Anda di halaman 1dari 9

Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra

P-ISSN: 1978-8800, E-ISSN: 2614-3127


http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Stilistika/index
Vol. ... No. ..., Januari/Juli . , hal .... - ….

POLISEMI ADJEKTIVA PEMERI SIFAT DALAM BERITA ONLINE


TIRTO.ID HIGHLIGHT POLITIK:KAJIAN LINGUISTIK

POLYSEMI OF ADJECTTIVES OF NATURE IN TIRTO ONLINE NEWS.ID


HIGHLIGHT POLITICS: LINGUISTIC STUDIES

Zia Nazri Adlani1


(Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Indonesia)
zia.nazri16@mhs.uinjkt.ac.id1,

Info Artikel ABSTRAK


Sejarah artikel: Polisemi merupakan fenomena bahasa yang mana satu kata
Diterima … memiliki arti/makna yang banyak atau makna ganda. Polisemi sering
Direvisi … digunakan dalam berita politik, sehingga menimbulkan makna ganda
Disetujui … dalam setiap kata, yang membuat pembaca keliru dalam memahami isi
berita karena tidak mengetahui konteks maknanya. Hal itulah yang
Kata kunci: melatarbelakangi penelitian tentang polisemi adektiva pemeri sifat dalam
Polisemi, linguistik, berita online Tirto.id highlight politik edisi September 2020 kajian
adjektiva pemeri sifat, linguistik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
Tirto. Id. mendeskripsikan bentuk, makna, dan faktor penyebab polisemi adjektiva
pemeri sifat dalam berita online Tirto.id highlight politik edisi September
2020.
Penelitian ini menggunakan tiga metode dalam menganalisis,
yaitu metode agih atau distribusional, metode padan, dan metode padan
referensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam berita online
Tirto.id highlight politik edisi September 2020 terdapat 19 kata
berpolisemi adjektiva pemeri sifat. Ada 2 kata berpolisemi adjektiva
pemeri sifat polimorfemis dan ada 17 kata berpolisemi adjektiva pemeri
sifat monomorfemis. Makna polisemi adjektiva pemeri sifat pada berita
online Tirto.id highlight politik edisi September 2020 adalah makna
gramatikal dan nonliteral. Ada 13 kata adjektiva pemeri sifat berpolisemi
yang memiliki makna gramatikal. Ada 7 kata adjektiva pemeri sifat
berpolisemi yang memiliki makna nonliteral atau kiasan. Ada 1 kata
adjektiva pemeri sifat berpolisemi yang memiliki makna nonliteral atau
idiom. Faktor penyebab polisemi adjektiva pemeri sifat yang peneliti
temukan pada berita online Tirto.id highlight politik edisi September 2020
adalah faktor leksikal: 1) kata yang mengalami perubahan pemakaian
dalam ujaran yang mengakibatkan munculnya makna baru 2) kata yang
digunakan pada lingkungan yang berbeda.
Article Info ABSTRACT
Article history: Polysemy is a linguistic phenomenon in which one word has multiple
Received … meanings or multiple meanings. Polysemy is often used in political news,
Revised … giving rise to multiple meanings in every word, which makes readers
Accepted … misunderstand the contents of the news because they do not know the
context of its meaning. This is the background to research on the polysemy
Keyword: of adjectives describing traits in the online news Tirto.id, political
Polysemy, linguistics, highlights in the September 2020 edition of linguistic studies. The purpose
descriptive adjectives, of this research is to find out and describe the forms, meanings, and factors
Tirto. id that cause polysemy of adjectives describing adjectives in the online news
Tirto.id political highlights in the September 2020 issue.
This study uses three methods in analyzing, namely distributional or

Halaman
Nama Penulis/Judul
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. ....., No. ....., Januari/Juli … Hal 1 – .....

distributional methods, equivalent methods, and referential equivalent


methods. The results of the study show that in the September 2020 edition
of Tirto.id's online news political highlight, there are 19 words with
polysemous adjectives describing adjectives. There are 2 words with
polysemous adjectives that describe polymorphemic traits and there are 17
words with polysemous adjectives that describe monomorphemic traits.
The meaning of the adjective polysemy in the September 2020 edition of
the online news Tirto.id political highlights is a grammatical and nonliteral
meaning. 13 polysemous adjectives have grammatical meanings. 7
polysemous adjectives have nonliteral or figurative meanings. There is 1
polysemous adjective that has a nonliteral or idiomatic meaning. The
factors that cause polysemy of adjectives describing traits that researchers
found in the online news Tirto.id political highlights of the September
2020 edition are lexical factors: 1) words that experience changes in usage
in speech resulting in the emergence of new meanings 2) words used in
different environments.

Copyright © 2019, Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra


DOI: ............................................................

beberapa kata yang memiliki makna


PENDAHULUAN yang mirip, maka dalam polisemi kita
mencatat kenyataan lain bahwa ada
Polisemi merupakan bahasan sebuah kata dapat memiliki bermacam-
semantik. Kata polisemi yaitu berarti macam arti. Kata polisemi yang berarti
kata yang mempunyai makna ganda. “satu bentuk mempunyai beberapa
Kata polisemi berasal dari bahasa makna”, sangat dekat dengan sebuah
Yunani ‘pulosemous’ yang merupakan istilah lain, yaitu homonimi yaitu “dua
gabungan dari leksem poly yang kata atau lebih tetapi memiliki bentuk
berarti ‘banyak’ dan sema yang berarti yang sama. Dalam polisemi kita hanya
‘tanda’ Artinya, polisemi adalah satu menghaadapi satu kata saja, sebaliknya
leksem yang memiliki variasi makna dalam homonimi kita sebenarnya
yang saling terkait (Prayudha, 2015). menghadapi dua kata atau lebih
Breal menjelaskan bahwa Sebuah (Keraf, 2010).
kata dapat mempunyai makna-makna Mansoer Pateda membagi faktor
yang berbeda, situasi itu disebut penyebab polisemi menjadi lima
polisemi (Ullman, 2014). Polisemi faktor, yakni Kecepatan melafalkan
berkaitan dengan kata atau frasa yang kata, Faktor gramatikal, Faktor
memiliki beberapa makna yang leksikal dapat bersumber dari kata
berhubungan. Hubungan antarmakna yang mengalami perubahan pemakaian
ini disebut polisemi (Kushartanti, dalam ujaran yang mengakibatkan
2009). Parera mengatakan bahwa munculnya makna baru dan kata yang
polisemi ialah satu ujaran dalam digunakan pada lingkungan berbeda,
bentuk kata yang mempunyai makna Faktor pengaruh bahasa asing, dan
berbeda-beda, tetapi masih ada Faktor pemakai bahasa yang ingin
hubungan dan kaitan antara makna- menghemat kata (Pateda, 2001).
makna yang berlainan tersebut (Parera, Adjektiva merupakan kata yang
2004) menyatakan sifat atau keadaan dari
Keraf menjelaskan, bila dalam suatu nomina (kata benda) atau suatu
sinonimi kita berbicara mengenai pronominal (kata ganti) (Subuki,

Halaman
Nama Penulis/Judul
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. ....., No. ....., Januari/Juli … Hal 1 – .....

2011). Adjektiva memiliki dua tipe penelitian polisemi adjektiva pemeri


pokok: adjektiva bertaraf yang sifat masih belum banyak diteliti.
mengungkapkan suatu kualitas dan
adjektiva tak bertaraf yang Berita sebagai salah satu wacana
mengungkapkan keanggotaan dalam memiliki karakteristik tersendiri yang
suatu golongan. Perbedaan adjektiva relatif memenuhi suatu surat kabar.
yang bertaraf dari adjektiva yang tak Oleh sebab itu, para ahli jurnalistik
bertaraf bertalian dengan mungkin relatif sukar memberikan batasan
tidaknya adjektiva itu menyatakan istilah “berita“. Namun demikian,
berbagai tingkat kualitas dan berbagai secara singkat, Tebba menyatakan
tingkat bandingan. Untuk maksud itu bahwa berita adalah jalan cerita
dapat dipakai kata seperti sangat, tentang suatu peristiwa, maka batasan
agak, lebih, dan paling: sangat yang dikemukakan oleh Wahyudi
mudah, agak besar, lebih pendek, dipandang layak dijadikan sebagai
paling tua. Adjektiva tak bertaraf, acuan, ia mengatakan berita adalah
sebaliknya, tidak dapat diberi pewatas laporan mengenai fakta dan pendapat
tersebut. Tidak ada, misalnya, bentuk penting yang menarik bagi sebagian
*sangat buntu, *agak genap, *lebih besar khalayak, dan harus
kekal, *paling tunggal. Adjektiva dipublikasikan secepatnya kepada
bertaraf dapat dibagi atas adjektiva khalayak luas (Badara, 2012).
pemeri sifat, adjektiva ukuran, Jurnalisme online saat ini menjadi
adjektiva warna, adjektiva waktu, langkah yang tepat untuk menyebarkan
adjektiva jarak, adjektiva batin, dan berita. Karena menggunakan jaringan
adjektiva cerapan (Alwi, 1998). internet, seorang jurnalis dapat dengan
Penelitian ini hanya berfokus pada cepat menulis sebuah berita dan
salah satu adjekiva bertaraf, yakni menyebarkannya di internet.
adjketiva pemeri sifat. Adjektiva Jurnalisme online memungkinkan
pemeri sifat adalah adjektiva yang seorang individu yang berada jauh di
memerikan kualitas dan intensitas tempat kejadian dapat mengakses
yang bercorak fisik dan mental. informasi yang terletak jauh darinya.
Contoh: aman, bersih, cocok, dangkal, Contohnya, saya tinggal di Indonesia,
indah, ganas, kebal, latah, panas, namun saya bisa mengakses berita
dingin (Subuki, 2011). kejadian yang sedang terjadi di
Polisemi sangat menarik apabila belahan dunia lain seperti di Amerika.
dikaji karena satu kata mempunyai Hal ini dikarenakan saya bisa
banyak makna. Penggunaan polisemi mengakses berita tersebut melalui
adjektiva pemeri sifat tentu membuat portal berita di internet. Keberadaan
keterangan terhadap nomina menjadi jurnalisme online bisa dilihat dari
kontekstual. Penggunaan kata yang banyaknya portal berita di internet. Di
bermakna lebih dari satu membuat Indonesia sendiri, kita bisa mengakses
penutur atau penulis lebih mudah berita di portal berita seperti tirto.id,
untuk menjelaskan sesuatu sesuai tempo.co, kompas.com, detik.com,
konteksnya. Hal inilah yang membuat voaindonesia.com, dan lain
polisemi adjektiva pemeri sifat sebagainya. (Yodiansyah, 2019).
menarik untuk dikaji, karena satu kata Tirto.id adalah situs berita online
mempunyai banyak makna dan yang menyajikan tulisan dan infografik
berita nasional dan internasional, serta

Halaman
Nama Penulis/Judul
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. ....., No. ....., Januari/Juli … Hal 1 – .....

analisis berdasarkan fakta dan data. bahasa figuratif. Selain itu penelitian
Tirto.id menyajikan berita dengan yang dilakukan oleh (Pasangio, 2020)
kolom highlight yang terdiri dari yang meneliti penggunaan kata
politik, hukum, sosial dan berpolisemi pada surat kabar harian
budaya,pendidikan, dan opini. Berita Mercusuar. Hasil penelitian tersebut
yang terdapat di Tirto.id disajikan adalah bahwa pada surat kabar Harian
dengan bahasa yang kontekstual, dan Mercusuar terdapat dua bentuk
menarik, terkhusus pada highlight polisemi, yakni bentuk kata polisemi
politik. Berita yang disajikan selain dasar dan bentuk kata polisemi
berita nasional juga ada berita turunan, dan makna yang didapatkan
internasional dari berbagai negara. terdiri dari dua makna, yakni makna
Pada highlight politik banyak denotasi dan makna konotasi.
ditemukan kata yang bermakna ganda Kemudian penelitian lainnya adalah
atau polisemi. Kata berpolisemi pada penelitian yang dilakukan oleh (Riani,
berita membuat makna kata lebih 2019) tentang makna kata hana dan
kontekstual, namun untuk bunga sebagai polisemi kajian
memahaminya pembaca harus linguistik kognitif. Hasil penelitian
mengetahui konteks yang dibicarakan tersebut adalah makna polisemi kata
sehingga bisa mengetaui makna hana dalam bahasa Jepang dan bunga
polisemi tersebut. Hal ini membuat dalam bahasa indonesia secara kognitif
penulis tertarik untuk menjadikan situs memiliki makna dengan gaya bahasa
berita online Tirto.id sebagai objek metafora, metonimi, dan sinekdoke.
penelitian tentang polisemi. Dalam Riset-riset yang dilakukan oleh
penelitian ini penulis membatasi ketiga penelitian sebelumnya memiliki
penelitian pada highlight politik, perbedaan dan persamaan. Persamaan
karena pada kolom tersebut banyak dari ketiga penelitian sebelumnya
ditemukan kata yang mempunyai adalah sama-sama meneliti polisemi.
makna ganda dan kontesktual. Penelitian yang dilakukan Riani (2019)
Pada dasarnya polisemi sebagai adalah penelitian yang paling berbeda
bahasan semantik telah menjadi topik karena dia meneliti polisemi dalam
menarik yang telah diteliti oleh bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.
berbagai peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Suaibah
Diantaranya penelitian yang dilakukan (2016) dan Pasangio (2020) sama-
oleh (Suaibah, 2016) yang meneliti sama meneliti polisemi dalam surat
polisemi dalam surat kabar Media kabar. Suaibah (2016) meneliti surat
Indonesia rubrik politik dan kabat Media Indonesia, sedangkan
implikasinya pada pembelajaran Pasangio (2020) meneliti surat kabar
bahasa dan sastra di SMP. Hasil harian Mercusuar.
penelitian tersebut adalah dalam surat Penelitian ini meneliti polisemi
kabar Media Indonesia rubrik politik adjektiva pemeri sifat dalam berita
terdapat polisemi dalam bentuk kelas online Tirto.id highlight politik edisi
kata yakni polisemi verba, polisemi September 2020. Alasan pemilihan
adjektiva, dan polisemi nomina, makna berita online Tirto.id highlight politik
polisemi yang ditemukan adalah edisi September 2020. online Tirto.id
makna leksikal asosiasi metafora dan highlight politik edisi September 2020
idiom, dan faktor penyebab polisemi sebagai bahan penelitian adalah karena
adalah pergeseran penggunaan dan banyak ditemukan kata yang bermakna

