Anda di halaman 1dari 14

Nama : RARA APRIANA S.

Kelas : 1 I Budidaya Ternak

Nim : 05.10.21.2557

Resume Materi Agama Islam

Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada


Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan.

1. Pengertian Islam menurut bahasa.

Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab, Islam merupakan
mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya taat, tunduk, patuh, berserah diri
kepada Allah. Sedangkan jika dilihat dari asal katanya maka Islam berasal dari kata
assalmu, aslama, istaslama, saliim, dan salaam.

2. Pengertian Islam dalam Alquran.

Kata Islam sebagai agama disebut dalam Alquran dalam surah Al Maidah ayat 3, yang
artinya:

"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu."

Kemudian dalam surah Ali Imran ayat 9 yang artinya:

"Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam."

Lalu disebutkan pula dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya:

"Dan siapa saja yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan
dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."
3. Pengertian Islam dalam Hadits.

Dalam Hadits, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadits tersebut terkenal sebagai
hadits Jibril. Karena saat itu, malaikat Jibril dengan wujud laki-laki datang dan menemui
Rasulullah. Malaikat Jibril yang bertanya tentang IslaDari Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu
berkata,

"Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul
seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya tidak
terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di antara kami yang
mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia menempelkan lututnya ke lutut
Nabi SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi.

Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW
menjawab: Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat,
menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Bitullah jika engkau
mampu melaksanakannya." (HR. Muslim)

4. Pengertian Islam menurut ulama dan tokoh muslim.

 Umar bin Khattab:

Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, agama islam
meliputi akidah, syariat, dan akhlak.

 Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at Tawaijiri:

Islam adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan cara
mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh ketaatan dan
keikhlasan.

 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab:

Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakan-Nya, tunduk serta patuh
kepada Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan yang syirik serta
para pelakunya.
 Hasan Al Basri

Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap muslim merasa selamat dari
gangguan.

 Mustafa Abdur Raziq

Islam adalah agama (ad din) peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-
kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan keadaan suci, artinya bisa
membedakan mana yang halal dan haram, yang dapat membawa dan mendorong umat
untuk menganutnya untuk menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.

 Gaffar Ismail

Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berisi kelengkapan
dari pelajaran-pelajaran meliputi kepercayaan, seremoni peribadatan, tata tertib
penghidupan abadi, tata tertib pergaulan hidup, peraturan-peraturan Tuhan, bangunan
budi pekerti yang utama dan menjelaskan rahasia kehidupan yang kedua (akhirat).

 Syaikh Mahmud Syaltut

Islam itu agama Allah yang diperintahkannya untuk mengajarkannya tentang pokok-
pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi Muhammad dan menugaskannya untuk
menyampaikan agama tersebut kepada seluruh umat manusia dan mengajak mereka
untuk memeluknya.

Pengertian Agama Islam

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad ‘ alaihi wa sallam. Itu dengan
agama ini bahwa Allah menutup agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini
untuk hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini juga Allah menyempurnakan kebaikan
mereka. Allah hanya dalam Islam sebagai agama yang akan dipeluk. Oleh karena itu, tidak ada
agama yang diterima selain Islam.

Secara garis besar ruang lingkup agama islam menyangkut 3 hal pokok yaitu aspek keyakina
(aqidah), aspek norma (syariah), dan aspek prilaku (akhlak) yang masing-masing memiliki
perbedaan namun tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan satu sama lain.
Pengertian iman secara bahasa menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah
pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok dengan
makna iman dalam istilah syari’at. Dan beliau mengkritik orang yang memaknai iman secara
bahasa hanya sekedar pembenaran hati (tashdiq) saja tanpa ada unsur menerima dan tunduk.
Kata ’iman’ adalah fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh objek), sedangkan tashdiq adalah fi’il
muta’addi (butuh objek) (Lihat Syarh Arba’in, hal. 34).

Iman itu berupa pembenaran hati’ artinya hati menerima semua ajaran yang dibawa oleh
Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam. ‘Pengakuan dengan lisan’ artinya mengucapkan dua kalimat
syahadat ‘asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah’. Sedangkan
‘perbuatan dengan anggota badan’ artinya amal hati yang berupa keyakinan-keyakinan dan
beramal dengan anggota badan yang lainnya dengan melakukan ibadah-ibadah sesuai dengan
kemampuannya (Lihat Kitab At Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al ‘Aali, hal. 9)

Adapun fungsi Iman kepada Allah SWT bagi kita ialah:

1. Sebagai Penyelamat
2. Menjadikan Manusia yang Berakhlak Baik
3. Sebagai Pedoman Hidup
4. Menumbuhkan Rasa Rendah Diri
5. Ingat Akan Kematian

Kufur secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara’ kufur adalah tidak beriman
kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya.
Jenis Kufur Kufur ada dua jenis : Kufur Besar dan Kufur Kecil Kufur Besar

Kufur besar :

 Kufur Karena Mendustakan


 Kufur Karena Enggan dan Sombong, Padahal Membenarkan
 Kufur Karena Ragu
 Kufur Karena Berpaling
 Kufur Karena Nifaq
Kufur kecil yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia
adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Seperti kufur nikmat,
sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya. ‫“ َيْع ِر ُفْو َن ِنْع َم َت ِهّٰللا ُثَّم ُيْنِكُرْو َنَها َو َاْكَثُر ُهُم اْلٰك ِفُرْو َن‬Mereka
mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang kafir” [An-Nahl/16 : 83] Termasuk juga membunuh orang muslim, sebagaimana yang
disebutkan dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. ‫“ ِسَباُب اْلُم ْس ِلِم ُفُسوٌق َوِقَتاُلُه ُك ْفٌر‬Mencaci
orang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah suatu kekufuran” [Hadits
Riwayat Bukhari dan Muslim] Dan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pengertian Taqwa secara Terminologi adalah Taqwa adalah takut kepada Allah
berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan tidak melanggar dengan
menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa. Taqwa terulang
dalam Al-Qur’an sebanyak 259 kali dengan segala derivasinya—mengandung makna yang
cukup beragam, di antaranya: memelihara, menghindari, menjauhi, menutupi, dan
menyembunyikan.

Keterkaitan Iman Dan Taqwa Pada prinsipnya, iman adalah syarat sedangkan taqwa adalah
tujuan. Takwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya. Iman adalah
percaya pada pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah
Rasul, atau dengan selain ajaran Allah, yang terwujud ke dalam ucapan dan perbuatan.Wujud
iman menurut tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku perbuatan.Sikap hidup seseorang bisa
bernilai haq bisa juga bernilai bathil, tergantung pada Pandangan nya.Iman yang benar kepada
Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan
kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan
menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar
imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang
mulia.
Implementasi Taqwa yang berkaitan dengan IPTEK

Hubungan antara agama dan Sains sendiri Pada dasarnya memiliki hubungan yang saling
mendukung satu sama lain.Mengemukakan bahwa ilmu dapat membantu agama merevitalisasi
diri dengan cara:

a) Kesadaran kritis dan sikap realistis yang dibentuk oleh ilmu sangat berguna untuk
mengelupaskan sisi sisi ilusoris agama, bukan untuk menghancurkan agama, melainkan
untuk menemukan hal-hal yang lebih esensial dari agama. Dalam praksisnya, banyak hal
dalam kehidupan beragama yang mungkin saja bersifat ilusoris, yang membuat agama-
agama bersifat oversensitive sehingga mudah menimbulkan konflik yang akhirnya justru
menggerogoti martabat agama sendiri tanpa disadari.

b) Kemampuan logis dan kehati-hatian mengambil kesimpulan yang dipupuk dalam dunia
ilmiah menjadikan kita mampu menilai secara kritis segala bentuk tafsir baru yang kini
makin hiruk pikuk dan membingungkan.

Manfaat agama dalam membantu ilmu antaraLain:

a) Agama dapat selalu mengingatkan bahwa ilmu bukanlah satu-Satunya jalan menuju
kebenaran dan makna terdalam kehidupan Manusia. Dalam dunia manusia, terdapat relitas
pengalaman.Batin yang membentuk makna dan nilai. Hal itu merupakan Wilayah yang
tidak banyak disentuh oleh ilmu, wilayah yang Ambigu tetap riil. dapat juga selalu
mengingatkan ilmu dan teknologi untuk Senantiasa membela nilai kehidupan dan
kemanusiaan bahkan di Atas kemajuan pengetahuan itu sendiri.

b) Ketiga, agama dapat membantu ilmu memperdalam penjelajahan Di wilayah


kemungkinankemungkinan adikodrati atau Supranatural. Apalagi jika wilayah-wilayah itu
memang Merupakan ujung tak terelakkan dari aneka pencarian ilmiah Yang serius saat ini.
Pengintegrasian imtaq dan iptek, sebagai satu kesatuan Berikut ini contoh nya,sebagaimana
kegiatan-kegiatan berikut ini.

 Penataan sarana fisik sekolah yang mendukung proses


 Internalisasi nilai IMTAK dalam pembelajaran.

 Pendirian sarana Ibadah yang memadai

 Membiasakan membaca al quran/tadarus setiap mengawali PBM

 Membiasakan memperdengarkan lantunan-lantunan Al qur’an Setiap ketika akan


masuk kelas, jam istirahat dan jam pulang Melalui radio kelas.

 Pembinaan Al quran dan Al Hadist secara rutin

 Adanya pola pembinaan keagamaan guru secara terprogram Dan terpola serta adanya
Wakil

 Kepala yang secara khusus Membidangi program pembinaan Iman dan Taqwa Guru
dan

 Siswa.

 Membiasakan menghubungkan setiap pembahasan disiplin Ilmu tertentu dengan


perspektif ilmu agama (AL qur’an dan Hadist)

 Membiasakan shalat berjamaah.

Pengertian Filsafat

Ilmu ataupun kajian seseorang ataupun hikmah (mengkaji tentang adanya sesuatu).

Filsafat keutuhan adalah pemikiran tentang tuhan dengan pendektan akal budi,yaitu memakai
apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis

Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan proses perenungan/pemikiran untuk
mencaari hakikat kebenaran segala sesuatu.
 Bersifat umum(ontologi),yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang menyelidiki
tentang hal yang pada umumnya atau dengan kata lain menyelidiki tentang hakikat dan
realita yang ada

 Bersifat khusus ,terbagi dalam 2 poin penting yakni secara mutlak(theodica) dan tidak
mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik)dan alam (kosmologi).

Objek kajian filsafat umum

 Metafisika (berkaitan dengan proses analtik)

 Epistemologi)berkaitan dengan teori pengetahuan)

 Logika (kegiatan/pemikiran/perenungan)

 Aksiologi(mempertanyakan bagaiman manusia menggunakan ilmunya)

Objek kajian filsafat khusus

 Filsafat hukum, menyelidiki hukum sebagai suatu bentuk yang sangat khas.

 Filsafat sejarah,menyelidiki metafisika sejarah yang berkenaan dengan latar belakang.

 Filsafat seni, menyelidiki hakikat nilai-nilai estetis .

 Filsafat moral, menyelidiki makna baik

 Filsafat sosial termasuk politik dan ekonomi, menyelidiki masalah keberadaan saling
berhubungan antara manusia dengan masyarakat.

 Filsafat olahraga, menyelidiki hakikat olahraga aktif.


 Filsafat religi, menyelidiki religi sebagai hubungan dengan tuhan dan hubungannya
dengan penglaman lainnya.

 Filsafat logika, menyelidiki kebenaran,tata bahasa,lingkup dan penyimpangan logika.

 Filsafat ilmu, menyelidiki struktur ilmu

 Filsafat pendidikan, menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut


dangan tujuan. Sumber Ilmu dan Kebenaran dalam Islam

Sumber kebeneran filsafat dalam pandangan islam

Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan)
itu. Yang mana lmu berasal dari bahasa Arab 'ilm dari kata ini lalu di Indonesiakan menjadi
Ilmu. Sedangkan dalam perspektif Islam, ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha
dari para ilmuwan muslim atas persoalan duniawi dan ukhrawi dengan bersumber kepada wahyu
Allah.

Perbedaan antara ilmu modern dan ilmu dalam Islam adalah, dalam Islam mengaitkannya
kepada akhirat juga, tidak hanya dunia saja. Seperti diketahui bahwa penguasa ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini adalah barat. Dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan
adalah sesuatu yang sudah dibuktikan secara kebenarananya dengan cara yang objektif yang
dibangun berdasarakan fakta-fakta yang dapat disimpulkan serta dapat memberikan efek yang
besar.

Ketuhanan Dalam Agama Islam

Siapakah Tuhan itu?

Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, dalam al-Qur’an dipakai untuk
menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam surat
al-Furqan ayat 43.Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya ?

Dalam surat al-Qashash ayat 38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri:

Dan Fir’aun berkata: ‘Wahai para pembesar hambaku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu
selain aku’.

Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti
berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun benda nyata (Fir’aun atau
penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam al-Qur’an juga dipakai dalam bentuk
tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama’:
aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti tentang
definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika al-Qur’an adalah sebagai berikut:

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian
rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya.

Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja,
dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan
termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:

Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya, merendahkan diri
di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam
kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan
dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta
kepadanya. (M. Imaduddin, 1989: 56).

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa berbentuk apa
saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheis, tidak
mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika al-Qur’an setiap manusia pasti mempunyai
sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-
Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka.

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”. Susunan kalimat tersebut
dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan suatu
penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan dari
segala macam Tuhan terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yang bernama
Allah.

Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

1. Pemikiran Barat

Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang
didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik
yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama,
dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan
yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-
mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson
Smith, Lubbock, dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori
evolusionisme adalah sebagai berikut:

a. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan
yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut
ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang
berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada
benda disebut dengan nama yang berbeda-beda,
seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dan syakti (India). Mana adalah kekuatan gaib
yang tidak dapat dilihat atau diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu dianggap
sebagai sesuatu yang misterius. Meskipun mana tidak dapat diindera, tetapi ia dapat
dirasakan pengaruhnya.
b. Animisme

Di samping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga mempercayai adanya


peran roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh.
Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya
telah mati. Oleh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai
rasa senang, rasa tidak senang, serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan senang
apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena
efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji-sajian
yang sesuai dengan advis dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.

c. Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan,


karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain
kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan
bidangnya. Ada Dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi
masalah air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya.

d. Henoteisme

Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh


karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin
mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat
menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut
dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. kepercayaan
satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat Nasional).

e. Monoteisme

Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Dalam


monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.
Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham yaitu:
deisme, panteisme, dan teisme.

Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakan oleh Max


Muller dan EB. Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang menekankan
adanya monoteisme dalam masyarakat primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang
yang berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Mereka
mempunyai kepercayaan pada wujud yang Agung dan sifat-sifat yang khas terhadap
Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud yang lain.

Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur golongan


evolusionisme menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana agama terutama di Eropa
Barat mulai menantang evolusionisme dan memperkenalkan teori baru untuk memahami
sejarah agama. Mereka menyatakan bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi,
tetapi dengan relevansi atau wahyu. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pada
penyelidikan bermacam-macam kepercayaan yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat
primitif. Dalam penyelidikan didapatkan bukti-bukti bahwa asal-usul kepercayaan
masyarakat primitif adalah monoteisme dan monoteisme adalah berasal dari ajaran wahyu
Tuhan. (Zaglul Yusuf, 1993: 26-37).

Pemikiran Umat Islam

Dikalangan umat Islam terdapat polemik dalam masalah ketuhanan. Satu kelompok
berpegang teguh dengan Jabariah, yaitu faham yang mengatakan bahwa Tuhan mempunyai
kekuatan mutlah yang menjadi penentu segalanya. Di lain pihak ada yang berpegang pada
doktrin Qodariah, yaitu faham yang mengatakan bahwa manusialah yang menentukan nasibnya.
Polemik dalam masalah ketuhanan di kalangan umat Islam pernah menimbulkan suatu dis-
integrasi (perpecahan) umat Islam, yang cukup menyedihkan. Peristiwa al-mihnah yaitu
pembantaian terhadap para tokoh Jabariah oleh penguasa Qadariah pada zaman khalifah al-
Makmun (Dinasti Abbasiah). Munculnya faham Jabariah dan Qadariah berkaitan erat dengan
masalah politik umat Islam setelah Rasulullah Muhammad meninggal. Sebagai kepala
pemerintahaan, Abu Bakar Siddiq secara aklamasi formal diangkat sebagai pelanjut Rasulullah.
Berikutnya digantikan oleh Umar Ibnu Al-Khattab, Usman dan Ali.

Embrio ketegangan politik sebenarnya sudah ada sejak khalifah Abu Bakar, yaitu persaingan
segitiga antara sekompok orang Anshar (pribumi Madinah), sekelompok orang Muhajirin yang
fanatik dengan garis keturunan Abdul Muthalib (fanatisme Ali), dan kelompok mayoritas yang
mendukung kepemimpinan Abu Bakar. Pada periode kepemimpinan Abu Bakar dan Umar
gejolak politik tidak muncul, karena sikap khalifah yang tegas, sehingga kelompok oposisi tidak
diberikan kesempatan melakukan gerakannya.

Anda mungkin juga menyukai