TUGAS 1 PEMERIKSAAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK KASUS PT GARUDA PADA TAHUN 2018
Pada tanggal 31 Oktober 2018, Manajemen PT Garuda dan PT Mahata
mengadakan perjanjian kerja sama yang telah diamandemen, terakhir diamandemen tanggal 26 Desember mengenai penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan dan hiburan dalam pesawat dan manajemen konten. Mahata akan menyediakan layanan wifi on-boad yang dapat dinikmati secara gratis. Selain itu, PT Mahata akan melakukan dan menanggung seluruh biaya penyediaan, pelaksanaan, pemasangan, pengoperasian, perawatan, pembongkaran, dan pemeliharaan termasuk dalam hal yang terdapat kerusakan, mengganti dan atau memperbaiki peralatan layanan konektivitas dalam penerbangan dan hiburan dalam pesawat dan manajemen konten. Awal mula kasus PT Garuda yaitu dua komisaris PT Garuda, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria menolak menandatangani laporan keuangan tahun 2018. Dengan alasan 2018 PT Garuda mencetak laba 5 juta USD atau Rp 71 M, padahal tahun 2017 PT Garuda mengalami kerugian sebesar 213 juta USD atau Rp 3 Triliun. Mereka menilai pengakuan pendapatan kompetensi dalam laporan laba rugi 2018 tersebut kurang tepat. Karena pada dasarnya belum ada sepeserpun uang yang diterima oleh PT Garuda, meskipun perjanjian telah dilaksanakan dan sah oleh Pasal. Term of payment yang seharusnya ada pun sampai saat itu belum ada, bahkan masih dalam proses negosiasi. Dalam surat pernyataan komitmen pembayaran kompensasi juga tertera kalimat yang menyatakan bahwa skema dan ketentuan pembayaran dapat berubah sewaktu waktu mengacu pada kemampuan finansial PT Mahata. Hal ini mengindikasikan bahwa pendapatan yang akan diterima oleh PT Garuda masih tidak jelas. PT Garuda mengakui pendapatan dari perjanjian nya dengan PT Mahata sebagai suatu pendapatan dari kompensasi atas pemberian hak oleh PT Garuda ke PT Mahata. Sanksi yang dikenakan kepada PT Garuda dan manajemen PT Garuda atas pelanggaran POJK No.29/POJK.04/2016 Tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik dan Denda sebesar Rp 100 juta kepada seluruh anggota direksi dan komisaris yang menandatangani laporan keuangan tersebut. Sanksi Administrasi kepada KAP Tanubrata, Susanto, Fahmi, Bambang dan Rekan yang memeriksa Laporan Keuangan PT Garuda dijatuhi sanksi berupa pembekuan izin praktik selama 12 bulan berdasarkan KMK No.312/KMK.1/2019 karena melakukan pelanggaran berat yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap opini Laporan Auditor Independen dan peringatan tertulis dengan disertai kewajiban untuk melakukan perbaikan terhadap Sistem Pengendalian Mutu KAP.