Disusun Oleh:
Moch. Aditya Renoriswana (202269090134)
Muhammad Sihabudin Zuhri (202269090114)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yamg telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua yang karenanya kami akhirnya dapat menyelesaikan papper ini
pada waktunya untuk digunakan sebagai salah satu acuan dalam belajar mengenai tema “
INOVASI TERBUKA”
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
3.1 Kesimpulan...........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................9
BAB 1
iii
1.1 Pendahuluan
Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya, orang atau wirausahawan yang selalu berinovasi, maka ia dapat
dikatakan sebagai seorang wirausahwan yang inovatif.
.Rumusan Masalah
iv
Berdasarkan Pendahuluan masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut:
v
BAB 2
PEMBAHASAN
vi
2.2 Perbedaan Inovasi Terbuka Dan Tertutup
Inovasi tertutup adalah konsep dimana organisasi menciptakan inovasi baru melalui
upaya internal tanpa melibatkan pihak luar organisasi. Dalam praktik inovasi tertutup, organisasi
mengandalkan sumber daya internal mereka seperti keahlian, teknologi, dan kreativitas untuk
menciptakan inovasi baru. Konsep inovasi tertutup berbeda dengan inovasi terbuka yang
melibatkan kolaborasi dengan pihak luar organisasi.
Salah satu karakteristik inovasi tertutup adalah penggunaan kekayaan intelektual untuk
melindungi hasil inovasi dari penggunaan tanpa izin atau pencurian oleh pihak lain. Oleh karena
itu, organisasi cenderung memegang hak paten atau merahasiakan hasil inovasi mereka.
Dalam praktiknya, inovasi tertutup masih digunakan oleh banyak organisasi, terutama
dalam industri yang memiliki risiko tinggi terhadap pencurian kekayaan intelektual seperti
teknologi militer dan farmasi. Namun, dengan semakin majunya teknologi dan adopsi inovasi
terbuka oleh banyak organisasi, inovasi tertutup menjadi kurang populer. Beberapa organisasi
bahkan beralih ke praktik inovasi terbuka untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya yang
lebih luas
Inovasi terbuka dan inovasi tertutup adalah dua konsep yang berbeda dalam cara
organisasi menciptakan inovasi. Berikut adalah perbedaan antara inovasi terbuka dan inovasi
tertutup:
1. Kolaborasi: Inovasi terbuka melibatkan kolaborasi dengan pihak luar organisasi seperti
pelanggan, mitra bisnis, universitas, dan komunitas, sedangkan inovasi tertutup hanya
melibatkan orang dalam organisasi.
2. Keterbukaan: Inovasi terbuka mengandalkan keterbukaan untuk menciptakan dan
mengembangkan ide inovatif, sementara inovasi tertutup melindungi kekayaan
intelektual dan ide dengan menjaga kerahasiaannya.
3. Akses sumber daya: Dalam inovasi terbuka, organisasi dapat memanfaatkan sumber daya
eksternal seperti keahlian, kreativitas, dan teknologi dari pihak luar organisasi. Sementara
itu, dalam inovasi tertutup, organisasi hanya mengandalkan sumber daya internalnya.
4. Keuntungan: Inovasi terbuka dapat memberikan keuntungan berupa percepatan waktu
pengembangan, penurunan biaya pengembangan, dan peningkatan keunggulan
vii
kompetitif, sedangkan inovasi tertutup lebih menjaga keuntungan dalam bentuk kekayaan
intelektual dan hak paten.
5. Risiko: Dalam inovasi terbuka, risiko terkait keamanan dan privasi data lebih besar
karena melibatkan kolaborasi dengan pihak luar organisasi. Sedangkan dalam inovasi
tertutup, risiko terkait kegagalan inovasi lebih besar karena hanya mengandalkan sumber
daya internal.
Dalam praktiknya, organisasi dapat memilih antara inovasi terbuka atau inovasi tertutup
tergantung pada kebutuhan mereka, sumber daya yang tersedia, dan tujuan inovasi yang ingin
dicapai. Namun, dalam era digital dan teknologi yang semakin maju, banyak organisasi lebih
cenderung mengadopsi inovasi terbuka untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya yang
lebih luas
2.3 Model-model Inovasi Terbuka
Berikut adalah beberapa model inovasi terbuka yang sering digunakan oleh organisasi:
1. IDEA COMPETITIONS
Pada model ini memerlukan penerapan sistem yang mendorong daya saing di antara
kontributor oleh kiriman yang sukses dan bermanfaat. kompetisi pengembang seperti acara
hackathon termasuk dalam kategori ini dari open innovation. Metode ini memberikan organisasi
dengan akses murah untuk jumlah besar dalam hal ide-ide inovatif, selain itu juga menyediakan
wawasan yang lebih dalam kebutuhan pelanggan mereka dan kontributor mereka.
2. CUSTOMER IMMERSION
Pada saat sebagian besar berorientasi pada akhir siklus pengembangan produk, teknik ini
melibatkan interaksi pelanggan yang luas melalui karyawan dari organisasi tuan rumah.
Perusahaan dengan demikian dapat secara akurat menggabungkan masukan pelanggan,
sementara juga memungkinkan mereka untuk terlibat lebih dekat dalam proses desain dan
manajemen produk siklus.
3. INNOVATION NETWORKS
Model ini berhubungan erat dengan kompetisi ide. Sebuah organisasi memanfaatkan
jaringan kontributor dalam proses desain dengan menawarkan hadiah dalam bentuk insentif.
