Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1


DAFTAR TABEL .................................................................................................. 2
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 3
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Khusus Riset ..................................................................................... 2
1.4. Manfaat Riset ............................................................................................... 2
1.5. Urgensi Riset ................................................................................................ 2
1.6. Temuan yang Ditargetkan ............................................................................. 2
1.7. Kontribusi Riset terhadap Ilmu Pengetahuan ............................................... 3
1.8. Luaran Riset ................................................................................................. 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
2.1. Eceng Gondok .............................................................................................. 3
2.2. Air Domestik Rumah Tangga ....................................................................... 4
2.3. Pengolahan Air ............................................................................................. 4
2.4. Adsorpsi ........................................................................................................ 4
2.5. Bioadsorben .................................................................................................. 5
BAB 3. METODE PENELITIAN ........................................................................ 5
3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................................ 5
3.2. Variabel Penelitian ........................................................................................ 6
3.3. Alat dan Bahan ............................................................................................. 6
3.4. Prosedur Penelitian ....................................................................................... 6
3.5. Diagram Alir Penelitian ................................................................................ 7
3.6. Skema/Rangkaian Alat Pengolahan Air Domestik Rumah Tangga .............. 7
3.7. Pengolahan Data dan Analisis Data .............................................................. 7
3.8. Tahapan Kegiatan dan Indikator Capaian ..................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 8
4.1. Anggaran Biaya ............................................................................................ 8
4.2. Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9
LAMPIRAN ..........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ...........................................................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas .......... 20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ................................................ 21

i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 3
Tabel 3.1 Tahapan Kegiatan dan Indikator Capaian ............................................... 8
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ................................................... 8
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 9

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.Gambar Alat Housing Filter dan Housing RO Filter........................... 7
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 7
Gambar 3.3 Skema pada Pengolahan Pre-Treatment Air Domestik ....................... 7

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan akan air dalam berbagai aspek kehidupan sangat penting baik untuk
kebutuhan industri, kehidupan sehari-hari, dan aktivitas rumah tangga lainnya.
Kebutuhan air yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan aktivitas manusia
dapat menyebabkan pencemaran ke dalam sumber air menjadi permasalahan yang
cukup serius. Zat pencemar dapat berupa logam berat seperti besi (Fe) yang sering
ditemui pada air tanah dengan kadar yang tinggi dan zat lain yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Air yang mengandung besi ditandai dengan warna kuning
kecoklatan dan bau menyengat (Nanda dkk, 2023). Menurut Permenkes RI No. 2
Tahun 2023, standar baku mutu untuk kadar Fe maksimal adalah 0,2 mg/L.
Adsorben merupakan solusi yang sering ditawarkan untuk menyerap logam seperti
Fe. Adsorben merupakan agen yang mampu menyerap dan menghilangkan zat-zat
pencemar air seperti besi atau Fe, adsorben dapat dibuat dari berbagai bahan alam
seperti karbon aktif, tanaman, dan mineral tertentu. Biasanya adsorben terletak pada
proses pre-treatment pengolahan air dengan membran.
Eceng gondok merupakan biomaterial yang berpotensi untuk dijadikan bioadsorben
karena kandungan selulosanya yang tinggi. Eceng gondok (Eichhornia crassipes)
merupakan tumbuhan yang hidup pada sungai, rawa, dan perairan yang memiliki
aliran tenang. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat dapat mengancam ekosistem,
mengurangi kadar oksigen akibat proses evapotranspirasi tanaman, pendangkalan,
rusaknya habitat perikanan, dan mengganggu transportasi air. Dampak negatif yang
ditimbulkan oleh eceng gondok terhadap ekosistem perairan memerlukan suatu
upaya pengolahan yang tepat. Kandungan yang dimiliki oleh eceng gondok dapat
dimanfaatkan sebagai adsorben air yang mengandung bahan kimia. Eceng gondok
berpotensi digunakan sebagai bioadsorben telah dilakukan penelitian sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah dan Yustinah (2020) yang menjelaskan
bahwa eceng gondok mengandung selulosa sebagai penyusun utama sebanyak
64,51%. Selulosa yang cukup tinggi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
bioadsorben, karena selulosa menyerap zat bersifat polar.
Penggunaan tumbuhan sebagai bahan baku untuk mengurangi kadar Fe seperti
karbon aktif dan adsorben relatif banyak telah dilakukan. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Maulina dkk (2023), pembuatan arang aktif dari eceng gondok
dengan suhu karbonisasi 400°C (Sampel A) dan 500°C (Sampel B) serta arang aktif
diaktivasi dengan larutan NaOH dan dikeringkan kembali pada suhu 100°C selama
± 2 jam. Kadar Fe yang di uji memiliki kandungan sebesar 16,95 mg/L, sampel A
mampu menyerap hingga 1,70 mg/L sedangkan sampel B 0.32 mg/L.
Penelitian oleh Roni dkk (2021), mengenai pembuatan adsorben dari sekam padi
dan kulit pisang untuk menurunkan kadar Fe pada air sungai, dengan karbonisasi
pada suhu 450°C dengan pengaktivasian kimia menggunakan H₃PO₄. Logam berat
Fe mampu diserap hingga 0,42 mg/L dengan menggunakan adsorben dari kulit
2

