Anda di halaman 1dari 5

Bab 1 membahas Manajemen Strategis sebagai serangkaian tindakan manajerial untuk menentukan

kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Ini mencakup pengamatan lingkungan, perumusan
strategi, implementasi, evaluasi, dan pengendalian. Strategi adalah respons terhadap perubahan
eksternal, mempertimbangkan kemampuan internal organisasi untuk memanfaatkan peluang dan
meminimalkan ancaman.

Teori-teori yang disorot dalam bab ini meliputi:

Teori Kinerja Organisasi Berbasis Strategi: Menunjukkan bahwa organisasi dengan strategi yang jelas
dan terformulasi dengan baik cenderung memiliki kinerja yang lebih unggul daripada yang tidak
memiliki strategi yang terdefinisi dengan baik.

Konsep Kompetensi Inti: Didefinisikan oleh Hamel dan Prahalad sebagai dasar dari strategi,
menggarisbawahi bahwa strategi bertumpu pada kompetensi inti yang terus berkembang dan
memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan.

Pendekatan Manajemen Strategis: Fred R. David dan Michael A. Hitt menggambarkan manajemen
strategis sebagai seni dan ilmu yang melibatkan formulasi, implementasi, dan evaluasi keputusan
lintas fungsi untuk mencapai tujuan organisasi.

Peran Manajemen Strategis dalam Era Globalisasi: Mengakui pentingnya manajemen strategis dalam
membantu organisasi mengidentifikasi tujuan mereka dan merespons perubahan dalam ekonomi
global yang kompetitif.

Perspektif Pengertian Manajemen Strategi: Menurut Michael Porter dan H. Igor Ansoff, manajemen
strategis mencakup integrasi keputusan dan tindakan untuk merancang dan melaksanakan rencana
yang mendukung tujuan perusahaan.

Dengan merangkum teori-teori ini, bab tersebut membahas pentingnya formulasi strategi yang jelas,
adaptasi terhadap perubahan lingkungan, serta integrasi fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai
tujuan dan keberhasilan organisasi.

Bab 2 membahas peran penting Visi dan Misi dalam organisasi serta prinsip-prinsip dalam
membangun dan mengimplementasikan kedua konsep tersebut.

Visi Perusahaan (Vision): Visi adalah gambaran jelas mengenai masa depan yang diinginkan oleh
suatu organisasi. Berbagai definisi menggambarkan visi sebagai pandangan masa depan yang
realistis, menantang, dan mencakup kondisi yang diharapkan lebih baik dari kondisi saat ini. Visi
harus menjadi sumber inspirasi, inovasi, dan dedikasi bagi karyawan.

Misi Perusahaan (Mission): Misi adalah tugas khusus yang menjadi tanggung jawab organisasi untuk
meraih visi yang telah ditetapkan. Misi ini terkait erat dengan strategi dan langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk merealisasikan visi. Drucker menekankan bahwa misi merupakan alasan
eksistensi organisasi dan menentukan batas serta maksud dari aktivitas bisnis perusahaan.

Bab ini menguraikan definisi-definisi visi dan misi dari berbagai sumber, menggarisbawahi bahwa
kedua konsep ini tidak boleh hanya menjadi simbol semata tetapi harus terjabarkan ke dalam
program kerja operasional. Munculnya ketidakpahaman atau ketidakpedulian terhadap visi dan misi
dapat mengurangi efektivitas organisasi, sehingga perumusan visi dan misi perlu dilakukan secara
jelas dan benar untuk memastikan kejelasan arah serta tujuan organisasi.
Bab 3 membahas definisi serta jenis-jenis lingkungan bisnis yang dihadapi oleh organisasi, teori-teori
terkait lingkungan bisnis eksternal, cara pendekatan dalam mengukur lingkungan bisnis eksternal,
dan analisis lingkungan bisnis eksternal.

Definisi Lingkungan Bisnis: Lingkungan merupakan semua faktor di luar organisasi yang
memengaruhi jalannya operasionalnya. Definisi ini tidak sederhana, karena para peneliti
mengkategorikan lingkungan dengan pendekatan yang berbeda. Dalam konteks manajemen strategi,
lingkungan dibagi menjadi dua: lingkungan tugas (task environment) yang langsung mempengaruhi
organisasi (seperti pesaing, pemasok, pelanggan), dan lingkungan umum (general environment) yang
mempengaruhi secara tidak langsung. Ada pula pembagian berdasarkan stabilitas informasi yang
diberikan lingkungan terhadap organisasi, seperti yang stabil dan pasti versus yang berubah secara
cepat dan dinamis.

Jenis Lingkungan Bisnis: Berbagai teori, seperti yang dijelaskan oleh Burns dan Stalkers serta Pearce
dan Robinson, membedakan lingkungan berdasarkan sumber informasi yang diberikannya (stabil,
berubah cepat, dsb.). Terdapat pula perbedaan antara lingkungan eksternal dan internal, serta
pembagian antara lingkungan industri, lingkungan jauh, dan lingkungan operasional.