Halaman
Nama Penulis/Judul
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. ....., No. ....., Januari/Juli … Hal 1 – .....

ganda atau polisemi pada portal berita analisis data pada penelitian ini
online tersebut. Kebaruan dalam menggunakan cara informal.
penelitian ini adalah bahan penelitian
yang berupa portal berita online, yang HASIL DAN PEMBAHASAN
mana pada dua penelitian sebelumnya
menggunakan surat kabar. Polisemi Bentuk-bentuk Polisemi Adjektiva
yang diteliti adalah polisemi adjektiva Pemeri Sifat
pemeri sifat, hal ini lebih spesifik dari Bentuk polisemi dalam penelitiaan
pada dua penelitian sebelumnya. ini berdasarkan jumlah morfem
Adapun permasalahan dalam penyusun kata berpolisemi. Kata
penelitian ini yaitu bagaimana bentuk bermorfem satu disebut
dan makna polisemi adjektiva pemeri monomorfemis, sedangkan kata
sifat yang terdapat dalam berita online bermorfem lebih dari satu disebut
Tirto.id highlight politik edisi polimorfemis. Ada 2 kata berpolisemi
September 2020? dan apa saja faktor adjektiva pemeri sifat polimorfemis
penyebabnya. Tujuan penelitian dalam berita online Tirto.id highlight
mendeskripsikan bentuk, makna, dan politik edisi September 2020, yakni
faktor penyebab polisemi adjektiva kata ketatnya, dan lemahnya. Kata
pemeri sifat yang terdapat dalam berita ketatnya terdiridari dua morfem, yakni
online Tirto.id highlight politik edisi morfem ketat dan morfem –nya dan
September 2020 kata lemahnya terdiri dari dua morfem,
yakni morfem lemah dan morfem –
METODE nya. Ada 17 kata berpolisemi adjektiva
Penelitian ini menggunakan pemeri sifat monomorfemis dalam
metode kualitatif. Sumber data dalam berita online Tirto.id highlight politik
penelitian ini adalah 33 berita online edisi September 2020, yakni matang,
Tirto.id highlight politik edisi kuat, hangat, transparan, bersih,
September 2020 dan data yang diambil dewasa, ganas, mulus, subur, lesu,
adalah kalimat yang di dalamnya kencang, panas, lapuk, usang, lemah,
terdapat kata atau frasa yang dan galak, semua kata tersebut
berkategori adjektiva pemeri sifat yang memiliki satu morfem.
tergolong polisemi. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Makna Polisemi
kartu data. Teknik yang digunakan
dalam pengunpulan data penelitian Makna Polisemi Adjektiva Pemeri
adalah teknik dokumentasi, simak, dan Sifat Polimorfemis
catat. Dalam penelitian ini, klasifikasi Ada dua kata polisemi adjektiva
kata polisemi adjektif pemeri sifat pemeri sifat polimorfemis pada online
akan dilakukan dengan metode agih Tirto.id highlight politik edisi
atau distribusional. Setelah September 2020, yakni kata ketatnya,
mengklasifikasi kata yang berpolisemi dan lemahnya.
adjektiva peneliti akan melakukan Kata ketatnya terdapat pada
analisis terhadap makna kata yang tanggal 9 September 2020 pada berita
berpolisemi adjektiva. Analisis yang berjudul Sejarah Kim II-sung
tersebut menggunakan metode padan Mendirikan Korea Utara dan Campur
referensial. Teknik penyajian hasil Tangan Soviet, pada kalimat berikut:

Halaman
Nama Penulis/Judul
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. ....., No. ....., Januari/Juli … Hal 1 – .....

“Rezim Kim juga mencoba dilakukan oleh Rezim Kim dilakukan


memperbesar massa Partai Buruh. secara cermat, teliti, seksama, dan rapi
Ia mengorganisasi massa di bawah sehingga massa bisa teroganisir
kendali ketatnya.” dengan baik.
Kata lemahnya terdapat pada
Makna literal kata ketat menurut tanggal 28 September 2020 pada berita
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi yang berjudul Tim Mawar Jadi
Kelima adalah 1) erat melekat Pejabat & Kegagalan Jokowi sebagai
(sehingga sukar dicabut atau Presiden Reformis, pada kalimat
dilepaskan seperti keris pada berikut:
sarungnya, sumbat pada pohonnya) 2)
sendat, sempit (Badan Pengembangan “Bland mencatat politik
dan Pembinaan Bahasa, 2018). Kata transaksional dan dinasti politik
ketatnya terdiri dari dua morfem, yakni yang dibangun Jokowi menjadi
morfem ketat dan morfem –nya. simbol lemahnya kepemimpinan dia
Makna –nya menurut Kamus Besar di mata aktivis”.
Bahasa Indonesia Edisi Kelima adalah
varian pronomina persona ia/dia dan Makna literal kata lemah menurut
pronomina benda yang menyatakan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
milik, pelaku, atau penerima (Badan Kelima adalah tidak kuat; tidak
Pengembangan dan Pembinaan bertenaga (Badan Pengembangan dan
Bahasa, 2018). Pada kata ketatnya Pembinaan Bahasa, 2018). Pada kata
yang ada pada data kalimat di atas, lemahnya yang ada pada data kalimat
makna –nya adalah pronomina benda di atas, makna –nya adalah pronomina
yang menyatakan pelaku, artinya pada benda yang menyatakan penerima,
data kalimat di atas pelaku yang artinya pada data kalimat di atas
melakukan kendali dengan ketat penerima simbol lemah adalah
adalah Rezim Kim. Berdasarkan kepemimpinan Jokowi. Berdasarkan
konteksnya makna kata ketat bukan konteksnya makna kata lemah pada
makna literal atau makna sebenarnya, data kalimat di atas bukan makna
tetapi makna nonliteral atau kiasan. literal atau makna sebenarnya, tetapi
Makna kata ketat pada data kalimat di makna nonliteral atau kiasan. Makna
atas berdasarkan Kamus Besar Bahasa kata lemah pada data kalimat di atas
Indonesia Edisi Kelima memiliki berdasarkan Tesaurus Bahasa
makna perluasan, yakni tetap tidak Indonesia Pusat Bahasa adalah remeh,
dapat diubah, tanpa terkecuali (tentang hina, rendah (Dendy Sugono, 2008).
perkataan, janji, perintah, peraturan, Kata lemahnya pada data kalimat di
dan sebagainya) (Badan atas menjelaskan bahwa politik
Pengembangan dan Pembinaan transaksional dan dinasti politik yang
Bahasa, 2018). dibangun Jokowi menjadi simbol hina
Berdasarkan Tesamoko Tesaurus dan rendah kepemimpinannya di mata
Bahasa Indonesia Kata ketatnya pada aktivis.
data kalimat di atas maknanya adalah
teliti, cermat, rapi, dan seksama (Eko Makna Polisemi Adjektiva Pemeri
Endarmoko, 2016). Kata ketatnya pada Sifat Monomorfemis
data kalimat di atas juga menjelaskan Kata ketat terdapat pada tanggal 4
bahwa pengorganisasian yang September 2020 pada berita yang