pisang. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang upaya untuk menurunkan kadar


Fe, maka penelitian ini nantinya akan difokuskan menghasilkan teknologi yang
ramah lingkungan dengan penggunaan suhu yang lebih rendah yaitu 105°C, 110°C,
115°C, 120°C, dan 125°C untuk lebih menghemat energi, penelitian sebelumnya
banyak menggunakan pengaktivasian kimia dimana pada penelitian kali ini tidak
menggunakan bahan kimia apapun, proses pengaktivasian bioadsorben dilakukan
secara fisika yang lebih ramah lingkungan sekaligus mengatasi permasalahan
ekosistem lingkungan dengan pembuatan bioadsorben eceng gondok.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh suhu pengaktivasian bioadsorben eceng gondok terhadap
kadar Fe yang di adsorpsi pada pre-treatment pengolahan air?
2. Bagaimana mekanisme penyerapan logam berat Fe dengan bioadsorben eceng
gondok pada proses pre-treatment pengolahan air?
3. Bagaimana karakteristik hasil bioadsorben dari eceng gondok pada pre-
treatment pengolahan air?
1.3. Tujuan Khusus Riset
1. Mengetahui pengaruh suhu pengaktivasian bioadsorben eceng gondok
terhadap kadar Fe yang di adsorpsi pada pre-treatment pengolahan air.
2. Mengetahui mekanisme penyerapan logam berat Fe dengan bioadsorbenpada
eceng gondok pada pre-treatment pengolahan air.
3. Mengetahui karakteristik hasil bioadsorben dari eceng gondok pada pre-
treatment pengolahan air.
1.4. Manfaat Riset
Riset ini bermanfaat untuk menanggulangi ekosistem air yang disebabkan oleh
eceng gondok agar keanekaragaman hayati pada perairan tetap terjaga dan
mewujudkan Eco Green Technology. Riset ini juga bermanfaat bagi masyarakat
yang memiliki air sumur dengan kadar Fe tinggi, permasalahan dapat diatasi dengan
produk yang ramah lingkungan dengan bahan baku mudah ditemui dan relatif lebih
murah dibandingkan pengolahan konvensional dengan bahan kimia.
1.5. Urgensi Riset
Urgensi riset ini adalah untuk mengatasi permasalahan eceng gondok sebagai gulma
air yang bersifat invasif sehingga ekosistem air tetap terjaga dan menurunkan kadar
Fe pada pre-treatment pengolahan air sehingga menjadi lebih optimal. Adsorben ini
termasuk ke kategori envieronment eco-friendly karena berbahan tanaman untuk
mengatasi air yang tercemar bahan kimia yang mengganggu kesehatan manusia.
1.6. Temuan yang Ditargetkan
Temuan yang ditargetkan adalah Eco Green Technology berupa bioadsorben karena
memanfaatkan tumbuhan eceng gondok serta mengurangi dampak negatif dari
pertumbuhan eceng gondok terhadap ekosisitem lingkungan dan proses pembuatan
yang hemat energi dengan penggunaan suhu pengaktivasian yang relatif rendah.
Bioadsorben dari eceng gondok ini ditargetkan mampu menurunkan kadar Fe
hingga kurang dari 0,2 mg/L pada proses pre-treatment pengolahan air sesuai
3

