A.GUSTANG
PASCASARJANA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
i
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL
A. GUSTANG
P17002080001
Komisi Penasehat
Ketua Anggota
Mengetahui
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAAN ii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 15
C. Tujuan Penelitian 16
D. Batasan Penelitian 16
E. Manfaat Penelitian 17
B. Landasan Teori 27
C. Kerangka Konseptual 57
D. Hipotesis 60
D. Metode Analisis 64
E. Definisi Operasional 68
DAFTAR PUSTAKA 71
iii
DAFTAR TABEL
Indonesia I – IV 6
Pelabuhan Indonesia I – IV 8
iv
DAFTAR GANBAR DAN GRAFIK
I – IV 7
Pelabuhan Indonesia I – IV 8
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
36). Masih menjadi tanda tanya apakah otonomi yang diberikan terlalu luas
service yang memberikan angin surga kepada daerah, terutama daerah kaya
vi
masih ada ganjalan atau tidak, jeda waktu masa transisi pelaksanaan
daerah untuk menjalankan hak dan fungsi otonomi menurut kehendak daerah
vii
dan daerah sebagai konsekuensi logis tanggung jawab negara terhadap
dana perimbangan berupa dana alokasi umum (DAU) yang bersifat block
grant, dana alokasi khusus (DAK) yang bersifat specific grant dan pinjaman
kemampuan.
pajak dan bukan pajak, subsidi daerah otonom dan bantuan pembangunan.
daerah, 3) hasil BUMD, dan 4) penerimaan lain-lain. Daerah harus jeli dalam
viii
terobosan dalam meningkatkan perolehan PAD, sebab faktor dana sangat
perdagangan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi antara lain daya
angkut banyak, jarak tempuh luas dan biaya relatif murah. Guna menunjang
hanya jadi sarang binatang dan hiasan di lokasi proyek. Dana Negara sudah
ix
dikeluarkan begitu banyak yang sumbernya dari pajak yang di pungut dari
masyarakat jadi kuran efektif dan hampir tidak memberikan imbal balik yang
uang gari kas Negara atau Daerah. Sehinggah dibuatlah proposal usulan
anggaran dan studi kelayakan yang sangat layak untuk dibangun dengan
atau hujan.
terkadang ada proyek investasi pemerintah yang sipatnya badan usaha tapi
x
tidak bisa menghidupi dirinya sendiri. Sautu dilema bagi pemerintah
membangun suatu proyek dengan biaya yang begitu besar dan setelah jadi
dan beroperasi hanya jadi parasit yang menggrogoti kas Negara atau daerah
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari pada nilai
sekarang investasi.
banyak fihak yang beranggapan bahwa daerah yang diapit oleh dua kota
seperti Kabupaten Barru sulit berkembang. Oleh karena itu untuk menepis
serta beberapa daerah lainnya, agar Kabupaten Barru harus bisa keluar dari
Beberapa kajian bahwa yang ideal suatu kota ke kota itu adalah 80
xi
100 Km.” Dari jarak seperti itu apakah Kabupaten Barru bisa dikembangkan
dengan selat Makassar kemudian juga potensi kedalaman laut yang dimiliki
bahkan pada tahun 2004 lalu, Bapak Gubernur menyetujui bahwa apabila
nanti pelabuhan fery Garongkong sudah dapat berfungsi dengan baik maka
potensi laut melalui dua pelabuhan itu diharapkan akan lebih menggeliatkan
perekonomian masyarakat.”
