C. KEADAAN UMUM
1. Keadaan sakit : Pasien tampak sakit sedang
Alasan : Tampak berbaring di TT, mukosa bibir kering, terpasang infus
RL di lengan kiri.
2. Tanda –tanda vital
a. Tingkat Kesadaran
Kualitatif
v Compos mentis Apatis
Somnolens Soporocomatous Coma
Kuantitatif (Skala Coma Glascow) Jumlah
Respon Motorik :6
Respon Bicara :5 15
Respon Membuka Mata :4
b. Flapping Tremor/Asterixis Positif v Negatif
c. Tekanan darah : 110/70 mm Hg
MAP : 83,3 mm Hg
Kesimpulan : perfusi darah ke ginjal memadai
d. Suhu : 39,70C
v Axillar Rectal Oral
x
e. Nadi/ HR : Frekuensi 115 / menit
v Teratur Tidak teratur
Penuh v Lemah
f. Arteri : …
g. Pernapasan : 24 x / menit
Irama : v Teratur Kusmaul Cheynes Strokes
Jenis : v Dada Perut
3. Pengukuran
a. Panjang /Tinggi Badan : 160 cm
Kesimpulan : tinggi badan dibawah rata-rata usia anak
b. Berat Badan : 65 kg
Kesimpulan : BB hampir sama dengan anak usianya
c. Lingkar Kepala :- cm
Kesimpulan : ….
4. Genogram
15
Keterangan:
: Laki-laki : Tinggal serumah
: Perempuan
: Pasien : Menikah
b. Riwayat Kelahiran :
Cukup bulan kurang bulan lewat bulan
√ Spontan mudah / sulit
Dengan alat : vacuum / forceps / ...................................
Sectio Caesaria
Ditolong oleh Dukun / Bidan / Dokter / lain-lain : ….
BB lahir : 2900 gram
PB Lahir : 51 cm
Perdarahan ................ cc. Partus lama
Ketuban pecah dini ................. Ketuban warna hijau
Cairan ketuban berlebihan …. cc
Apgar Score (kalau tahu) : bayi langsung menangis
Bayi lama tidak menangis :-
Kelainan bawaan :-
Trauma kelahiran :-
c. Riwayat Perkembangan :
e. Riwayat Vaksinasi :
√ BCG
DPT √ I
√ II
√ III
Polio √ I √ II √ III
√ Campak
√ MMR
√ Suntikan ulang .........................
f. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit :
Ibu anak mengatakan selama ini jarang sakit, hanya sakit batuk pilek biasa , anak
dibawa berobat ke puskesmas jika sakit dan langsung sembuh. Anak mengatakan
dirumah rajin dibersihkan oleh ibunya, baju kotor ada yang bergantungan 1-2 dua
potong, bak mandi selalu dibersihkan tiap 2-3 hari sekali, tidak ada genangan-
genangan air, menurut pasien sakit DBD ini ketularan dari tetangga, yang sakit
DBD juga 1 minggu yang lalu.
g. Data Obyektif
i. Observasi
(a) Kebersihan rambut : bersih
(b) Kulit kepala : bersih
(c) Kebersihan kulit : bersih
(d) Higiene rongga mulut : bersih
(e) Kebersihan genitalia : bersih
(f) Kebersihan anus : bersih
(g) Tanda/scar vaksinasi : v BCG Cacar
c. Pemeriksaan Fisik
i. Keadaan rambut : bersih, warna hitam, tidak rontok, sedikit
berminyak.
ii. Hidrasi kulit : kulit tidak dehidrasi
iii. Palpebrae : tidak ada edema
iv. Sclera : tidak ikterik
v. Hidung : mukosa di tengah warna merah muda, septum
ditengah, tidak ada sekret.
vi. Rongga mulut : bersih, sariawan tidak ada, tidak ada sisa-sia
makanan.
vii. Geligi : lengkap, tidak ada karies, tidak ada gigi yang
bolong.
viii. Kemampuan mengunyah keras : dapat mengunyah yang keras
ix. Lidah : tampak bersih, warna merah muda, sariawan tidak
ada.
x. Kelenjar getah bening leher : tidak teraba pembesaran
xi. Kelenjar parotis : tidak teraba pembesaran
xii. LILA :
xiii. Abdomen
Inspeksi : tampak datar, tidak membesar
Bayangan vena : tidak tampak
Benjolan/massa : tidak tampak benjolan/massa
Auskultasi : Peristaltik 10 x / menit
Palpasi : tidak teraba ada pembesaran
Tanda nyeri umum : nyeri ulu hati
Massa : tidak teraba
Hidrasi kulit : tidak dehidrasi
Nyeri tekan : v R. Epigastrica R. Supra Pubica
Titik Mc. Burney R. Illiaca
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Perkusi : Thympani
Ascites : tidak ada
d. Pemeriksaan Diagnostik
i. Laboratorium : DR tanggal 26/04/2021
Anak mengatakan sejak dua hari yang lalu belum ada BAB, bisanya rutin tiap
hari, tetapi rasa ingin BAB juga belum ada. BAK selalu ditolong di tempat tidur
oleh ibunya atau suster, karena jika ke kamar mandi takut infusnya bermaslah.
Pada saat pengkajian anak mengatakan belum ada BAB, BAK sering dan banyak
300cc/BAK.
b. Data Obyektif
i. Observasi :
- Abdomen tidak kembung
- Urine spontan pakai urinal, saat menolong BAK tampak urine warna
kuning jernih
- jumlah urine dalam/24 jam : 2550 ml
c. Pemeriksaan Fisik
i. Peristaltik usus : 10 x / menit
ii. Palpasi suprapubika / kandung kemih penuh
v kosong
iii. Nyeri ketuk ginjal : Kiri Negatif Positif
Kanan Negatif Positif
iv. Mulut urethra : bersih, pasien sudah di sunat
v. Membrane mukosa mulut : utuh, warna merah muda
vi. Kulit : tampak bersih, tidak bersisik
vii. Turgor kulit : elastis
viii. Anus :
Peradangan v Negatif Positif
Fissura v Negatif Positif
Hemaroid v Negatif Positif
Prolapsus recti v Negatif Positif
Fistula ani v Negatif Positif
Masa tumor v Negatif Positif
d. Pemeriksaan Diagnostik
i. Laboratorium :-
ii. Lain-lain :-
e. Terapi :-
b. Data Obyektif
i. Observasi : Anak tampak dimandikan oleh ibunya di TT,
pasien tampak lemas dan pucat bila sedang suhu meningkat.
ii. Aktivitas Harian :
0 : Mandiri
Makan :2
Mandi :2 1 : Bantuan dengan alat
Berpakaian :2 2 : Bantuan orang
Kerapian :2
Buang air besar :2 3 : Bantuan orang dan alat
Buang air kecil :2 4 : Bantuan penuh
Mobilasasi :2
Mobilisasi di tempat tidur :0
Ambulasi : Mandiri / tongkat / kursi / tempat tidur, kadang
ke kamar mandi bila tidak demam.
Postur tubuh : tegak lurus
Gaya jalan : lurus
Anggota gerak yang cacat: tidak ada
Fiksasi : tidak ada
Tracheostomi : tidak ada
c. Pemeriksaan Fisik
i. JVP :5-2 cm H2O.
