Anda di halaman 1dari 32

KAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa yang mengkaji : Polmaida Silalahi

Unit : Xav Tanggal Pengkajian : 27/04/2021


Ruang / Kamar : 7.18-2 Waktu Pengkaji : 08.00
Tgl. Masuk RS : 25-04-2021 Auto Anamnese :
Allo Anamnese : Ibu Pasien
v
A. IDENTIFIKASI
1. Klien
Nama Initial : Anl. R
Nama Panggilan :R
Tempat/tgl. lahir(umur) : Jakarta, 27 Oktober 2005 / 15 th 6 bulan
Jenis Kelamin : √ Laki-laki Perempuan
Anak ke :2
Agama : Islam
Warga Negara : v Indonesia  Asing
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMP kelas 3
Alamat rumah : Cempaka Putih

2. Orang Tua / Penanggung Jawab

Ayah Ibu Penanggung Jawab


Nama (Initial) Tn. I Ny. R Tn. I
Umur 42 tahun 40 tahun 42 tahun
Agama /Suku Islam Islam Islam
Kebangsaan Indonesia Indonesia Indonesia
Pendidikan SMP SMP SMP
Pekerjaan Karyawan swasta IRT Karyawan swasta
Alamat rumah Cempaka Putih Cempaka Putih Cempaka putih
Alamat kantor Cempaka Putih - Cempaka Putih
B. DATA MEDIK
Dikirim oleh : v UGD  Dokter Praktek Kamar bersalin via OK
Diagnosa Medik :
Diagnosa saat masuk : Acute Viral Infection
Diagnosa saat pengkajian : DBD Grade 1

C. KEADAAN UMUM
1. Keadaan sakit : Pasien tampak sakit sedang
Alasan : Tampak berbaring di TT, mukosa bibir kering, terpasang infus
RL di lengan kiri.
2. Tanda –tanda vital
a. Tingkat Kesadaran
Kualitatif
v Compos mentis  Apatis
 Somnolens  Soporocomatous  Coma
Kuantitatif (Skala Coma Glascow) Jumlah

Respon Motorik :6
Respon Bicara :5 15
Respon Membuka Mata :4
b. Flapping Tremor/Asterixis  Positif v Negatif
c. Tekanan darah : 110/70 mm Hg
MAP : 83,3 mm Hg
Kesimpulan : perfusi darah ke ginjal memadai

d. Suhu : 39,70C
v Axillar  Rectal  Oral
x
e. Nadi/ HR : Frekuensi 115 / menit
v Teratur  Tidak teratur
 Penuh v Lemah
f. Arteri : …
g. Pernapasan : 24 x / menit
Irama : v Teratur  Kusmaul  Cheynes Strokes
Jenis : v Dada  Perut
3. Pengukuran
a. Panjang /Tinggi Badan : 160 cm
Kesimpulan : tinggi badan dibawah rata-rata usia anak
b. Berat Badan : 65 kg
Kesimpulan : BB hampir sama dengan anak usianya
c. Lingkar Kepala :- cm
Kesimpulan : ….
4. Genogram

15

Keterangan:
: Laki-laki : Tinggal serumah
: Perempuan
: Pasien : Menikah

D. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


1. Kajian Persepsi Kesehatan Dan Pemeliharaan Kesehatan
a. Riwayat Prenatal
i. Ibu pernah sakit : tidak ada pernah
ii. Ibu muntah berlebihan : tidak ada
iii. Ibu perdarahan : tidak ada
iv. Kebiasaan minum obat/jamu/makanan tertentu/minuman keras /merokok : ibu
kadang minum jamu saat pinggang pegal-pegal.
v. Vaksinasi : v Ya  Tidak

b. Riwayat Kelahiran :
 Cukup bulan kurang bulan  lewat bulan

√ Spontan  mudah / sulit
 Dengan alat : vacuum / forceps / ...................................
Sectio Caesaria
Ditolong oleh Dukun / Bidan / Dokter / lain-lain : ….
BB lahir : 2900 gram
PB Lahir : 51 cm
 Perdarahan ................ cc.  Partus lama
 Ketuban pecah dini .................  Ketuban warna hijau
 Cairan ketuban berlebihan …. cc
 Apgar Score (kalau tahu) : bayi langsung menangis
 Bayi lama tidak menangis :-
 Kelainan bawaan :-
 Trauma kelahiran :-

c. Riwayat Perkembangan :

Komponen yang dinilai


Sosialisasi dan
Bicara dan Bahasa Motorik Kasar Motorik Halus
Kemandirian
Anak mempunyai Anak dapat Anak dapat Anak dapat
teman sebaya dalam menceritakan bermain sepak memainkan alat
kelompok bermain pengalamannya bila dengan TIM musik
dengan baik
Anak mempunyai Anak dapat Pasien dapat Anak dapat
teman dekat menguasi 3 bahasa mengendarai memainkan alat
perempuan sepeda motor teknologi dengan
baik
d. Riwayat penyakit yang pernah dialami
(Sakit berat, dirawat, kecelakaan, operasi, transfusi, reaksi alergi)

Diagnosa Kapan Catatan


DBD 2015 Di rawat selama 1 minggu di RS
Evasari

e. Riwayat Vaksinasi :
√ BCG
DPT √ I 
√ II 
√ III
Polio √ I √ II √ III
√ Campak
√ MMR
√ Suntikan ulang .........................
f. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit :
Ibu anak mengatakan selama ini jarang sakit, hanya sakit batuk pilek biasa , anak
dibawa berobat ke puskesmas jika sakit dan langsung sembuh. Anak mengatakan
dirumah rajin dibersihkan oleh ibunya, baju kotor ada yang bergantungan 1-2 dua
potong, bak mandi selalu dibersihkan tiap 2-3 hari sekali, tidak ada genangan-
genangan air, menurut pasien sakit DBD ini ketularan dari tetangga, yang sakit
DBD juga 1 minggu yang lalu.

ii. Keadaan sejak sakit :


Ibu anak mengatakan demam sejak 3 hari yang lalu dimulai pada malam hari,
suhu badan sampai mencapai 40 C, anak merasa badan meriang, terasa pusing
terutama bila jalan lalu anak dibawa oleh ibunya berobat ke Puskesmas, dapat
obat penurun panas Paracetamol dan obat muntah, tetapi sudah dua hari panas
masih tinggi terus dan anak di bawa ke IGD RSSC (demam hari ke 3) , dan
dilakukan tes darah, anjuran untuk dirawat. Selain panas anak ada muntah 2 kali,
isi makanan dan minuman beruwarna kekuningan tetapi hanya sedikit saja.

g. Data Obyektif
i. Observasi
(a) Kebersihan rambut : bersih
(b) Kulit kepala : bersih
(c) Kebersihan kulit : bersih
(d) Higiene rongga mulut : bersih
(e) Kebersihan genitalia : bersih
(f) Kebersihan anus : bersih
(g) Tanda/scar vaksinasi : v BCG  Cacar

2. Kajian Pola Nutrisi Metabolik


a. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit :
Anak mengatakan selama ini tidak ada pantangan untuk makanan, tetapi selama
ini pasien lebih suka beli makanan di luar karena ibunya jarang memasak, bila
ibunya memasak dirumah, anak tidak beli makan dari luar. pasien mengatakan
biasanya campuran nasi adalah lauk saja, pasien jarang makan sayuran dan buah
karena pasien tidak suka. Pasien makan 3 kali sehari, dan malam hari biasanya
suka ngemil saja, anak jarang beli minuman yang di diwarung, biasanya minum
air putih paling banyak, sekitar 2-3 botol aqua (600cc).

ii. Keadaan sejak sakit :


Anak mengatakan 3 hari yang lalu, ada muntah sebanyak 2 kali berisi makanan
dan minuman warnanya kekuningan tetapi hanya sedikit saja. Pada saat sakit ini
anak mengatakan harus banyak makan dan minum biar cepat sembih dan cepat
pulang. Pada saat pengkajian anak mengatakan panas masih naik turun dan selalu
dipantau oleh suster, anak sering merasa haus terus dan ingin banyak minum,
muntah sudah tidak ada, mual ada tetapi hanya sedikit saja, anak selalu
menghabiskan makanan yang sediakan oleh RS, dan minum juga banyak bisa
sampai 3 botol aqua atau 1800ml
b. Data Obyektif
i. Observasi :
- BB: 65 kg
- TB: 160 cm
- NCHC (status Gizi):
- TTV: Suhu: 39,7 C, Nadi: 115x/mnt, P:24x/mnt
- Perabaan panas
- Mukosa bibir kering
- Tugor kurang elastis
- Pasien menghabiskan makan siang: nasi 1 porsi
- Balance cairan/ 24 jam : masuk: 3850 ml, keluar: 3525, balance + 325 ml
- Capirelly Refill < 3 detik
- Status gizi overweight
- Pasien terpasang infus RL500ml/6 jam
- Dilakukan Rampelide di lengan kanan: Positif

c. Pemeriksaan Fisik
i. Keadaan rambut : bersih, warna hitam, tidak rontok, sedikit
berminyak.
ii. Hidrasi kulit : kulit tidak dehidrasi
iii. Palpebrae : tidak ada edema
iv. Sclera : tidak ikterik
v. Hidung : mukosa di tengah warna merah muda, septum
ditengah, tidak ada sekret.
vi. Rongga mulut : bersih, sariawan tidak ada, tidak ada sisa-sia
makanan.
vii. Geligi : lengkap, tidak ada karies, tidak ada gigi yang
bolong.
viii. Kemampuan mengunyah keras : dapat mengunyah yang keras
ix. Lidah : tampak bersih, warna merah muda, sariawan tidak
ada.
x. Kelenjar getah bening leher : tidak teraba pembesaran
xi. Kelenjar parotis : tidak teraba pembesaran
xii. LILA :
xiii. Abdomen
Inspeksi : tampak datar, tidak membesar
Bayangan vena : tidak tampak
Benjolan/massa : tidak tampak benjolan/massa
Auskultasi : Peristaltik 10 x / menit
Palpasi : tidak teraba ada pembesaran
Tanda nyeri umum : nyeri ulu hati
Massa : tidak teraba
Hidrasi kulit : tidak dehidrasi
Nyeri tekan : v R. Epigastrica  R. Supra Pubica
 Titik Mc. Burney  R. Illiaca
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Perkusi : Thympani
Ascites : tidak ada

Kelenjar limfe inguinal : tidak teraba


xiv. Kulit :
Spider naevi v Negatif  Positif
Uremic frost v Negatif  Positif
Edema v Negatif  Positif
Icteric v Negatif Positif
Tanda-tanda radang : tidak ada
Lesi : tidak ada

d. Pemeriksaan Diagnostik
i. Laboratorium : DR tanggal 26/04/2021

Pemeriksaan Hasil Satuan


Hb 14.8 g/dL
Ht 42.9 %
Leukosit 3220 Ribu/uL
Trombosit 85.000 Ribu/dL
CRP 46 Mg/dL
Dengue NS 1 Positif

e. Terapi : Infus RL 500 ml/6 jam, Ranitidine 2x1 ampul IV,


Paracetamol 3x500 mg, bila suhu >37,5 C, Ondancetron 3x 4mg iv bila mual
3. Kajian Pola Eliminasi
a. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit :
Ibu anak mengatakan selama ini tidak ada masalah untuk BAB dan BAK, tidak
pernah menggunakan obat-obatan untuk memperlancar BAB. Anak mengatakan
biasanya BAB 1 kali dalam sehari, tidak diare dan warnanya coklat kekuningan.
Dan untuk BAK biasanya 6-7/ hari, setiap kali BAK selalu banyak karena anak
banyak minum air putih.

ii. Keadaan sejak sakit :

Anak mengatakan sejak dua hari yang lalu belum ada BAB, bisanya rutin tiap
hari, tetapi rasa ingin BAB juga belum ada. BAK selalu ditolong di tempat tidur
oleh ibunya atau suster, karena jika ke kamar mandi takut infusnya bermaslah.
Pada saat pengkajian anak mengatakan belum ada BAB, BAK sering dan banyak
300cc/BAK.
b. Data Obyektif
i. Observasi :
- Abdomen tidak kembung
- Urine spontan pakai urinal, saat menolong BAK tampak urine warna
kuning jernih
- jumlah urine dalam/24 jam : 2550 ml
c. Pemeriksaan Fisik
i. Peristaltik usus : 10 x / menit
ii. Palpasi suprapubika / kandung kemih  penuh
v kosong
iii. Nyeri ketuk ginjal : Kiri  Negatif  Positif
Kanan  Negatif  Positif
iv. Mulut urethra : bersih, pasien sudah di sunat
v. Membrane mukosa mulut : utuh, warna merah muda
vi. Kulit : tampak bersih, tidak bersisik
vii. Turgor kulit : elastis
viii. Anus :
Peradangan v Negatif  Positif
Fissura v Negatif  Positif
Hemaroid v Negatif  Positif
Prolapsus recti v Negatif  Positif
Fistula ani v Negatif  Positif
Masa tumor v Negatif  Positif
d. Pemeriksaan Diagnostik
i. Laboratorium :-

ii. Lain-lain :-

e. Terapi :-

4. Kajian Pola Aktivitas Dan Latihan


a. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit :
Anak mengatakan selama ini jarang olah raga karena pandemik yang biasanya
bermain sepak bola dengan teman-teman pada sore hari di lapangan dekat
rumahnya. Anak lebih banyak waktunya di rumah belajar dan bermain game bila
sudah selesai tugas sekolah.
ii. Keadaan sejak sakit :
Anak mengatakan, selama sakit ini tidak bisa lagi bermain bola dengan teman-
temannya. Pada saat pengkajian mengatakan jika lagi panas tinggi, kepala terasa
pusing dan badan tersa lemas sehingga anak takut bila ke kamar mandi. Ibu anak
juga mengatakan, selalu membantu kebutuhan anaknya di tempat tidur. Jika
makan dan minum anak masih bisa melakukan sendiri, untuk mandi selalu
dibantu oleh ibu.

b. Data Obyektif
i. Observasi : Anak tampak dimandikan oleh ibunya di TT,
pasien tampak lemas dan pucat bila sedang suhu meningkat.
ii. Aktivitas Harian :
0 : Mandiri
Makan :2
Mandi :2 1 : Bantuan dengan alat
Berpakaian :2 2 : Bantuan orang
Kerapian :2
Buang air besar :2 3 : Bantuan orang dan alat
Buang air kecil :2 4 : Bantuan penuh
Mobilasasi :2
Mobilisasi di tempat tidur :0
Ambulasi : Mandiri / tongkat / kursi / tempat tidur, kadang
ke kamar mandi bila tidak demam.
Postur tubuh : tegak lurus
Gaya jalan : lurus
Anggota gerak yang cacat: tidak ada
Fiksasi : tidak ada
Tracheostomi : tidak ada
c. Pemeriksaan Fisik
i. JVP :5-2 cm H2O.
Kesimpulan : perfusi darah ke ventrikel adekuat
Perfusi pembuluh perifer : <3detik
ii. Thorax dan Pernapasan
Inspeksi :
Bentuk thorax : simetris
Stridor : v Negatif  Positif
Dyspnea d‟Effort : v Negatif  Positif
Cyanosis : v Negatif  Positif
Palpasi :
Vocal premitus : sama getar di kedua lapang paru
Perkusi : v Sonor  Redup  Pekak
Batas paru hepar : ICS 4 strenalis kanan
Kesimpulan : Pengembangan paru maksimal
Auskultasi :
Suara napas : vesikuler
Suara ucapan : terdengar sama di kedua lapang paru
Suara tambahan : tidak ada suara tambahan
iii. Jantung :
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak teraba
Heart Rate : 115 x / menit
Thrill : v Negatif  Positif
Perkusi :
Batas atas jantung : ICS 3 linea sternalis kiri
Batas kanan jantung : ICS 3 linea strenalis kanan
Batas kiri jantung : ISC 5 mid clavikulars kiri
Auskultasi :
Bunyi jantung II A : tunggal
Bunyi jantung II P : tunggal
Bunyi jantung I T : tunggal
Bunyi jantung I M : tunggal
Bunyi jantung III irama Gallop : v Negatif 
Positif
Murmur : v Negatif
Positif Tempat :
Grade :

Bruit Aorta v Negatif  Positif


Arteri Renalis v Negatif  Positif
Arteri Femoralis v Negatif  Positif
iv. Lengan dan Tungkai :
Atrofi otot v Negatif  Positif
Tempat
: .................... Rentang Gerak : bebas
Kaku sendi tidak ada
Mati sendi tidak ada

Uji kekuatan otot : Kiri : 5/5


Kanan : 5/5

Reflex Fisiologik : Positif


Reflex Patologik :
Babinski : Kiri  Negatif v Positif
Kanan  Negatif v Positif
Clubing jari-jari : v Negatif  Positif
Varices : v Negatif  Positif

v. Columna Vertabralis
Inspeksi : Kelainan bentuk : Tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan 
v Negatif  Positif
Nervus III – IV – VI : Pasien dapat menahan gerakan perawat (pasien
dapat membuka dan menutup bola mata, menggerakan mata ke bawah dan ke
segala arah, diameter pupil 3 mm dan reflex cahaya positif)
N VIII Romberg Test :  Negatif  Positif
Nervus XI : pasien dapat menggerakkan bahu kanan dan kiri
Kaku kuduk : tidak ada
d. Pemeriksaan Diagnostik
i. Laboratorium : thorax foto tanggal 25/4/21: tidak ada kelainan
pada cord dan pulmo
ii. Lain-lain :.-
e. Terapi :-

5. Kajian Pola Tidur Dan Istirahat


a. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit :
Ibu anak mengatakan biasanya anak tidur siang sekitar 1-2 jam, dan tidur malam
7-8 jam, tidak ada kebiasaan tertentu yang dilakukan oleh anak sebelum tidur.
Anak juga menegatakan biasanya paling lama tidur malam jam 23.00 itu karena
anak menonton sepak bola kesukaannya.
ii. Keadaan sejak sakit :
Anak mengatakan, selama di RS tidak ada masalah dalam tidur, anak mengatakan
bosan di RS karena tiduran terus. Pada saat pengkajian anak mengatakan tadi
malam bisa tidur, tetapi menjelang pagi sempat terbangun karena badan terasa
panas.

b. Data Obyektif
i. Observasi :
ii. Ekspresi wajah mengantuk : v:: Negatif  Positif
iii. Banyak menguap : v: Negatif  Positif
iv. Palpebrae inferior berwarna gelap : v Negatif 
Positif
c. Terapi :-

6. Kajian Pola Persepsi Kognitif


a. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan selama ini tidak ada masalah pendengaran dan
penglihatan, anak tidak ada menggunakan alat bantu pendengaran dan alat bantu
penglihatan.
ii. Keadaan sejak sakit :
Anak mengatakan ada keluhan nyeri pada daerah perut bagian tengah VAS 3/10,
seperti tertusuk-tusuk, hilang timbul, tetapi tidak menjalar sampai ke bagian
belakang pinggang, biasanya dengan istirahat dan diberikan obat oleh suster, rasa
sakit perut sudah menghilang.