Halaman
Nama Penulis/Judul
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. ....., No. ....., Januari/Juli … Hal 1 – .....

berjudul Risma- Wisnu Antar Eri data kalimat di atas bukan makna
Cahyadi-Armuji Mendaftar ke KPU literal atau makna sebenarnya, tetapi
Surabaya, pada kalimat berikut: makna nonliteral atau kiasan. Makna
kata matang pada data kalimat di atas
“Adi mengklaim mereka akan berdasarkan Kamus Besar Bahasa
patuh pada penerapan protokol Indonesia Edisi Kelima dan Tesamoko
kesehatan ketat” Tesaurus Bahasa Indonesia adalah
mulai dewasa (tentang perkembangan
Makna literal kata ketat menurut manusia secara fisik dan psikologis)
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi (Badan Pengembangan dan Pembinaan
Kelima adalah 1) erat melekat Bahasa, 2018), siap(Eko Endarmoko,
(sehingga sukar dicabut atau 2016). Kata matang pada data kalimat
dilepaskan seperti keris pada di atas menjelaskan bahwa ada
sarungnya, sumbat pada pohonnya) 2) kecenderungan calon-calon yang sudah
sendat, sempit (Badan Pengembangan dewasa secara psikis, memiliki
dan Pembinaan Bahasa, 2018). Kata wawasan yang luas dan sudah siap
ketat pada data kalimat tersebut untuk mejadi calon pemimpin
menjelaskan bahwa protokol kesehatan
yang dilakukan harus dipatuhi dan Faktor Penyebab Polisemi
dilaksanan oleh semua pihak atau Faktor penyebab polisemi
orang tanpa terkecuali sehingga tidak adjektiva pemeri sifat yang peneliti
ada celah untuk melanggar protokol temukan pada berita online Tirto.id
kesehatan. highlight politik edisi September 2020
Kata matang terdapat pada tanggal adalah faktor leksikal: 1) kata yang
14 September 2020 pada berita yang mengalami perubahan pemakaian
berjudul Makin Banyak Kotak Kosong dalam ujaran yang mengakibatkan
di Pilkada 2020, Partai Gagal munculnya makna baru 2) kata yang
Kaderisasi?., pada kalimat berikut: digunakan pada lingkungan yang
berbeda. Ada 14 kata polisemi
“Mereka punya problem sangat adjektiva pemeri sifat yang
serius terhadap kelembagaan penyebabnya karena mengalami
partai, tidak percaya diri untuk perubahan pemakaian dalam ujaran
memunculkan kader-kader sendiri yang mengakibatkan munculnya
untuk bertarung, sehingga punya makna baru, yakni kata ketat,
preferensi calon-calon yang sudah ketatnya, kuat, hangat, transparan,
matang untuk bisa dipilih,” kata dewasa, mulus, kencang, panas, lapuk,
Aditya. usang, lemah, lemahnya, dan galak.
Ada 5 kata polisemi adjektiva pemeri
Makna literal kata matang sifat yang penyebabnya karena
menurut Kamus Besar Bahasa digunakan pada lingkungan yang
Indonesia Edisi Kelima adalah sudah berbeda, yakni kata matang, bersih,
tua dan sudah sampai waktunya untuk ganas, subur, dan lesu.
dipetik, dimakan, dan sebagainya
(tentang buah-buahan); masak (Badan
Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, 2018). Berdasarkan PENUTUP
konteksnya makna kata matang pada

Halaman
Nama Penulis/Judul
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. ....., No. ....., Januari/Juli … Hal 1 – .....