Kesimpulan : perfusi darah ke ventrikel adekuat
Perfusi pembuluh perifer : <3detik
ii. Thorax dan Pernapasan
Inspeksi :
Bentuk thorax : simetris
Stridor : v Negatif Positif
Dyspnea d‟Effort : v Negatif Positif
Cyanosis : v Negatif Positif
Palpasi :
Vocal premitus : sama getar di kedua lapang paru
Perkusi : v Sonor Redup Pekak
Batas paru hepar : ICS 4 strenalis kanan
Kesimpulan : Pengembangan paru maksimal
Auskultasi :
Suara napas : vesikuler
Suara ucapan : terdengar sama di kedua lapang paru
Suara tambahan : tidak ada suara tambahan
iii. Jantung :
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak teraba
Heart Rate : 115 x / menit
Thrill : v Negatif Positif
Perkusi :
Batas atas jantung : ICS 3 linea sternalis kiri
Batas kanan jantung : ICS 3 linea strenalis kanan
Batas kiri jantung : ISC 5 mid clavikulars kiri
Auskultasi :
Bunyi jantung II A : tunggal
Bunyi jantung II P : tunggal
Bunyi jantung I T : tunggal
Bunyi jantung I M : tunggal
Bunyi jantung III irama Gallop : v Negatif
Positif
Murmur : v Negatif
Positif Tempat :
Grade :
v. Columna Vertabralis
Inspeksi : Kelainan bentuk : Tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan
v Negatif Positif
Nervus III – IV – VI : Pasien dapat menahan gerakan perawat (pasien
dapat membuka dan menutup bola mata, menggerakan mata ke bawah dan ke
segala arah, diameter pupil 3 mm dan reflex cahaya positif)
N VIII Romberg Test : Negatif Positif
Nervus XI : pasien dapat menggerakkan bahu kanan dan kiri
Kaku kuduk : tidak ada
d. Pemeriksaan Diagnostik
i. Laboratorium : thorax foto tanggal 25/4/21: tidak ada kelainan
pada cord dan pulmo
ii. Lain-lain :.-
e. Terapi :-
b. Data Obyektif
i. Observasi :
ii. Ekspresi wajah mengantuk : v:: Negatif Positif
iii. Banyak menguap : v: Negatif Positif
iv. Palpebrae inferior berwarna gelap : v Negatif
Positif
c. Terapi :-
b. Data Obyektif
i. Observasi :
- Pasien tampak meringis kesakitan bila bila nyeri uluhati muncul
- Pasien tampak memegang abdomen bila saat nyeri
- Kemampuan komunikasi verbal baik
iii. Laboratorium :-
iv. Lain-lain :-
c. Pemeriksaan Diagnostik
i. Laboratorium :-
ii. Lain-lain :-
d. Terapi :-
b. Data Obyektif
i. Observasi :
- saat dilakukan pengambilan darah Vena, pasien kooperatif dan tampak
memegang tangan ibunya.
- Pasien tampak ditunggu oleh ibunya
ii. Pemeriksaan fisik
Ekspresi wajah : sedih menangis
kesakitan marah
v tenang
Aktivitas motorik / repson klien : pasien kooperatif.
Kulit : bersih
Keringat dingin : tidak ada
Kering : tidak ada
c. Terapi : tidak ada
ii. Keadaan sejak sakit : anak mengatakan selama di RS tidak bisa lagi
sholat jumat ke Mesjid, biasanya rajin dan anak berdoa semoga cepat sembuh dan
balik kerumah.
b. Data Obyektif
i. Observasi : pasien tampak berdoa sebelum makan.
Polmaida Silalahi
ANALISA DATA
DO :
- Mukosa bibir kering
- Nadi 115x/menit, lemah.
- TD: 110/70mmHg
- Tugor kurang elastis
- Hb: 14,8gr/dL
- Ht: 42,9%
- CRT kurang dari 3 detik
- Minum air putih 1800ml.
- BAK 2550ml/ 24 jam
2. DS:
Proses penyakit
- Pasien mengatakan demam sejak 3 hari Hipertermi
(infeksi dengue)
yang lalu, suhu tertinggi 40C.
- Pasien mengatakan terbangun kaarena
badan terasa panas
DO:
- Suhu 39,7C
- Nadi 115x.menit
- Akral teraba panas
- Pernafasan 24x/menit.
- Dengue NS 1 (+)
- CRT kurang dari 3 detik.
- Rampalide Test: positif
3. Resiko
Gangguan koagulasi
DS: Perdarahan
(trombositopenia)
- Pasien mengatakan pusing dan lemas.
- Pasien juga mengatakan juga ada nyeri
perut bagian tengah dengan vas 3/10,
nyeri seperti tertusuk-tusuk dan hilang
timbul. Nyeri tidak menjalar sampai ke
bagian belakang pinggang.
DO :
- pasien tampak meringgis kesakitan, bila
nyeri ulu hati muncul.
