Anda di halaman 1dari 4

MENJAWAB SOAL-SOAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

JUNIARTI RUKMANA SILALAHI


NIM: 2215201134

PRODI : S1 KEBIDANAN
MATA KULIAH : HAIS PADA PELAYANAN
KEBIDANAN DOSEN PEMBIMBING : FITRIANA RITONGA,
SKM, MPH

PRODI S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS IMELDA
MEDAN TAHUN AJARAN
2023/2024
Soal:
1. Setiap rumah sakit wajib melakukan upaya pengendalian resistensi antimikroba atau
antibiotik agar Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di rumah sakit berlangsung
secara
a. Baku, terukur, dan dinamis
b. Baku, terukur, dan terpadu
c. Terukur dan dinamis
d. Terpadu dan dinamis
e. Baku dan dinamis
Pembahasan: Peraturan Menteri ini digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit dalam
upaya pengendalian resistensi antimikroba agar Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba di Rumah Sakit berlangsung secara baku, terukur, dan terpadu.

2. Yang termasuk strategi program pengendalian resistensi antibiotik dengan cara


a. Memantau pemahaman dan ketaatan staf medis fungsional dan tenaga kesehatan dalam
penggunaan antibiotik
b. Mencegah penyebaran organisme patogen resistensi melalui ketaatan terhadap prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Mengendalikan berkembangnya mikroba resisten akibat tekanan seleksi oleh
antibiotik, melalui penggunaan antibiotic
d. Mempersiapkan fungsi laboratorium klinik dan laboratorium penunjang lainnya yang
berkaitan dengan penanganan penyakit infeksi
e. Melaksanakan surveilans pola mikroba patogen penyebab infeksi dan kepekaannya
terhadap antibiotik yang di konsumsi pasien yang menerima asuhan keperawatan
Pembahasan: Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan untuk
mencegah dan atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten. Dalam aplikasinya,
bertumpu pada dua upaya utama, yakni: 1) mengendalikan berkembangnya mikroba
resisten akibat tekanan seleksi oleh antibiotik, melalui penggunaan antibiotik secara
bijak, dan 2) mencegah penyebaran mikroba resisten melalui peningkatan ketaatan
terhadap prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi. Pelaksanaan program
pengendalian resistensi antimikroba melalui pembentukan tim, penyusunan kebijakan
dan panduan penggunaan antibiotik, melaksanakan menggunakan antibiotik secara bijak,
dan melaksanakan prinsip pencegahan pengendalian infeksi.

3. Strategi pencegahan penyebarana mikroba resisten melalui peningkatan ketaatan terhadap


prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi dilakukan, kecuali
a. Peningkatan kewaspadaan standar
b. Pelaksanaan kewaspadaan transmisi
c. Dekolonisasi pengidap mikroba resisten
d. Penanganan kejadian luar biasa mikroba resisten
e. Peningkatan pemberian edukasi tentang pengendalian resistensi mikroba
Pembahasan: Pencegahan penyebaran mikroba resisten melalui peningkatan ketaatan
terhadap prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf b, dilakukan melalui upaya:
a. peningkatan kewaspadaan standar;
b. pelaksanaan kewaspadaan transmisi;
c. dekolonisasi pengidap mikroba resisten; dan
d. penanganan kejadian luar biasa mikroba resisten.

4. Pelaksanaan Penyelenggaraan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba melalui


a. Pemantauan tim pelaksana PPRA
b. Pencegahan resistensi antimikroba
c. Melaksanakan penggunaan antibiotic
d. Memonitor prinsip pencegahan pengendalian infeksi
e. Penyusunan kebijakan dan panduan penggunaan antibiotik
Pembahasan: Setiap rumah sakit harus melaksanakan Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba secara optimal. (2) Pelaksanaan Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. pembentukan
tim pelaksana program Pengendalian Resistensi Antimikroba; b. penyusunan kebijakan
dan panduan penggunaan antibiotik; c. melaksanakan penggunaan antibiotik secara
bijak; dan d. melaksanakan prinsip pencegahan pengendalian infeksi.
5. Evaluasi pemantauan atas muncul dan menyebarnya mikroba multiresisten dalam
Pelaksanaan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di rumah sakit melalui metode
a. Audit kuantitas
b. Audit kualitas
c. Multiresisten
d. Penambahan
e. Surveilans
Pembahasan:
1. antimikroba di rumah sakit dilakukan melalui: a. evaluasi penggunaan antibiotik; dan
pemantauan atas muncul dan menyebarnya mikroba multiresisten.
2. Evaluasi penggunaan antibiotik di rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a. dilakukan menggunakan metode audit kuantitas penggunaan antibiotik dan audit
kualitas penggunaan antibiotic
3. Pemantauan atas muncul dan menyebarnya mikroba multiresisten di rumah sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan melalui surveilans mikroba
multiresisten.

Anda mungkin juga menyukai