Anda di halaman 1dari 1

GHOSSAN GREGAR HANDARU – 00000099446

DESIGN AND INDONESIAN CULTURE

Pada era kemerdekaan, dinamika karakteristik Desain Komunikasi Visual di Indonesia menjadi
sangat terasa akibat kemunculan dari Cultural Manifesto dan perbedaan ideologi terhadap Social
Realism yang diusung oleh LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang terasosiasi dengan PKI
(Partai Komunis Indonesia). Dalam pandangan Marxis, masyarakat terbagi-bagi berdasarkan
masterialismenya, “ada kelas atas seperti industri, pengusaha, eksekutif, kelas menengah
(profesional, pekerja kantoran), dan kelas bawah (pekerja, buruh, petani).” LEKRA yang
berasosiasi dengan PKI, mendukung penuh seni realisme social serta ide anti kapitalis, menarik
seniman-seniman, penulis, dan pekerja kreatif lainnya. Namun, dikarenakan ini berhubungan
dengan politik, hal ini menimbulkan konflik dengan Manifesto Politik 1964.

Konflik yang muncul anatar LEKRA dan manifesto Politik 1964 merupakan ketegangan
pebedaan ideologi dan politik. Dasarnya, LEKRA mendukung realisme sosial, namun Manifesto
politik 1964 yang merupakan pandua resmi pemerintahan pada masa itu memiliki perspektif
yang berbeda. Konflik yang muncul akibat perbedaan ideologis ini antara lain mencakup
perdebatan seni dan keterlibatan seniman-seniman dengan politik yang lebih luas. Serta
bagaimana seni dapat berkontribusi pada masyarakat dan pemerintahan.

Tidak semua senimana setuju pada ideologis ini, disebabkan khawatir dalam kebebasan dalam
menciptakan karya senin terkompromi demi populisme. Akibat perbedaan ideologis ini,
muncullah Cultural Manifesto yang lebih mengedepoankan nilai-nilai universal yang lebih
humanis. Manifesto menolak keras gagasan bahwa politik harus selalu menjadi yang utama,
meskipun Manifesto juga mengakui bahwa politik masih emmiliki peran penting.

Dalam konteks Indonesia dan kemerdekaannya, seniman memiliki peran penting dalam Cultural
Manifesto, mereka berusaha menjaga kebebasan berekspresi dalam situasi revolusi yang
menuntut nilai-nilai kedisiplinan serta kestiaan. Manifesto membayangkan masyarakat, dimana
setiap[ masyarakat terbebas dari penindasan, serta memiliki hak untuk berpendapat.

Anda mungkin juga menyukai