- Pasien tampak memegang abdomen saat
nyeri.
- Mukosa bibir kering dan pucat
- Turgor kulit kurang elastis.
- Rampelid tset: positif
- TTV : TD :110/70 mmhg, MAP : 83.3,
S : 39,7 C, N : 115 x/menit, P : 24 x/
menit.
- Hasil lab 26/04/21: Hb : 14,8, HT : 42.9
%, Leu : 3220 ul, Trombosit : 85.000/dl,
CRP : 46 Intoleransi
Kelemahan aktivitas
4
DS:
- Anak mengatakan jika lagi panas tinggi,
kepala terasa pusing
- Badan terasa lemas sehingga takut bila ke
kamar mandi.
- Ibu anak juga mengatakan, selalu
membantu kebutuhan anaknya di tempat
tidur
- Makan dan minum anak masih bisa
melakukan sendiri, untuk mandi selalu
dibantu oleh ibu.
DO:
Kelompok 3A
2. Hipertermi b.d proses penyakit infeksi dangue
Kelompok 3A
3. Risiko perdarahan dibuktikan dengan gangguan koagulasi
(trombositopenia)
Kelompok 3A
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Kelompok 3A
5. Ganguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur : AnL. R
Ruang / Kamar : 15 tahun
Rencana Tindakan
27/4/21 Hipovolemia b.d Setelah dilakukan Observasi Mengidentifikasi perubahan- 27/4/21 Melakukan observasi TTV: TD 27/4/21 Kelompok
08:00 130/80mmHg, Suhu 38.8C, Nadi 3A
1. kehilangan cairan secara intervensi perawatan 1. Monitor status cairan perubahan yang terjadi pada
aktif yang dibuktikan selama 5 jam, (meliputi : turgor keadaan umum pasien 103x/mnt, teratur, kuat, P S : Pasien mengatakan ada
dengan : diharapkan volume terutama untuk mengetahui 24x/menit, Sat O2 96% keluhan lemas, pusing
kulit, membran
DS : cairan teratasi dengan mukosa) adalah tanda-tanda syok O : turgor kulit kurang elastis,
08:30 Memonitor stasus cairan anak: ibu
kriteria hasil : hipovolemik) membran mukosa kering
- Pasien mengatakan anak mengatakan, sudah minum
1. Tanda-tanda vital
sering merasa haus air putih 2 gelas, anak cenderung
normal (TD 120/80 Membantu menganalisa banyak minum dan haus, sudah TTV: TD 130/80mmHg, Suhu
dan ingin banyak
minum. mmHg, Nadi 60- 2. Monitor intake dan keseimbangan cairan dan BAK 300 ml warna kening jernih. 38.8C, Nadi 103x/mnt, teratur,
- 3 hari yang lalu ada 100x/menit, RR 12- output cairan derajat kekurangan cairan) Pasien tampak banyak minum, kuat, P 24x/menit, Sat O2 96%.
muntah 2 kali berisi 20x/menit, suhu mukosa bibir kering, perfusi intake 1300ml, output: 934ml,
makanan dan 36,5-37,5C) jaringan baik, akral hangat, balance: +365 ml/7 jam
minuman. 2. Turgor kulit elastis terpasasang ingus RL 20 tetes/mnt
- Pasien mengatakan di tangan kiri, tetesan infus lancar, A : Hipovolemi belum teratasi
3. Monitor jumlah dan Jumlah urin merupakan
3. Balance cairan tidak ada plebitis, warna urine
lemas. indikator dari tercukupi atau P : Intervensi keperawatan di
seimbang warna urin kuning jernih
tidaknya cairan yang masuk lanjutkan nomor 1,2,3,4,5.
DO : 4. Mukosa bibir
- Mukosa bibir kering lembab 09:00 Menganjurkan anak minum 7
- Nadi 115x/menit, 5. Hemoglobin Terapeutik Menggantikan cairan yang gelas (2400 ml) dalam 24 jam,
lemah. membaik 1. Berikan asupan keluar dari evaporasi kulit. dan memberikan alat tulis ke
- TD: 110/70mmHg (14-16g/dL) cairan oral orangtua untuk mencatat intake
- Tugor kurang elastis Meningkatkan intake, output anak: ibu dan anak tampak
6. Hematokrit
- Hb: 14,8gr/dL Edukasi preload sehingga dapat mengerti, dn tampak ibu menulis
- Ht: 42,9% membaik (36 – 52) jumlah minum dan urine dalam
7. Kebutuhan cairan 1. Anjurkan pasien meningkatkan tekanan darah
- CRT kurang dari 3 kertas.
2300ml/24 jam untuk banyak dan kekuatan nadi
detik
minum
- Minum air putih (sesuai BB 60kg) 9:20 Melakukan kolaborasi dengan
1800ml. Pemberian cairan infus dapat dokter untuk evaluasi
- BAK 2550ml/ 24 Kolaborasi meningkatkan intake cairan laboratorium: saat dilakukan
jam 1. Pemberian Cairan yang hilang. pemgambilan darah darah rutin,
I.V RL 500cc/6 jam tampak anak kooperatif dan tidak
ada tanda-tanda perdarahan nyata.
Hb: 15 g/dL, Ht: 41.8%,
Leukososit: 1940/uL, Trombosit
62.000/dL
2.
Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan Observasi Melihat apakah ada 27/4/21 Melakukan observasi TTV: TD 27/4/21 Kelompok
penyakit infeksi dangue intervensi perawatan 1. Monitor TTV; suhu perbaikan suhu terhadap 08:00 130/80mmHg, Suhu 38.8C, Nadi S : pasien mengatakan masih ada 3A
yang dibuktikan selama 5 jam, tubuh dan Nadi intervensi yang diberikan. 103x/mnt, teratur, kuat, P keluhan lemas, pusing, badan
dengan : diharapkan pengaturan 24x/menit, Sat O2 96%. terasa panas
DS : suhu tubuh dalam Cairan dan elektrolit yang
Memonitor stasus cairan anak: ibu O : pasien tampak menggigil,
DS: rentang normal dengan kurang dapat mengakibatkan 08:30
anak mengatakan, sudah minum akral teraba panas
kriteria hasil: 2. Monitor kadar dehidrasi dan memperparah
- Pasien mengatakan air putih 2 gelas, anak cenderung
1. Suhu normal (36,5 – elektrolit dan cairan hipertermi. TD 130/80mmHg, Suhu 38.8C,
demam sejak 3 hari banyak minum dan haus, sudah
yang lalu, suhu 37,5) BAK 300 ml warna kening jernih. Nadi 103x/mnt, teratur, kuat, P
tertinggi 40C. 2. Nadi normal (60- Merupakan proses Pasien tampak banyak minum, 24x/menit, Sat O2 96%. intake
- Pasien mengatakan 100x/menit) menurunkan suhu tubuh mukosa bibir kering, perfusi 1300ml, output: 934ml, balance:
terbangun karena 3. Kulit tidak memerah Terapeutik dengan evaporasi. jaringan baik, akral hangat, +365 ml/7 jam
badan terasa panas 1. Sediakan terpasasang ingus RL 20 tetes/mnt
Meningkatkan kenyamanan di tangan kiri, tetesan infus lancar, A: Hipertermi belum teratasi
lingkungan yang
DO: pasien, dan linen yang baru tidak ada plebitis, warna urine
dingin, longgarkan P : Intervensi keperawatan di
- Suhu 39,7C dapat menyerap keringat kuning jernih
atau melepaskan lanjutkan
- Nadi 115x.menit pasien yang keluar.
- Akral teraba panas pakaian. Menganjurkan anak untuk tetap
10.00
- Pernafasan Mengurangi metabolism tirah baring di TT: orangtua dan 28/4/21
24x/menit. anak tampak mengerti dan tampak
pasien yang sudah meningkat
- Dengue NS 1 (+) 2. Ganti linen setiap menganguk
akibat hipertermi. S : pasien mengatakan badannya
- CRT kurang dari 3 hari atau lebih
detik. sering jika pasien 10.30 Kolabarasi dengan dokter dalam masih ada keluhan lemas, badan
Paracetamol bekerja untuk pemberian antipiretik paracemol terasa panas
mengalami
- hyperhidrosis. menurunkan thermostat suhu 500mg dan Dexametasone 2.5 O : akral teraba panas, Suhu: 37C,
tubuh. mg iv: saat diberikan therapi nadi100 x/mnt P 21x/mnt sat O2
pasien tampak kooperati dan 100%. intake 1400ml, output:
Edukasi perbaan masih panas, mukosa 1080 ml, balance: + 320 ml.