Berdasarkan hasil September 2020 yang memiliki


analisis data dan pembahasan makna ‘siap’. Ada 1 kata
dapat disimpulkan bahwa adjektiva pemeri sifat
dalam berita online Tirto.id berpolisemi yang memiliki
highlight politik edisi makna nonliteral atau idiom,
September 2020 ada 2 kata yakni frasa bola panas yang
berpolisemi adjektiva pemeri muncul pada berita online
sifat polimorfemis dan ada 17 Tirto.id highlight politik edisi
kata berpolisemi adjektiva 21 September 2020 yang
pemeri sifat monomorfemis. memiliki makna ‘masalah
Kata berpolisemi adjektiva kontroversial yang berbahaya’.
pemeri sifat polimorfemis Faktor penyebab
dalam berita online Tirto.id polisemi adjektiva pemeri sifat
highlight politik edisi yang peneliti temukan pada
September 2020 ada 2 kata, berita online Tirto.id highlight
yakni kata ketatnya, dan politik edisi September 2020
lemahnya. Kata berpolisemi adalah faktor leksikal: 1) kata
adjektiva pemeri sifat yang mengalami perubahan
monomorfemis dalam berita pemakaian dalam ujaran yang
online Tirto.id highlight politik mengakibatkan munculnya
edisi September 2020 ada 17 makna baru 2) kata yang
kata, yakni matang, kuat, digunakan pada lingkungan
hangat, transparan, bersih, yang berbeda. Ada 14 kata
dewasa, ganas, mulus, subur, polisemi adjektiva pemeri sifat
lesu, kencang, panas, lapuk, yang penyebabnya karena
usang, lemah, dan galak. mengalami perubahan
Makna polisemi pemakaian dalam ujaran yang
adjektiva pemeri sifat pada mengakibatkan munculnya
berita online Tirto.id highlight makna baru, yakni kata ketat,
politik edisi September 2020 ketatnya, kuat, hangat,
adalah makna gramatikal dan transparan, dewasa, mulus,
nonliteral. Ada 13 kata kencang, panas, lapuk, usang,
adjektiva pemeri sifat lemah, lemahnya, dan galak.
berpolisemi yang memiliki Ada 5 kata polisemi adjektiva
makna gramatikal, yakni pemeri sifat yang penyebabnya
matang, kuat, hangat, karena digunakan pada
transparan, bersih, ganas, lingkungan yang berbeda,
mulus, subur, kencang, usang, yakni kata matang, bersih,
lemah, galak, dan panas. Ada 7 ganas, subur, dan lesu.
kata adjektiva pemeri sifat
berpolisemi yang memiliki
makna nonliteral atau kiasan, Penutup memuat simpulan dan
yakni kata ketat, dewasa, lesu, saran. Buatlah simpulan yang
lapuk, ketatnya, lemahnya dan menjawab tujuan penelitian.
juga kata matang yang muncul Hendaknya saran yang diberikan
pada berita online Tirto.id relevan dengan tema risetnya. Saran
highlight politik edisi 14 disusun berdasarkan temuan penelitian

Halaman
Nama Penulis/Judul
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. ....., No. ....., Januari/Juli … Hal 1 – .....

yang telah dibahas. Saran dapat Parera, J.D., Teori Semantik Edisi
mengacu pada tindakan praktis, Kedua, (Jakarta: Erlangga,
pengembangan teori baru, dan/atau 2004).
penelitian lanjutan. Pateda, Mansoer., Semantik Leksikal,
(Jakarta: PT Rineka Cipta,
2001)
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk., Tata Bahasa Baku Prayudha, Linguistik Kognitif Teori
Bahasa Indonesia, (Jakarta: dan Praktis Analisis,
Balai Pustaka, 1998(edisi (Yogyakarta: Diandra Pustaka
ketiga)). Indonesia, 2015).
Subuki, Makyun, Semantik Pengantar
Badan Pengembangan dan Pembinaan
Memahami Makna Bahasa,
Bahasa, Kamus Besar Bahasa
(Jakarta: TransPustaka, 2011).
Indonesia Edisi Kelima,
Sugono, Dendy, Tesaurus Bahasa
(Jakarta: Balai Pustaka,
Indonesia Pusat Bahasa,
Cetakan ketiga, 2018)
(Jakarta: Pusat Bahasa
Pendidikan Nasional, 2008).
Badara, Aris., Analisis Wacana Teori,
Metode, dan Penerapannya Yodiansyah, Hefri, Context Media and
pada Wacana Media., Journalism Keys Konteks
(Jakarta:Kencana Prenada
Media dan Journalism List,
Media Group 2012).
Endarmoko, Eko Tesamoko Tesaurus (Yogyakarta: Deepublish
Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Publisher, 2019)
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2016). Ullmann, Stephen., Pengantar
Kushartanti, dkk,. Pesona Bahasa: Semantik, (Yogyakarta:
Langkah Awal Memahami Pustaka Pelajar, 2014).
Linguistik, (Jakarta: PT Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa,
Gramedia Pustaka Utama, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
2009). Utama, 2010)

Halaman

Anda mungkin juga menyukai