Disusun oleh:
1. Citra Aprilia
2. Annabelle Marcella Tarigan
3. Natasya Aprilia Iswandini
4. Auliya Amanda
IX B
SMP NEGERI 21 KOTA TANGERANG
Jl. Halim Perdana Kusuma No. 111, Belendung, Kec. Benda, Kota Tangerang, Banten
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan karunia-Nya karena telah
memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.
Karena anpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih untuk Ibu Hj. Yani Rosyani, S.Pd karena
telah memberikan arahan kepada penulis untuk membuat makalah ini. Makalah ini disusun
oleh penulis sebagai syarat untuk memenuhi tugas ilmu pengetahuan alam mengenai teknologi
ramah lingkungan. Penulis berharap makalah ini dapat menjadikan inspirasi bagi masyarakat
supaya dapat memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbarui dan menggunakan
bahan yang dapat didaur ulang secara bijak.
Makalah ini berisi tentang pengertian dan prinsip teknologi ramah lingkungan,
menyebutkan berbagai macam aplikasi teknologi ramah lingkungan serta teknologi tidak ramah
lingkungan.
Penulis menyadari makalah bertema teknologi ramah lingkungan ini masih perlu banyak
penyempurnaan karena kekurangan dan kesalahan. Apabila terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini terkait dengan penulisan kata yang belum tepat, penulis menyampaikan
permohonan maaf serta terbuka untuk kritik dan saran demi perbaikan untuk masa yang akan
datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
a. Biopori
Biopori dikenal dengan istilah teknologi lubang resapan (TLR), merupakan
teknik untuk membuat wilayah resapan air hujan. Teknik ini diterapkan dengan
menyediakan area yang dibuat berlubang-lubang kecil (berpori) yang nantinya akan
menyerap air hujan dan kemudian disalurkan ke dalam tempat penampungan air.
Biopori dapat diandalkan untuk mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan
oleh adanya genangan air, seperti demam berdarah, malaria, dan kaki gajah. Kesuburan
dan kelestarian organisme tanah juga dapat terjaga dengan teknologi ini. Lubang-lubang
resapan air ini sekaligus juga dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos, yakni
dengan memberikan sampah organik seperti dedaunan atau sisa makanan.
b. Fitoremediasi
Fitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan,
memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa
organik maupun anorganik. Melalui fitoremediasi ini polutan (zat penyebab polusi)
seperti logam berat, pestisida, minyak, dan zat lain yang mengotori tanah, air, atau udara
dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
Keunggulan teknologi fitoremediasi ini antara lain: ramah lingkungan, biaya
operasional rendah, mudah untuk diaplikasikan, aman digunakan, tanah dapat menjadi
lebih subur, dan dapat membuat kualitas lingkungan menjadi lebih baik.
c. Toilet Pengompos (Composting Toilet)
Composting toilet merupakan toilet kering yang menggunakan proses secara aerob
untuk menghancurkan atau mendekomposisi feses yang dihasilkan manusia. Toilet
pengompos dapat digunakan sebagai pengganti toilet air pada umumnya. Toilet ini
biasanya ditambah dengan campuran serbuk gergaji, sabut kelapa, atau lumut tertentu
untuk membantu proses aerob, menyerap air, dan mengurangi bau.
d. Pemurnian Air (Water Purification)
Secara umum, proses pemurnian air merupakan proses kajian fisika, kimia, dan
biologi. Secara fisika, pada proses pemurnian air ada proses filtrasi atau penyaringan,
sedimentasi atau pengendapan, dan distilasi atau penyulingan. Secara kimia, ada
pemberian klorin (CI2), penyinaran dengan sinar ultraviolet (UV), dan pemberian
karbon aktif. Karbon aktif, klorin, dan sinar ultraviolet dapat berperan sebagai
pembunuh kuman yang ada dalam air. Tujuan dari proses ini adalah untuk menghasilkan
air yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu.
B. Saran
Kita harus menjaga lingkungan disekitar kita dengan cara mengaplikasikan
teknologi ramah lingkungan. Supaya tidak merugikan alam dan makhluk hidup lainnya.