dengan aturan permenkes dengan menggunakan membran sehingga aman


digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
1.7. Kontribusi Riset terhadap Ilmu Pengetahuan
Kontribusi riset terhadap ilmu pengetahuan yang ditargetkan adalah memberikan
informasi ilmiah mengenai bioadsorben sebagai alternatif adsorben yang ramah
lingkungan dengan memanfaatkan tanaman berupa eceng gondok. Riset ini sesuai
dengan bidang ilmu penelitian teknik kimia mengenai adsorbsi yang dapat
menambah pengetahuan serta wawasan mengenai bioadsorben.
1.8. Luaran Riset
Luaran Riset dari penelitian ini diantaranya laporan kemajuan, laporan akhir, artikel
ilmiah, akun media sosial, dan bioadsorben dari eceng gondok sebagai adsorben
dalam penyerapan Fe pada proses pengolahan air.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang membahas mengenai pembuatan
bioadsorben untuk mengurangi kadar Fe pada air. Penelitian tersebut juga dijadikan
sebagai referensi dan teori acuan pembanding terhadap penilitian yang akan
dilaksanakan. Beberapa penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

2.1. Eceng Gondok


Sumatera Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak eceng
gondok yang tumbuh di aliran Sungai Musi dan juga rawa - rawa. Pertumbuhannya
yang cepat dapat mencapai 3% per hari dan tingkat pertumbuhannya dapat
mencapai 100% luas dalam waktu hanya dua minggu (Resmi dkk, 2019). Hal ini
mengakibatkan berbagai kesulitan seperti terganggunya transportasi, penyempitan
sungai, dan rusaknya ekosistem air. Tumbuhan eceng gondok memiliki kandungan
selulosa sebanyak 60%, lignin 17% dan hemiselulosa sekitar 8%, serta mencakup
komposisi lainnya (Andarista dkk, 2023). Kandungan lignoselulosa yang tinggi dari
tanaman eceng gondok bisa dimanfaatkan untuk pembuatan absorben berupa arang
aktif. Lignoselulosa mengandung gugus fungsional karboksil (COOH) dan
4

hidroksil (-OH) yang dapat digunakan sebagai situs aktif adsorpsi logam dan
berperan sebagai penukar ion (Putra dkk, 2019).
2.2. Air Domestik Rumah Tangga
Beberapa sumur yang digunakan oleh masyarakat sebagai air kebutuhan rumah
tangga masih banyak yang mengandung zat berbahaya seperti besi. Adanya
kandungan zat besi tersebut dapat mempengaruhi kualitas air dan kesehatan. Sesuai
dengan PERMENKES Nomor 2 Tahun 2023, air kebutuhan rumah tangga yang baik
ialah tidak memiliki warna, tidak memiliki bau, memiliki pH antara 6,5-8,5, dan
memiliki jumlah Total Dissolved Solid (TDS) kurang dari 300 mg/L serta memiliki
konsentrasi maksumim besi (Fe) adalah 0,2 mg/L. Penumpukan besi dalam tubuh
menyebabkan efek kronis seperti hemokromatosis, yaitu penumpukan berlebihan
besi dalam organ-organ seperti hati, jantung, usus dan pankreas (Elystia dkk, 2023).
Kadar besi (Fe) di air yang lebih dari 1 mg/L akan menyebabkan terjadinya iritasi
pada mata dan kulit (Budiman dkk, 2018).
2.3. Pengolahan Air
Pre-treatment pada pengolahan air adalah serangkaian proses awal untuk
mengurangi atau menghilangkan kontaminan tertentu sebelum air masuk ke tahap
pengolahan utama. Metode pre-treatment yang umum digunakan adalah proses
adsorpsi. Tujuannya adalah untuk menarik molekul atau partikel kontaminan
tertentu dari air serta dapat membantu melindungi peralatan pengolahan air yang
lebih lanjut, seperti fouling pada membran (Bidari dkk, 2022). Membran adalah
suatu lapisan tipis atau material berpori yang memungkinkan perpindahan atau
pemisahan zat-zat tertentu antara dua ruang atau fasa. Membran biasanya
digunakan untuk memfiltrasi dan pemurnian air sehingga menjadi layak untuk
dipakai maupun dikonsumsi. Dalam mengolah air domestik yang tidak layak pakai,
penggunaan membran setelah proses pre-treatment seperti adsorpsi adalah rangkain
proses yang bisa dijadikan solusi. Membran yang dipakai dapat berupa membran
kecil yang siap pakai seperti housing membran yang menggunakan Reverse
Osmosis (RO) sebagai membrannya. Spesifikasi membran RO yang digunakan
bermaterial Poly-Amide Thin-Film Composite dengan kapasitas 100 GPD dan
memiliki tekanan maksimum 150 psi
2.4. Adsorpsi
Mekanisme adsorpsi adalah proses dimana molekul yang semula ada pada larutan,
menempel pada permukaan zat adsorben secara fisika. Suatu molekul dapat
teradsorpsi jika gaya adhesi antara molekul adsorbat dengan molekul adsorben
lebih besar dibanding dengan gaya kohesi pada masing-masing molekul ini. Dalam
peristiwa adsorpsi, komponen akan berada di daerah antarmuka, namun tidak akan
masuk ke dalam fase. Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate),
sementara daerah tempat terjadinya penyerapan disebut adsorben (substrate)
Adsorben adalah material yang memiliki kemampuan untuk menarik dan menahan
molekul atau partikel lain di suatu fluida pada permukaannya. Adsorpsi dibagi
menjadi adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Jika adsorbat dan permukaan adsorben
5

