Peran Pendidikan Mohammad Shafei (INS Kayu Tanam) dalam Kondisi
Pendidikan di Indonesia Saat Ini Berbagai upaya yang dilakukan Mohammad Shafei dan kawan-kawan dalam mengembangkan ide dan mempraktikkannya, keduanya terkait dengan Pendidik INS Kayu Thanam Kantor. dan tentang pendidikan dan perjuangan/pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya. Peran pendidikan INS Kayu Tanam terlihat jelas dalam beberapa inisiatif Dinas Pendidik INS Kayu Tanam, dan di bidang kelembagaan, antara lain penyelenggaraan pendidikan di berbagai jenjang seperti sekolah dasar (setara dengan kelas 7). (hari ini sampai SD), kamar dewasa (4 tahun setelah SD). rendah, setara dengan sekolah menengah saat ini), dll. Ada juga program khusus untuk menjadi guru, yang memberikan tambahan satu tahun keterampilan dan praktik mengajar setelah dewasa (Said, 1981: 57-69). Dalam perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini, banyak sekolah yang memasukkan bahan ajar dan unsur kerajinan (menggambar, menjahit, dll) ke dalam setiap mata pelajaran, hal ini menunjukkan bahwa gagasan M.Shafei sejalan dengan tujuan pendidikan anak-anak Indonesia.
Selain itu, Dinas Pendidik INS Kayu Thanam juga menyelenggarakan
proyek lain dalam rangka pendidikan dalam kehidupan berbangsa, yaitu penerbitan sendi (majalah anak), pembacaan buku-buku yang berkaitan dengan pemberantasan buta huruf dan pemberantasan nomor gelar. juga mengatur proyek-proyek seperti: Kunci 13, mencetak buku pelajaran, dll. Inisiatif-inisiatif ini mempunyai peran besar dalam perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini, karena merupakan tonggak awal masyarakat Indonesia mulai menyadari pentingnya pendidikan. Lebih lanjut, program pemberantasan buta huruf terus berlanjut hingga saat ini dengan tujuan memberikan pendidikan yang baik bagi masyarakat Indonesia Dengan cita-cita luhur Pancasila.
Konsep berpikir pendidikan Sjafe'i mencakup konsep yang membahas
tentang keseimbangan antara kerja, berpikir dan emosi. Hal ini kemudian diterapkan di tiga bidang pendidikan: ``Tangan,'' ``Otak,'' dan ``Pikiran.'' Tangan yang melambangkan merupakan metafora kreativitas dan kerja keras. Otak merupakan simbol dari hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan akademik dan keterampilan psikomotorik Sedangkan bagian tengah merupakan simbol spiritualitas , atau hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan pribadi, akhlak mulia, dan ibadah . Menurut Sjafe'i, ketiga unsur tersebut menjadikan siswa kreatif dan cerdas serta memberikan akhlak mulia, Jika salah satu dari ketiga tersebut hilang, maka seseorang akan sulit diterima sepenuhnya di masyarakat. 30 Pembentukan keselarasan hati, otak, dan tangan tercermin dalam kurikulum INS di tiga bidang pendidikan Pembelajaran (otak), kreativitas (tangan) , dan akhlak mulia (hati).Pada ranah akademik siswa diajarkan pengetahuan umum seperti pada sekolah reguler, namun pada ranah ini penekanannya adalah pada penguasaan dan penerapan materi Ranah kreativitas ditekankan pada beberapa subketerampilan, seperti pertukangan, tembikar, kerajinan tangan, patung, seni lukis, sanggar musik, drama, sastra, dan beberapa keterampilan lainnya Sebaliknya, dalam bidang akhlak mulia, hal-hal yang berkaitan dengan kecerdasan spiritual diterapkan secara campur aduk ketiga bidang ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain Ketiganya saling melengkapi dan mendukung dalam wacana yang menghasilkan intelektual berakhlak mulia, berintegritas, dan etos kerja.
Ide pendidikan Mohammad Shafei bermula dari pengamatannya terhadap
masyarakat Indonesia yang malas dan elitis akibat dampak penjajahan. Untuk itu, Mohammad Shafei meyakini pendidikan merupakan jalan yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kunci utama dalam pendidikan adalah orientasi karakter dengan penekanan pada keterampilan kerajinan dalam pemanfaatan sumber daya alam. Selain itu, Shafei ingin menghilangkan penyakit pendidikan pada masanya: linguistik dalam pendidikan akan menghasilkan anak seperti pembuat kue Bentuk cetakannya menjadi kue Sistem pendidikan seperti ini akan menghasilkan orang-orang yang berpikiran sempit atau peserta didik yang akan bertanggung jawab penuh dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat, namun pendidikan tersebut tidak ada gunanya dan tidak diperlukan oleh masyarakat. Siswa dilatih dengan bekerja sambil belajar, dengan cara ini kecerdasan siswa dapat dikembangkan semaksimal mungkin, karena siswa dibiasakan bekerja secara rutin, intensif dan kreatif. Penyakit linguistik bisa diberantas agar seluruh pendidikan bermanfaat bagi masyarakat. Shafei berpendapat bahwa pergerakan nasional Indonesia dapat mencapai tujuannya secara cepat dan tepat hanya melalui pendidikan, yaitu pendidikan yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Kebutuhan perjuangan kemerdekaan Indonesia. DAFTAR PUSTAKA
Yulianti.D.(2020). Mewujudkan Komunitas Keamanan Terpadu (K2T) Berbasis
Collaborative Governance Melalui Partisipasi Stakeholders (Studi di Kelurahan Sukarame).Administrativa: Jurnal Birokrasi, Kebijakan dan Pelayanan Publik 2 (1), 15-29. Hariadi.F.(2022).REKONSTRUKSI TEORI PEMBELAJARAN MOHAMMAD SYAFEI: DINAMIKA DAN RELEVANSINYA DI ERA MODERAN.JURNAL AL-QAYYIMAH 5 (1), 43-57. Purwaningrum.J.P.(2019). Implementasi Model Pembelajaran Concept Sentence pada Materi Bilangan terhadap Kemampuan Berbahasa Inggris Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika. Jurnal Teorema 4 (1), 301777. Kashlim.A.(2020).Implementasi Formula Haversine Pada Sistem Informasi Guru Mengaji Private.Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Al Asyariah Mandar 6 (2), 60-66. Rosmita.E.(2019).KALIGRAFI ARAB TENTANG KEJADIAN MANUSIA MENURUT AL-QURAN DALAM KARYA SENI GRAFIS (STENCIL PRINT).Serupa The Journal of Art Education 8 (1).