b. Data Obyektif
i. Observasi :
- Pasien tampak meringis kesakitan bila bila nyeri uluhati muncul
- Pasien tampak memegang abdomen bila saat nyeri
- Kemampuan komunikasi verbal baik

ii. Pemeriksaan Fisik


Penglihatan
Cornea : jernih
Visus : positif
Pupil : isokor
Lensa Mata : jernih

Tekanan Intra Ocular (TIO) : teraba sama kenyal di kedua mata


Pendengaran
Pina : simetris kiri dan kanan
Canalis : tampak bersih, tidak bernanah
Membran tympani : utuh
Tes Pendengaran : dapat mendengarkan gesekan jari perawat sama di
telingan kanan dan kiri.
Pengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai: anak dapat
mengenal posisi yang diberikan.
NI : Pasien dapat membedakan mau minyak kayu putih
dan kulit jeruk
N II : Pasien dapat membaca tulisan di dinding
N V Sensorik : Dapat menyebutkan goresan tisu diwajah
N VII Sensorik : Pasien dapat membedakan arasa manis dan asam
N VIII Pendengaran : Dapat mendengarkan gesekan tangan perawat
Tes Romberg : Tidak dilakukan

iii. Laboratorium :-
iv. Lain-lain :-

c. Terapi : Paracetamol 3x 500mg

7. Kajian Pola Persepsi Dan Konsep Diri


a. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit : tidak dikaji
ii. Keadaan sejak sakit : tidak dikaji
b. Data Obyektif
i. Observasi :
Kontak mata : kontak mata baik saat diajak berkomunikasi
Rentang perhatian : baik
Suara dan cara bicara : Jelas dan dapat dimengerti saat di ajak komunikasi
Postur tubuh : tegak
ii. Pemeriksaan Fisik
Kelainan bawaan yang nyata : tidak ada
Abdomen : datar, tidak kembung
Bentuk : datar
Bayangan vena : tidak tampak
Benjolan massa : tidak tampak
Kulit : tampak bersih, tidak bersisik, tidak kering
Penggunaan Protesa :  Lengan  Tungkai

8. Kajian Pola Peran Dan Hubungan Dengan Sesama


a. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan anak adalah anak yang penurut, jarang main bersama
temannya, palingan jika sore hari suka bermain bola dengan teman-teman
sebayanya. Anak paling dengan dengan ibunya karena ayahnya lebih banyak
bekerja di luar kota.
ii. Keadaan sejak sakit :
Anak mengatakan selama sakit ini pasien tidak bisa lagi bermain bola dengan
temannya, anak lebih suka ditunggu oleh ibunya.
b. Data Obyektif
i. Observasi :-

9. Kajian Pola Reproduksi – Seksualitas


a. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit : Ibu anak mengatakan, anak kedua dari dua orang
bersaudara, yang pertama adalah laki-laki dan sedang kuliah semseter 4.
ii. Keadaan sejak sakit : ibu anak mengatakan tidak ada masalah dalam
reproduksi.
b. Data Obyektif
i. Observasi : pasien sudah di sunat
ii. Pemeriksaan fisik
Inspeksi daerah reproduksi : tampak bersih

c. Pemeriksaan Diagnostik
i. Laboratorium :-

ii. Lain-lain :-

d. Terapi :-

10.Kajian Mekanisme Coping Dan Toleransi Terhadap Stress


a. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit :
Anak mengatakan jika punya masalah di sekolah atau dalam berteman selalu
cerita dengan ibunya, ibu pasien mengatakan bahwa anak adalah anak yang baik
dan penurut, jarang marah dan selalu nurut dengan orangtua.
ii. Keadaan sejak sakit :
Ibu anak mengatakan semenjak sakit ini, anak terlihat lebih manja, harus ditunggu
oleh ibunya dan tidak mau ditunggu yang orang lain. Pada saat pengkajian, anak
mengatakan senang bila ditunggu oleh ibunya karena bisa sambil cerita, dan anak
mengatakan pingin cepat sembuh dan pulang kerumah.

b. Data Obyektif
i. Observasi :
- saat dilakukan pengambilan darah Vena, pasien kooperatif dan tampak
memegang tangan ibunya.
- Pasien tampak ditunggu oleh ibunya
ii. Pemeriksaan fisik
Ekspresi wajah :  sedih menangis
kesakitan  marah
v  tenang
Aktivitas motorik / repson klien : pasien kooperatif.
Kulit : bersih
 Keringat dingin : tidak ada
 Kering : tidak ada
c. Terapi : tidak ada

11.Kajian Pola Sistem Nilai Kepercayaan


a. Data Subyektif
i. Keadaan sebelum sakit : Ibu anak mengatakan, anak adalah anak yang rajin
sholat dan beribadah, anak paling rajin sholat jumat bila dibandingkan dengan
abangnya.

ii. Keadaan sejak sakit : anak mengatakan selama di RS tidak bisa lagi
sholat jumat ke Mesjid, biasanya rajin dan anak berdoa semoga cepat sembuh dan
balik kerumah.

b. Data Obyektif
i. Observasi : pasien tampak berdoa sebelum makan.

Tanda Tangan Mahasiswa yang mengkaji

Polmaida Silalahi
ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : Kehilangan cairan Hipovolemia
- Pasien mengatakan sering merasa haus secara aktif
dan ingin banyak minum.
- Pasien mengatakan lemas.

DO :
- Mukosa bibir kering
- Nadi 115x/menit, lemah.
- TD: 110/70mmHg
- Tugor kurang elastis
- Hb: 14,8gr/dL
- Ht: 42,9%
- CRT kurang dari 3 detik
- Minum air putih 1800ml.
- BAK 2550ml/ 24 jam

2. DS:
Proses penyakit
- Pasien mengatakan demam sejak 3 hari Hipertermi
(infeksi dengue)
yang lalu, suhu tertinggi 40C.
- Pasien mengatakan terbangun kaarena
badan terasa panas

DO:
- Suhu 39,7C
- Nadi 115x.menit
- Akral teraba panas
- Pernafasan 24x/menit.
- Dengue NS 1 (+)
- CRT kurang dari 3 detik.
- Rampalide Test: positif

3. Resiko
Gangguan koagulasi
DS: Perdarahan
(trombositopenia)
- Pasien mengatakan pusing dan lemas.
- Pasien juga mengatakan juga ada nyeri
perut bagian tengah dengan vas 3/10,
nyeri seperti tertusuk-tusuk dan hilang
timbul. Nyeri tidak menjalar sampai ke
bagian belakang pinggang.
DO :
- pasien tampak meringgis kesakitan, bila
nyeri ulu hati muncul.
- Pasien tampak memegang abdomen saat
nyeri.
- Mukosa bibir kering dan pucat
- Turgor kulit kurang elastis.
- Rampelid tset: positif
- TTV : TD :110/70 mmhg, MAP : 83.3,
S : 39,7 C, N : 115 x/menit, P : 24 x/
menit.
- Hasil lab 26/04/21: Hb : 14,8, HT : 42.9
%, Leu : 3220 ul, Trombosit : 85.000/dl,
CRP : 46 Intoleransi
Kelemahan aktivitas
4
DS:
- Anak mengatakan jika lagi panas tinggi,
kepala terasa pusing
- Badan terasa lemas sehingga takut bila ke
kamar mandi.
- Ibu anak juga mengatakan, selalu
membantu kebutuhan anaknya di tempat
tidur
- Makan dan minum anak masih bisa
melakukan sendiri, untuk mandi selalu
dibantu oleh ibu.
DO:

- Anak tampak dimandikan oleh ibunya di


TT
- Pasien tampak lemas dan pucat bila sedang
suhu meningkat.
- ADL dibantu orangtua dan perawat
- Ambulasi : di temapt tidur, kadang ke
kamar mandi bila tidak demam.
- Thorax foto tanggal 25/4/21: tidak ada
kelainan pada cord dan pulmo
- TTV: TD: 110/70mmHg, Suhu: 39,7 C,
Nadi: 115x/mnt, P:24x/mnt

5 Gejala penyakit Ganguan rasa


DS: nyaman
- Anak mengatakan ada keluhan nyeri pada
daerah perut bagian tengah VAS 3/10,
seperti tertusuk-tusuk, hilang timbul, tetapi
tidak menjalar sampai ke bagian belakang
pinggang.
- Dengan istirahat dan diberikan obat oleh
suster, rasa sakit perut sudah menghilang.
DO:
- Pasien tampak meringis kesakitan bila bila
nyeri uluhati muncul
- Pasien tampak memegang abdomen bila
saat nyeri
- BU 10x/menit di semua kuadran
- Abdomen tampak datar, tidak membesar.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama / Umur : AnL. R


Ruang / Kamar : 15 tahun

No. Diagnosa Keperawatan Nama jelas

1. Hipovolemia b.d kehilangan cairan secara aktif Kelompok 3A

Kelompok 3A
2. Hipertermi b.d proses penyakit infeksi dangue

Kelompok 3A
3. Risiko perdarahan dibuktikan dengan gangguan koagulasi
(trombositopenia)

Kelompok 3A
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Kelompok 3A
5. Ganguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur : AnL. R
Ruang / Kamar : 15 tahun

Rencana Tindakan

Meliputi : Tindakan Tanda


Keperawatan, tindakan Evaluasi tangan
Tgl Diagnosa Keperawatan Hasil Yang diharapkan Alasan Tindakan Intervensi Keperawatan
observatif, Keperawatan Nama
penyuluhan, Jelas
Pelaksanaan program
Dokter

27/4/21 Hipovolemia b.d Setelah dilakukan Observasi Mengidentifikasi perubahan- 27/4/21 Melakukan observasi TTV: TD 27/4/21 Kelompok
08:00 130/80mmHg, Suhu 38.8C, Nadi 3A
1. kehilangan cairan secara intervensi perawatan 1. Monitor status cairan perubahan yang terjadi pada
aktif yang dibuktikan selama 5 jam, (meliputi : turgor keadaan umum pasien 103x/mnt, teratur, kuat, P S : Pasien mengatakan ada
dengan : diharapkan volume terutama untuk mengetahui 24x/menit, Sat O2 96% keluhan lemas, pusing
kulit, membran
DS : cairan teratasi dengan mukosa) adalah tanda-tanda syok O : turgor kulit kurang elastis,
08:30 Memonitor stasus cairan anak: ibu
kriteria hasil : hipovolemik) membran mukosa kering
- Pasien mengatakan anak mengatakan, sudah minum
1. Tanda-tanda vital
sering merasa haus air putih 2 gelas, anak cenderung
normal (TD 120/80 Membantu menganalisa banyak minum dan haus, sudah TTV: TD 130/80mmHg, Suhu
dan ingin banyak
minum. mmHg, Nadi 60- 2. Monitor intake dan keseimbangan cairan dan BAK 300 ml warna kening jernih. 38.8C, Nadi 103x/mnt, teratur,
- 3 hari yang lalu ada 100x/menit, RR 12- output cairan derajat kekurangan cairan) Pasien tampak banyak minum, kuat, P 24x/menit, Sat O2 96%.
muntah 2 kali berisi 20x/menit, suhu mukosa bibir kering, perfusi intake 1300ml, output: 934ml,
makanan dan 36,5-37,5C) jaringan baik, akral hangat, balance: +365 ml/7 jam
minuman. 2. Turgor kulit elastis terpasasang ingus RL 20 tetes/mnt
- Pasien mengatakan di tangan kiri, tetesan infus lancar, A : Hipovolemi belum teratasi
3. Monitor jumlah dan Jumlah urin merupakan
3. Balance cairan tidak ada plebitis, warna urine
lemas. indikator dari tercukupi atau P : Intervensi keperawatan di
seimbang warna urin kuning jernih
tidaknya cairan yang masuk lanjutkan nomor 1,2,3,4,5.
DO : 4. Mukosa bibir
- Mukosa bibir kering lembab 09:00 Menganjurkan anak minum 7
- Nadi 115x/menit, 5. Hemoglobin Terapeutik Menggantikan cairan yang gelas (2400 ml) dalam 24 jam,
lemah. membaik 1. Berikan asupan keluar dari evaporasi kulit. dan memberikan alat tulis ke
- TD: 110/70mmHg (14-16g/dL) cairan oral orangtua untuk mencatat intake
- Tugor kurang elastis Meningkatkan intake, output anak: ibu dan anak tampak
6. Hematokrit
- Hb: 14,8gr/dL Edukasi preload sehingga dapat mengerti, dn tampak ibu menulis
- Ht: 42,9% membaik (36 – 52) jumlah minum dan urine dalam
7. Kebutuhan cairan 1. Anjurkan pasien meningkatkan tekanan darah
- CRT kurang dari 3 kertas.
2300ml/24 jam untuk banyak dan kekuatan nadi
detik
minum
- Minum air putih (sesuai BB 60kg) 9:20 Melakukan kolaborasi dengan
1800ml. Pemberian cairan infus dapat dokter untuk evaluasi
- BAK 2550ml/ 24 Kolaborasi meningkatkan intake cairan laboratorium: saat dilakukan
jam 1. Pemberian Cairan yang hilang. pemgambilan darah darah rutin,
I.V RL 500cc/6 jam tampak anak kooperatif dan tidak
ada tanda-tanda perdarahan nyata.
Hb: 15 g/dL, Ht: 41.8%,
Leukososit: 1940/uL, Trombosit
62.000/dL

11.30 Mengobservasi TTV anak: TD


110/80mmHg, Suhu: 38.8C, nadi
108x/mnt, P 24x/mnt sat O2
100%.

12:00 Memonitor intake output anak


dalam 7 jam: intake 1300ml,
output: 934ml, balance: +365 ml.
Ibu anak mengatakan anak masih
demam, dan banyak minum. Anak
tampak lemas, nadi teraba kuat
dan teratur, mukosa bibir kering,
akral hangat.

Memberikan edukasi ke orangtua


12.20 tentang DBD mengguakan leaflet:
pasien tampak mengerti dengan
edukasi yang diberikan.
28/4/21 Melakukan observasi TTV: TD 28/4/21
08:00 120/80mmHg, Suhu 37.5 C, Nadi
99 x/mnt, teratur, kuat, P S : Pasien mengatakan masih
20x/menit, Sat O2 100% lemas, pusing

08:45 Memonitor stasus cairan anak: ibu O : Membran mukosa kering, TD


anak mengatakan, sudah minum 110/70mmHg, Suhu: 37C,
air putih 1 gelas, dan susu 1 gelas, nadi100 x/mnt, P 21x/mnt sat O2
anak selalu banyak minum, sudah 100%. intake 1400ml, output:
BAK 250 ml warna kuning jernih. 1080 ml, balance: + 320 ml
Pasian tampak berbaring, mukosa
bibir kering, perfusi jaringan baik, A : Hipovolemi belum teratasi
akral hangat, terpasasang ingus
P : Intervensi keperawatan di
RL 20 tetes/mnt di tangan kiri,
tetesan infus lancar, tidak ada lanjutkan nomor 1,2,3,4,5.
plebitis.

11:00 Kolaborasi dengan dokter dalam


evaluasi laboratorium dan
pemberian therapi infus: ulang
cek DR sore hari jam 18.00 dan
infus dinaikkan RL 2000m/ 24
jam.

Mengobservasi TTV anak: TD


12:00 110/70mmHg, Suhu: 37C,
nadi100 x/mnt, P 21x/mnt sat O2
100%.

Memonitor intake output anak


12:15 dalam 7 jam: intake 1400ml,
output: 1080 ml, balance: + 320
ml. Ibu anak mengatakan suhu
anaknya sudah mulai turun, anak
masih mau minum banyak. Anak
tampak lemas, nadi teraba kuat
dan teratur, mukosa bibir kering,
akral hangat.

12:30 Melakukan reedukasi ke orangtua


tentang DBD yang sudah
dijelaskan oleh perawat : ibu anak
dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh perawat

2.
Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan Observasi Melihat apakah ada 27/4/21 Melakukan observasi TTV: TD 27/4/21 Kelompok
penyakit infeksi dangue intervensi perawatan 1. Monitor TTV; suhu perbaikan suhu terhadap 08:00 130/80mmHg, Suhu 38.8C, Nadi S : pasien mengatakan masih ada 3A
yang dibuktikan selama 5 jam, tubuh dan Nadi intervensi yang diberikan. 103x/mnt, teratur, kuat, P keluhan lemas, pusing, badan
dengan : diharapkan pengaturan 24x/menit, Sat O2 96%. terasa panas
DS : suhu tubuh dalam Cairan dan elektrolit yang
Memonitor stasus cairan anak: ibu O : pasien tampak menggigil,
DS: rentang normal dengan kurang dapat mengakibatkan 08:30
anak mengatakan, sudah minum akral teraba panas
kriteria hasil: 2. Monitor kadar dehidrasi dan memperparah
- Pasien mengatakan air putih 2 gelas, anak cenderung
1. Suhu normal (36,5 – elektrolit dan cairan hipertermi. TD 130/80mmHg, Suhu 38.8C,
demam sejak 3 hari banyak minum dan haus, sudah
yang lalu, suhu 37,5) BAK 300 ml warna kening jernih. Nadi 103x/mnt, teratur, kuat, P
tertinggi 40C. 2. Nadi normal (60- Merupakan proses Pasien tampak banyak minum, 24x/menit, Sat O2 96%. intake
- Pasien mengatakan 100x/menit) menurunkan suhu tubuh mukosa bibir kering, perfusi 1300ml, output: 934ml, balance:
terbangun karena 3. Kulit tidak memerah Terapeutik dengan evaporasi. jaringan baik, akral hangat, +365 ml/7 jam
badan terasa panas 1. Sediakan terpasasang ingus RL 20 tetes/mnt
Meningkatkan kenyamanan di tangan kiri, tetesan infus lancar, A: Hipertermi belum teratasi
lingkungan yang
DO: pasien, dan linen yang baru tidak ada plebitis, warna urine
dingin, longgarkan P : Intervensi keperawatan di
- Suhu 39,7C dapat menyerap keringat kuning jernih
atau melepaskan lanjutkan
- Nadi 115x.menit pasien yang keluar.
- Akral teraba panas pakaian. Menganjurkan anak untuk tetap
10.00
- Pernafasan Mengurangi metabolism tirah baring di TT: orangtua dan 28/4/21
24x/menit. anak tampak mengerti dan tampak
pasien yang sudah meningkat
- Dengue NS 1 (+) 2. Ganti linen setiap menganguk
akibat hipertermi. S : pasien mengatakan badannya
- CRT kurang dari 3 hari atau lebih
detik. sering jika pasien 10.30 Kolabarasi dengan dokter dalam masih ada keluhan lemas, badan
Paracetamol bekerja untuk pemberian antipiretik paracemol terasa panas
mengalami
- hyperhidrosis. menurunkan thermostat suhu 500mg dan Dexametasone 2.5 O : akral teraba panas, Suhu: 37C,
tubuh. mg iv: saat diberikan therapi nadi100 x/mnt P 21x/mnt sat O2
pasien tampak kooperati dan 100%. intake 1400ml, output:
Edukasi perbaan masih panas, mukosa 1080 ml, balance: + 320 ml.
1. Anjurkan tirah bibir kering.
A : Hipertermi belum teratasi
baring
11.30 Mengobservasi TTV anak: TD
110/80mmHg, Suhu: 38.8C, nadi P : Intervensi keperawatan di
Kolaborasi 108x/mnt, P 24x/mnt sat O2 lanjutkan
1. Berikan terapi 100%.
antipiretik
Paracetamol 3 x 11.45 Memberikan kompres hangat: saat
500mg bila suhu > diberikan kompres hangat di
37,5C leher, axilla, dan ingguinal, anak
tampak kooperatif

Memonitor intake output anak


12.00 dalam 7 jam: intake 1300ml,
output: 934ml, balance: +365 ml.
Ibu anak mengatakan anak masih
demam, dan banyak minum. Anak
tampak lemas, nadi teraba kuat
dan teratur, mukosa bibir kering,
akral hangat.

Memberikan edukasi ke orangtua


12.20 tentang DBD mengguakan leaflet:
pasien tampak mengerti dengan
edukasi yang diberikan.

3. Resiko perdarahan Setelah dilakukan 1. Observasi Untuk menilai keadaan 27-4-21 Memonitor adanya tanda-tanda 27-4-21 Kelompok
dibuktikan dengan intervensi perawatan umum pasien sehingga dapat 09.00 3A
perdarahan: anak mengatakan
gangguan koagulasi selama 5 jam, - monitor tanda di lakukan intervensi S : anak mengatakan badan
dan masih terasa lemas karena
(Trombositopenia) : diharapkan tingkat dan gejala keperawatan selanjutnya masih terasa lemas, mimisan
badan lagi demam, mimisan
perdarahan menurun pedarahan
DS : ditandai dengan kriteria - monitor nilai tidak ada. Perdarahan nyata tidak ada
- pasien mengatakan hasil: hematokrit atau tidak ada, mukosa bibir kering,
pusing dan lemas. 1. Kelembapan hemaglobin O : membran mukosa kering,
akral hangat, nadi teraba kuat
- Pasien juga membran mukosa sebelum dan tidak ada tanda-tanda
dan teratur, hasil DR pagi ini
mengatakan juga ada meningkat setelah perdarahan
belum keluar.
nyeri perut bagian 2. Kelembapan kulit kehilangan
tengah dengan vas meningkat darah Hb: 15 g/dL, Ht: 41.8%,
3/10, nyeri seperti 3. Hemoglobin - monitor tanda- 09.30 Melakukan kolaborasi dengan Leukososit: 1940/uL,
tertusuk-tusuk dan membaik tanda vital Untuk mempertahan status dokter untuk evaluasi Trombosit 62.000/dL, TD
hilang timbul. Nyeri 4. Hematokrit - monitor cairan pasien dan mencegah laboratorium: saat dilakukan 130/80mmHg, Nadi 103x/mnt,
tidak menjalar membaik koagulasi dehidrasi pemgambilan darah darah rutin, teratur, kuat
sampai ke bagian 5. Trombosit dalam ( misalnya PT, tampak anak kooperatif dan
belakang pinggang. batas normal partial tidak ada tanda-tanda A : Resiko perdarahan belum
DO : (150.000 – 450.000) thromboplastin Agar terpenuhnya perdarahan nyata. Hb: 15 g/dL, teratasi
- pasien tampak 6. Denyut nadi apikal time PTT, keseimbangan cairan dalam Ht: 41.8%, Leukososit:
meringgis kesakitan, (60-100x/menit) fibrinogen tubuh pasien 1940/uL, Trombosit 62.000/dL P : Intervensi keperawatan
1,2,3,4 di lanjutkan
bila nyeri ulu hati 7. Suhu tubuh degradasi fibrin
muncul. membaik (36,5-37,5 dan/ atau 10.00 Memenenuhi kebutuhan ADL
- Pasien tampak °C) platelet) pasien: anak dibantu mandi di
memegang abdomen 8. Kulit tampak elastis, KM dengan pendampingan
saat nyeri. mukosa lembab dan 2. Terapeutik perawat, saat gososk gigi tidak
- Mukosa bibir kering tidak pucat. - Pertaha ada perdarahan
dan pucat 9. Tidak perdarahan nkan
- Turgor kulit kurang pada gusi dan bed rest Melakukan observasi TTV: TD
elastis. ptekie. 12.00 130/80mmHg, Suhu 38.8C,
- TTV : TD :110/70 Nadi 103x/mnt, teratur, kuat, P
mmhg, MAP : 83.3, 3. Edukasi 24x/menit, Sat O2 96%
S : 39,7 C, N : 115 - Anjurkan
x/menit, P : 24 x/ memperbanya Memonitor adanya tanda-tanda
menit. k asupan 12.30 perdarahan: anak mengatakan
Hasil lab 26/04/21: Hb : cairan oral dan masih tersa lemas karena
14,8, HT : 42.9 %, Leu : badan lagi demam, mimisan
3220 ul, Trombosit : 4. Kolaborasi tidak ada. Perdarahan nyata
85.000/dl, CRP : 46 - Kolaborasi
mg/dl, dengue ns 1 pemberian IV tidak ada, mukosa bibir kering,
positif. (terpasang infus akral hangat, nadi teraba kuat
RL 500 ml/ 6 dan teratur, hasil DR pagi ini
jam di lengan belum keluar.
kiri)

28-4- Memenenuhi kebutuhan ADL 28-4-21


21 pasien: saat gososk gigi tidak S : ibu anak mengatakan anak
08.00 ada perdarahan gusi, saat di masih demam, agak lemas,
KM tidak ada mimisan dan gsu
berdarah
Mengobservasi TTV anak: TD
08.15 110/80mmHg, Suhu: 38.8C, O : membran mukosa kering,
nadi 108x/mnt, P 24x/mnt sat tidak ada tada-tanda
O2 100%. perdarahan, Hb: 15, 40 g/dL,
Ht: 42.60%, Leukososit:
Mengobservasi keluhan pasien: 2480/uL, Trombosit 42.000/dL
Ibu anak mengatakan anak
09.00 masih demam, agak lemas, A : Resiko perdarahan belum
tidak ada mimisan dan gusi teratasi
berdarah. Anak tampak lemas,
P : Intervensi keperawatan
nadi teraba kuat dan teratur,
1,2,3,4 di lanjutkan
mukosa bibir kering, akral
hangat.

Melakukan observasi TTV: TD


10.00
120/80mmHg, Suhu 37.5 C,
Nadi 99 x/mnt, teratur, kuat, P
20x/menit, Sat O2 100%

Memonitor adanya tanda-tanda


perdarahan: anak mengatakan
11.00
badan sudah lebih enakan.
Perdarahan nyata tidak ada,
mukosa bibir kering, akral
hangat, nadi teraba kuat dan
teratur.

Melakukan kolaborasi dengan


11.20 dokter untuk evaluasi
laboratorium: hasil DR pagi ini,
Hb: 15, 40 g/dL, Ht: 42.60%,
Leukososit: 2480/uL,
Trombosit 42.000/dL

Kolaborasi dengan dokter


11.30 dalam evaluasi laboratorium
dan pemberian therapi infus:
ulang cek DR sore hari jam
18.00 dan infus dinaikkan RL
2000m/ 24 jam.

Mengobservasi TTV anak: TD


12.00 110/70mmHg, Suhu: 37C,
nadi100 x/mnt, P 21x/mnt sat
O2 100%.
PEMBAHASAN

Pada kasus ditemukan anak laki-laki usia 15 tahun 6 bulan dengan diagnosa medis DBD derajat
1 , tampak sakit sedang, pasien bedrest, memiliki tanda dan gejala anak demam sejak 3 hari,
mual dan muntah ada, nyeri epigastrik ada. Pasien mendapatkan diit lunak serta minum juga 3
botol aqua atau 1800ml/ 7 jam. Terapi infus RL 500 ml/6 jam, Ranitidine 2x1 ampul IV,
Paracetamol 3x500 mg, bila suhu >37,5 C, Ondancetron 3x 4mg iv bila mual.
Hal ini sejalan dengan Novitasari, dkk (2019) menyatakan bahwa management perawatan
penanganan pada penyakit DBD dapat dilakukan dengan menganjurkan untuk tirah baring,
makan makanan lunak, mengonsumsi air dan meningkatkan jumlah trombosit dalam tubuh yang
kurang dari batas normal. ). Penanganan tidak hanya dilakukan ketika pasien di rawat di RS,
namun perlu dilakukan discharge planning untuk mempersiapkan kepulangan pasien, dengan
mengkaji kemungkinan perawatan lanjut dirumah sesuai kebutuhan atau rujukan ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat.
Hal ini sejalan dengan I Wayan Adi Pranata, I Gusti Ayu Artini, 2017 dikatakan bahwa
bahwa anak lelaki lebih banyak terkena DBD dibandingkan perempuan . Fenomena ini
diasumsikan terjadi terkait dengan mobilitas lelaki yang lebih tinggi dibandingkan perempuan
yang mengacu pada kemungkinan lelaki terinfeksi virus dengue lebih rentan dari pada
perempuan. Berdasarkan usia, infeksi dengue paling banyak pada kelompok umur middle
childhood (6-11 tahun), namun tidak ditemukan kasus pada kelompok umur infants (0-1
tahun). Rentang usia subyek adalah 2-15 tahun, hal ini sesuai data epidemiologi dimana
epidemi DBD terutama pada negara tropis 95% menyerang anak golongan dibawah 15 tahun.
Nyamuk Aedes aegypti yang aktif menggigit pada siang hari pada dua puncak aktivitas, yaitu
pukul 08.00 –12.00 dan 15.00 –17.00, dimanapada jam tersebut anak-anak biasanya lebih
aktif beraktivitas di luar rumah menyebabkan anak lebih mudah terjangkit DBD
(Strickman, 2013). I Wayan Adi Pranata, I Gusti Ayu Artini (2017) mengatakan bahwa derajat
penyakit, lebih dominan berada pada grade I , disusul grade II, sebagian kecil grade III,
namun tidak ditemukan pasien pada grade IV. hal ini sesuai dengan kasus kelompok yakni
pasien An.L ada di kondisi DHF derajat I.
Pemeriksaan laboratorium dengue NS 1 positif, Uji Torniquet positif, Hb: 14.8 g/dL, Ht:
42.9% Trombosit 85.000 dL, Leukosit 3220/dL, CRP 46 Mg/dL. Sejalan dengan Rafif, 2018
gejala penyakit DBD yaitu demam dengan suhu 38°C sampai 39°C. Apabila demam lebih dari 3
hari perlu dilakukan uji torniket, pemeriksaan IgM, IgG, IgM dengue. Pemeriksaan IgG biasa
dilakukan setelah melewati hari ke-3, sedangkan pemeriksaan NS-1 diperiksa pada hari pertama
atau ke-3 yang bertujuan untuk mendeteksi virus dengue lebih awal. Selain itu dilakukan
pemeriksaan cek darah rutin yang meliputi hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit. Tes
tersebut harus dilakukan sampai penderita melewati fase kritis, yaitu fase yang terjadi setelah 5
hari menjalani fase demam dan merupakan fase yang paling sering terjadi kecolongan sehingga
dapat menyebabkan keparahan bahkan meninggal.
Hal ini sejalan dengan Jayani, dkk (2018) yang menyatakan bahwa pemeriksaan
laboratorium sangat membantu untuk menegakkan diagnosis infeksi dengue. pemeriksaan darah
lengkap perlu dilakukan sebagai pencegahan dan dengan adanya nilai yang pasti dari
pemeriksaan darah untuk menentukan prognosis infeksi dengue sehingga mencegah ke kondisi
DSS. Peningkatan hematokrit karena adanya hemokonsentrasi, hemokonsentrasi merupakan
salah satu tanda terjadinya kebocoran plasma. Keadaan hemokonsentrasi dengan peningkatan
hematokrit > 20% merupakan tanda adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan
plasma. Telah terjadi peningkatan hematokrit pada saat hari pertama pasien mengalami infeksi
dengue dibuktikan dengan adanya hemokonsentrasi pada pemeriksaan dalam darah dalam batas
normal, kadarnya akan meningkat seiring dengan adanya hemokonsentrasi.
Diberikan terapi infus RL 500 ml/6 jam, hal ini sejalan dengan I Wayan dan I Gusti, 201
yang menyatakan bahwa pasien yang masuk RS telah diberikan pengangan awal berupa cairan
intravena kristaloid isotonis, dimana rincian jenis airannya sebagian besar berupa ringer laktat,
glukosa lima persen di dalam larutan NaCl 0,45%.
Dalam patoflowdiagram diagnosa yang muncul untuk DHF antara lain hipertermi,
hipovolemia, intoleransi aktivitas , resiko perdarahan, resiko defisit nutrisi , nyeri Akut,
gangguan pola napas , gangguan perfusi jaringan perifer, syok hipovolemi , dan perfusi renal
tidak efektif. Pada kasus tidak dapat ditegakkan diagnosa resiko nutrisi kurang dari keb .tubuh
karena pasien tidak mual, makan habis 1 porsi. Diagnosa syok hipovolemik tidak diangkat
karena pada pasien tidak ada tanda gejala syok hipovolemik seperti nasi cepat dan lemah, akral
teraba dingin, pengisian capilary reffil berkurang dan berkurangnya urin output. Diagnosa
gangguan pola nafas tidak muncul karena pada pasien tidak ada tanda gejala keuhan sesak,
pernafasan meningkat dari normal. Diagnosa resiko perfusi renal tidak efektik tidak dapat
ditegakkan karena pada pasien produksi urin masih seimbang antara intake dan output, dan
pasien belum menuju pada kondisi DSS.
DAFTAR PUSTAKA

Jayani, I., Susmiati, & Kurniawati, C. (2018). Korelasi Status Hemodinamik Dengan Derajat Dengue
Hemorrhagic Fever Pada Anak.

Novitasari, P. F., Gasong, D. N., K, M. D., & Nusawakan, A. W. (2019). Manajemen Discharge Planning
pada Klien dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Anda mungkin juga menyukai