Timur yang mempunyai luas wilayah kl. 1.174,72 km2 ( 117.427 Ha ), dengan
xii
- Sebelah selatan dengan Kabupaten Pangkep
bervariasi ,terdiri dari daerah laut , dataran rendah dan daerah pegunungan
selat makassar.
tahun terjadi 2 kali pergantian musim, yaitu musim hujan terjadi pada pada
bulan Oktober hingga Maret, angin bertiup dari arah barat, dan usim
kemarau terjadi pada bulan April hingga September, angin bertiup dari arah
berdasarkan pada bulan basah ( curah hujan lebih dari 200 mm/bulan) dan
bulan kering ( curah hujan kurang dari 100 mm/bulan ), di Kabupaten Barru
terdapat seluas 71,79 % wilayah (84.340 Ha) dengan tipe iklim C yakni
mempunyai bulan basah berturut – turut kurang dari 2 bulan ( April sampai
dengan September). Total hujan selama setahun sebanyak 113 hari dengan
jumlah curah hujan sebesar 5.252 mm. Curah hujan berdasarkan hari hujan
xiii
terbanyak pada pada bulan Desember – Januari dengan jumlah curah hujan
kawasan peternakan.
Wilayah utara yang terdiri dari Kecamatan Balusu, Soppeng Riaja dan
xiv
cukup bervariasi ini terdiri dari laut,dataran rendah, dan daerah
pegunungan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
xv
1. Untuk menguji kelayakan pembangunan pelabuhan Fery Garongkong
sendiri operasinya.
ekonominya habis.
D. Batasan Penelitian
1. Untuk penilaian kelayakan kami hanya menilai dari segi financial saja.
Kabupaten Barru.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari proses sampai hasil penelitian ini, adalah;
xvi
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
perubahan kenaikan harga jual CPO dan Kernel baik domestik maupun luar
manfaat bagi petani (hasil panen petani ataupun TBS yang tidak tertampung
sudah bisa dikurangi, tambahan income, lapangan kerja baru), PT. Kurnia
xvii
(keuntungan finansial, mengatasi masalah TBS yang terbuang, mengurangi
Ir. M.Zainul Arifin, MT dan Enik Muhemin, ST, 2009, “Analisis Ekonomi
layak dengan meninjau hasil analisa ekonomi yang dilakukan pada bab
(NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR) dengan
discount rate 5% sampai 15% nilai NPV>0 dan nilai BCR>1, sedangkan
pada discount rate 20% sampai 25% nilai NPV<0 dan nilai BCR<1. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai IRR berada pada kisaran discount rate 10% dan
dimulai dari tahun 2007, dengan menggunakan tingkat suku bungan 5%,
10%, 15%, 20% dan 25%, diperoleh nilainilai NPV, BCR dan IRR sebagai
berikut:
2,417
1,365
xviii
tingkat suku bunga 15%, nilai NPV = -42,039,270,762, nilai BCR =
0,860
0,593
0,437
Dan nilai IRR yang didapatkan ialah sebesar 13,76%, yang mana nilai
ini dapat diterima (layak) bila meninjau tingkat suku bunga pinjaman Bank
dari 5% hingga 25%, yang ditinjau dengan menggunakan tingkat suku bunga
5%, 10%, 15%, 20% dan 25% menunjukkan nilai-nilai NPV, BCR dan IRR
yang masih dapat diterima (layak) bila ditinjau terhadap tingkat suku bunga
pinjaman Bank Dunia yang besarnya sekitar 12%. Setelah dilalukan analisa
bahwa;
xix
1. Analisis keuangan dengan menggunakan metode DEA untuk
total aset, biaya usaha, modal usaha, dan total kewajiban yang
meliputi hutang jangka pendek dan jangka penjang dan output di-
proxy dari laba kotor (earning before tax) serta total pendapatan;
pelabuhan Panjang.
1998 sampai dengan tahun 2002 lebih dipicu oleh pendapatan yang
xx
sifatnya non operating (win fall profit), kenaikan tarif terutama pada
produksi relatif sedikit seiring dengan tingkat produksi yang ada pada
kurun waktu tersebut. Di pihak lain, nilai piutang usaha (bed debt) di
segi hasil usaha, terutama operating ratio dan working ratio kedua
BUMN ini sangat kondusif dan sangat signifikan. Namun dalam hal
nilai kompetitif.
xxi
cabang sampel tersebut kinerjanya berada pada tingkat di bawah
nilai weakness, nilai timbang, dan nilai kinerja terhadap 3 aspek yang
B. Landasan Teori
parameter yakni konsep nilai waktu uang (time value of money). Dalam
kelayakan proyek.
hubungan antara nilai yang akan datang (future value / F) terhadap nilai
xxii
sebagai berikut:
Fn = PV(1+i)n............................... . (1)
Keterangan :
n = tahun ke n, n = 0,1,2,3,4,...
