Anda di halaman 1dari 11

1

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

(Jurnal)

Oleh
DEBI GUSMALISA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
2

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Debi Gusmalisa 1) Pargito 2) Dedy Miswar 3)

The objective of this research was to find out information about the influence of
GLVFRYHU\ OHDUQLQJ PRGHO DSSOLFDWLRQ WR VWXGHQWV¶ OHDUQLQJ UHVXOWV LQ JHRJUDSK\
subject of Grade X in State Senior High School 1 in academic year 2014/2015.
Population was 194 Grade X students in State Senior High School 1 in West Merapi.
64 respondent samples were taken using simple random sampling. Data were
analyzed using t-test analysis. The results showed that there was a significant
difference of average of gain values between classroom that received discovery
learning model and classroom that received lecturing method. The conclusion was
WKDW OHDUQLQJ SURFHVV E\ XVLQJ GLVFRYHU\ OHDUQLQJ PRGHO LQIOXHQFHG VWXGHQWV¶ OHDUQLQJ
method in geography subject.

Keywords : discovery learning, learning result and learning model application

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang pengaruh model


pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA N 1
Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas
X SMA Negeri 1 Merapi Barat sebanyak 194, jumlah sampel sebanyak 64 siswa
diperoleh teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan tes.
Analisis data yang digunakan adalah uji t. Hasil analisis data diperoleh adanya
perbedaan yang signifikan rata-rata nilai gain pada kelas yang diberi perlakuan model
discovery learning dan pada kelas yang diberi perlakuan metode ceramah, untuk nilai
kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan proses
pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.

Kata Kunci : discovery learning, hasil belajar dan penerapan model pembelajaran.

Keterangan:
1. Mahasiswa Pendidikan Geografi
2. Dosen Pembimbing 1
3. Dosen Pembimbing 2
1

PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Sisdiknas suasana pembelajaran yang


nomor 20 tahun 2003, pendidikan menyenangkan dan dapat membuat
peserta didik aktif dalam proses
adalah usaha sadar dan terencana pembelajaran. Dengan adanya model
untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran juga diharapkan dapat
proses pembelajaran agar peserta didik mengubah kondisi yang pasif menjadi
secara aktif mengembangkan potensi aktif dan kreatif. Mengubah
dirinya untuk memiliki kekuatan pembelajaran yang teacher oriented
spiritual keagamaan, pengendalian yaitu guru merupakan pusat informasi
menjadi student oriented, siswa
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
menjadi subjek aktif belajar. Jika
mulia, serta keterampilan yang peserta didik mampu menjadi subjek
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa aktif belajar dengan suasana
dan negara. pembelajaran yang menyenangkan
dengan menggunakan metode yang
Pendidikan di Indonesia tidak dapat tepat maka akan berpengaruh terhadap
terlepas dari proses pengajaran dan hasil belajar siswa yang baik pula.
pembelajaran. Pembelajaran adalah
usaha sadar guru untuk membantu Berdasarkan hasil observasi
siswa atau anak didik, agar mereka pendahuluan dan wawancara dengan
dapat belajar sesuai dengan kebutuhan guru mata pelajaran geografi di SMA
dan minatnya. Sementara pengajaran Negeri 1 Merapi Barat diketahui
adalah kegiatan yang dilakukan guru bahwa nilai siswa pada mata pelajaran
dalam menyampaikan pengetahuan geografi masih rendah, guru masih
kepada siswa. Pengajaran juga dapat berperan sepenuhnya dalam
diartikan sebagai suatu proses yang pembelajaran. Siswa masih belum
dilakukan oleh para guru dalam aktif dan mandiri untuk
membimbing, membantu, dan mengembangkan pengetahuan mereka
mengarahkan peserta didik untuk dengan mencari bahan-bahan
memiliki pengalaman belajar. pendukung pendidikan mereka dengan
sendiri. Masih rendahnya nilai siswa
Saat ini banyak model pembelajaran pada mata pelajaran geografi dapat
yang telah dikembangkan oleh para dilihat pada tabel berikut.
ahli dan diharapkan mampu membuat

Tabel 1. Hasil Nilai MID Semester Pelajaran Geografi di kelas X SMA Negeri 1
Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.
No Interval Frekuensi Presentase
• (tuntas) 38 38,8
< 75 (tidak tuntas) 60 61,2
Jumlah 98 100
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.
2

Dari data di atas diketahui bahwa di siswa agar aktif dalam proses
SMA Negeri 1 Merapi Barat pembelajaran serta membuat suasana
menetapkan Kriteria Ketuntasan belajar yang lebih menyenangkan demi
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
geografi adalah 75. Siswa dinyatakan Salah satunya dengan menggunakan
tuntas belajar apabila siswa mencapai model discovery learning. Menurut
nilai 75 atau lebih. Berdasarkan hasil Agus N. Cahyo (2013:101)
nilai MID semester pelajaran geografi pembelajaran discovery ialah suatu
kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat pembelajaran yang melibatkan siswa
diketahui bahwa hasil belajar geografi dalam proses kegiatan mental melalui
siswa belum semuanya tuntas, karena tukar pendapat, dengan berdiskusi,
dari 98 siswa sebanyak 60 atau 61,2 % membaca sendiri, dan mencoba
siswa belum mencapai standar (KKM). sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Siswa yang memiliki nilai lebih dari Salah satu keunggulan model
(KKM) sebanyak 38 siswa dari 98 pembelajaran discovery ini mengubah
siswa atau 38,8 %. kondisi belajar yang pasif menjadi
aktif dan kreatif.
Berdasarkan perolehan data di atas
diketahui bahwa hasil belajar geografi Menurut Sardiman (1990:96)
rendah. Belum optimalnya hasil mengatakan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran tersebut diduga kurang belajar di kelas, aktivitas siswa sangat
tepat model pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar
digunakan. Selama ini proses siswa itu sendiri sebab dalam belajar
pembelajaran yang terjadi di SMA siswa diharuskan untuk berpikir dan
Negeri 1 Merapi Barat guru masih berbuat karena setiap orang yang
sering menggunakan metode ceramah belajar harus aktif sendiri, karena
sebagai alternatif pembelajaran di tanpa adanya aktivitas maka proses
kelas. Metode ceramah adalah belajar tidak akan mungkin terjadi. Di
penerangan dan penuturan secara lisan dalam hasil belajar terdapat tiga
oleh guru terhadap kelasnya, indikator ketuntasan hasil belajar, pada
sedangkan peranan murid penelitian ini yang menjadi fokus
mendengarkan dengan teliti, serta penilaian adalah aspek kognitif saja.
mencatat yang pokok dari yang
dikemukakan oleh guru. Metode Berdasarkan latar belakang tersebut,
ceramah bila selalu digunakan dapat maka perlu diadakan penelitian
membuat bosan. Hal ini membuat mengenai model discovery learning di
siswa hanya mendengarkan informasi SMA Negeri 1 Merapi Barat.
yang disampaikan oleh guru, sehingga Penelitian ini bertujuan untuk
siswa kurang berperan aktif dalam mengetahui pengaruh penggunaan
proses pembelajaran. model discovery learning terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Untuk mengatasi masalah tersebut, geografi siswa kelas X SMA Negeri 1
guru perlu mengadakan perbaikan Merapi Barat tahun pelajaran
dalam penggunaan model 2014/2015.
pembelajaran yang dapat membantu
3

METODE PENELITIAN
MHQXUXW 6XEDJ\R ³PHWRGH Menurut Sugiyono (2013:80), populasi
penelitian adalah suatu cara atau jalan merupakan wilayah generalisasi yang
untuk memperoleh kembali terdiri atas objek atau subjek yang
pemecahan terhadap segala mempunyai kualitas dan karakteristik
SHUPDVDODKDQ´ tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Metode yang digunakan dalam kesimpulannya.
penelitian ini adalah eksperimen yaitu
dengan mengadakan percobaan atau Populasi dalam penelitian ini adalah
eksperimen untuk menguji hipotesis. seluruh siswa kelas X di SMA Negeri
Metode eksperimen yang digunakan 1 Merapi Barat. seperti pada tabel
adalah eksperimen semu. berikut.
Tabel 2. Data Anggota Populasi kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Kabupaten
Lahat Tahun Pelajaran 2014/2015.

No Kelas Siswa Jumlah


L P Total
1 X.1 6 26 32
2 X.2 6 26 32
3 X.3 6 26 32
4 X.4 18 15 33
5 X.5 18 15 33
6 X.6 18 14 32
Jumlah 72 122 194
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.

Menurut Prasetyo dan Jannah 2010:120). Sampel siswa dalam


(2012:119), sampel merupakan bagian penelitian ini dipilih dari kelas X.1
dari populasi yang ingin diteliti. Untuk sampai X.6 dan di acak sehingga kelas
Penelitian ini pengambilan sampel yang terpilih menjadi sampel
menggunakan teknik simple random penelitian. umlah siswa dari kedua
sampling yaitu pengambilan anggota kelas tersebut adalah 64 orang yang
sampel dari populasi dilakukan secara akan dibagi menjadi kelas eksperimen
acak tanpa memperhatikan strata yang dan kelas kontrol.
ada dalam populasi itu (Sugiyono,
4

Tabel 3. Data Anggota Sampel Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Kabupaten
Lahat Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kelas Kelompok Siswa Jumlah


L P Total
X.1 Eksperimen 6 26 32
X.2 Kontrol 6 26 32
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.
Menurut (Margono, 2010:155), Uji coba instrumen dimaksudkan
Instrumen adalah alat pengumpul data untuk mengetahui apakah instrumen
yang harus betul-betul dirancang dan yang disusun benar-benar instrumen
dibuat sedemikian rupa sehingga yang baik.
menghasilkan data empiris
sebagaimana adanya. Dalam penelitian Teknik ananlisis data yang digunakan
ini menggunakan instrumen tes. ialah dengan membandingkan hasil
Tujuan test ini adalah untuk mengukur data pre-test dan post-test. Setelah
hasil belajar kognitif siswa sebelum dilakukan uji analisis dilanjutkan
dan setelah menggunakan model menghitung gain. Menghitung gain
pembelajaran discovery learning. ditujukan untuk menghitung
peningkatan hasil belajar siswa setelah
Dalam penelitian ini, instrumen tes mendapat perlakuan dan yang sebelum
berupa soal-soal pilihan ganda objektif mendapat perlakuan.
yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa di awal dan akhir Agar memenuhi persyaratan analisis
pembelajaran yang berupa data dalam menguji hipotesis penelitian,
kuantitatif. Instrumen tes akan dilakukan beberapa langkah uji
menggunakan 20 soal tes pilihan persyaratan, meliputi uji normalitas
ganda dengan pemberian skor untuk data dan uji homogenitas varians data.
setiap soal diberi nilai 5 sehingga
siswa yang menjawab benar seluruh Uji normalitas ini dilakukan untuk
soal akan mendapat nilai 100. mengetahui apakah sebaran yang akan
dianalisis berdistribusi normal atau
Sebelum menggunakan instrumen tidak. Kelompok yang akan diuji
untuk mengambil data, maka normalisasinya berjumlah dua
instrumen yang digunakan perlu kelompok, yang terdiri dari kelompok
diujicobakan terlebih dahulu untuk siswa yang diberi perlakuan, model
mengetahui tingkat validitas dan discovery learning (kelompok
realibilitas instrumen tersebut. eksperimen) dan kelompok siswa yang
diberi perlakuan dengan metode
ceramah (kelompok kontrol).
5

Tabel 4. Rangkuman Output SPSS Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Asymp. Sig.
Data Kesimpulan
(2-tailed)
Tes Awal Kelompok Model Discovery Learning 0,125 Normal
Tes Awal Kelompok Kontrol 0,158 Normal

Tes Akhir Kelompok Model Discovery Learning 0,153 Normal


Tes Akhir Kelompok Kontrol 0,545 Normal
Gain Kelompok Model Discovery Learning 0,568 Normal
Gain Kelompok Kontrol 0,103 Normal
Sumber: Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS Seri 16.0 Tahun 2015.
Uji homogenitas dilakukan untuk yang homogen atau tidak, Adapun
memperoleh informasi apakah kedua hasil perhitungan homogenitas
kelompok sampel memiliki varians disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5. Rangkuman Output SPSS Tabel Test of Homogeneity of Variances

Data Nilai Signifikansi Kesimpulan


Tes awal kelompok model discovery learning
0,665 Homogen
dan kelompok kontrol
Sumber: Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS Seri 16.0 Tahun 2015.

