Anda di halaman 1dari 4

Nama : Andre Muhammad Maulana

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Nim : 8413123027

Kelas A : Akuntansi

1.Pandangan Islam tentang pemimpin umat adalah

Pemimpin adalah imam dalam Islam. Ia adalah sosok yang memimpin, mengarahkan serta mengambil
tanggung jawab dalam suatu kelompok, organisasi, atau komunitas untuk mencapai tujuan bersama.

Kepemimpinan haruslah berlandaskan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah yang menjadi acuan utama bagi
umat muslim. prinsip kepemimpinan Islam terbagi menjadi 4,

‫ُقْل ٰٓيَاْهَل اْلِكٰت ِب َتَع اَلْو ا ِاٰل ى َك ِلَم ٍة َس َو ۤا ٍۢء َبْيَنَنا َو َبْيَنُك ْم َااَّل َنْع ُبَد ِااَّل َهّٰللا َو اَل ُنْش ِرَك ِبٖه َش ْئًـا َّو اَل َيَّتِخ َذ َبْعُضَنا َبْعًضا َاْر َباًبا ِّم ْن ُد ْو ِن ِهّٰللاۗ َفِاْن َتَو َّلْو ا‬
‫َفُقْو ُلوا اْش َهُد ْو ا ِبَاَّنا ُم ْس ِلُم ْو َن‬

Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Wahai Ahli Kitab! Mari kita bersama-sama menuju kepada satu
kalimat yang sama antara kita dan kamu, yaitu bahwa kita hanya menyembah Allah dan tidak ada yang
kita jadikan sekutu-Nya, serta kita tidak menjadikan satu sama lain Tuhan-Tuhan selain Allah. Jika
mereka berpaling, sampaikanlah, "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang Muslim."

2. Prinsip Musyawarah

Musyawarah adalah mengeluarkan atau mengajukan pendapat, sehingga dalam menetapkan keputusan
yang berkaitan dengan kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat. Musyawarah dalam konteks ini
adalah proses membahas masalah-masalah tertentu bersama anggota masyarakat.

Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam surat Ali Imran ayat 159:

‫َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِّم َن ٱِهَّلل ِلنَت َلُهْم ۖ َو َلْو ُك نَت َفًّظا َغ ِليَظ ٱْلَقْلِب ٱَلنَفُّض و۟ا ِم ْن َح ْو ِلَك ۖ َفٱْعُف َع ْنُهْم َو ٱْسَتْغ ِفْر َلُهْم َو َشاِوْر ُهْم ِفى ٱَأْلْم ِر ۖ َفِإَذ ا َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل‬
‫َع َلى ٱِهَّللۚ ِإَّن ٱَهَّلل ُيِح ُّب ٱْلُم َتَو ِّك ِليَن‬
Artinya: Maka karena rahmat dari Allah, kamu menjadi lembut terhadap mereka. Jika kamu bersikap
keras dan kasar, mereka pasti akan menjauh dari kamu. Oleh karena itu, berikanlah pengampunan
kepada mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan berbicaralah dengan mereka untuk mencapai
kesepakatan dalam urusan tersebut. Setelah kamu memutuskan tekadmu, bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah mengasihi mereka yang bertawakkal kepada-Nya.

3. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan dalam mengatur kepemimpinan menjadi suatu keniscayaan, sebab kepemimpinan
dibentuk antara lain agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Jadi, sistem kepemimpinan Islam
yang ideal adalah yang mencerminkan keadilan.

Dalam Surat An-Nahl ayat 90, Allah SWT berfirman sebagai berikut:

‫ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن َوِاْيَتۤا ِئ ِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو َيْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش ۤا ِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن‬

Artinya: Sesungguhnya Allah SWT menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi
bantuan kepada kerabat. Dan Allah melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan
permusuhan. Allah memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

4. Selalu Tunduk Patuh Kepada Allah

Ayat di atas disebutkan pemimpin itu haruslah orang-orang yang selalu ruku’ (wa hum raki’un). Ruku’
adalah simbol kepatuhan secara mutlak kepada Allah dan Rasul-Nya yang secara konkret
dimanifestasikan dengan menjadi seorang muslim yang kafah (total), baik dalam aspek aqidah, ibadah,
akhlaq, maupun mu’amalat. Aqidahnya benar (bertauhid secara murni dengan segala konsekuensinya,
bebas dari segala bentuk kemusyrikan), ibadahnya tertib dan sesuai tuntunan Nabi, akhlaqnya terpuji
(shidiq, amanah, adil, istiqamah, dansifat-sifat mulia lainnya). Dan mu’amalatnya (dalam seluruh aspek
kehidupan) tidak bertentangan dengan syari’at Islam.

Kepatuhan Kepada Pemimpin


Kepemimpinan Allah l dan Rasul-Nya adalah kepemimpinan yang mutlak diikuti dan dipatuhi. Sedangkan
kepemimpinan orang-orang yang beriman adalah kepemimpinan yang nisbi (relatif) kepatuhan
kepadanya tergantung dengan paling kurang dua faktor: (1) Faktor kualitas dan integritas pemimpin itu
sendiri; dan (2) Faktor arah dan corak kepemimpinannya. Kemana umat yang dipimpinnya mau dibawa,
apakah untuk menegakkan dinullah atau tidak.

2. Pandangan Islam Tentang Pancasila adalah

Syariah Nilai-nilai Islam dalam Pancasila Sab, 2 November 2019 | 15:30 WIB (Ilustrasi: NU Online)
Muhammad Syamsudin Kolomnis Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Pancasila memang bukan
syariat, tapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya senapas dengan syariat. Sila-sila yang terkandung di
dalamnya, adalah senapas dengan syariat. Karena keberadaannya yang senapas ini, maka Pancasila
termasuk nota kesepahaman yang Islami.

Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan landasan teologis dari negara Indonesia.
Sila pertama ini bersifat menjiwai keempat sila lainnya, menjadi cermin bagi konsepsi tauhid
sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an Surat Al-Ikhlas. Nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila,
dipandang mampu mewadahi semua etnis, suku, dan golongan yang terdapat di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

ADVERTISEMENT Secara tidak langsung, nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila juga merupakan
cerminan bahwa para pendiri bangsa (founding fathers) Indonesia, yang mayoritas adalah beragama
Islam, sangat memahami keragaman yang ada di wilayah Indonesia dan memasukkan kaidah universal
ajaran Islam ke dalam sila-sila Pancasila tersebut sebagai solusi jalan tengah (wasathan). Untuk itu,
sangat layak bila kemudian disematkan bahwa Pancasila itu sangat Islami, karena senapas dengan
pengamalan ayat:

‫وكذلك جعلناكم أمة وسطا لتكون شهداء على الناسويكون الرسول عليكم شهيدا‬

Artinya, "Demikianlah Kami menjadukan kalian sebagai umay penengah agar kalian menjadi saksi atas
seluruh manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas kalian" (QS al-Baqarah [2] : 143)

Islam sangat relevan dan fleksibel dalam segala bidang kehidupan. Islam mengatur segala para
pemeluknya dalam segala hal, baik itu kehidupan individu maupun sosial kemasyarakatan.
Kedalaman nilai filosofis Pancasila yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai ajaran Islam hendaknya
memperkuat posisi kita sebagai negara Indonesia yang beragama. Beragama yang berkeadaban dengan
menghormati semua pemeluk agama yang ada, sebagaimana yang dicita-citakan oleh Bung Karno.

Oleh sebab itu, kita sebagai warga negara Indonesia dan masyarakat yang beragama senantiasa
melaksanakan, menjaga, dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, bermasyarakat dan beragama.

Pancasila yang telah menjadi falsafah bangsa dan sumber bagi nilai-nilai yang terkandung di dalam
konstitusi, sejatinya merupakan ijtihad dari muslim para tokoh ketika perjuangan kemerdekaan. Bahkan,
banyak tokoh dan cendikiawan yang menyatakan Pancasila merupakan hadiah terbesar dari umat Islam
dan tokoh Islam bagi Republik ini.

Anda mungkin juga menyukai