Anda di halaman 1dari 5

NONDISJUNCTION DAN CROSSING OVER PADA Drosophila melanogaster

Adelia Meita Putri


220210103039
Genetika Kelas A
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember
Jl. Kalimantan Nomor 37 Krajan Timur Tegalboto Jember 68121
adeliameitaputri@gmail.com

ABSTRAK

D. melanogaster digunakan sebagai subjek penelitian dalam berbagai aspek, termasuk fluktuasi jumlah generasi
dewasa dan waktu eklosi yang terpapar ponsel selama beberapa generasi. Studi ini juga melibatkan penjelasan
fenomena terkait dengan pola pewarisan sifat, seperti gagal berpisah, dan crossing over. Dalam konteks gagal
berpisah, munculnya ketidaksesuaian anakan dengan rekonstruksi persilangan dapat terjadi akibat kegagalan
berpisah kromosom selama gametogenesis. Fenomena lain yang dapat diselidiki meliputi pindah silang. Tujuan
dari praktikum ini untuk latihan membuat persilangan untuk membuktikan terjadinya crossing over &
nondisjunction pada D. Melanogaster. Alat & bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Drosophila
melanogaster strain N, w/wa/we, bel/bdp, selang besar dan kecil, kasa, kertas pupasi, botol selai, pisang tape, kuas
kecil, sumbat busa, fermipan/yeast, gula merah, timbangan, pengaduk, busa, kertas label. Prosedur praktikum ini
diawali dengan penyilangan lalat betina strain normal dengan lalat jantan ebony beserta resiproknya. Kemudian
mengamati hasil F1, dan menyilangkan lalat F1 strain normal dengan lalat ebony dari stok. Lalu mengamati hasil
F2 serta mencatat hasilnya pada lembar pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan crossing over dan
nondisjunction pada persilangan Drosophila melanogaster, dapat disimpulkan bahwa fenotip dan genotip
keturunan mengikuti pola pewarisan Mendel yang konsisten dengan rasio 3:1. Hasil crossing over menunjukkan
bahwa peristiwa pindah silang memengaruhi pembentukan kombinasi gen yang berbeda, tetapi tetap mengikuti
hukum Mendel. Sementara itu, pada kondisi nondisjunction, terlihat variasi fenotip yang tidak sesuai dengan pola
pewarisan Mendel, menunjukkan kemungkinan terjadinya gangguan dalam pemisahan kromosom selama meiosis.
Keseluruhan, eksperimen ini memberikan wawasan tentang peran crossing over dan dampak nondisjunction
dalam evolusi genetik Drosophila melanogaster.

Kata kunci: Crossing over, nondisjunction, Drosophila, mutan.

PENDAHULUAN Y gagal untuk berpisah. Temuan ini diperkuat oleh


Ellis dan Carney, yang menyatakan bahwa
Salah satu elemen kunci dalam algoritma kromosom Y mengalami kegagalan berpisah selama
genetika adalah crossover atau pindah silang. Proses meiosis dan tidak dapat mencapai kutub. Gagal
crossover memungkinkan kita untuk mendapatkan berpisahnya kromosom Y dalam proses
kromosom baru yang mewakili solusi yang baik spermatogenesis mengakibatkan proporsi sperma Y
dengan menggabungkan informasi dari dua yang terbentuk menjadi terbatas (Taufika et al.,
kromosom yang berbeda (Iskandar, 2021). Pada 2020).
kasus kegagalan berpisah, munculnya Pertukaran segmen kromatid yang bukan
ketidaksesuaian anakan dengan rekonstruksi saudara dari sepasang kromosom homolog disebut
persilangan dapat terjadi karena kromosom tidak sebagai pindah silang. Peristiwa ini terjadi selama
berhasil terpisah selama proses gametogenesis pembelahan meiosis I, tepatnya pada akhir profase I
(Zubaidah, 2019). atau awal metaphase I. Pindah silang menghasilkan
Gagal berpisah merupakan kejadian di kombinasi baru dari sifat-sifat yang diwarisi dari
mana satu kromosom atau lebih gagal untuk induknya, yang dikenal sebagai rekombinan gen.
berpisah ke arah kutub yang berlawanan selama Akibat dari pindah silang, terbentuk empat macam
anaphase meiosis I atau meiosis II. Kejadian ini gamet, di antaranya dua gamet dengan sifat yang
menyebabkan sel anak memiliki kelebihan atau sama seperti induknya (tipe parental) dan dua gamet
kekurangan kromosom, yang disebut sebagai sel dengan kombinasi sifat hasil pindah silang (tipe
aneuploid. Gagal berpisah dapat terjadi baik pada rekombinan) (Daulay, 2020).
kromosom jenis kelamin (gonosom) maupun Terdapat beberapa faktor yang dapat
kromosom non-jenis kelamin (autosom) (Daulay, memengaruhi terjadinya pindah silang. Pertama,
2020). Jumlah sperma Y yang sedikit dapat jarak antara gen-gen yang saling terangkai memiliki
disebabkan oleh meiotic drive, yaitu penyimpangan peran penting, dimana semakin besar jarak di antara
dalam pemisahan selama anafase II di mana sperma gen-gen tersebut, kemungkinan terjadinya pindah
silang semakin tinggi. Faktor kedua adalah suhu proyek. Seminar Nasional Nasional
lingkungan, di mana suhu yang berada di luar Pendidikan Biologi. 1 (1) : 1-19.
kisaran normal dapat meningkatkan peluang
peristiwa pindah silang. Suryo juga menyebutkan
bahwa umur individu juga berpengaruh, dengan
peluang pindah silang cenderung menurun seiring
bertambahnya usia. Selain itu, zat kimia tertentu
juga dapat memperbesar kemungkinan terjadinya
pindah silang. Terakhir, jenis kelamin individu turut
memainkan peran, dengan pindah silang umumnya
terjadi pada individu jantan dan betina. Sebagai
contoh, pada ulat sutera (Bombyx mori), hanya ulat
sutra jantan yang mengalami pindah silang, dan hal
serupa terjadi pada lalat buah (Drosophila), di mana
pindah silang hanya terjadi pada individu jantan
(Daulay, 2020).

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat,
10 November di laboratorium botani yang
bertempatan di progam studi pendidikan biologi,
FKIP, Universitas Jember.
Alat & Bahan
Alat & bahan yang digunakan pada
praktikum ini yaitu Drosophila melanogaster strain
N, w/wa/we, bel/bdp, selang besar dan kecil, kasa,
kertas pupasi, botol selai, pisang tape, kuas kecil,
sumbat busa, fermipan/yeast, gula merah,
timbangan, pengaduk, busa, kertas label.
Prosedur Kerja
Pada praktikum ini, lalat betina strain
normal disilangkan dengan lalat jantan ebony
beserta resiproknya. Kemudian mengamati hasil F1,
dan menyilangkan lalat F1 strain normal dengan
lalat ebony dari stok. Lalu mengamati hasil F2 serta
mencatat hasilnya pada lembar pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Daulay, E. J. 2020. Pola-Pola Hereditas Pada


Makhluk Hidup Biologi XII. Sunggal ;
Kemendikbud.

Iskandar, A. P. S. 2021. Optimasi penjadwalan ujian


tugass akhir dengan menggunakan
algoritma genetika. J-Cosine. 5 (1) : 40-48.

Taufika, R., S. A. Nugroho, A. Nuraisyah. 2020.


Perbedaan strain dan umur betina terhadap
jumlah keturunan lalat buah (Drosophila
melanogaster meigen). Jurnal Tambora. 4
(1) : 50-56.

Zubaidah. 2019. Memberdayakan keterampilan


abad ke-21 melalui pembelajaran berbasisi
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai