Anda di halaman 1dari 1

Nama : Arini Tri Wahyuningtyas

Kelas : Biologi A
NPM : 2253A32007
Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki Hajar Dewantara
Ratusan tahun bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa Barat memberikan dampak yang besar
dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dimana sistem pendidikan kolonialnya masih mengakar
dan mendominasi pada sistem pendidikan negara kita. Sekolah-sekolah yang didirikan oleh bangsa
kita sendiri masih belum bisa melepaskan diri dari belenggu intelektualisme, individualisme,
materialisme dan kolonialisme. Pada masa kolonialisme, penguasa Belanda di Indonesia
sebenarnya sama sekali tidak memperhatikan soal pendidikan kebudayaan. Mereka semata-mata
mementingkan pengajaran, yang intelektualitas serta materialistis, karena pendidikan disitu
semata-mata berupa pendidikan intelek. Tentu saja ada alasan mengapa pemerintah Hindia
Belanda memberikan kelonggaran pengajaran kepada masyarakat kita, tidak lain adalah untuk
mendidik pembantu-pembantu untuk mendukung usaha mereka. Padahal, menurut Ki Hajar
Dewantoro, pendidikan itu sendiri berarti sebuah tempat persemaian segala benih-benih
kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Artinya, disamping pendidikan kecerdasan
pikiran atau intelektual, harus ada pendidikan kultural. Jangan sampai kita hanya meniru sistem
pendidikan dan pengajaran yang sepi pengaruh kebudayaan.
Seringkali kita menyaksikan, atau bahkan kita alami sendiri, bagaimana kita dulu selalu
dituntut untuk mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolah. Bagaimana dulu kita dibeda bedakan
antara siswa yang pandai dan siswa yang bodoh hanya karena tidak bisa mendapatkan nilai yang
baik yang sesuai dengan standar nilai yang telah ditetapkan. Tiap tahun pelajar-pelajar kita terus
terancam oleh sistem penilaian dan penghargaan yang intelektualis. Anak-anak menjadi sukar
belajar dengan tentram karena dikejar-kejar oleh ujian-ujian yang sangat keras dan tuntutan-
tuntutan untuk memperoleh nilai yang tinggi dalam rapor sekolah atau untuk dapat ijazah.
Konsep pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantoro yaitu dengan menilai dan
memahami peserta didik berdasarkan sifat, bentuk, isi, dan irama. Sifat dan bentuk adalah unsur-
unsur yang timbul karena pengaruh kodrat alam, sedangkan isi dan irama adalah sifat yang sangat
erat hubungannya dengan perkembangan zaman. Sangat penting bagi kita untuk mengajar dan
mendidik siswa sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zamannya, seperti pesan Ki Hajar
Dewantoro dalam pidatonya “didiklah anak-anak kita dengan cara yang sesuai dengan tuntutan
alam dan zamannya sendiri”. Bukan berarti kita menolak mentah-mentah pengaruh kultural dunia
Barat, namun wajib bagi kita menunjukkan pada dunia bahwa kita cukup bebas dan merdeka serta
berdaulat untuk memilih sendiri apapun yang kita perlukan. Harapannya agar tujuan pengajaran
dapat tercapai, yaitu tidak hanya mendidik pikiran untuk memajukan kecerdasan batin, tetapi juga
untuk melancarkan hidup pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai