(Jurnal)
Oleh
DEBI GUSMALISA
ABSTRAK
The objective of this research was to find out information about the influence of
GLVFRYHU\ OHDUQLQJ PRGHO DSSOLFDWLRQ WR VWXGHQWV¶ OHDUQLQJ UHVXOWV LQ JHRJUDSK\
subject of Grade X in State Senior High School 1 in academic year 2014/2015.
Population was 194 Grade X students in State Senior High School 1 in West Merapi.
64 respondent samples were taken using simple random sampling. Data were
analyzed using t-test analysis. The results showed that there was a significant
difference of average of gain values between classroom that received discovery
learning model and classroom that received lecturing method. The conclusion was
WKDW OHDUQLQJ SURFHVV E\ XVLQJ GLVFRYHU\ OHDUQLQJ PRGHO LQIOXHQFHG VWXGHQWV¶ OHDUQLQJ
method in geography subject.
Kata Kunci : discovery learning, hasil belajar dan penerapan model pembelajaran.
Keterangan:
1. Mahasiswa Pendidikan Geografi
2. Dosen Pembimbing 1
3. Dosen Pembimbing 2
1
PENDAHULUAN
Tabel 1. Hasil Nilai MID Semester Pelajaran Geografi di kelas X SMA Negeri 1
Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.
No Interval Frekuensi Presentase
• (tuntas) 38 38,8
< 75 (tidak tuntas) 60 61,2
Jumlah 98 100
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.
2
Dari data di atas diketahui bahwa di siswa agar aktif dalam proses
SMA Negeri 1 Merapi Barat pembelajaran serta membuat suasana
menetapkan Kriteria Ketuntasan belajar yang lebih menyenangkan demi
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
geografi adalah 75. Siswa dinyatakan Salah satunya dengan menggunakan
tuntas belajar apabila siswa mencapai model discovery learning. Menurut
nilai 75 atau lebih. Berdasarkan hasil Agus N. Cahyo (2013:101)
nilai MID semester pelajaran geografi pembelajaran discovery ialah suatu
kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat pembelajaran yang melibatkan siswa
diketahui bahwa hasil belajar geografi dalam proses kegiatan mental melalui
siswa belum semuanya tuntas, karena tukar pendapat, dengan berdiskusi,
dari 98 siswa sebanyak 60 atau 61,2 % membaca sendiri, dan mencoba
siswa belum mencapai standar (KKM). sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Siswa yang memiliki nilai lebih dari Salah satu keunggulan model
(KKM) sebanyak 38 siswa dari 98 pembelajaran discovery ini mengubah
siswa atau 38,8 %. kondisi belajar yang pasif menjadi
aktif dan kreatif.
Berdasarkan perolehan data di atas
diketahui bahwa hasil belajar geografi Menurut Sardiman (1990:96)
rendah. Belum optimalnya hasil mengatakan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran tersebut diduga kurang belajar di kelas, aktivitas siswa sangat
tepat model pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar
digunakan. Selama ini proses siswa itu sendiri sebab dalam belajar
pembelajaran yang terjadi di SMA siswa diharuskan untuk berpikir dan
Negeri 1 Merapi Barat guru masih berbuat karena setiap orang yang
sering menggunakan metode ceramah belajar harus aktif sendiri, karena
sebagai alternatif pembelajaran di tanpa adanya aktivitas maka proses
kelas. Metode ceramah adalah belajar tidak akan mungkin terjadi. Di
penerangan dan penuturan secara lisan dalam hasil belajar terdapat tiga
oleh guru terhadap kelasnya, indikator ketuntasan hasil belajar, pada
sedangkan peranan murid penelitian ini yang menjadi fokus
mendengarkan dengan teliti, serta penilaian adalah aspek kognitif saja.
mencatat yang pokok dari yang
dikemukakan oleh guru. Metode Berdasarkan latar belakang tersebut,
ceramah bila selalu digunakan dapat maka perlu diadakan penelitian
membuat bosan. Hal ini membuat mengenai model discovery learning di
siswa hanya mendengarkan informasi SMA Negeri 1 Merapi Barat.
yang disampaikan oleh guru, sehingga Penelitian ini bertujuan untuk
siswa kurang berperan aktif dalam mengetahui pengaruh penggunaan
proses pembelajaran. model discovery learning terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Untuk mengatasi masalah tersebut, geografi siswa kelas X SMA Negeri 1
guru perlu mengadakan perbaikan Merapi Barat tahun pelajaran
dalam penggunaan model 2014/2015.
pembelajaran yang dapat membantu
3
METODE PENELITIAN
MHQXUXW 6XEDJ\R ³PHWRGH Menurut Sugiyono (2013:80), populasi
penelitian adalah suatu cara atau jalan merupakan wilayah generalisasi yang
untuk memperoleh kembali terdiri atas objek atau subjek yang
pemecahan terhadap segala mempunyai kualitas dan karakteristik
SHUPDVDODKDQ´ tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Metode yang digunakan dalam kesimpulannya.
penelitian ini adalah eksperimen yaitu
dengan mengadakan percobaan atau Populasi dalam penelitian ini adalah
eksperimen untuk menguji hipotesis. seluruh siswa kelas X di SMA Negeri
Metode eksperimen yang digunakan 1 Merapi Barat. seperti pada tabel
adalah eksperimen semu. berikut.
Tabel 2. Data Anggota Populasi kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Kabupaten
Lahat Tahun Pelajaran 2014/2015.
Tabel 3. Data Anggota Sampel Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Kabupaten
Lahat Tahun Pelajaran 2014/2015.
Asymp. Sig.
Data Kesimpulan
(2-tailed)
Tes Awal Kelompok Model Discovery Learning 0,125 Normal
Tes Awal Kelompok Kontrol 0,158 Normal
Berdasarkan tes awal (pre-test) untuk rata-rata 79,06 untuk skor tertinggi
kelompok model discovery learning adalah 90 dan untuk skor terendah
nilai siswa diketahui memiliki rata-rata adalah 65 serta 25 (78,12%) siswa
45,46 untuk skor tertinggi adalah 70 mampu mencapai KKM. Sedangkan
dan untuk skor terendah adalah 30. tes akhir (post-test) untuk kelompok
Sedangkan tes awal (pre-test) untuk kontrol nilai siswa diketahui memiliki
kelompok kontrol nilai siswa diketahui rata-rata 46,09 untuk skor tertinggi
memiliki rata-rata 45,31 untuk skor adalah 75 dan untuk skor terendah
tertinggi adalah 70 dan untuk skor adalah 40. Hasil tersebut menunjukkan
terendah adalah 30. bahwa hasil belajar kognitif siswa
pada tes akhir (post-test) kelompok
Berdasarkan tes akhir (post-test) untuk kontrol hanya 1 siswa yang mampu
kelompok kelompok model discovery mencapai KKM.
learning nilai siswa diketahui memiliki
Simpulan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil 1. Untuk meningkatkan hasil belajar
analisis data, mengenai pengaruh siswa, sebaiknya guru menerapkan
penggunaan model discovery learning model discovery learning.
terhadap hasil belajar siswa pada mata 2. Diharapkan bagi peneliti yang lain
pelajaran geografi siswa kelas X SMA dapat mengkaji lebih lanjut
Negeri 1 Merapi Barat tahun pelajaran penelitian yang serupa dengan
2014/2015 maka peneliti dapat model pembelajaran yang berbeda.
menyimpulkan bahwa penggunaan 3. Pada Program Studi Geografi
model discovery learning berpengaruh diharapkan dapat dijadikan salah
terhadap hasil belajar siswa kelas X satu acuan dalam program dan
SMA N 1 Merapi Barat. Hal ini pembelajaran untuk meningkatkan
dibuktikan dari peningkatan nilai siswa hasil belajar siswa.
dari pre-test ke post-test.
DAFTAR PUSTAKA