1. Anjurkan tirah bibir kering.
A : Hipertermi belum teratasi
baring
11.30 Mengobservasi TTV anak: TD
110/80mmHg, Suhu: 38.8C, nadi P : Intervensi keperawatan di
Kolaborasi 108x/mnt, P 24x/mnt sat O2 lanjutkan
1. Berikan terapi 100%.
antipiretik
Paracetamol 3 x 11.45 Memberikan kompres hangat: saat
500mg bila suhu > diberikan kompres hangat di
37,5C leher, axilla, dan ingguinal, anak
tampak kooperatif
3. Resiko perdarahan Setelah dilakukan 1. Observasi Untuk menilai keadaan 27-4-21 Memonitor adanya tanda-tanda 27-4-21 Kelompok
dibuktikan dengan intervensi perawatan umum pasien sehingga dapat 09.00 3A
perdarahan: anak mengatakan
gangguan koagulasi selama 5 jam, - monitor tanda di lakukan intervensi S : anak mengatakan badan
dan masih terasa lemas karena
(Trombositopenia) : diharapkan tingkat dan gejala keperawatan selanjutnya masih terasa lemas, mimisan
badan lagi demam, mimisan
perdarahan menurun pedarahan
DS : ditandai dengan kriteria - monitor nilai tidak ada. Perdarahan nyata tidak ada
- pasien mengatakan hasil: hematokrit atau tidak ada, mukosa bibir kering,
pusing dan lemas. 1. Kelembapan hemaglobin O : membran mukosa kering,
akral hangat, nadi teraba kuat
- Pasien juga membran mukosa sebelum dan tidak ada tanda-tanda
dan teratur, hasil DR pagi ini
mengatakan juga ada meningkat setelah perdarahan
belum keluar.
nyeri perut bagian 2. Kelembapan kulit kehilangan
tengah dengan vas meningkat darah Hb: 15 g/dL, Ht: 41.8%,
3/10, nyeri seperti 3. Hemoglobin - monitor tanda- 09.30 Melakukan kolaborasi dengan Leukososit: 1940/uL,
tertusuk-tusuk dan membaik tanda vital Untuk mempertahan status dokter untuk evaluasi Trombosit 62.000/dL, TD
hilang timbul. Nyeri 4. Hematokrit - monitor cairan pasien dan mencegah laboratorium: saat dilakukan 130/80mmHg, Nadi 103x/mnt,
tidak menjalar membaik koagulasi dehidrasi pemgambilan darah darah rutin, teratur, kuat
sampai ke bagian 5. Trombosit dalam ( misalnya PT, tampak anak kooperatif dan
belakang pinggang. batas normal partial tidak ada tanda-tanda A : Resiko perdarahan belum
DO : (150.000 – 450.000) thromboplastin Agar terpenuhnya perdarahan nyata. Hb: 15 g/dL, teratasi
- pasien tampak 6. Denyut nadi apikal time PTT, keseimbangan cairan dalam Ht: 41.8%, Leukososit:
meringgis kesakitan, (60-100x/menit) fibrinogen tubuh pasien 1940/uL, Trombosit 62.000/dL P : Intervensi keperawatan
1,2,3,4 di lanjutkan
bila nyeri ulu hati 7. Suhu tubuh degradasi fibrin
muncul. membaik (36,5-37,5 dan/ atau 10.00 Memenenuhi kebutuhan ADL
- Pasien tampak °C) platelet) pasien: anak dibantu mandi di
memegang abdomen 8. Kulit tampak elastis, KM dengan pendampingan
saat nyeri. mukosa lembab dan 2. Terapeutik perawat, saat gososk gigi tidak
- Mukosa bibir kering tidak pucat. - Pertaha ada perdarahan
dan pucat 9. Tidak perdarahan nkan
- Turgor kulit kurang pada gusi dan bed rest Melakukan observasi TTV: TD
elastis. ptekie. 12.00 130/80mmHg, Suhu 38.8C,
- TTV : TD :110/70 Nadi 103x/mnt, teratur, kuat, P
mmhg, MAP : 83.3, 3. Edukasi 24x/menit, Sat O2 96%
S : 39,7 C, N : 115 - Anjurkan
x/menit, P : 24 x/ memperbanya Memonitor adanya tanda-tanda
menit. k asupan 12.30 perdarahan: anak mengatakan
Hasil lab 26/04/21: Hb : cairan oral dan masih tersa lemas karena
14,8, HT : 42.9 %, Leu : badan lagi demam, mimisan
3220 ul, Trombosit : 4. Kolaborasi tidak ada. Perdarahan nyata
85.000/dl, CRP : 46 - Kolaborasi
mg/dl, dengue ns 1 pemberian IV tidak ada, mukosa bibir kering,
positif. (terpasang infus akral hangat, nadi teraba kuat
RL 500 ml/ 6 dan teratur, hasil DR pagi ini
jam di lengan belum keluar.
kiri)
Pada kasus ditemukan anak laki-laki usia 15 tahun 6 bulan dengan diagnosa medis DBD derajat
1 , tampak sakit sedang, pasien bedrest, memiliki tanda dan gejala anak demam sejak 3 hari,
mual dan muntah ada, nyeri epigastrik ada. Pasien mendapatkan diit lunak serta minum juga 3
botol aqua atau 1800ml/ 7 jam. Terapi infus RL 500 ml/6 jam, Ranitidine 2x1 ampul IV,
Paracetamol 3x500 mg, bila suhu >37,5 C, Ondancetron 3x 4mg iv bila mual.
Hal ini sejalan dengan Novitasari, dkk (2019) menyatakan bahwa management perawatan
penanganan pada penyakit DBD dapat dilakukan dengan menganjurkan untuk tirah baring,
makan makanan lunak, mengonsumsi air dan meningkatkan jumlah trombosit dalam tubuh yang
kurang dari batas normal. ). Penanganan tidak hanya dilakukan ketika pasien di rawat di RS,
namun perlu dilakukan discharge planning untuk mempersiapkan kepulangan pasien, dengan
mengkaji kemungkinan perawatan lanjut dirumah sesuai kebutuhan atau rujukan ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat.
Hal ini sejalan dengan I Wayan Adi Pranata, I Gusti Ayu Artini, 2017 dikatakan bahwa
bahwa anak lelaki lebih banyak terkena DBD dibandingkan perempuan . Fenomena ini
diasumsikan terjadi terkait dengan mobilitas lelaki yang lebih tinggi dibandingkan perempuan
yang mengacu pada kemungkinan lelaki terinfeksi virus dengue lebih rentan dari pada
perempuan. Berdasarkan usia, infeksi dengue paling banyak pada kelompok umur middle
childhood (6-11 tahun), namun tidak ditemukan kasus pada kelompok umur infants (0-1
tahun). Rentang usia subyek adalah 2-15 tahun, hal ini sesuai data epidemiologi dimana
epidemi DBD terutama pada negara tropis 95% menyerang anak golongan dibawah 15 tahun.
Nyamuk Aedes aegypti yang aktif menggigit pada siang hari pada dua puncak aktivitas, yaitu
pukul 08.00 –12.00 dan 15.00 –17.00, dimanapada jam tersebut anak-anak biasanya lebih
aktif beraktivitas di luar rumah menyebabkan anak lebih mudah terjangkit DBD
(Strickman, 2013). I Wayan Adi Pranata, I Gusti Ayu Artini (2017) mengatakan bahwa derajat
penyakit, lebih dominan berada pada grade I , disusul grade II, sebagian kecil grade III,
namun tidak ditemukan pasien pada grade IV. hal ini sesuai dengan kasus kelompok yakni
pasien An.L ada di kondisi DHF derajat I.
