total;
c adalah jumlah seluruh unit fasilitas di Kota
Analisis penggunaan lahan menggunakan Tanjungpinang.
alat analisis Arcgis 10.3. Sebelumnya, terlebih 2. Menghitung Indeks Sentralitas (IS) setiap unit
dahulu mencari data yang diperlukan, yaitu apa fasilitas di masing-masing kecamatan dengan
saja guna lahan yang ada di wilayah studi. Data menggunakan persamaan 3:
tersebut didapat dari USGS. Kemudian IS=N . y........................ (2)
memasukkan data tersebut ke ArcMap (Arcgis Dimana:
10.3). Selanjutnya dalam melakukan analisis IS adalah Indeks Sentralitas;
lahan ini data diolah sedemikian rupa hingga N adalah bobot dari setiap unit fasilitas,
memunculkan klasifikasi penggunaan lahan. diperoleh dari persamaan (2) ;
Dalam Studi kasus ini, diperlukan data series y adalah jumlah unit faslitas di masing-masing
selama 15 Tahun, yaitu data series tahun 2012, kecamatan.
2017, dan 2022. 3. Menjumlahkan Indeks Sentralitas setiap
Analisis Weighted Overlay kecamatan.
4. Menghitung jumlah kelas (K) yang terbentuk
Metode weighted overlay merupakan menggunakan persamaan (3)
analisis spasial dengan menggunakan teknik K = 1 + 3.3 Log n ........................ (3)
overlay beberapa peta yang berkaitan dengan Dimana:
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap K adalah jumlah kelas;
penilaian kerentanan. Salah satu fungsi dari n adalah jumlah kecamatan yang dianalisis
weighted overlay ini adalah untuk menyelesaikan 5. Menghitung panjang interval kelas yang
masalah multikriteria seperti pemilihan lokasi terbentuk menggunakan persamaan (4)
optimal atau pemodelan kesesuaian. Weighted I = (T-t)/K ........................(4)
Overlay merupakan salah satu fasilitas yang ada Dimana:
dalam ArcGIS 10.3 yang mengkombinasikan I adalah panjang interval kelas yang terbentuk;
berbagai macam input dalam bentuk peta grid T adalah jumlah Indeks Sentralitas tertinggi;
dengan pembobotan (weigted factor) dari AHP t adalah jumlh Indeks Sentralitas terendah,
expert. K adalah jumlah kelas yang terbentuk.
Analisis ini diperlukan untuk melihat 6. Menentukan hierarki/orde perkotaan yang
perubahan yang terjadi pada pola ruang dan juga terbentuk.
Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 4, Oktober 2022 95
PERUBAHAN STRUKTUR DAN POLA RUANG DI KABUPATEN SIDOARJO
96 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 4, Oktober 2022
Achmad Rusydi Pratama, Wulan Dwi Purnamasari, Deni Agus Setyono
Gambar 4. Peta Tutupan Lahan Kabupaten Gambar 7. Peta Konversi Tutupan Lahan
Sidoarjo 2022 Kabupaten Sidoarjo 2017-2022
Tabel 5. Perubahan Tutupan Lahan Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2012-2017-2022 Diagram Perubahan tutupan lahan
No Tutupan lahan Tahun Tahun Tahun pada Kabupaten Sidoarjo tahun
2012 2017 2022 2017 - 2022
Luasan Luasan Luasan
(Ha) (Ha) (Ha) 8000
1 Tambak 12975.00 18697.34 19117.71 6000
2 Perairan 2633.41 976.48 1754.85 4000
3 Pertanian 36545.49 26969.79 19978.83 2000
4 Perkebunan 639.43 988.90 129.35 0
5 Permukiman 16827.50 22458.37 25759.55
u…
i…
tri
an
k
uk
ira
eb
ba
6 Industri 2664.81 2194.74 5545.34
us
ni
rm
rk
ra
m
rta
d
Tabel diatas mengenai perubahan tutupan
In
Pe
Pe
Pe
Ta
Pe
lahan Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2012, 2017, Series 1
dan 2022. Berikut merupakan hasil overlay peta
perubahan tutupan lahan. Gambar 8. Diagram Perubahan Tutupan
Lahan Kabupaten Sidoarjo 2017-2022
Dapat disimpulkan berdasarkan klasifikasi
citra periodic yang telah dilakukan pada tahun
2012, 2017, dan 2022 tutupan lahan Kabupaten
Sidoarjo kecenderungan tiap tahun bertumbuh
dari yang kawasan tak terbangun menajadi
kawasan terbangun. Perubahan lahan di
Kabupaten Sidoarjo paling besar terjadi pada
fungsi lahan industri dan permukiman.
Kondisi eksisting untuk penggunaan lahan
di Kabupaten Sidoarjo didominasi oleh kawasan
Gambar 5. Peta Tutupan Lahan Kabupaten permukiman. Kawasan permukiman tersebar di
Sidoarjo 2012-2017 seluruh Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Selain
kawasan permukiman guna lahan terbanyak di
Kabupaten Sidoarjo adalah kawasan industri,
Diagram Perubahan tutupan lahan perdagangan dan jasa, pertanian, dan tambak.
pada Kabupaten Sidoarjo tahun
2012 - 2017 Ketersediaan Fasilitas di Kabupaten Sidoarjo
…
rm
tri
rta
m
rk
Ta
us
Pe
Pe
Pe
Pe
d
In
Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 4, Oktober 2022 97
PERUBAHAN STRUKTUR DAN POLA RUANG DI KABUPATEN SIDOARJO
98 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 4, Oktober 2022
Achmad Rusydi Pratama, Wulan Dwi Purnamasari, Deni Agus Setyono
Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 4, Oktober 2022 99
PERUBAHAN STRUKTUR DAN POLA RUANG DI KABUPATEN SIDOARJO
100 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 4, Oktober 2022