“PEMBANGUNAN POLITIK”
Kelompok 3
Christoper (200906040)
2022
KATA PENGANTAR
Makalah ini merupakan tugas dari Bapak Warjio, Ph.D dan Adil Arifin.S.Sos.,MA. selaku dosen
pengampu yang telah membibing kami dalam mata kuliah Teori Perbandingan. Pembuatan
makalah ini tentunya tak luput dari kekurangan ataupun kesalahan, kami harap semua pihak
dapat memaafkan dan memaklumi mengingat kami yang masih sama-sama belajar untuk
mencapai hasil yang maksimal.
Demikian kami harap dengan adanya makalah ini dapat membantu rekan-rekan sekalian dan
tentunya menjadi bahan pembelajaran kita semua. Kami sangat mengharapkan masukan berupa
kritik ataupun saran dari rekan-rekan agar kami dapat mempelajari kesalahan kami kedepannya.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada decade 50an para ilmuwan barat mengharuskan negara0negara berkembang untuk
meniru model dan tahapan pembangunan yang dilaksanakan oleh negara-negara Eropa Barat
dan Amerika Serikat. Tetapi yang terjadi bukan kemajuan dari buah pembangunan, tapi
kericuhan, dan kegoncangan politik yang mengancam eksistensi negara.
Karena masing-masing negara memilik perubahan yang terjadi di setia elemnt-element. Ada
3 jenis perubahan ditinjau dari luas. Faktor uatama yang mendorong perubahan. Dari uraian
diatas maka penulis tertarik untuk mengakat masalah ini dengan judul “pembangunan
Politik”
1
Alfian. Masalah dan Prospek Pembangunan Politik Indonesia. ( Jakarta: Penerbit PT Gramedia, 1986).
2
Kadir. “Pengertian Pembangunan Politik”, 1.2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembangunan
Menurut (supardi I, 1994) pembangunan adalah suatu proses yang bersifat lengkap dan
menyeluruh, baik itu dalam pertumbuhan ekonomi maupun perubahan sosial demi terwujudnya
masyarakat yang sejahtera. Pembangunan adalah usaha perubahan yang didasarkan pada suatu
pilihan tertentu yang tidak bebas dari pengalamn sejarah, pembangunan memiliki pengeetian
ganda. Yang pertama ialah mengarah pada pembangunan ekonomi yang difokuskan pada sumber
daya, masalah kuantitatif, dan pendistribusian barang-barang. Yang kedua mengarah kepada
pembangunan politik yang berfokuskan pada bagaimana pemabangunan politik di negara-negara
berkembang.
B. Pengertian politik
Politik berasal dari kata “ politic”, Menurut etimologi, kata politik berasal dari Bahasa
Yunani, yakni polis yang artinya kota yang bersetatus negara kota.3 Gabriel A. Almond
mendefinisikan politik sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan atas keputusan
public dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu. Dengan demikian bahwa politik itu
berkaitan dengan keputusan publik dan pengertian politik menurut Gabriel ini tidak lepas dari
interaksi dalam masyarakat politik untuk berdiskusi siapa yang diberi kewenangan dalam
pembuatan keputusan publik.
Menurut Deliar Noer (1983:6), politik adalah segala bentuk aktifitas atau sikap yang
berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud mengubah atau mempertahankan suatu
macam bentuk susunan dalam masyrakat. Melihat dari definisi politik menurut Deliar,
dimaksudkan bahwa segala bentuk prilaku maupun sikap yang berkaitan dengan mempengaruhi,
mempertahankan, dan merubah, suatu bentuk tatanan atau susunan dalam masyarakat, hal itu
menunjukan hakekat dari politik.4
3
idajat Imam. 2009. Teori-Teori politik. Malang: Setara press. Hlm 2
4
Abdulkadir B. Nambo, Muhammad Rusdiyanto Paluhuluwa. 2005. Memahami Tentang Beberapa Konsep Politik
(Suatu Telaah Dari Sistem Politik) Jurnal Sosial dan Pembangunan. Volume XXI (2).
C. Pengertian Pembangunan Politik
Pembangunan politik adalah salah satu kajian yang terdapat dalam ilmu politik sebagai
sesuatu usaha untuk memahami perubahan sosial politik yang terjadi di Negara berkembang.
Menurut Lucian W. PYE. Pembangunan politik adalah sebagai persyarat politik untuk
pembangunan ekonomi, dengan stabilitas politik pembangunan akan dilaksanakan dengan baik.
Menurut Burnell (2003), secara umum pembangunan politik adalah pembangunan nilai-nilai atau
sikap-sikap yang dapat membentuk sistem kekuasaan di dalam perpolitikan di lapisan
masyarakat.
Pembangunan politik merupakan penjelasan dari teori politik yang menjadikan adanaya
perubahan dalam kehidupan masyarakat. Pembangunan politik dalam makna fungsional diartikan
sebagai suatu gerakan perubahan menuju kepada suatu sistem politik yang ingin dikembangan
oleh suatu Negara. Pembangunan politik dalam makna fungsional adalah sebagai suatu gerakan
perubahan menuju suatu sistem politik yang ideal yang ingin dikembangan suatu Negara.
Pada decade 50an para ilmuwan barat mengharuskan negara0negara berkembang untuk meniru
model dan tahapan pembangunan yang dilaksanakan oleh negara-negara Eropa Barat dan
Amerika Serikat. Oleh karena itu Amerika Serikat membuat gagasan untuk mencegah negara-
negara di dunia ketiga menjadi komunis. Adupun gagasan tersebut:
1. Birokrasi
2. Partai Politik
3. Ekonomi Politik
4. Budaya Politik
5. Media Konsep Pembangunan Politik
Politik dipandang sebagai kehidupan yang khas dan munculnya idealism dari masyarakat
industri yang berhubungan erat dengan pandangan bahwa pembangunan politik berkaitan
dengan modernisasi politik.5 Negara-negara maju membuat dan merancang juga menjadi
5
Aditiyawarman. 2020. Pembangunan Politik dan Kualitas Demokrasi. Jurnal Moderat. V0l
pelopor dari kehidupan sosial dan ekonomi, sehingga banyak orang mengharapkan bahwa hal
seperti ini juga terjadi dalam dunia politik .
Namun karena penerimaannya yang begitu mudah atas pandangan seperti ini, justru
mungundang tantangan dari golongan yang mempertahankan relativisme kebudayaan, yaitu
orang yang mempermasalahkan kebenaran dari indentifikasi ciri-ciri masyarakat barat yang
dipakai sebagai standart universal dan modern. Perkembangan sejarah dunia memang dapat
ditelusuri pertumbuhan, kebiasaan, dan norma-norma yang semakin luas dan tersebar di
dunia serta dirasakan seperti harus diterima oleh semua orang
Konsep pembangunan politik saat ini sudah sangat kompleks, sudah tidak lagi bersifat
sederhana. Karena masalah-masalah yang dihadapi negara-negara berkembang pun semakin
kompleks. Pembangunan politik tidak lagi dilakukan secara fisik, fungsi utama dari
pembangunan politik adalah berkaitan dengan modernisasi ekonomi, dimana perubahan
ekonomi memberikan gambaran yang jelas untuk Lembaga-lembaga politik.
1. Perubahan Sistem
perubahan yang gerakan oleh kelompok revolusioner untuk memperluas kesempatan bagi
semua orang, khusunya bagi kelompok yang selama ini tersingkir untuk mengalami mobilitas
sosial dan mengubah nilai-nilai lama menuju nilai-nilai baru. Perubahan tersebut cenderung
menatap ke depan ketimbang kembali ke masa lalu. `
b. Perubahan Secara Retrogresif
Perubahan retrogresif adalah perubahan yang mengarah kepada terbentuknya jenis yang
mengalami kemunduran atau kehilangan fungsi atau struktur tertentu. Perubahan tersebut
Digerakkan oleh kelompok reaksioner yang justru menghendaki pemulihan kembali sistem yang
kaku dan elistis yang sudah lama berantakan
Perubahan ini terjadi pada sejumlah modifikasi dalam elemen-elemen sistem politik. Sistem
nilai, struktur kekuasaan dan strategi politik tidak mengalami perubahan yang berarti.
1. Konflik Kepentingan
Konfik kepentingan adalah suatu keadaan dimana seseorang dengan posisi
yang memerlukan kepercayaan seperti politikus, eksekutif memiliki kepentingan
professional dan pribadi yang berhubungan. Konflik kepentingan ditandai dengan
posisi sosial atau kondisi materil elit yang terlibat. Gagasan dan nilai hanya
meruakan pencerminan dari kepentingan saja. Derajat keparahan konflik
kepentingan berkolerasi dengan derajat perubahan sitemik, makin intens konflik
kelas yang ditimbulkan maka makin radikal perubahan yang ditimbulkan. Makin
bersifat kekerasan suatu konflik kelas makin tiba-tiba perubahan yang terjadi
2. Gagasan atau Nilai
Masyarakat akan berkembang dan dinamis apabila kebutuhan berprestasi
dan sukses dinilai sangat tinggi oleh individu anggota masyarakat.
6
Aditiya warman “Pembangunan Politik dan Kualitas Demokrasi” Jurnal MODERAT, VOL.6 NO 2, 2020, HAL 4 DARI
WEB 3087 (unigal.ac.id) 3087 (unigal.ac.id)
7
Dr. H. Obsatar Sinaga . SIP, M. Si ”Pengetahuan politik, etika dan komunikasi politik “ karya ilmiah ,
memiliki sejarah tradisinya masing-masing, dan mereka tidak akan menyerahkan hanya untuk
menyamai atau melebihi Negara-negara maju dan modern.
d. pembangunan politik sebagai operasi Negara-negara bangsa.
Upaya pembinaan bangsa agar memiliki semangat nasionalisme, PYE mengatakan
pembangunan politik merupakan Nation-Building.
e. pembangunan politik sebagai pembangunan administrasi dan hukum.
Apabila Negara tidak sanggup mengendalikan dengan efektif masalah-masalah
masyarakat, maka ia belum dipandang telah membangun. PYE mengkritik bila pembangunan
politik terlalu ditekankan pada administrasi maka ia bisa membuat ketidakseimbangan pada
kebijakan dan nantikan akan menghambat pembangunan. Teori ini juga mengabaikan masalah
sosialisasi masyrakat dan partisipasi publik.
f. Pembangunan politik sebagai mobilisasi dan partisipasi masaa.
PYE mewaspadai akan adanya manipulasi partisipasi politik
Adanya semangat persamaan (Equality), baik demokratis, totalitarian, dll. Selain itu, baik
negara maju atau miskin (Mengenai Political Culture).
Kapasitas, kapasitas sistem politik menghasilkan output yang baik bagi masyarakat
ekonomi. Performa pemerintah dan situasi yang dapat mempengaruhinya. Keefektifan
dan keefisienan pelaksanaan kebijakan pemerintah. Profesionalisme pemerintah
(mengenai the authoritative structure of goverment)
Diferensiasi atau spesialisasi, pada offices dan agencies dengan semangat integrasi
(Mengenai the non the authoritative stucture of goverment/ general political process.
Ketiga nilai pokok ini sering sekali disebut sebagai inti dari proses pembangunan politik itu
sendiri. Namun, ketiga nilai pokok ini tidaklah selalu cocok dan saling melengkapi satu sama
lainnya. Dalam realitanya, terkadang timbul kecenderungan pertentangan akan tuntutan
persamaan, berbagai prasyarat kapasitas, serta proses diferensiasi dan spesialisasi yang semakin
luas. Tuntutan kearah persamaan yang besar ini dapat menimbulkan tantangan kapasitas sistem.
Selain itu, diferensiasi dan juga spesialisasi dapat menurunkan persamaan karena adanya
perbedaan kualitas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh warga negara. 8 Berikut
adalah penjelasan dari ketiga nilai pokok pembangunan politik Lucian W. Pye tersebut:
A. Equality (Persamaan)
Mengenai hal ini, banyak yang berpandangan bahwa pembangunan politik itu menyangkut
partisipasi massa dan juga keterlibatan rakyat dalam berbagai kegiatan politik. Partisipasi dari
massa ini dapat berbentuk demokratis maupun juga mobilisasi totaliter. Namun, yang terpenting
dari semua itu, ialah semua harus bisa menjadi warga negara yang aktif.
8
Meidi Kosandi dan Gaul Kadir, Pembangunan Politik (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2020), Hal. 1.26
dinyatakan sebagai sebuah kegiatan warga negara untuk mempengaruhi keputusan yang akan
diambil pemerintah. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan warga negara baik secara
pribadi atau kolektif, terorganisasi atau spontan, terus menerus atau sporadis, damai atau
kekerasan legal atau tidak legal, serta efektif ataupun tidak efektif. Berikut adalah wujud
partisipasi politik yang terbagi ke dalam beberapa bentuk:
1) Electoral Activity
Sebuah kegiatan pemilihan umum untuk memilih kepemimpinan nasional. Berbagai
kegiatan yang termasuk di dalamnya seperti, pemberian hak suara, pemberian berbagai
sumbangan untuk kampanye, bekerja dalam kegiatan pemilihan, mencari dukungan untuk
seorang calon maupun setiap kegiatan yang tujuannya bisa mempengaruhi hasil dari
pemilu tersebut.
2) Lobbying
Meliputi berbagai usaha perseorangan ataupun juga per kelompok untuk mengadakan
relasi dengan pejabat/petinggi pemerintah dan juga pemimpim-pemimpin politik dengan
tujuan untuk mempengaruhi keputusan mereka (menumbuhkan dukungan pada keputusan
administratif tertentu).
3) Organizational Activity
Kegiatan ini menyangkut keterlibatan anggota maupun pemimpin dari suatu organisasi
yang memiliki tujuan utama untuk mempengaruhi keputusan pemerintah.9
4) Contacting
Mencari koneksi adalah kegiatan perorangan yang diarahkan kepada para pimpinan
pemerintahan dengan maksud memberikan keuntungan pada seorang atau kelompok kecil
anggota masyarakat.
5) Violence
Suatu kegiatan yang menggunakan kekerasan demi pemerintah terpengaruh. Pengaruh
tersebut diharapkan agar pemerintah mau memikirkan kembali atau mengubah berbagai
keputusan, contohnya dengan cara huru-hara, demonstrasi, dll.
Equality (Persamaan) diartikan juga sebagai hukum harus bersifat universal, artinya berlaku
untuk umum(siapa saja) atau bisa disebut juga harus ada persamaan antara Individu dalam
9
Ibid., 1.27
10
hubungannya dengan sistem politik. Pada akhirnya, Equality (persamaan) diartikan sebagai
proses rekrutmen politik yang berdasarkan kemampuan dan prestasi kerja serta dilakukan
terbuka untuk semua masyarakat, dan bukan atas dasar ikatan primordial. Namun, pada
kenyataannya, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melakukan hal tersebut. Hal ini tentu
sangat berlawanan dan tidak sesuai dengan makna persamaan sebagai ciri pembangunan politik
itu sendiri.
B. Capacity (Kapasitas)
Kapasitas, dalam hal ini diartikan sebagai kemampuan sistem politik, yakni mengenai hasil
(output) dari sistem politik tersebut yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi
masyarakat. Selain itu, hal ini juga berkaitan akan prestasi dan kondisi pemerintah yang
menyebabkan proses kebijaksanaan umum menjadi ke arah yang lebih efektif serta efisien. Pada
akhirnya, kapasitas sistem politik ini memiliki hubungan juga dengan rasionalisasi administrasi
dan orientasi sekuler terhadap kebijaksanaan umum.
Ada beberapa kemampuan yang dimiliki sistem politik, Almond dan Powell membaginya ke
dalam enam bentuk, yakni:
10
H. Obsatar Sinaga, Karya Ilmiah: “Pengetahuan Politik, Etika, dan Komunikasi Politik”, (Bandung: Universitas
Padjajaran, 2009), Hal. 8.
terdapat di sekitarnya. Termasuk juga untuk penempatan kekuatan-kekuatan yang absah
untuk melakukan sebuah pengawasan kepada tingkah laku manusia serta badan lain
yang terdapat dalam sistem.
d) The Responsive Capability
Kemampuan responsif merupakan kemampuan daya tangkap sistem politik yang
ditentukan oleh hubungan antara input (aspirasi masyarakat) dengan output (kebijakan
pemerintah).
e) The Symbolic Capability
Kemampuan simbolik merupakan mengalirnya secara efektif simbol-simbol nasional
dari sistem politik ke dalam lingkungan dalam dan lingkungan luar sistem (seperti
bendera nasional, lagu kebangsaan, lambang negara, bahasa nasional, Pancasila, dll). 11
f) Domestic and International Capability
Kemampuan domestik dan internasional memberikan gambaran tentang keberadaan
sistem politik dalam lingkungan domestik (dalam negeri) maupun lingkungan
internasional (luar negeri).
Diferensiasi atau spesialisasi ini ditujukan pada lembaga dan struktur di dalam sistem politik
tersebut. Pembangunan politik dalam hal ini erat kaitannya dengan budaya politik, struktur-
struktur politik yang berwenang serta proses politik. 12 Selanjutnya, ciri pembangunan politik ini
juga berkaitan dengan struktur dan fungsi. Oleh karena itu, pembangunan politik hal pertamanya
mengenai diferensiasi atau spesialisasi struktur. Hal tersebut juga sama dengan yang terjadi pada
lembaga-lembaga pemerintahan yang masing-masing memiliki fungsinya tersendiri dan juga
ditemukan pembagian kerja di dalamnya.
Struktur politik terdiri dari berbagai lembaga politik, baik itu yang berada di dalam
masyarakat yang disebut sebagai infra struktur politik, maupun yang berada di dalam
pemerintahan yang disebut sebagai supra struktur politik. Infra struktur politik berfungsi
merumuskan berbagai kepentingan masyarakat dan kemudian menyalurkannya kepada lembaga-
11
Meidi Kosandi dan Gaul Kadir, Op.cit., Hal. 1.31.
12
Pin Pin, “Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Politik di Kota Madya Medan”, Jurnal Kohesi, Vol. 4 No. 2
(April 2020), Hal. 76.
lembaga supra struktur politik. Selanjutnya, supra struktur politik menerima dan memproses
segala kepentingan tersebut untuk mendapatkan sebuah keputusan bersama. Segala proses dan
kegiatan yang diselenggarakan supra struktur politik, pada dasarnya dilakukan atas aspirasi,
dukungan, dan juga kepentingan yang ada dalam masyarakat. Lebih lanjut dari itu lagi, lembaga
supra struktur politik ini berguna untuk mengalokasikan kembali berbagai nilai keputusan
bersama tersebut kepada seluruh masyarakat13.
1. Perubahan identitas
Dari keagamaan kepada kesukuan dan dari yang bersifat gereja kepada yang bersifat sosial.
Pembangunan politik merupakan pengembangan dari teori politik yang menjadikan adanya
perubahan dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat yang ada dalam satu wilayah berkomitmen
untuk menjadikan kehidupan masyakat lebih teratur.14
2. Perubahan legitimasi
Dari yang bersifat transendental kepada yang memiliki sumber-sumber yang pasti. Berbicara
tentang legitimasi politik, sebenarnya merupakan hal yang sangat penting dalam ranah politik,
karena legitimasi adalah pengakuan atau pengukuhan suatu undang-undang sebelum
diundangkan. Sebelum adanya legalitas, tidak dapat dikatakan bahwa peraturan itu efektif.
Legitimasi juga dapat dikatakan berkaitan dengan pengakuan dan penerimaan otoritas oleh
masyarakat.
Dari yang bersifat elit kepada partisipasi masyarakat dan dari keluarga kepada kelompok.
Partisipasi politik merupakan hal utama dalam masyarakat yang berhubungan dengan
pemerintah. Partisipasi politik bukan sekedar keterlibatan masyarakat dalam memilih elit politik,
tetapi juga partisipasi politik dalam kehidupan sehari-hari yang berurusan dengan pembangunan.
Partisipasi politik adalah keterlibatan secara terbuka dan keikutsertaan. Dalam perencanaan
13
Meidi Kosandi dan Gaul Kadir, Op.cit., Hal.1.32-1.33
14
Aditiyawarman, PEMBANGUNAN POLITIK DAN KUALITAS DEMOKRASI, Jurnal MODERAT, Vol. 6, No. 2, 2020, hal.
397.
pembangunan, partisipasi politik masyarakat dapat dilihat dari proses pembuatan keputusan
dalam musyawarah perencanaan pembangunan.
Untuk mencapai kesejahteraan di masyarakat maka diperlukan kebijakan distribusi secara adil
dan merata. Kebijakan distribusi dalam menciptakan keadilan ekonomi akan sulit terwujud jika
tidak melibatkan peran institusi yang ada seperti halnya pemerintah dan masyarakat. Oleh sebab
itu, peran pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan karena kebijakan distribusi akan
teraplikasikan dengan baik. Jika institusi tersebut bekerja, keadilan akan tercipta dan memberi
dampak baik pada pembangunan politik
5. Perubahan pada administrasi dan penetrasi hukum kepada struktur-struktur sosial hingga
pedalaman negeri
Salah satu tema utama adalah kepercayaan bangsa-bangsa Eropa bahwa dalam membina
masyarakat-masyarakat politik adalah mutlakuntuk menciptakan tatanan hukum dan tatanan
administrasi. Tidak ada negara yang bisa disebut “maju”, jika negara itu tidak memiliki
kemampuan menangani masalah-masalah kemasyarakatan secara efektif. Biasanya negara-
negara baru memiliki lembaga-lembaga administratif yang mampu menangani banyak masalah.
Di sisi lain pihak administrasi saja tidaklah cukup. Bahkan jika administrasi terlalu diutamakan,
ketimpangan-ketimpangan bisa timbul dan menghambat pembangunan politik. Terutama konsep
pembangunan politik yang hanya diartikan sebagai perbaikan administrasi akan mengabaikan
partisipasi masyarakat yang merupakan tujuan penting pembangunan politik.15
Penggunaan indikator dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap negara. Di negara-
negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar
kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga
makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negara yang telah dapat memenuhi
15
Drs. Gaul Kadir, M.A., Pengertian Pembangunan Politik, IPEM4434/MODUL 1, hal. 1.15.
kebutuhan tersebut, indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan
tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional
antara lain :
1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikaor
makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam
perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat
diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya
pendapatan per kapita telah menjadi indikator makro-ekonomi yang tidak bisa diabaikan,
walaupun memiliki beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini
telah dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi
bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh adanya
peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi).
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan
transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya
perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan
jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan
perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan
diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak, kontribusi sektor
pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah
perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi di
negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding
lurus dengn proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi
sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri, sebagain besar
penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang
proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan.
4. Angka Tabungan
IKH digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat
indikator makro-ekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat
dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat
tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung
berdasarkan kepada angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun, rata-rata jumlah
kematian bagi setiap 1000 kelahiran, dan angka melek huruf.16 Oleh para pembuatnya, indeks ini
dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari
pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.
Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas
sumber daya manusia. Menurut The United Nations Development Program (UNDP),
pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam
pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan
mengembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Indeks ini dibuat dengagn
mengkombinasikan tiga komponen, rata-rata harapan hidup pada saat lahir, rata-rata pencapaian
pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan
Purchasing Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas
16
Wachid Fuady R., KAJIAN TEORI DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN TERHADAP TOLOK UKUR KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN, hal. 5.
manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping
derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.
Pembangunan politik adalah perubahan dari prinsip-prinsip Borjuis yang tercemar kepada sistem
sosial secara keseluruhan dimana Negara dituntut selama masa transisi untuk menyempurnakan
sistem yang Classles Society yang secepatnya menjadi Stateless Sociaety, kemudian terciptalah
sistem komunis
Tujuan pembangunan politik menurut Myron Weiner, tujuan pembangunan politik adalah
sebagai Integrasi politik, pemerintahan yang efesien, bersih, berwibawa (di Indonesia pada Masa
orde baru, tujuan ini tujuan ini terdapat pada Garis-garis besar Haluan Negara-GBHN).
Politik, yakni pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan, demokrasi, Stabilitas, dan otonomi
nasional.
1. Tujuan-tujuan pembangunan politik sebagai selaras satu sama lain Dengan alasan bahwa
hal-hal yang baik selalu sesuai satu sama lain dan Tujuan yang satu mendukung
pencapaian tujuan yang lain.
2. Tujuan-tujuan pembangunan sebagai bertentangan sama sama lainKarena setiap tujuan
mempunyai implikasi yang mengurungi Pencapaian tujuan lain. Pertumbuhan ekonomi
bertentangan dengan Pemerataan dan stabilitas bertentangan dengan demokrasi.
3. Pendekatan rekonsiliasi yang melihat tujuan pembangunan yang satu Dapat direkonsiliasi
dengan tujuan lain yang berisi: pertumbuhan Ekonomi, pemerataan, dan stabilitas
Huntington dan Nelson memandang asumsi tersebut kurang relevan bagi negara-Negara
berkembang. Dalam mengaitkan partisipasi politik dengan variabel-variabel lainnya, kedua
sarjana politik ini mengemukakan empat model alternatifYakni, model borjuis, model otokratik,
model teknokratis, dan model populis.Huntington dan Nelson menjelaskan bahwa di negara-
negara berkembang, Hubungan antara partisipasi dan variabel-variabel pembangunan lainnya
besar Kemungkinannya akan berubah dalam berbagai tahap dalam perkembangan tingkat-
Tingkat partisipasi politik secara keseluruhan. Tahap pertama, menyangkut perluasan Partisipasi
politik kepada kelas menengah di kota; tahap kedua, menyangkut persoalan Perluasan partisipasi
politik kepada kelas bawah di kota dan pedesaaan. Perubahan Menuju tahap kedua, bergantung
pada penerapan model pembangunan borjuis atau Otokratik.
- Pada model borjuis, partisipasi politik diperluas mencakup kelas menengah kota Dan
pertumbuhan ekonomi akan berjalan dengan cukup cepat. Ketimpangan ekonomi
Meningkat, baik sebagai dampak pertumbuhan ekonomi maupun sebagai akibat dari
Pragmatism kekuasaan kelas menengah. Pada waktunya nanti, proses-proses
Pembangunan ekonomi akan dirasakan efeknya oleh kelas atau golongan bawah yang
Kemudian secara sosial memobilisasikan diri dan mulai menuntut ikut serta dalam
Aktifitas politik pemerintahan. Pada titik ini, sistem memasuki tahap kedua dan
Dihadapkan pada pilihan antara model teknokratis dan model populis.
- Pada model otokratik, kekuasaan menjadi tersentralisasi, partisipasi politik kelas
Menengah ditindas, pertumbuhan ekonomi lebih ditingkatkan, dan kemerataan
ekonomi Diupayakan dalam rangka memperoleh dukungan kelas bawah dalam
menghadapi kelas Menengah seperti melaksanakan reforma agraria. Dalam model ini,
penguasa politik Tidak hanya berhadapan dengan kelas menengah kota saja, tetapi
juga akan berlawanan.