berikatan hanya dengan gaya Van Der Walls, maka yang terjadi adalah adsorpsi
fisika. Molekul yang teradsorpsi terikat secara lemah dipermukaan, sehingga
bersifat reversibel. Proses adsorpsi ini tidak pada tempat yang spesifik dan molekul
yang teradsorpsi menyelimuti seluruh permukan. Adsorpsi kimia terjadi jika
molekul yang teradsorpsi bereaksi secara kimia dengan permukaan adsorben.
Adsorpsi ini bersifat irreversible yang disebabkan oleh besarnya potensial interaksi,
karena adanya ikatan kimia yang terputus dan terbentuk selama proses.
2.5. Bioadsorben
Bioadsorben adalah materi alami atau organik yang memiliki kemampuan untuk
menyerap atau menghilangkan zat-zat berbahaya dari lingkungan sekitarnya.
Sumber bioadsorben dapat meliputi berbagai bahan, seperti mikroorganisme,
tanaman, atau bahan-bahan organik lainnya (Munira dkk, 2022). Umumnya, proses
pembuatan bioadsorben melibatkan tahap pengeringan dan aktivasi. Aktivasi
menjadi langkah kunci untuk membentuk pori-pori baru dan memperluas pori pada
bioadsorben. Salah satu jenis aktivasi umum adalah aktivasi fisika yang
menggunakan gas pengoksidasi seperti CO2, N2, O2 atau dengan dipanaskan serta
diuapkan (Hasyim dkk, 2019). Proses pengeringan bertujuan mengurangi kadar air,
tahap ini dilakukan dengan teknik sun dry atau dijemur di bawah terik matahari,
lalu dapat diaktivasi secara fisika dengan memanaskannya di oven pada suhu 110-
170°C hingga berat konstan (Astuti dkk, 2021).
Salah satu contoh bioadsorben adalah adsorben dari kulit pisang kepok. Kulit
pisang merupakan sumber lignin (6% - 12%), pektin (10% -21%), selulosa (7,6% -
9,6%) dan hemiselulosa (6,4% -9,4%) (Arifiyana dan Devianti, 2020). Seluruhan
persentase kandungan gugus karboksil pada kulit pisang jauh lebih kecil apabila
dibandingkan dengan kandungan yang dimiliki oleh tanaman eceng gondok, maka
dari itu pemilihan bioadsorben dari eceng gondok menjadi solusi yang lebih baik.
Limbah eceng gondok yang sangat mudah untuk ditemukan dengan jumlah yang
berlimpah membuat tanaman ini menjadi pilihan yang bijak. Produk Eco-Green
Technology berbasis bioadsorben dari eceng gondok juga akan lebih
mengefisiensikan penggunaan energi yang dibutuhkan. Pengaplikasian prototype
berupa housing membran yang dilengkapi dengan tahap pre-treatment juga akan
menjadikan penelitian ini suatu solusi inovatif dan kreatif rumahan untuk dapat
memperoleh air domestik rumah tangga yang layak pakai.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian mengenai pre-treatment pada pengolahan domestik air rumah tangga
menggunakan bioadsorben berbahan dasar eceng gondok dengan variasi waktu dan
suhu aktivasi akan dilakukan pada April sampai bulan Juli. Penelitian ini akan
dilaksanakan di Laboratorium Teknik Separasi dan Purifikasi Jurusan Teknik
Kimia, Universitas Sriwijaya.
6

3.2. Variabel Penelitian


3.2.1. Variabel Bebas : Suhu pengaktivasian pada pembuatan bioadsorben
eceng gondok (105oC, 110oC,115oC, 120oC, 125oC)
3.2.2. Variabel Terikat : Kadar Fe, Nilai Uji SEM-EDX, dan Uji pH
3.2.3. Variabel Kontrol : Waktu pengaktivasian (1,5 Jam), waktu kontak (1 jam
dicatat setiap 15 menit), Tekanan (1 Atm), rasio
Bioadsorben (10g/l), dan volume air feed (20 liter)
sehingga Jumlah bioadsorben yang dipakai (200 gram)
3.3. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini, yakni oven, timbangan, pisau, beaker
glass, ayakan ukuran 50 mesh grinder, cawan krusibel, pencetak adsorben,
pengaduk, panci, kompor dan mortar. Bahan yang digunakan, yakni hama eceng
gondok, aquadest, tepung kanji dan air domestik.
3.4. Prosedur Penelitian
3.4.1. Proses Pengaktivasian bioadsorben
1. Batang dan daun eceng gondok dipersiapkan sebagai bahan baku utama.
2. Batang dan daun tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari selama dua
hari untuk mengurangi kadar air.
3. Eceng gondok yang telah dikeringkan dipotong kecil-kecil.
4. Eceng gondok yang telah kering dihaluskan menggunakan blender.
5. Serbuk eceng gondok ditempatkan dalam cawan krusibel. Cawan krusibel
dengan serbuk eceng gondok dimasukkan ke dalam oven. Proses
pengovenan dilakukan selama 1.5 jam pada suhu pengaktivasian masing
masing (105oC, 110oC,115oC, 120oC, 125oC) didapat lima sampel.
6. Selanjutnya adsorben dihaluskan menggunakan mortar. Serbuk yang telah
dihaluskan kemudian diayak dengan menggunakan ayakan Mesh 50 untuk
memastikan konsistensi ukuran partikel.
Dihasilkan lima sampel bioadsorben (A 105oC, B 110oC, C 115oC, D 120oC,
E 125oC).
3.4.2. Proses Pencetakan Bioadsorben menjadi tablet
1. lima sampel bioadsorben disiapkan (A 105oC, B 110oC, C 115oC, D 120 oC,
E 125 oC).
2. Campuran bioadsorben A disiapkan: Tepung kanji: Aquadest dengan rasio
(9:0,3:0,7).
3. Panci dipanaskan di atas kompor dan aquadest serta tepung kanji
dimasukkan sesuai rasio yang telah dibuat, masak sampai mengental.
4. Kompor dimatikan, dan bioadsorben A dicampur sampai merata.
5. Cetakan disiapkan dan adonan bioadsorben dicetak hingga berbentuk tablet
6. Bioadsorben dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan di dalam oven 110oC
selama 2 jam.
7. Setelah kering, sampel A yang sudah berbentuk tablet ditimbang sebanyak
200 gram.
7

8. Langkah untuk masing masing sampel B, C, D, dan E diulang.


3.4.3. Proses Penggunaan Bioadsorben
1. Catdridge Adsorben disiapkan.
2. Lima sampel bioadsorben yang sudah disiapkan.
3. Sampel A dimasukkan ke dalam catridge.
4. Catridge dipasang ke dalam housing filter pada rangkaian alat.
5. Rangkaian alat dinyalakan hingga volume air feed sudah mencapai 20 liter.
6. Waktu operasi dicatat selama setiap 15 menit selama 1 jam.
7. Hasil dianalisis menggunakan uji SEM-EDX.
8. Langkah untuk sampel B, C, D, dan E diulangi.

Gambar 3.1. Gambar Alat Housing Filter dan Housing RO Filter


3.5. Diagram Alir Penelitian
Proses penelitian secara efisien dan sistematis dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian


3.6. Skema/Rangkaian Alat Pengolahan Air Domestik Rumah Tangga
Secara keseluruhan sistem pengolahan pre-treatment air domestik rumah tangga
menggunakan bioadsorben eceng gondok dapat dilihat gambar 3.3 di bawah ini.

Gambar 3.3 Skema pada Pengolahan Pre-Treatment Air Domestik


Keterangan:
1) Ember Bekas 20 liter 6) Pompa
2) Valve 7) Valve
3) Housing Filter 10 Mikron 8) Housing Membrane Reverse Osmosis
4) Housing Filter Adsorben Fe Eceng Gondok 9) Air Buangan (Draine Water)
5) Housing Filter 3 Mikron 10) Ember Bekas
3.7. Pengolahan Data dan Analisis Data
3.7.1. Uji Kadar Kandungan Besi (Fe)
8

Prinsip kerja dengan cara analisis batas terendah dan tertinggi analit yang sudah
ditentukan kosenstrasinya. Larutan hasil pengolahan dibuat dengan konsentrasi 0,2;
1; 2; 3 dan 5 mg/L. Masing-masing deret konsentrasi diukur absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum kemudian tentukan persamaan garis lurusnya. Jika
koefisien korelasi regersi linaernya (r2)>0,995 maka telah memenuhi syarat (Badan
Standarisasi Nasional) sesuai aturan SNI 8455:2017.
3.7.3. Uji Kandungan pH
Pengukuran pH dilakukan dengan mencelupkan elektroda pH ke dalam sampel
limbah, sebelum digunakan pH meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan
menggunakan buffer 4, buffer 7, dan buffer 10. Sampel yang di uji berdasarkan
sampel terbaik pada pengolahan air yang telah dilakukan.
3.7.4. Uji Scanning Electron Microscopy dan Energy Dispersive X-ray
Spectroscopy (SEM-EDX)
Prinsip kerja alat SEM-EDX adalah memanfaatkan hamburan balik elektron pada
permukaan objek. Uji ini akan dilakukan pada sampel bioadsorben yang terbaik dari
hasil sampel dibuat dengan persentase berat bahan baku yang berbeda untuk
mendapatkan karakteristik sampel terbaik dalam proses filtrasi pada pengolahan
pre-treatment air domestik.
3.8. Tahapan Kegiatan dan Indikator Capaian
Tabel 3.1 Tahapan Kegiatan dan Indikator Capaian
Tahapan Kegiatan Indikator Capaian
Pembuatan Bioadsorben Diperoleh bioadsorben dari hama eceng gondok
Uji Kadar Besi (Fe) Diperoleh dari kandungan air domestik sebelum dan
sesudah filtrasi berdasarkan sampel terbaik
Uji pH Diperoleh nilai perubahan pH pada air domestik setelah
difiltrasi dengan bioadsorben eceng gondok
Uji SEM Diperoleh karakteristik sampel membran bioadsorben
terbaik pada pengolahan pre-treatment air domestik
Pengumpulan dan Laporan kemajuan, laporan akhir, dan artikel yang telah
analisis data diterima
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Rekapitulasi rencana anggaran biaya disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp)
1 Bahan Habis Pakai Belmawa 5.500.000
Perguruan Tinggi 447.500
Instansi Lain 0
2 Sewa dan Jasa Belmawa 300.000
Perguruan Tinggi 90.000
Instansi Lain 0
9

3 Transportasi Lokal Belmawa 1.800.000


Perguruan Tinggi 400.000
Instansi Lain 0
4 Lain-lain Belmawa 1.200.000
Perguruan Tinggi 180.000
Instansi Lain 0
Jumlah
Rekap Sumber Dana Belmawa 8.800.000
Perguruan Tinggi 1.117.500
Instansi Lain 0
Jumlah 9.917.500
4.2. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan disusun dalam bentuk bar chart pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan Person Penangung
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 Jawab
1 Persiapan Bahan Baku Sryatin Arya
2 Pembuatan Adsorben Delina Puspitasari
3 Perangkaian Prototipe dan Riangga Sayyid
Pengujiannya Almukarrom
4 Uji SEM sebelum adsorbsi, Uji Alfan Aji Syaputra
Fe, dan Uji BET
5 Uji pH dan Uji SEM setelah Helmi Ariva
adsorbsi
6 Analisis Hasil Semua Anggota Tim
7 Penyusunan Artikel dan Semua Anggota Tim
Laporan Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S., dan Yustinah. 2020. Pemanfaatan Eceng Gondok Sebagai Bioadsorben
pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas. Jurnal Konversi. 9(2): 25-32.
Andarista, F. F., Huda, M., dan Dewati, R. 2023. Adsorpsi Logam Timbal Pada
Limbah Cair Artifisial Menggunakan Arang Aktif Eceng Gondok. Jurnal Teknik
Kimia, 18(1), 33–39.
Arifiyana, D., dan Devianti, V. A. 2020. Biosorpsi Logam Besi (Fe) dalam Media
Limbah Cair Artifisial Menggunakan Biosorben Kulit Pisang Kepok (Musa
Acuminate). Jurnal Kimia Riset. 5(1): 1–8.
Astuti, W., Sulistyaningsih, T., Hanifah, R., Ganjar Fadhila, I., dan Rosadi, A. 2021.
Karbon Aktif Berbasis Eceng Gondok. Jurnal Inovasi Sains Dan Kesehatan.
6(6): 168–191.
10

Bidari, M., Putri, M. A., dan Nasir, S. 2022. Pengaruh Karbon Aktif Terhadap Fouling
Membran Reverse Osmosis pada Pengolahan Air Terproduksi. Jurnal Teknik
Kimia. 28(3): 100–106.
Budiman, Hamidah, dan Hasria. 2018. Skin Waste of Kepok Banana (Musa
Acuminate) As A Biofilter of Iron (Fe) and Calcium (CaCO3). Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 8(2): 152–158.
Elystia, S., Priyambada, G., Reza, M., Sasmita, A., Andrio, D., dan Asmura, J. 2023.
Teknologi Pengolahan Air Bersih Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan
Masyarakat di Desa Bunga Raya, Kabupaten Siak. Jurnal Abdi Masyarakat
Indonesia. 3(3): 973–982.
Hasyim, U. H., Kurniaty, I., Mahmudah, H., dan Hermanti, M. 2019. Pengaruh Waktu
Adsorpsi Asam Lemak Bebas dalam Minyak Kelapa Sawit Mentah pada
Pembuatan Bioadsorben Limbah Batang Pisang. Jurnal Konversi. 8(1): 61–70.
Maulina, W., Priyanto, F. W., dan Arkundato, A. 2023. Pengaruh Suhu Karbonisasi
dari Arang Aktif Eceng Gondok terhadap Fluks dan Kemampuannya dalam
Mereduksi Kadar Besi. Jurnal Ilmu Dasar. 24(1): 75-82.
Menteri Kesehatan Indonesia. 2023. Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes)
Republik Indonesia No 2 Tahun 2023 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Keperluan Higien dan Sanitasi. Kemenkes. Jakarta.
Munira, M., Arman, M., Syarif, T., Gusnawati, dan Darnengsih, D. 2022.
Karakterisasi dan Modifikasi Karbon Aktif dari Mahkota Nanas Sebagai
Bioadsorben. Journal Of Chemical Process Engineering. 7(2): 123–129.
Nanda, M., Purba, A. F. H., Gultom, K., Sari, K. S., Muthmainah, N., dan Ramadhan,
F. 2023. Analisis Parameter Fisik (Kekeruhan, Bau, Rasa) dan Uji Kandungan
Besi (Fe) pada Sumur Gali dan Sumur Bor di Kelurahan Bantan, Kecamatan
Medan Tembung. Jurnal Kesehatan Tambusai. 4(3): 2993-2997.
Putra, I. P. K. A., Narwati, Hermiyanti, P., dan Trisnayanti, H. 2019. Bioadsorben
Kulit Pisang Kepok (Musa Acuminate L.) dalam Menurunkan Kadar Timbal
(Pb) pada Larutan Pb. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. 10(1): 1–7.
Resmi, F., Alfan, A., dan Ifandi, S. 2019. Kendali Optimal Pertumbuhan Populasi
Eceng Gondok dengan Ikan Grass Carp dan Pemanenan. Jurnal Matematika,
Sains, Dan Teknologi. 20(2): 132–141.
Roni, K. A., Martini, S., dan Legiso. 2021. Analisis Adsorben Arang Aktif Sekam
Padi dan Kulit Pisang Kepok untuk Pengolahan Air Sungai Gasing, Talang
Kelapa, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal Konversi. 10(2):13-18.
Sulastri, Hardoyo, dan Saputro, W. 2018. Pengaruh Jenis Aktivasi Bioadsorben Kulit
Singkong terhadap Penurunan Kadar Besi (Fe) dalam Air Sumur Gali. Jurnal
Rekaysa, Teknologi, Dan Sains. 2(2): 87–96.
Wicaksono, A. H., Kriswandana, F., dan Marlik. 2020. Efektivitas Bioadsorben Kulit
Kedelai (Glycine Max) untuk Menurunkan Kadar Besi (Fe) dalam Air. Gema
Lingkungan Kesehatan. 18(2): 96–101.
11

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
1.1. Biodata Ketua
12

1.2. Biodata Anggota 1


13

1.3. Biodata Anggota 2


14

1.4. Biodata Anggota 3


15

1.5. Biodata Anggota 4


16

1.6. Biodata Dosen Pendamping


17
18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga
No Jenis Pengeluaran Volume Satuan Total (Rp)
(Rp)
1 Belanja Bahan
Aquadest 8 liter 25.000 200.000
Timbangan Digital 1 buah 150.000 150.000
Timbangan 10 Kg 1 buah 450.000 450.000
Pisau 5 buah 50.000 250.000
Talenan 5 buah 25.000 125.000
Beaker Glass 5 buah 80.000 400.000
Aluminium Foil 2 buah 25.000 50.000
ATK 1 set 100.000 100.000
Cawan krisibel 1 buah 80.000 80.000
Uji Kadar Fe 6 sampel 200.000 1.200.000
Uji pH 2 sampel 25.000 50.000
Uji SEM-EDX 2 sampel 500.000 1.000.000
Tisu 1 pack 25.000 25.000
Kertas Label 1 pack 10.000 10.000
Ayakan 50 mesh 1 buah 200.000 200.000
Housing Filter 1 buah 300.000 300.000
Selang RO 10 meter 5.000 50.000
Pompa RO 1 buah 350.000 350.000
Membran RO 1 buah 300.000 300.000
Tepung Tapioka 500 gram 15 7.500
Blender 1 buah 600.000 600.000
Panci 1 buah 50.000 50.000

SUB TOTAL (Rp) 5.947.500


2 Belanja Sewa
Rangkai Alat 1 kali 150.000 150.000
Custom Cetakan Adsorben 2 kali 120.000 240.000
19

SUB TOTAL (Rp) 390.000


3 Perjalanan Lokal
Kegiatan Penyiapan Bahan 2 bulan 200.000 400.000
Kegiatan Pendampingan 4 bulan 300.000 1.200.000
Kegiatan Pembuatan dan
2 bulan 300.000 600.000
Pengujian Absorben
Kegiatan Pembuatan Prototipe
1 bulan 250.000 250.000
skala rumahan

SUB TOTAL (Rp) 2.200.000


4 Lain-lain
Perlengkapan Protokol K3L 3 bulan 250.000 750.000
Sewa Kuota Internet 5 orang 20.000 100.000
Materai 10.000 3 buah 10.000 30.000
Publikasi ilmiah 1 kali 500.000 500.000

SUB TOTAL (Rp) 1.380.000

GRAD TOTAL (Rp) 9.917.500


GRAND TOTAL (Sembilan Juta Sembilan Ratus Tujuah Belas Ribu Lima
Ratus Rupiah)
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas


No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1. Helmi Ariva/ Teknik Teknik 12 Bertindak sebagai
03031282126064 Kimia ketua tim,
mengoordinir
jalannya kegiatan,
mengatur waktu
riset, dan
penyusunan
laporan akhir, serta
penanggung
jawab uji pH dan
uji SEM setelah
adsorpsi
2. Riangga Sayyid Teknik Teknik 12 Bertanggung
Almukarrom/ Kimia jawab atas aktivasi
03031282126082 pada adsorben dan
rangkaian kegiatan
berlangsung.
3. Delina Teknik Teknik 12 Berperan sebagai
Puspitasari/ Kimia sekretaris,
03031182126004 bertanggung
jawab atas proses
pembuatan
adsorben.
4. Alfan Aji Teknik Teknik 12 Bertanggung
Syaputra/ Kimia jawab atas uji
03031282126034 SEM sebelum
adsorpsi, uji Fe,
dan uji BET serta
hasil analisis uji.
5. Sryatin Arya/ Teknik Teknik 12 Berperan sebagai
03031282126080 Kimia bendahara,
bertanggung
jawab atas
persiapan bahan
baku.
21

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim Pengusul

Anda mungkin juga menyukai