3. Nilai Sekarang
factor (Cf). Jika dalam Cf, yang ditanyakan adalah berapa nilai saat ini
saat ini (PV). Hal ini berarti mendiskontokan nilai uang di kemudian
hari dengan tingkat suku bunga (i) yang berlaku saat ini yang
3.1 Investasi
xxiii
dana masa datang yang jumlahnya lebih besar dari dana yang dilepaskan
untuk dipakai mengadakan barang modal pada saat sekarang ini dan dengan
barang modal tersebut akan dihasilkan aliran produk di masa yang akan
datang. 3)
Jadi penurut penulis bahwa Investasi itu adalah suatu tindakan atau
aktivitas pengeluaran modal atau barang modal pada saat sekarang ini
dengan tujuan untuk mendapatkan arus dana/modal atau suatu produk yang
mempunyai nilai yang lebih besar dimasa yang akan datang atau pada
dengan harapan agar dana atau modal yang mereka korbankan pada saat ini
dapat kembali pada kurun waktu tertentu dimasa mendatang dengan nilai
xxiv
Karena investasi sangat erat kaitannya dengan penganggaran
beberapa pandapat dari para ahli tentang pengertian dari capital budgeting
tersebut.
budget. Angaran pengeluaran modal ini tidak lain dari taksiran pengeluaran
dana yang diperlukan untuk membelanjai suatu usaha proyek, atau sebuah
dua tahun atau lebih guna menetukan apakah rencana tersebut layak
(dua tahun fiscal atau lebih), proyek penanaman modal pada umumnya
S
4) alim Basalamah; Murdifing Haming; dan Syafri Syam, Penilaian Kelayakan
Rencana Penanaman Moda, (Yogyakarta., Gadjah Mada University Press., 1994), hal. 9.
xxv
mencakup pengadaan tanah, bangunan, fasilitas, peralatan, kendaraan dan
sebagainya. 5)
rencana pengeluaran dana untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.
depan, maka akan kita dapat gambaran bahwa investasi itu bermacam-
usahanya investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu; (1) investasi pada aktiva
nyata (real assets atau real investment), misalnya untuk pendirian pabrik-
J
5) ohn J. Clark, ewt.al., Capital Budgeting Planning and Control of Capital
Expenditure, (14th ed, Englewood Cliffs Nj, Prentice – Hall, Inc, 1979), hal. 3.
6) Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: Yayasan
Badan Penerbit Gadjah Mada., 1989), hal. 110.
7) Kartadinata, Abbas. Drs., Pembelanjaan Pengantar Manajemen Keuangan, (cetakan
kedua; PT. Bina Aksara: Jakarta, 1989), hal. 219.
xxvi
pabrik, pendirian hotel/restoran, perkebunan, dan lain-lain. Dan (2) investasi
dibagi menjadi investasi yang bebas resiko (free risk investment) dan
tiga kemungkinan kondisi dimana tergantung dari jenis investasi apa yang
mengambil keputusan investasi semacam ini, kita tidak perlu terlebih dahulu
atau tidak. Yang penting ialah apakah alternatif invesatasi yang dipilih itu
sebagainya.
8 )
Napa J.Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis., PT. Gramedia Pusaka Utama,
Jakarta, 1999), hal. 29.
xxvii
aktiva nyata (real assets) bagi pendirian proyek-proyek bersifat fisik, dimana
pada waktu kita melakukan penilaian terhadap usulan proyek kita tidak
yang kedua, ialah apabila alternatif penggunaan dana itu bukan untuk
membeli aktiva nyata tetapi untuk membeli aktiva keuangan (financial assets)
seperti saham, ataupun obligasi, maka pada waktu kita melakukan penilaian
kita pasti sudah memiliki dana, sebab adalah sangat riskan apabila kita
funds) bagi pembelian aktiva nyata, dan berapa untuk pembelian aktiva
keuangan.
kas ini meduduki tempat yang sangat penting sebab pengeluaran dan
kas. Penilaian kelayakan juga didasarkan atas perbandingan arus kas masuk
xxviii
Masalah proyek juga dinyatakan dalam bentuk arus kas, dan
sekarang ini selalu berharap agar penerimaan kas dimasa yang akan datang
selama usia ekonomis proyek adalah lebih besar dari pada dana kas dimasa
datang kas yang telah dikeluarkan pada saat sekarang ini oleh karena itu
tugas kritis, atau tugas yang sangat penting bagi seorang evaluatir proyek
mendatang tersebut dengan cermat dan tepat. Jika taksiran arus kas akan
datang tersebut akurat, maka simpulan yang ditarik berdasarkan data arus
kas yang dinyatakan juga akan menjadi akurat pula. Ddemikian pula
sebaliknya, jika arus kas yang diestimasikan tidak cermat maka keputusan
yang diambil berdasarkan data arus kas yang dinyatakan itu juga turut
xxix
selama waktu tertentu, terdiri atas laba sesudah pajak ditambah dengan
jumlah penyusutan, sedang rekening utang dan harta tetap tidak berubah.9)
Kedua menurut Grahan Mott (1985) menyatakan istilah arus kas biasa
Dan menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brighan (1997) arus kas
adalah kas bersih actual yang “keluar-masuk” dari dan ke dalam suatu
Jadi pada dasarnya arus kas (cash flow) adalah suatu bentuk laporan
Untuk mendapatkan nilai arus kas seperti yang dimaksud oleh definisi
9)
Basalama, Salim., Haming, Murdifing., dan Syam, Syafri, Penilaian Kelayakan Rencana
Penanaman Modal: (sebuah Studi Bermotif Laba, Yoyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994),
hal. 42, mengutif dari: Eugene M. Lerner, Managerial Finance: A System Approach, (1st ed., New
York: Harcourt Brarace Jovanivich inc., 1971), hal.
10)
Grahan Mott., Menilai dan Merencanakan Penanaman Modal: buku Pedoman
Merencnakan Laba bagi Manajer, (alih bahasa oleh Kishrandoko: PT. Pustaka Binama Presindo:
Jakarta, 1985), hal. 31.
11)
Weston J. Fred; dan Brighan. Eugene F., Managerial Finance, alih bahasa oleh
Kirbrandoko., Wana A. Jaka., dan Dipokusumo, Supranoto., Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (edisi
sembilan, jilid 2: Erlangga, Jakarta., 1997), hal.46.
xxx
Dalam laporan arus kas, beban penyusutan di tambahkan kembali
kepada laba sesudah pajak sebab pada kenyataannya penyusutan itu bukan
beban pengeluaran kas (sekedar sebagai book-cost, dan bukan sebagai out-
of-pocket-cost) dan oleh karena itu penyusutan bukan bagian dari arus kas.
organisasi.
yang akan menjadi alat pengukur terhadap kemampuan arus kas bersih
sesudah pajak, yaitu apakah arus kas bersih dimaksud dapat menutup beban
Tabel 1. Bagan Umum untuk Mendapatkan Nilai Arus Kas Bersih sesudah
pajak Tahunan.
A. Penerimaan Kas:
Taksiran Hasil Penjualan =
Taksiran Volume Penjualan X Harga Jual Rp. …………..
Penjualan Aktiva Tetap (jika ada)* Rp. …………..
Jumlah Penerimaan Kas Rp. …………..
B. Pengeluaran Kas:
1. Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku Rp. …………….
Biaya Upah Lansung Rp. …………….
Biaya Umum Pabrik
xxxi
(Selain Penyusutan) Rp. ……………. +
Jumlah Biaya Poduksi Rp.……………
2. Biaya Penjualan Rp. ……………
3. Biaya Umum Organisasi Rp. ……………
(selain penyusutan)
4. Penyusutan Aktiva Tetap Rp. …………… +
Jumlah Beban Biaya Rp.…………. -
Laba Sebelum Pajak Rp.………….
Beban Pajak Rp.…………. –
Laba Sesudah Pajak Rp.………….
Penyusutan Aktiva Tetap Rp.………. +
ARUS KASH BERSIH SESUDAH PAJAK Rp..………..
*) Penjualan Aktiva tetap bukan penghasilan. Dia bukan revenue, melainkan dis-
investasi, karena itu tidak terkena pajak. Kecuali untuk hasil penjualan. Di atas
nilai buku aktiva yang bersangkutan. Penjualan aktiva memang menambah
arus kas masuk, tetapi tidak menambah penghasilan
Memperhatikan bagan diatas, arus kas terdiri atas dua unsur utama,
sesudah pajak dipakai sebagai akumulasi dana untuk; (a) membayar beban
penyusutan ditambah nilai sisa juga akan sama dengan nilai inisial investasi
tersebut.
xxxii
Karena itu pulalah sehingga dikatakan, akumulasi penyusutan menurut
investasi inisial. Sedang arus kas bersih sesudah pajak setelah dikurangi
langsung dinilai pada aplikasi metode nilai sekarang (present value) dimana
dan nilai sekarang total dibandingkan dengan nilai sekarang investasi inisial.
Jika NPV (nilai sekarang bersih) proyek bertanda positif , berarti proyek
memiliki arus kas yang lebih besar daripada investasi dan oleh karena itu,
Jika nilai sekarang bersih itu bertanda negative, berarti arus kas yang
sederhana.
Misalkan sebuah proyek memerlukan dana investasi sebesar Rp. 500 juta,
50% ditutup dengan pinjaman dengan bunga @ 18% per tahun. Proyek
memiliki usia ekonomis 10 tahun dengan tampa nilai sisa dan disusutkan
menurut metode garis lurus. Penerimaan hasil penjualan pertahun Rp. 200
xxxiii
serta organisasi umum perusahaan sebeasr Rp. 90 juta dan tingkat pajak
diperkirakan 30%. Maka arus kas bersih sesudah pajak untuk proyek tersebut
(b) Sedang apabila laba bersih sesudah pajak (EAT) dihitung menurut
xxxiv
NICF = EAT + Depreciation
Diperoleh ;
Tentu saja hasil yang diperoleh ini tidak selaras dengan makna hakiki
arus kas sesudah pajak (NICK) yang benar harus dipakai formula:
NICF
Dimana ; = EAT + Depreciation + (1-t) . Interest
D = Penyusutan
t = tingkat pajak
l = beban bunga
diperoleh:
= Rp. 92 juta
xxxv
Arus kas proyek dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai macam
Pengelompokan arus kas dapat dilihat dari sudut jenis transaksi kas, sifat
Dilihat dari sudut pandangan ini, arus kas dibedakan ke dalam arus
Arus kas masuk ialah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
penggunaan, dan
3. nilai sisa proyek, yaitu nilai aktiva tetap yang diterima kembali pada
Unsur arus kas masuk yang paling utama ialah penerimaan hasil
penjualan.
Arus kas keluar ialah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
xxxvi
Arus kas keluar ini dibedakan ke dalam:
2. Arus kas bersih, adalah arus kas bruto setelah dikurangi beban
3. Arus kas bersih setelah pajak (net income cash flow) adalah arus
xxxvii
Jenis arus kas yang pertama dipakai jika analisis dilakukan dengan
untuk Net Benefit Cost Ratio, dan yang ketiga jika dipergunakan
1. Arus kas inisial (initial cash flow), ialah arus kas yang terjadi pada
2. Arus kas proyek berjalan (intermediate cash flow), adalah arus kas
3. Arus kas terminal (terminal cash flow), ialah arus kas yang terjadi
pada akhir masa operasi proyek dan terdiri atas arus penerimaan
ialah:
xxxviii
3. arus kas terminal (terminal cash flow).
dan teliti terhadap rencana pengeluaran modal guna menilai apakah rencana
usulan proyek tersebut bias ditekan seminim mungkin. Suatu proyek berhasil
dilaksanakan tentunya didahului oleh studi kelayakan yang cermat dan tepat.
bahwa studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu
berhasil.12)
pajak (net income cash flow), dan proyek tersebut dikategorikan layak jika
arus kas bersih pasca pajak itu lebih besar daripada biaya investasinya.
xxxix
3.3.1 Kegunaan Studi KelayakanProyek
jumlahnya, dilakukan pada saat sekarang ini dan kemanfaatannya baru akan
yang akan datang itu penuh dengan ketidak pastian. Kenyataan ini
tempat penggunaan dengan resiko yang relative kecil seperti menanam dana
dari hasil perbandingan itu memiliki dana memutuskan untuk tidak menanam
penelitiannya menyajikan data bahwa laba deposito lebih besar daripada laba
manfaatan:
peluang keberhasilannya.
xl
3. Mengungkapkan alternative investasi yang didukung oleh hasil analisis
sector:
yang memadai,
xli
3.3.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
2. patut diingat, bahwa di satu sisi mesin yang dibeli pada saat
xlii
serta mutu teknologi sasaran produksi yang akan didayagunakan
4. dalam studi mengenai aspek teknis dan produksi harus dijelas kan
non-integrated processing,
xliii
8. persoalan limbah dan resiko pencemaran, termasuk ancang-
ancang penanganannya,
tersedia,
layak,
3. proyeksi anggaran kas yang merinci perkiraan arus kas masuk dan
arus kas keluar. Proyeksi arus kas ini berguna untuk melaksanakan
xliv
3.3.2.4 Aspek Ekonomi dan Sosial
proses alih-teknologi,
xlv
2. setelah proyek memasuki pase operasi komersial, bagaimana
sebagainya.
3. Akte pendirian, dan izin-izin yang harus dimiliki baik pada waktu
keuangannya. Dari aspek keuangan, suatu usul investasi akan dinilai apakan
pada dasarnya dari berbagai literatur yang ada rata-rata hanya menggunakan
xlvi
1. Payback periode,
karena metode tersebut langsung digunakan dan lebih efektif. Namun pada
investment). Apabila payback itu lebih pendek dari umur proyek, maka usul
investasi tersebut dapat diterima, akan tetapi apabila payback itu lebih
panjang dari umur proyek maka usul investasi tersebut terpaksa ditolak.
Payback ini dapat dihitung dengan cara membagi initial invesment dengan
Initial Investment
Payback Periods = Annual Pr oceeds X 1tahun
xlvii
Misalnya suatu investasi senilai Rp. 18 Milyar yang mampu
membagi EAT (laba setelah dikurangi pajak) dengan initial investment, baik
EAT
ARR = Initial Investment X 100%
xlviii
Umur ekonomis : Rp. 20 tahun
dilakukan dengan cara membagi Earning After Tax Initial invesment sebagai
berikut ;
X 100% 10,4 %
Rp. 0,675 milyar
ARR = Rp. 6,5 milyar
EAT
ARR = Average Investment X 100%
berikut :
X 100% 20,8 %
Rp. 0,675 milyar
ARR = (1 / 2)( Rp. 6,5 milyar )
dan cenderung menggunakan data akuntansi dari data cas flow. Sedangkan
xlix
3.4.3 Net Present Value
Net Present Value (NPV) suatu proyek adalah selisih dari present
ekonomisya, pada discount rate tertentu. Discount rate yang digunakan untuk
menghitung NPV ini adalah cost of capital (minimum required rate of return).
investment, maka NPV bisa positif dan bisa pula negatif. Dengan demikian,
apabila NPV itu negatif, maka usulan proyek tersebut ditolak, akan tetapi
apabila positif, baru usul proyek tersebut diterima. Berarti, usul proyek akan
NPV = -Ao + PV
Berikut ini akan diberikan contoh untuk perhitungan NPV, yaitu Contoh 1 :
l
Tingkat keuntungan yang disyaratkan = 12%
1 (1 0,12)
0,12 / Rp. 3 juta
NPV = - Rp. 12,95 juta +
Karena NPV positif, maka usul proyek tersebut layak (feasibel) untuk
diterima.
Contoh 2 : Suatu usul instansi sebesar Rp. 500 juta yang digunakan
untuk :
Proceeds (after tax cash inflow) = Rp. 150 juta per tahun
pada akhir tahun ke-5. Demikian juga total investment, akan terdiri dari initial
li
investment dan working capital investment. Perhitungan NPV adalah sebagai
berikut ;
Di mana :
Rp. 500 juta adalah PV dari investasi (initial investment dan modal
kerja)
tahunan)
Rp. 111,6881 adalah PV of terminal cash flow (modal kerja dan nilai
residu).
Ternyata hasilnya sama dengan cara yang terdahulu. Cara lain lagi
Tabel 4:
lii
Tahu Cashflow PVIF 15 % PV of cashflow
n
0 -500 juta 1,0000 -500,000 juta
1 150 juta 0,8696 130,440 juta
2 150 juta 0,7561 113,415 juta
3 150 juta 0,6575 98,625 juta
4 150 juta 0,5718 85,770 juta
5 150 juta 0,4972 74,580 juta
5 200 juta 0,4972 99,440 juta
5 25 juta 0,4972 12,430 juta
Net Present Valuae 114,700 Juta
Jadi, karena NPV >0 maka usul proyek itu diterima, sebab dalam
metode ini, usul suatu proyek itu akan diterima apabila NPV = 0.
adalah minimum required rate of return, atau sebesar cost of capital. Dalam
metode Internal Rate of Return (IRR), yang dihitung adalah tingkat bunga
capital investment. Jika tingkat bunga atau IRR itu melebihi required rate of
return, maka usul proyek tersebut dapat diterima, karena akan menghasilkan
liii
PV of cash outflow, yang artinya proyek itu menguntungkan ditinjau dari
aspek finansial. IRR itu menghitung tingkat bunga yang dapat menghasilkan :
Atau :
Berikut ini kita akan mencoba menghitung IRR usul proyek dalam
500 juta = (1 r ) (1 r ) 2 (1 r ) 3 (1 r ) 4
150 juta 150 juta 150 juta 150 juta
NPV, nilai r ini ditentukan lebih dulu. Untuk menghitung r ini hanya dapat
dilakukan dengan prinsip trial and error, yakni dengan mencari dua tingkat
= 23,04 %
liv
Artinya, apabila kita menghitung NPV proyek tersebut dengan
menggunakan discount factor 23,04%, maka yang akan kita peroleh adalah
NPV = 0. Atau dengan kata lain, apabila kita menghitung PV of cash inflow
proyek tersebut dengan investasi Rp. 500 juta. Karena itu, tawaran pinjaman
23,04% harus ditolak. Dengan kata lain apabila tingkat bunga umum atau
required rate of return adalah < 23,045, baru proyek tersebut dapat diterima.
NPV>0, dan usul proyek itu layak untuk diterima. Dengan demikian, PI dapat
PV of Cash Inflow
Profitability Index = PV of Investment
berikut :
lv
Sebenarnya masih banyak metode analisa untuk investasi namun
yang banyak dipergunakan hanya yang tersebut diatas, dan yang lain itu
4. Kerangka Konseptual
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
lvi
Proyeksi Data Menggunakan Regresi Linear
Kesimpulan
Selesai
5. Hipotesis
H. Metode analisis
I. Definisi Operasional
DAFTAR PUSTAKA
lvii
bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang
dimaksud.
Identifikasi Masalah
dilakukan yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal
Perumusan Masalah
Tujuan Studi
Selatan.
Batasan Studi
lviii
b. Studi ini meliputi analisa ekonomi pembangunan Kabupaten Barru, Sulawesi
Selatan.
dengan uang
d. Data yang digunakan dalam studi kelayakan ini merupakan data sekunder
variasi kondisi dasar,biaya naik 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%
lix