Perbedaannya berkaitan dengan fakta bahwa jaringan kontributor digunakan untuk
mengembangkan solusi untuk masalah diidentifikasi dalam proses pembangunan, sebagai lawan
viii
produk baru. Penekanan harus ditempatkan pada menilai kemampuan organisasi untuk
memastikan penciptaan nilai dalam open innovation
4. IN SCIENCE
Model ini muncul karena ide istimewa Ludwig Boltzmann Gesellschaft di Austria,
memulai sebuah proyek bernama "Beritahu kami!" tentang masalah kesehatan mental dan
digunakan konsep inovasi terbuka untuk memilah pertanyaan penelitian. Lembaga ini juga
meluncurkan pertama "Lab open innovation dalam ilmu" untuk mengajar 20 ilmuwan yang
dipilih konsep open innovation selama satu tahun. Di Facebook Ludwig Boltzmann Gesellschaft
menginformasikan tentang laboratorium, para peserta dan guru dan berita tentang open
innovation dalam bentuk ilmu.
5. PRODUCT PLATFORMING
Pada pendekatan ini melibatkan mengembangkan dan memperkenalkan produk sebagian
selesai, untuk tujuan menyediakan kerangka kerja atau alat untuk kontributor untuk mengakses,
menyesuaikan, dan mengeksploitasi. Tujuannya adalah untuk kontributor untuk memperluas
fungsi platform produk sekaligus meningkatkan nilai keseluruhan dari produk untuk semua
orang yang terlibat.
Tersedia kerangka kerja perangkat lunak seperti alat pengembangan perangkat lunak
(SDK), atau sebuah antarmuka pemrograman aplikasi (API) adalah contoh umum dari platform
produk. Pendekatan ini umum di pasar dengan efek jaringan yang kuat di mana permintaan untuk
produk menerapkan kerangka (seperti ponsel, atau aplikasi online) meningkat dengan jumlah
pengembang yang tertarik untuk menggunakan platform tool-kit. Skalabilitas tinggi platforming
sering mengakibatkan kompleksitas meningkat administrasi dan jaminan kualitas dari produk
tersebut.
6. COLLABORATIVE PRODUCT DESIGN AND DEVELOPMENT
Dan demikian pula untuk platforming produk di model ini, organisasi menggabungkan
kontributor mereka ke dalam pengembangan produk. Ini berbeda dari platforming dalam arti
bahwa, selain penyediaan kerangka yang kontributor mengembangkan, organisasi penyelenggara
masih mengontrol dan mempertahankan produk akhirnya dikembangkan bekerjasama dengan
kontributor mereka. Metode ini memberikan organisasi lebih banyak kontrol dengan memastikan
ix
bahwa produk yang benar dikembangkan secepat mungkin, sambil mengurangi biaya
keseluruhan pembangunan.
x
4. Ketergantungan pada pihak luar: Dalam model inovasi terbuka, organisasi menjadi
bergantung pada sumber daya eksternal seperti keahlian, teknologi, dan kreativitas. Hal
ini dapat mengurangi kontrol organisasi atas proses inovasi dan produk yang dihasilkan.
Oleh karena itu, organisasi perlu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan inovasi
terbuka sebelum menerapkan model inovasi terbuka yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
bisnis mereka.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa inovasi terbuka adalah konsep inovasi yang
melibatkan kolaborasi dengan pihak eksternal untuk menciptakan nilai tambah dan mempercepat
proses inovasi. Inovasi terbuka memiliki beberapa model, seperti crowdsourcing, licensing in,
dan spin-offs, yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi perusahaan.
Terdapat juga perbedaan antara inovasi terbuka dan inovasi tertutup, dimana inovasi
tertutup dilakukan secara internal dan rahasia, sedangkan inovasi terbuka melibatkan kolaborasi
dengan pihak eksternal.
Inovasi terbuka memiliki kelebihan, seperti mempercepat proses inovasi, mengurangi
biaya R&D, meningkatkan fleksibilitas, dan meningkatkan daya saing. Namun, inovasi terbuka
juga memiliki kekurangan, seperti risiko kehilangan kontrol, risiko kehilangan keuntungan, dan
risiko kerahasiaan.
Untuk mengimplementasikan inovasi terbuka dengan sukses, perusahaan harus memiliki
budaya inovasi yang kuat, memilih model inovasi terbuka yang sesuai, dan memperhatikan
manajemen risiko dan hak kekayaan intelektual.
Dalam era digital, inovasi terbuka semakin penting karena teknologi memudahkan akses
dan kolaborasi dengan pihak eksternal. Oleh karena itu, inovasi terbuka dapat menjadi strategi
xi
penting bagi perusahaan untuk mempertahankan daya saing dan menghasilkan nilai tambah yang
lebih besar
DAFTAR PUSTAKA
-http://gebyargebyur.wordpress.com/2010/10/09/apakah-open-innovation-dan-open-business-
model-itu/
-http://www.scribd.com/doc/111613949/PITP-WEEK-4
-https://bacaanbisnis.com/bagaimana-merek-besar-menggunakan-crowdsourcing-dan-open-
inovasi-untuk-mendapatkan-network-yang-lebih-luas/
-https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-open-innovation/15004/2
-https://123dok.com/article/pengertian-inovasi-terbuka-inovasi-terbuka.q7o6v6ky
xii