HASIL DAN PEMBAHASAN

iklim, pada pertemuan ketiga tanggal 5


Penelitian ini dilaksanakan di SMA
maret 2015 materi yang diajarkan
Negeri 1 Merapi Barat, waktu
persebaran vegetasi. Kelas kontol
pelaksanaan pada bulan Februari-
pertemuan pertama tanggal 17 febuari
Maret 2015 selama 3 minggu.
2015 materi yang diajarkan atmosfer,
Penelitian ini dimulai pada hari selasa
pada pertemuan kedua tanggal 24
pada pukul 07.30 ± 09.00 WIB untuk
febuari 2015 materi yang diajarkan
kelas X.2 dan hari kamis pada pukul
iklim, pada pertemuan ketiga tanggal 3
08.15 ± 09.45 WIB untuk kelas X.1,
maret 2015 materi yang diajarkan
setiap pembelajaran berlangsung
pesebaran vegetasi. Pada proses
selama dua jam pelajaran atau 90
kegiatan pembelajaran di kelas X.1
menit. Kelas X.1 (Eksperimen)
(eksperimen) menerapkan model
pertemuan pertama tanggal 12 febuari
discovery learning dan menerapkan
2015 materi yang diajarkan lapisan
metode ceramah pada kelas X.2
atmosfer, pertemuan kedua tanggal 26
(kontrol).
febuari 2015 materi yang diajarkan
6

Penelitian ini menerapkan model siswa dan post-test untuk melihat


discovery learning, pada pertemuan pengaruh hasil belajar kognitif siswa
pertama sebelum diberikan perlakuan pada mata pelajaran geografi siswa
dilakukan pre-test untuk melihat kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat
tingkat kemampuan awal yang dimiliki tahun pelajaran 2014/2015.
Tabel 6. Rangkuman Hasil Penelitian Kelompok model discovery learning Dan
Kelompok Kontrol

Kelompok model Discovery Kelompok control


keterangan Learning
Tes Awal Tes Akhir Tes Awal Tes Akhir
Rata-rata 45.46 79.06 45.31 46.09
Standar Deviasi 9.10 7.23 10.69 10.90
Min 30 65 30 30
Max 70 90 70 75
Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2015.

Berdasarkan tes awal (pre-test) untuk rata-rata 79,06 untuk skor tertinggi
kelompok model discovery learning adalah 90 dan untuk skor terendah
nilai siswa diketahui memiliki rata-rata adalah 65 serta 25 (78,12%) siswa
45,46 untuk skor tertinggi adalah 70 mampu mencapai KKM. Sedangkan
dan untuk skor terendah adalah 30. tes akhir (post-test) untuk kelompok
Sedangkan tes awal (pre-test) untuk kontrol nilai siswa diketahui memiliki
kelompok kontrol nilai siswa diketahui rata-rata 46,09 untuk skor tertinggi
memiliki rata-rata 45,31 untuk skor adalah 75 dan untuk skor terendah
tertinggi adalah 70 dan untuk skor adalah 40. Hasil tersebut menunjukkan
terendah adalah 30. bahwa hasil belajar kognitif siswa
pada tes akhir (post-test) kelompok
Berdasarkan tes akhir (post-test) untuk kontrol hanya 1 siswa yang mampu
kelompok kelompok model discovery mencapai KKM.
learning nilai siswa diketahui memiliki

Tabel 7. Nilai Gain Kelompok Discovery Learning Dan Kelompok Kontrol

Kelas Discovery learning Kelas kontrol


Klasifikasi Jumlah Persentase Klasifikasi Jumlah Persentase
Tinggi 8 25 % Tinggi 0 0%
Sedang 24 75% Sedang 0 0%
Rendah 0 0% Rendah 32 100%
Total 32 100% Total 32 100%
Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2015.
7