Berikut ini dijelaskan tiga model pembangunan yang relevan untuk membandingkan beberapa
model pembangunan yang telah, sedang, atau akan dilakukan. Dengan demikian, kita mampu
melihat, menganalisis, dan memilih strategi pendekatan yang tepat dan relevan. Model
pembangunan tersebut adalah sebagai berikut.
1. continuum model ; dilihat dari GNP dan Percapita Income, persentasi penduduk dewasa,
angka melek huruf, angka angkatan kerja dan pengangguran, angka partisipasi politik,
pertumbuhan industri, pertambahan partai-partai politik dan kelompok-kelompok lainnya.
2. Stage Model
1. Traditional Stage, rural masyarakat, ekonomi pertanian dan bentuk politik seadanya
2. Transitional Stage, ekonomi mulai berkembang dan adanya transformasi sistem politik
3. Modern Stage, masyarakat urban, ekonomi industri maju dan sistem politik yang maju.
2.9 Syarat pada konsep pembangunan politik menurut NETTL :
3.Populasi
Penduduk merupakan modal penting dalam pembangunan politik.Kualitas penduduk berkaitan
erat dengan kemampuan penduduk suatu bangsa untuk mengolah sekaligus memanfaatkan
sumber daya alam yang ada, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan
mereka. Indikator kualitas/mutu sumber daya manusia (SDM) dapat dilihat dari sudut pandang
beberapa aspek seperti tingkat pendidikan, pendapatan, dan tingkat kesehatan. pembangunan
yang berpusat pada manusia yaitu bahwa proses pembangunan harus meningkatkan kemampuan
manusia dalam menentukan masa depannya sendiri
4.Race/balapan
pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial dalam suatu masyarakat, yang
diselenggarakan dengan jalan memberi kesempatan yang seluas-luasnya pada
warga masyarakat untuk berpartisipasi,untuk mendapatkan kemajuan baik
secara sosial maupun material, bagi mayoritas warga masyarakat dengan
mengendalikan lingkungan hidupmereka secara lebih baik (termasukmasalah pemerataan,
kebebasan dan berbagai masalah kualitas hidup yang lain). yang paling luas dari kebebasan dasar
yang sama sesuai dengan system kebebasan serupa bagi semua orang.
- Pembangunan politik adalah perubahan dari prinsip prinsip borjuis yang tercemar kepada
system social secara keseluruhan dimana Negara itu dituntut selama masa transisi untuk
menyempurnakan system yang ideal yang ‘CLASSLESS SOCIETY’ yang secepatnya menjadi
‘STATELESS SOCIETY’.kemudian terciptalah system komunis
-Terdapat istilah tantangan, prasyarat, hambatan dan persoalan untuk menggambarkan bebrapa
krisis pembangunan politik, krisis ini merupakan dampak modernisasi yang melairkan tidak
seiramanya kecepatan perubahan dengan proses pelembagaan politik pelembagaan politik.
-Krisis pembangunan politik tersebut, diantaranya krisis identitas, krisis integrasi, krisis
penetrasi, krisis partisipasi,, krisis distribusi. Beberapa bentuk krisisi ini merupakan bentuk krisis
legitimasi politik dari dalam negeri dalam negara-negara berkembang
Meningkatkan Hak Suara dan Pemilihan Gangguan tak Terduga, seperti dari
Umum yang Bebas dan Adil Kelompok Bawah Tanah dan Separatis
1. State Building
State building, menggambarkan tersusunnya sebuah Negara.
2. Nation Building
Kata “nation” menunjuk pada suatu komunitas menjadi kesatuan kehidupan bersama yang
meliputi berbagai unsur yang berbeda. Seperti pada aspek etnik, kelas, aliran kepercayaan,
kebudayaan, bahasa dan sebagainya. Nation Building pada prinsipnya merupakan sebuah
proses terus menerus menuju terciptanya sebuah negara dalam melaksanakan tugas-tugasnya
atas dasar ideologinya. Nation building adalah sebuah proses pembentukan kesatuan bangsa
yang utuh.17 Oleh karenanya nation building adalah salah satu tanda pembangunan politik.
3. Meningkatnya hak suara dan pemilihan umum yang bebas dan adil
Hak suara atau hak pilih adalah hak untuk penduduk dalam memilih dalam pemilihan
umum dan yang akan menentukan pemimpin bangsa. meningkatnya hak suara adalah salah
satu tanda pembangunan politik yang artinya bahwa partisipasi masyarakat pada proses
politik semakin meningkat. Penyelenggaraan pemilihan umum harus senantiasa didasari oleh
asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sebagai konsekuensi atas terwujudnya
suatu negara yang demokratis.
17
Indriyanto, Semangat Nasionalisme dalam Pembangunan Daerah, (2009) hal. 4
18
Gaul Kadir, “Pembangunan Politik”, (Jakarta 2016) hal. 1.27
19
Ellya Rosana, “Partai Politik dan Pembangunan Politik”, Jurnal TAPIS, Vol.8, No. 1 (2012), 145.
Agregasi kepentingan adalah cara dimana lembaga politik mampu mengintegrasikan
berbagai kepentingan atau aspirasi rakyat terkait suatu masalah. Agregasi adalah salah satu
fungsi partai politik dan menentukan keterwakilan wakil rakyat. Meningkatnya agregasi
kepentingan artinya adalah semakin meningkatnya representasi atau keterwakilan. 20
7. Kebebasan Pers
Kebebasan pers adalah salah satu tanda pembangunan politik. Pers adalah sebuah institusi
sosial yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pendidik, penghibur, penyebar dan pelaku
kontrol sosial. Pers akan menyalurkan informasi kepada masyarakat secara obyektif dan
bertanggung jawab. Untuk bisa melaksanakan hal tersebut, pers tidak dapat lepas dari sistem
pers itu berada. Kebebasan pers berarti bebas dari paksaan dari luar. Pers harus bebas untuk
memberikan sumbangannya kepada pemeliharaan dan perkembangan masyarakat. Pers harus
bertanggung jawab kepada masyarakat untuk memelihara hak-hak warga negara dan aturan
yang ada dalam masyarakat.21
21
Susilastuti DN, “Kebebasan Pers Pasca Orde Baru”, Vol. 4 No. 2 (November 2000), hal. 221.
22
I Wayan Joniarta dkk, “Implementasi Kebijakan Desentralisasi Administratif di Municipio Dili, Timor
Leste”, Jurnal Ilmu Politik. Vol. 10, No. 1 (April 2019)
Desentralisasi administrasi dimaksudkan agar penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat lebih efektif dan efisien. Desentralisasi administratif
memungkinkan untuk memilah dan memilih berbagai kegiatan pemerintah yang akan
dialihkan, diorganisir, dan dimintakan bantuan kepada pejabat di luar pejabat pemerintah
pusat di ibu kota negara.
9. Otonomi daerah
Otonomi sebagai nilai utama dari teori local self-government, dimaknai sebagai adanya
kebebasan masyarakat untuk membatasi ikut campurnya pemerintah untuk bertindak
dalam pemecahan masalah bersama.23
Apabila demonstrasi tidak kondusif dan tidak lagi mengindahkan hak-hak warga negara
yang lain.
3. Gangguan tak terduga, seperti dari kelompok bawah tanah dan separatis bersenjata
23
Yasril Yunus, “Desentralisasi dalam Kerangka Demokratisasi dan Good Governance”, Jurnal Demokrasi.
Vol. V No. 1 (2006) hal. 83.
24
Alfian, “Hubungan Timbal Balik Antara Hukum dan Politik” Jurnal Hukum dan Pembangunan. Vol. 6,
No. 4. (1976) Hal. 273.
Menurut KBBI separatis adalah orang (golongan) yang menghendaki pemisahan diri dari
suatu persatuan, golongan (bangsa) untuk mendapat dukungan. Kelompok separatis
bersenjata adalah kelompok yang ingin memisahkan diri dari negara dengan
menggunakan persenjataan atau secara militer. Akibat tindakan separatis ini stabilitas
politik, ekonomi dan juga keamanan terganggu. Oleh karenanya, gangguan kelompok
bawah tanah dan separatis bersenjata adalah tanda kehancuran politik.
6. Mengidolakan penguasa
7. Pembunuhan politik
8. Politisasi angkatan bersenjata
Kehancuran politik salah satunya ditandai dengan adanya politisasi militer. Adanya
politisasi militer membuat warga sipil bisa banyak kehilangan haknya di bidang
pemerintahan. Adanya politisasi militer juga dapat membuat sistem pemerintahan disuatu
negara menjadi tidak transparan. Kita bisa melihat contoh dari politisasi angkatan
bersenjata ini salah satunya seperti apa yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan
presiden soeharto. Hal tersebut membuat perpolitikan Indonesia rusak, serta membuat
beberapa dampak negatif seperti terjadi dominasi abri terhadap masyarakat sipil.
Demikian bagaimana politisasi angkatan bersenjata bisa menjadi tanda dari kehancuran
politik.
9. Penangkapan massal
10. Intervensi asing pada masalah politik
Dilansir dari Oxford Bibliographies, pengertian intervensi adalah campur tangan suatu
negara dalam urusan negara seperti politik maupun militer dari negara lain. Agar suatu
negara dapat menanamkan kehendaknya kepada negara lain maka negara tersebut
melakukan campur tangan terhadap permasalahan internal negara. Sering kali suatu
negara melakukan intervensi secara berlebihan sehingga menimbulkan kerugian di
berbagai pihak.25
Pembangunan politik tidaklah selalu berjalan mulus dalam pelaksanaannya apalagi melihat
kondisi sekarang pembangunan politik tidak lagi dikatakan sebagai konsep yang sederhana.
26
Pembangunan politik memiliki berbagai masalah, masalah-masalah tersebut diklasifikasikan ke
dalam 3 bentuk, yaitu masalah pembangunan politik pada infrastruktur politik, supra struktur
politik dan masyarakat. Masalah-masalah tersebut sebagai berikut:
26
Adityawarman, “Pembangunan Politik dan Kualitas Demokrasi”, Jurnal Moderat, Vol. 6 No. 2 (2020), Hal. 403
Regulasi hanya hiasan
b. Masalah pembangunan politik pada supra struktur politik:
Memperjuangkan kepentingan kelompok
Menjadi alat politik tokoh atau kelompok tertentu
Sarang oligarki
Money Laundering/ Money politics
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
c. Masalah pembangunan politik pada masyarakat
Antipati/tidak kritis
Etnosentris
Budaya koruptif
BAB III
Penutup
3.1 Penutup
Pada decade 50an para ilmuwan barat mengharuskan negara0negara berkembang untuk
meniru model dan tahapan pembangunan yang dilaksanakan oleh negara-negara Eropa
Barat dan Amerika Serikat. Tetapi yang terjadi bukan kemajuan dari buah pembangunan,
tapi kericuhan, dan kegoncangan politik yang mengancam eksistensi negara.
Namun Pembangunan politik adalah usaha dan upaya yang digunakan oleh negara-negara
berkembang dalam mensejahterakan negaranya. Pembangunan politik sendiri memiliki
konsep dan ruang lingkup yang luas, dari latar belakang pembangunan politik, pengertian
pembangunan politik menurut para ahli, faktor utama yang mendorong pembangunan,
implikasi-implikasi pembangunan politik, tujuan, model-model pembangunan politik, dan
syarat juga konsep.
Saran
a. Seharusnya konsepnya memiliki definisi yang pasti sehingga tidak
membingungkan para pembacanya
b. Seharusnya memiliki model politik yang jelas
c. Baiknya pembangunan politik menawarkan model umum yang dapat diterapkan
di semua negara di Dunia
Kritik
Aditiya warman “Pembangunan Politik dan Kualitas Demokrasi” Jurnal MODERAT, VOL.6
NO 2, 2020, HAL 4 DARI WEB 3087 (unigal.ac.id) 3087 (unigal.ac.id)
Dr. H. Obsatar Sinaga . SIP, M. Si ”Pengetahuan politik, etika dan komunikasi politik “ karya
ilmiah ,
Kosandi, Medi dan Gaul Kadir. 2020. Pembangunan Politik. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Sinaga, Obstar H. 2009. Pengetahuan Politik, Etika, dan Komunikasi Politik. Karya Ilmiah.
Bandung: Universitas Padjajaran.
(https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/11_pengetahuan_politik_etika_dan_ko
munikasi_politik2.pdf).
Pin Pin. 2020. Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Politik di Kota Madya Medan. Jurnal
Kohesi. 4(2): 74-80. (https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1600176).
Adityawarman. 2020. Pembangunan Politik dan Kualitas Demokrasi. Jurnal Moderat. 6(2): 24-
36. (https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat/article/view/684/582).
https://ejurnal.stiedharmaputra-smg.ac.id/index.php/JEMA/article/download/65/63
http://repository.ut.ac.id/4262/1/IPEM4434-M1.pdf
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat/article/view/3516
https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/31523
http://digilib.uinsgd.ac.id/34234/1/MUSLIM%20MUFTI_PEMBANGUNAN%20POLITIK.pdf
http://journal.unas.ac.id/ilmu-budaya/article/download/926/753
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.ut.ac.id/4262/1/
IPEM4434-
M1.pdf&ved=2ahUKEwinrcPDjJ_2AhUs7HMBHTprCp0QFnoECA0QAQ&usg=AOvVaw2XfeeDXsl-
y8GEJ7jJtmIp
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprints.uny.ac.id/17068/3/BAB
%25202.pdf&ved=2ahUKEwinrcPDjJ_2AhUs7HMBHTprCp0QFnoECDoQAQ&usg=AOvVaw3V6fL6H-
Jb5Fyx6yAIWCkS
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/pdf/
268462252.pdf&ved=2ahUKEwip07bAmp_2AhXbxDgGHeaHClgQFnoECEEQAQ&usg=AOvVaw0e6KTBLdj4
rzekNydFBVbh
https://adoc.pub/drs-tamrin-msi-jurusan-ilmu-politik-fakultas-ilmu-sosial-dan.html
Easton, David. (1992). Aproaches to The Study of Politics . New York: Macmillan
Publishing Company
Alfian, (1976). Hubungan Timbal Balik Antara Hukum dan Politik. Jurnal Hukum dan
Pembangunan. Vol. 6, No. 4. Hal. 273. Tersedia di:
https://www.researchgate.net/publication/318651164_Hubungan_Timbal
Balik_Antara_Hukum_dan_Politik
DN, Susilastuti (2000). Kebebasan Pers Pasca Orde Baru. Vol. 4 No. 2. Tersedia di:
https://media.neliti.com/media/publications/37618-ID-kebebasan-pers-pasca-orde-baru.pdf
Indriyanto, (2009). Semangat Nasionalisme dalam Pembangunan Daerah. Tersedia di:
https://core.ac.uk/download/pdf/11702508.pdf
Leatemia, Ardiyah. (2013) Intervensi Pihak Asing Dalam Penyelesaian Ponflik Internal Suatu
Negara Menurut Hukum Internasional, Vol. 1 No.4 Tersedia di:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/2769
Rosana, Ellya. (2012), Partai Politik dan Pembangunan Politik, Jurnal TAPIS, Vol.8, No. 1
Tersedia di: http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/1548/1288#
Yunus, Yasril. (2006). Desentralisasi dalam Kerangka Demokratisasi dan Good Governance.
Jurnal Demokrasi, Vol. V No. 1 Tersedia di:
https://media.neliti.com/media/publications/241446-desentralisasi-dalam-kerangka-
demokratis-000c0834.pdf
LAMPIRAN
(pada tanggal 23-februari-2022 jam 21-09 malam) proses pembagian tugas melalui zoom
Hasil diskusi
⁃ Latar belakang
Christoper (200906040)
⁃ kritik
⁃ Tujuan2 politik
⁃ penutup/kesimpulan
( diskusi ke2 pada tanggal 26 februari 2022 jam 21:16) melalui zoom
Hasil Diskusi
Pembagian tugas baca pada saat presentase sekalian check proses pengerjaan anggota kelompok.