Pemeriksaan laboratorium dengue NS 1 positif, Uji Torniquet positif, Hb: 14.8 g/dL, Ht:
42.9% Trombosit 85.000 dL, Leukosit 3220/dL, CRP 46 Mg/dL. Sejalan dengan Rafif, 2018
gejala penyakit DBD yaitu demam dengan suhu 38°C sampai 39°C. Apabila demam lebih dari 3
hari perlu dilakukan uji torniket, pemeriksaan IgM, IgG, IgM dengue. Pemeriksaan IgG biasa
dilakukan setelah melewati hari ke-3, sedangkan pemeriksaan NS-1 diperiksa pada hari pertama
atau ke-3 yang bertujuan untuk mendeteksi virus dengue lebih awal. Selain itu dilakukan
pemeriksaan cek darah rutin yang meliputi hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit. Tes
tersebut harus dilakukan sampai penderita melewati fase kritis, yaitu fase yang terjadi setelah 5
hari menjalani fase demam dan merupakan fase yang paling sering terjadi kecolongan sehingga
dapat menyebabkan keparahan bahkan meninggal.
Hal ini sejalan dengan Jayani, dkk (2018) yang menyatakan bahwa pemeriksaan
laboratorium sangat membantu untuk menegakkan diagnosis infeksi dengue. pemeriksaan darah
lengkap perlu dilakukan sebagai pencegahan dan dengan adanya nilai yang pasti dari
pemeriksaan darah untuk menentukan prognosis infeksi dengue sehingga mencegah ke kondisi
DSS. Peningkatan hematokrit karena adanya hemokonsentrasi, hemokonsentrasi merupakan
salah satu tanda terjadinya kebocoran plasma. Keadaan hemokonsentrasi dengan peningkatan
hematokrit > 20% merupakan tanda adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan
plasma. Telah terjadi peningkatan hematokrit pada saat hari pertama pasien mengalami infeksi
dengue dibuktikan dengan adanya hemokonsentrasi pada pemeriksaan dalam darah dalam batas
normal, kadarnya akan meningkat seiring dengan adanya hemokonsentrasi.
Diberikan terapi infus RL 500 ml/6 jam, hal ini sejalan dengan I Wayan dan I Gusti, 201
yang menyatakan bahwa pasien yang masuk RS telah diberikan pengangan awal berupa cairan
intravena kristaloid isotonis, dimana rincian jenis airannya sebagian besar berupa ringer laktat,
glukosa lima persen di dalam larutan NaCl 0,45%.
Dalam patoflowdiagram diagnosa yang muncul untuk DHF antara lain hipertermi,
hipovolemia, intoleransi aktivitas , resiko perdarahan, resiko defisit nutrisi , nyeri Akut,
gangguan pola napas , gangguan perfusi jaringan perifer, syok hipovolemi , dan perfusi renal
tidak efektif. Pada kasus tidak dapat ditegakkan diagnosa resiko nutrisi kurang dari keb .tubuh
karena pasien tidak mual, makan habis 1 porsi. Diagnosa syok hipovolemik tidak diangkat
karena pada pasien tidak ada tanda gejala syok hipovolemik seperti nasi cepat dan lemah, akral
teraba dingin, pengisian capilary reffil berkurang dan berkurangnya urin output. Diagnosa
gangguan pola nafas tidak muncul karena pada pasien tidak ada tanda gejala keuhan sesak,
pernafasan meningkat dari normal. Diagnosa resiko perfusi renal tidak efektik tidak dapat
ditegakkan karena pada pasien produksi urin masih seimbang antara intake dan output, dan
pasien belum menuju pada kondisi DSS.
DAFTAR PUSTAKA
Jayani, I., Susmiati, & Kurniawati, C. (2018). Korelasi Status Hemodinamik Dengan Derajat Dengue
Hemorrhagic Fever Pada Anak.
Novitasari, P. F., Gasong, D. N., K, M. D., & Nusawakan, A. W. (2019). Manajemen Discharge Planning
pada Klien dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).