Berdasarkan tabel di atas diketahui dan kelas kontrol terdapat perbedaan


bahwa nilai gain pada kelompok namun tidak signifikan, yakni rata-rata
model discovery learning diperoleh nilai pre-test kelompok eksperimen
sebanyak 8 siswa yang memiliki nilai adalah 45,46. Untuk rata-rata nilai
gain tinggi, 24 siswa memiliki nilai pretest kelas kontrol adalah 45,31.
gain sedang, dan tidak ada siswa yang Pelaksanaan pre-test dilaksanakan saat
memiliki nilai gain rendah. Sedangkan pertemuan pertama pada kelas
pada kelompok kontrol diperoleh eksperimen dan kelas kontrol sebelum
sebanyak 32 siswa yang memiliki kedua kelas tersebut diberi perlakuan
nilai gain rendah. metode pembelajaran.

Penelitian ini dilakukan di kelas Pokok bahasan pada pertemuan I


eksperimen yang menerapkan model adalah menjelaskan tentang lapisan
discovery learning dan di kelas kontrol atmosfer, pertemuan II materi yang
yang menerapkan metode ceramah. diberikan adalah pembagian jenis-jenis
Setiap kelas dilaksanakan tiga kali iklim dan pada pertemuan III materi
pertemuan. Dalam kegiatan belajar di yang diberikan adalah persebaran
kelas dengan menerapkan model vegetasi di Indonesia.
discovery learning ini di SMA Negeri
Pada kelas eksperimen, pertama
1 Merapi Barat terlihat rasa ingin tahu
peneliti memberikan rangasangan atau
siswa terhadap pelajaran sangat tinggi, stimulasi dengan mengajukan
banyak siswa yang bertanya dalam pertanyaan-pertanyaan yang dapat
kegiatan belajar dan siswa diberi membuat siswa mengeluarkan
kesempatan untuk mengidentifikasi pendapatnya. Kemudian guru
sebanyak mungkin permasalahan yang membagi siswa kedalam kelompok
telah disediakan guru. yang heterogen. Masing-masing siswa
dalam kelompok diberikan LKK yang
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sama, dimana materi dalam LKK
rata-rata nilai pre-test mata pelajaran mengenai materi mengenal lapisan
atmosfer. Tujuan guru membagikan
geografi menunjukkan bahwa
LKK ini untuk memberikan
kemampuan awal masing-masing kesempatan kepada siswa untuk
siswa di kelas eksperimen dan kelas mengidentifikasi sebanyak mungkin
kontrol berbeda namun tidak permasalahan yang terdapat dalam
signifikan. Kemampuan awal dapat LKK. Setelah itu guru memberikan
diartikan sebagai pengalaman belajar kesempatan kepada siswa mencari
yang didapat oleh siswa selama sumber yang dibutuhkan untuk
menjawab permasalahan yang telah
mengikuti proses pembelajaran di dikemukakan. Kemudian siswa
kelas. Dari hasil perhitungan, diketahui melakukan diskusi kelompok, masing-
bahwa rata-rata nilai pre-test mata masing kelompok mempresentasikan
pelajaran geografi kelas eksperimen hasil diskusi dan forum tanya jawab
8

untuk mengetahui kebenaran dari dengan pertemuan II. Pada kelas


materi seputar permasalahan yang eksperimen diberi perlakuan metode
dikemukakan dan pada akhir diskusi discovery learning dan kelas kontrol
penyampaian konsep materi bahasan diberi perlakuan metode ceramah.
dari tiap-tiap kelompok. Terakhir Pada akhir pertemuan dilakukan tes
siswa menarik kesimpulan, sehingga akhir (post-test) yang bersifat
siswa dapat merumuskan suatu individual baik pada kelas kontrol dan
kesimpulan dengan kata-kata atau kelas eksperimen, sehingga diperoleh
tulisan tentang prinsip-prinsip yang hasil belajar. Soal yang diberikan sama
mendasari kesimpulan. dengan soal pre-test yang berjumlah
20 soal pilihan ganda objektif.
Pertemuan II materi yang diberikan
adalah pembagian jenis-jenis iklim. Berdasarkan hasil pertemuan I sampai
Prosedur pelaksanaan pembelajaran III diperoleh hasil bahwa rata-rata
pada pertemuan ini sama dengan post-test hasil belajar geografi pada
pertemuan I. Pada kelas kontrol guru kelas yang diberi perlakuan metode
melakukan presentasi secara garis pembelajaran discovery learning lebih
besar di depan kelas, sementara siswa tinggi dibandingkan pada kelas yang
memperhatikan penjelasan guru. diberi metode ceramah. Hal ini dapat
Sedangkan pada kelas eksperimen dilihat dari hasil penelitian rata-rata
guru membagikan LKK tentang nilai post-test kelompok model
pembagian jenis-jenis iklim kepada discovery learning adalah 79,06.
setiap kelompok. Setelah itu guru Sedangkan rata-rata nilai post-test
memberikan kesempatan kepada siswa kelompok kontrol adalah 46,09.
mencari sumber yang dibutuhkan
untuk menjawab permasalahan yang Hasil analisis data gain kelompok
telah dikemukakan. Kemudian siswa model discovery learning dan
melakukan diskusi kelompok, masing- kelompok kontrol terhadap
masing kelompok mempresentasikan peningkatan hasil belajar siswa pada
hasil diskusi dan forum tanya jawab mata pelajaran geografi siswa kelas X
untuk mengetahui kebenaran dari bahwa dari 32 siswa yang dianalisis
materi seputar permasalahan yang rata-rata nilai gain kelompok model
dikemukakan dan pada akhir diskusi discovery learning adalah 33, 6.
penyampaian konsep materi bahasan Sedangkan rata-rata nilai gain
dari tiap-tiap kelompok. Terakhir kelompok metode ceramah adalah
siswa menarik kesimpulan, sehingga 0,78.
siswa dapat merumuskan suatu
kesimpulan dengan kata-kata atau Berdasarkan hasil penelitian dan
tulisan tentang prinsip-prinsipyang analisis data, mengenai pengaruh
mendasari kesimpulan. penggunaan model discovery learning
terhadap hasil belajar siswa kelas X
Pada pertemuan III materi yang SMA Negeri 1 Merapi Barat bahwa
diberikan adalah persebaran vegetasi penggunaan model discovery learning
di Indonesia. Prosedur pelaksanaan berpengaruh terhadap hasil belajar
pembelajaran pada pertemuan ini sama kognitif siswa.
9

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil 1. Untuk meningkatkan hasil belajar
analisis data, mengenai pengaruh siswa, sebaiknya guru menerapkan
penggunaan model discovery learning model discovery learning.
terhadap hasil belajar siswa pada mata 2. Diharapkan bagi peneliti yang lain
pelajaran geografi siswa kelas X SMA dapat mengkaji lebih lanjut
Negeri 1 Merapi Barat tahun pelajaran penelitian yang serupa dengan
2014/2015 maka peneliti dapat model pembelajaran yang berbeda.
menyimpulkan bahwa penggunaan 3. Pada Program Studi Geografi
model discovery learning berpengaruh diharapkan dapat dijadikan salah
terhadap hasil belajar siswa kelas X satu acuan dalam program dan
SMA N 1 Merapi Barat. Hal ini pembelajaran untuk meningkatkan
dibuktikan dari peningkatan nilai siswa hasil belajar siswa.
dari pre-test ke post-test.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, Agus. 2013. Panduan Aplikasi Subagyo, Joko. 2006. Metode


Teori-Teori Belajar Mengajar. Penelitian dalam Teori dan
Jogjakarta: DIVA press Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Sugiyono. 2010. Metode Penelitian


Pendidikan. Jakarta: Rineka Pendidikan: pendekatan
Cipta. kuantitatif, kualitatif, dan R & D.
Bandung. Alfabeta.
Prasetyo, Bambang. Lina, Miftahul
Jannah. 2012. Metode Penelitian Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Kuantitatif dan Kualitatif dan R &
Jakarta: Rajawali Pers. D. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. 1990. Interaksi dan


Motivasi Belajar Mengajar.
Pedoman Bagi Guru dan Calon
Guru. Jakarta: Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai