Resume Pai
Resume Pai
Nim : 05.10.21.2557
Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab, Islam merupakan
mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya taat, tunduk, patuh, berserah diri
kepada Allah. Sedangkan jika dilihat dari asal katanya maka Islam berasal dari kata
assalmu, aslama, istaslama, saliim, dan salaam.
Kata Islam sebagai agama disebut dalam Alquran dalam surah Al Maidah ayat 3, yang
artinya:
"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu."
Lalu disebutkan pula dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya:
"Dan siapa saja yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan
dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."
3. Pengertian Islam dalam Hadits.
Dalam Hadits, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadits tersebut terkenal sebagai
hadits Jibril. Karena saat itu, malaikat Jibril dengan wujud laki-laki datang dan menemui
Rasulullah. Malaikat Jibril yang bertanya tentang IslaDari Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu
berkata,
"Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul
seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya tidak
terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di antara kami yang
mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia menempelkan lututnya ke lutut
Nabi SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi.
Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW
menjawab: Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat,
menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Bitullah jika engkau
mampu melaksanakannya." (HR. Muslim)
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, agama islam
meliputi akidah, syariat, dan akhlak.
Islam adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan cara
mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh ketaatan dan
keikhlasan.
Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakan-Nya, tunduk serta patuh
kepada Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan yang syirik serta
para pelakunya.
Hasan Al Basri
Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap muslim merasa selamat dari
gangguan.
Islam adalah agama (ad din) peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-
kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan keadaan suci, artinya bisa
membedakan mana yang halal dan haram, yang dapat membawa dan mendorong umat
untuk menganutnya untuk menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.
Gaffar Ismail
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berisi kelengkapan
dari pelajaran-pelajaran meliputi kepercayaan, seremoni peribadatan, tata tertib
penghidupan abadi, tata tertib pergaulan hidup, peraturan-peraturan Tuhan, bangunan
budi pekerti yang utama dan menjelaskan rahasia kehidupan yang kedua (akhirat).
Islam itu agama Allah yang diperintahkannya untuk mengajarkannya tentang pokok-
pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi Muhammad dan menugaskannya untuk
menyampaikan agama tersebut kepada seluruh umat manusia dan mengajak mereka
untuk memeluknya.
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad ‘ alaihi wa sallam. Itu dengan
agama ini bahwa Allah menutup agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini
untuk hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini juga Allah menyempurnakan kebaikan
mereka. Allah hanya dalam Islam sebagai agama yang akan dipeluk. Oleh karena itu, tidak ada
agama yang diterima selain Islam.
Secara garis besar ruang lingkup agama islam menyangkut 3 hal pokok yaitu aspek keyakina
(aqidah), aspek norma (syariah), dan aspek prilaku (akhlak) yang masing-masing memiliki
perbedaan namun tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan satu sama lain.
Pengertian iman secara bahasa menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah
pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok dengan
makna iman dalam istilah syari’at. Dan beliau mengkritik orang yang memaknai iman secara
bahasa hanya sekedar pembenaran hati (tashdiq) saja tanpa ada unsur menerima dan tunduk.
Kata ’iman’ adalah fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh objek), sedangkan tashdiq adalah fi’il
muta’addi (butuh objek) (Lihat Syarh Arba’in, hal. 34).
Iman itu berupa pembenaran hati’ artinya hati menerima semua ajaran yang dibawa oleh
Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam. ‘Pengakuan dengan lisan’ artinya mengucapkan dua kalimat
syahadat ‘asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah’. Sedangkan
‘perbuatan dengan anggota badan’ artinya amal hati yang berupa keyakinan-keyakinan dan
beramal dengan anggota badan yang lainnya dengan melakukan ibadah-ibadah sesuai dengan
kemampuannya (Lihat Kitab At Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al ‘Aali, hal. 9)
1. Sebagai Penyelamat
2. Menjadikan Manusia yang Berakhlak Baik
3. Sebagai Pedoman Hidup
4. Menumbuhkan Rasa Rendah Diri
5. Ingat Akan Kematian
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara’ kufur adalah tidak beriman
kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya.
Jenis Kufur Kufur ada dua jenis : Kufur Besar dan Kufur Kecil Kufur Besar
Kufur besar :
Pengertian Taqwa secara Terminologi adalah Taqwa adalah takut kepada Allah
berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan tidak melanggar dengan
menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa. Taqwa terulang
dalam Al-Qur’an sebanyak 259 kali dengan segala derivasinya—mengandung makna yang
cukup beragam, di antaranya: memelihara, menghindari, menjauhi, menutupi, dan
menyembunyikan.
Keterkaitan Iman Dan Taqwa Pada prinsipnya, iman adalah syarat sedangkan taqwa adalah
tujuan. Takwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya. Iman adalah
percaya pada pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah
Rasul, atau dengan selain ajaran Allah, yang terwujud ke dalam ucapan dan perbuatan.Wujud
iman menurut tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku perbuatan.Sikap hidup seseorang bisa
bernilai haq bisa juga bernilai bathil, tergantung pada Pandangan nya.Iman yang benar kepada
Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan
kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan
menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar
imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang
mulia.
Implementasi Taqwa yang berkaitan dengan IPTEK
Hubungan antara agama dan Sains sendiri Pada dasarnya memiliki hubungan yang saling
mendukung satu sama lain.Mengemukakan bahwa ilmu dapat membantu agama merevitalisasi
diri dengan cara:
a) Kesadaran kritis dan sikap realistis yang dibentuk oleh ilmu sangat berguna untuk
mengelupaskan sisi sisi ilusoris agama, bukan untuk menghancurkan agama, melainkan
untuk menemukan hal-hal yang lebih esensial dari agama. Dalam praksisnya, banyak hal
dalam kehidupan beragama yang mungkin saja bersifat ilusoris, yang membuat agama-
agama bersifat oversensitive sehingga mudah menimbulkan konflik yang akhirnya justru
menggerogoti martabat agama sendiri tanpa disadari.
b) Kemampuan logis dan kehati-hatian mengambil kesimpulan yang dipupuk dalam dunia
ilmiah menjadikan kita mampu menilai secara kritis segala bentuk tafsir baru yang kini
makin hiruk pikuk dan membingungkan.
a) Agama dapat selalu mengingatkan bahwa ilmu bukanlah satu-Satunya jalan menuju
kebenaran dan makna terdalam kehidupan Manusia. Dalam dunia manusia, terdapat relitas
pengalaman.Batin yang membentuk makna dan nilai. Hal itu merupakan Wilayah yang
tidak banyak disentuh oleh ilmu, wilayah yang Ambigu tetap riil. dapat juga selalu
mengingatkan ilmu dan teknologi untuk Senantiasa membela nilai kehidupan dan
kemanusiaan bahkan di Atas kemajuan pengetahuan itu sendiri.
Adanya pola pembinaan keagamaan guru secara terprogram Dan terpola serta adanya
Wakil
Kepala yang secara khusus Membidangi program pembinaan Iman dan Taqwa Guru
dan
Siswa.
Pengertian Filsafat
Ilmu ataupun kajian seseorang ataupun hikmah (mengkaji tentang adanya sesuatu).
Filsafat keutuhan adalah pemikiran tentang tuhan dengan pendektan akal budi,yaitu memakai
apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis
Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan proses perenungan/pemikiran untuk
mencaari hakikat kebenaran segala sesuatu.
Bersifat umum(ontologi),yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang menyelidiki
tentang hal yang pada umumnya atau dengan kata lain menyelidiki tentang hakikat dan
realita yang ada
Bersifat khusus ,terbagi dalam 2 poin penting yakni secara mutlak(theodica) dan tidak
mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik)dan alam (kosmologi).
Logika (kegiatan/pemikiran/perenungan)
Filsafat hukum, menyelidiki hukum sebagai suatu bentuk yang sangat khas.
Filsafat sosial termasuk politik dan ekonomi, menyelidiki masalah keberadaan saling
berhubungan antara manusia dengan masyarakat.
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan)
itu. Yang mana lmu berasal dari bahasa Arab 'ilm dari kata ini lalu di Indonesiakan menjadi
Ilmu. Sedangkan dalam perspektif Islam, ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha
dari para ilmuwan muslim atas persoalan duniawi dan ukhrawi dengan bersumber kepada wahyu
Allah.
Perbedaan antara ilmu modern dan ilmu dalam Islam adalah, dalam Islam mengaitkannya
kepada akhirat juga, tidak hanya dunia saja. Seperti diketahui bahwa penguasa ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini adalah barat. Dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan
adalah sesuatu yang sudah dibuktikan secara kebenarananya dengan cara yang objektif yang
dibangun berdasarakan fakta-fakta yang dapat disimpulkan serta dapat memberikan efek yang
besar.
Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, dalam al-Qur’an dipakai untuk
menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam surat
al-Furqan ayat 43.Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya ?
Dalam surat al-Qashash ayat 38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri:
Dan Fir’aun berkata: ‘Wahai para pembesar hambaku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu
selain aku’.
Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti
berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun benda nyata (Fir’aun atau
penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam al-Qur’an juga dipakai dalam bentuk
tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama’:
aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti tentang
definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika al-Qur’an adalah sebagai berikut:
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian
rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya.
Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja,
dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan
termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.
Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya, merendahkan diri
di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam
kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan
dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta
kepadanya. (M. Imaduddin, 1989: 56).
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa berbentuk apa
saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheis, tidak
mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika al-Qur’an setiap manusia pasti mempunyai
sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-
Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka.
Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”. Susunan kalimat tersebut
dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan suatu
penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan dari
segala macam Tuhan terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yang bernama
Allah.
1. Pemikiran Barat
Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang
didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik
yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama,
dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan
yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-
mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson
Smith, Lubbock, dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori
evolusionisme adalah sebagai berikut:
a. Dinamisme
Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan
yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut
ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang
berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada
benda disebut dengan nama yang berbeda-beda,
seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dan syakti (India). Mana adalah kekuatan gaib
yang tidak dapat dilihat atau diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu dianggap
sebagai sesuatu yang misterius. Meskipun mana tidak dapat diindera, tetapi ia dapat
dirasakan pengaruhnya.
b. Animisme
c. Politeisme
d. Henoteisme
e. Monoteisme
Dikalangan umat Islam terdapat polemik dalam masalah ketuhanan. Satu kelompok
berpegang teguh dengan Jabariah, yaitu faham yang mengatakan bahwa Tuhan mempunyai
kekuatan mutlah yang menjadi penentu segalanya. Di lain pihak ada yang berpegang pada
doktrin Qodariah, yaitu faham yang mengatakan bahwa manusialah yang menentukan nasibnya.
Polemik dalam masalah ketuhanan di kalangan umat Islam pernah menimbulkan suatu dis-
integrasi (perpecahan) umat Islam, yang cukup menyedihkan. Peristiwa al-mihnah yaitu
pembantaian terhadap para tokoh Jabariah oleh penguasa Qadariah pada zaman khalifah al-
Makmun (Dinasti Abbasiah). Munculnya faham Jabariah dan Qadariah berkaitan erat dengan
masalah politik umat Islam setelah Rasulullah Muhammad meninggal. Sebagai kepala
pemerintahaan, Abu Bakar Siddiq secara aklamasi formal diangkat sebagai pelanjut Rasulullah.
Berikutnya digantikan oleh Umar Ibnu Al-Khattab, Usman dan Ali.
Embrio ketegangan politik sebenarnya sudah ada sejak khalifah Abu Bakar, yaitu persaingan
segitiga antara sekompok orang Anshar (pribumi Madinah), sekelompok orang Muhajirin yang
fanatik dengan garis keturunan Abdul Muthalib (fanatisme Ali), dan kelompok mayoritas yang
mendukung kepemimpinan Abu Bakar. Pada periode kepemimpinan Abu Bakar dan Umar
gejolak politik tidak muncul, karena sikap khalifah yang tegas, sehingga kelompok oposisi tidak
diberikan kesempatan melakukan gerakannya.