Peran Lingkungan Bisnis: Lingkungan bisnis memainkan peran penting dalam pengambilan
keputusan organisasi. Interaksi organisasi dengan lingkungannya melibatkan hubungan dengan
pelanggan, pemasok, serikat dagang, dan pemegang saham. Lingkungan bisnis sangat
mempengaruhi strategi yang diambil oleh organisasi.

Bab ini membahas kompleksitas definisi lingkungan bisnis serta beragam pendekatan dalam
mengkategorikan dan memahami pengaruhnya terhadap organisasi. Lingkungan bisnis menjadi
faktor kunci yang harus dipertimbangkan dalam strategi dan pengambilan keputusan bisnis.

Bab 4 membahas lingkungan internal suatu organisasi, yang melibatkan interaksi perusahaan dengan
elemen internalnya dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan bisnis. Faktor-faktor internal
ini terdiri dari struktur organisasi, budaya perusahaan, serta sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan.

Lingkungan Internal: Lingkungan internal merupakan bagian dari lingkungan organisasi yang meliputi
struktur organisasi, budaya, dan sumber daya yang tersedia. Analisis lingkungan internal bertujuan
untuk memahami kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.

Faktor-faktor Internal Perusahaan: Glueck dan Jauch (1998) menjelaskan bahwa analisis lingkungan
internal melibatkan evaluasi dalam bidang pemasaran, distribusi, riset dan pengembangan, produksi,
sumber daya manusia, serta faktor keuangan dan akuntansi. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
mengidentifikasi kapabilitas yang krusial dalam organisasi, memanfaatkan peluang secara efektif,
dan mengatasi ancaman yang ada di lingkungan perusahaan.

Bab ini memfokuskan pada pemahaman tentang lingkungan internal organisasi, memperhatikan
berbagai elemen yang membentuk struktur dan daya saing perusahaan. Analisis lingkungan internal
penting untuk mengidentifikasi potensi dan kendala yang dapat memengaruhi strategi bisnis
perusahaan.

Bab 5 membahas penggunaan analisis SWOT sebagai alat sistematis untuk mengevaluasi situasi
organisasi. Ini merupakan langkah dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan manajer
strategis untuk meninjau misi dan tujuan perusahaan, serta mengevaluasi strategi alternatif yang
memungkinkan untuk pertumbuhan dan pengembangan.

Analisis Situasi: SWOT - SWOT adalah singkatan dari Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan),
Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Ini merupakan alat analisis yang membantu dalam
memahami kondisi internal dan eksternal suatu organisasi.

Analisis Internal dan Eksternal:

Internal (Kekuatan dan Kelemahan): Melibatkan penilaian terhadap faktor-faktor yang ada di dalam
organisasi, seperti kekuatan yang dimiliki (misalnya, sumber daya yang kuat) dan kelemahan internal
(misalnya, keterbatasan atau kekurangan).

Eksternal (Peluang dan Ancaman): Memperhatikan faktor-faktor di luar organisasi yang bisa
memengaruhi kinerja perusahaan, termasuk peluang untuk pertumbuhan dan ancaman yang
mungkin timbul dari lingkungan eksternal (misalnya, persaingan yang intensif atau perubahan
regulasi).

Bab ini menekankan pentingnya melakukan tinjauan menyeluruh terhadap kondisi internal dan
eksternal organisasi sebagai landasan untuk merancang strategi dan program kerja yang tepat.
Selain itu, mempertimbangkan alternatif strategi dan penyesuaian dengan kondisi industri juga
menjadi fokus untuk memungkinkan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Bab 6 membahas strategi fungsional yang memfokuskan pada peningkatan produktivitas sumber
daya dan kompetensi tertentu untuk memberikan keunggulan kompetitif pada perusahaan atau unit
bisnis. Ini merupakan langkah dalam menyesuaikan strategi perusahaan dan bisnis ke dalam
kegiatan fungsional yang lebih spesifik untuk meningkatkan kinerja.

Strategi Fungsional:

Maksimalkan Produktivitas Sumber Daya: Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dengan
fokus pada kegiatan spesifik dalam tiap unit fungsional.

Kompetensi dan Keunggulan Kompetitif: Setiap fungsi perusahaan memiliki tanggung jawabnya
sendiri dalam menghasilkan keunggulan kompetitif, seperti pengembangan strategi dalam
manufaktur untuk menurunkan biaya produksi atau strategi pemasaran yang meningkatkan
penjualan.

Karakteristik Strategi Fungsional:

Jangka Waktu: Strategi fungsional berfokus pada aktivitas jangka pendek yang sesuai dengan
implementasi strategi perusahaan dalam waktu yang lebih dekat.

Spesifik: Lebih rinci dan spesifik dibanding strategi perusahaan yang memberikan arahan umum.

Pembuat Strategi: Pembuatan strategi fungsional melibatkan banyak orang di tingkat fungsional dan
bisnis, di mana manajer mendelegasikan tanggung jawab ini kepada bawahannya.

Pentingnya Strategi Fungsional: Setelah strategi bisnis ditetapkan, strategi fungsional diperlukan
untuk mendukung implementasi strategi pada tingkat operasional. Ini memastikan keseluruhan
strategi dapat dijalankan secara konsisten dan sesuai dengan tujuan perusahaan atau unit bisnis.
Bab ini menegaskan bahwa strategi fungsional merupakan bagian kunci dalam menerjemahkan dan
menjalankan strategi perusahaan pada tingkat operasional, mengarah pada pencapaian tujuan
jangka pendek yang sesuai dengan arah strategi yang lebih besar.

Bab 7 menyoroti pentingnya implementasi strategi setelah formulasi strategi telah dilakukan.
Memiliki strategi yang baik hanyalah langkah awal; jika tidak diimplementasikan dengan baik, bisa
berujung pada kegagalan. Pembahasan implementasi strategi meliputi:

Pentingnya Implementasi Strategi: Menekankan bahwa formulasi strategi yang hebat saja tak cukup.
Implementasi yang efektif diperlukan agar strategi dapat dijalankan dengan baik dan mencapai
tujuan yang diinginkan.

Fokus Pembahasan:

Gambaran kemungkinan hasil formulasi dan implementasi strategi.

Analisis terhadap proses implementasi strategi dan cara menjalankannya.

Langkah-langkah Implementasi Strategi:

Pengwujudan Strategi Sehari-hari: Strategi harus menjadi panduan bagi karyawan dalam aktivitas
mereka.

Penyelarasan dengan Organisasi: Strategi harus tercermin dalam struktur, nilai, dan budaya
perusahaan.

Pengawasan oleh Manajer: Manajer bertanggung jawab mengarahkan dan mengendalikan kegiatan
agar sesuai dengan tujuan perusahaan.

Langkah-langkah Implementasi:

Identifikasi Sasaran Tahunan: Membuat pedoman untuk strategi jangka panjang dalam pencapaian
tujuan tahunan.

Pengembangan Strategi Fungsional: Menerjemahkan strategi umum ke dalam rencana tindakan di


unit-unit fungsional.

Komunikasi Kebijakan: Menyampaikan kebijakan yang menjadi panduan bagi manajer operasional
dan bawahannya dalam menjalankan strategi.

Bab 8 membahas tahap pengendalian dan evaluasi strategi setelah proses implementasi. Fokusnya
pada memastikan perusahaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan membandingkan
kinerja aktual dengan hasil yang diinginkan.

Pengendalian Secara Umum: Proses untuk memastikan rencana terlaksana dengan baik.
Pengendalian strategi lebih fokus pada pemantauan dan evaluasi manajemen strategi.
Pertanyaan-Pertanyaan dalam Pengendalian Strategi:

Konsistensi implementasi dengan formulasi strategi.

Apakah analisis lingkungan mencerminkan keadaan sebenarnya?

Apakah tujuan perusahaan tercapai?

Apakah strategi yang diusulkan masih relevan?

Pendekatan Pengendalian:

Pendekatan Tradisional: Melibatkan langkah-langkah umum, seperti pengukuran kinerja,


perbandingan dengan standar, dan tindakan perbaikan jika dibutuhkan.

Model Pengendalian: Pengukuran kinerja dibandingkan dengan standar yang ada. Jika kinerja
melebihi atau sama dengan standar, tindakan perbaikan mungkin tidak terlalu diperlukan. Namun,
jika kinerja tidak mencapai standar, tindakan perbaikan diperlukan.

Bab ini menekankan pentingnya pengendalian strategi untuk memastikan bahwa perusahaan
berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan, dan jika diperlukan, tindakan perbaikan harus diambil
untuk memastikan pencapaian tujuan yang diinginkan.

Bab 9 membahas Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Kualitas Terpadu, sebuah
konsep yang menekankan pentingnya kualitas dalam bisnis, juga diterapkan dalam pendidikan. TQM
menekankan kepuasan pelanggan sebagai fokus utama, memastikan produk atau layanan yang
dihasilkan memenuhi harapan pelanggan.

Konsep TQM dalam Bisnis: TQM memperhatikan kualitas produk dari perspektif konsumen, dengan
fokus pada kecocokan penggunaan, keinginan pelanggan, dan spesifikasi teknis. Kualitas dilihat
sebagai aspek penting yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, daya saing, dan pertumbuhan
perusahaan.

Definisi Mutu: Berbagai pandangan tentang mutu ditekankan, termasuk perspektif transenden,
produk, pemakai, manufaktur, dan nilai. Ini mencakup derajat atribut produk, pemenuhan keinginan
pelanggan, pemenuhan spesifikasi, dan penyediaan produk dengan mutu yang dapat diterima
dengan harga wajar.

Hubungan dengan Pelanggan: Kualitas dikaitkan erat dengan kepuasan pelanggan, dengan mutu
yang tinggi berpotensi meningkatkan kepuasan pelanggan dan laba perusahaan.

Bab ini memperjelas konsep TQM dalam bisnis, menyoroti hubungan erat antara mutu produk,
kepuasan pelanggan, dan pertumbuhan perusahaan serta mengilustrasikan pandangan beragam
terhadap definisi mutu.

Anda mungkin juga menyukai