Soal Pendalaman THT Complete Februari 2024.Pptx Edit DR Rova
Soal Pendalaman THT Complete Februari 2024.Pptx Edit DR Rova
THT
Mediko made the med-easy!
PERINGATAN
• Semua File Materi (PPT, PDF), File Try Out, dan Video Rekaman Kelas Mediko.Id Telah terdaftar sebagai
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA dan Dilindungi sepenuhnya
oleh Hukum yang Berlaku
• Dilarang keras mengcopy atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi materi PT. MEDIKO EDUKATIF
INDONESIA
• Dilarang keras mengupload ulang video rekaman kelas PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras membagikan atau memperjual-belikan akun Try Out maupun Video PT. MEDIKO
EDUKATIF INDONESIA
• Jika terjadi pelanggaran akan diproses sesuai Hukum yang Berlaku (Undang-Undang Hak Cipta) di
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
THT
Soal No. 1
Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penurunan pendengaran telinga kiri
sejak 1 bulan yang lalu. Pasien memiliki Riwayat jatuh dari motor dengan kepala sebelah kiri menghantam
aspal. Keluhan disertai dengan keluarnya darah pada telinga. Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/70
mmHg, nadi 90 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 37ºC, dan BB 55 kg. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan perforasi pada membrane timani AS. Pada pemeriksaan audiometri didapatkan penurunan
pendengaran suara frekuensi rendah.
Apa diagnosa pasien tersebut?
a. Tuli konduktif
b. Tuli sensorineural
c. Tuli Campuran
d. Trauma akustik
e. Presbiakusis
Soal No. 1
Seorang anak laki-laki berusia 34 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penurunan pendengaran
telinga kiri sejak 1 bulan yang lalu. Pasien memiliki Riwayat jatuh dari motor dengan kepala sebelah kiri
menghantam aspal. Keluhan disertai dengan keluarnya darah pada telinga. Pada pemeriksaan didapatkan
TD 110/70 mmHg, nadi 90 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 37ºC, dan BB 55 kg. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan perforasi pada membrane timani AS. Pada pemeriksaan audiometri
didapatkan penurunan pendengaran suara frekuensi rendah.
Apa diagnosa pasien tersebut?
a. Tuli konduktif
b. Tuli sensorineural 🡪 tidak tampak kelainan anatomis telinga
c. Tuli Campuran 🡪 terdapat gejala seperti tinitus
d. Trauma akustik 🡪 penurunan pendengaran akut
e. Presbiakusis 🡪 penurunan frekuensi tinggi
Tuli
Konduktif Sensorineural
• Kelainan di telinga luar • Tipe
o Kelainan kongenital : atresia liang o Tipe koklea
telinga, mikrotia o Tipe retrokoklea
o Otitis eksterna • Pemeriksaan audiometri khusus
o Osteoma liang telinga o Membedakan tuli tipe koklea atau retrokoklea
o Sumbatan serumen o Jenis 🡪 SISI, ABLB, Tone decay, Tympanometri,
• Kelainan di telinga tengah Elektrokokleografi
o Gangguan fungsi tuba eustachius
o Barotrauma
o Otitis media Campuran
o Otosklerosis, timpanosklerosis • Terdapat gabungan keduanya
o Hemotimpanum
o Disklokasi tulang pendengaran
Tuli Konduktif Tuli sensorineural Tuli Campur
• BC normal atau < 25 dB • AC dan BC > 25 dB • BC > 25 dB
• AC > 25 dB • AC dan BC berimpit, • AC > BC, terdapat
• Antara AC dan BC tidak ada air-bone gap air-bone gap
terdapat air-bone gap
Disebut terdapat air-bone gap apabila antara AC dan BC terdapat
perbedaan lebih atau sama dengan 10 dB, minimal pada 2 frekuensi
yang berdekatan.
Soal No. 2
Seorang Perempuan berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan hidung sering tersumbat sejak
1 bulan yang lalu. Pasien diketahui memiliki Riwayat alergi, asma, dan sering bersin-bersin saat pagi hari
atau saat terkena debu. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran CM TD 110/80 mmHg, nadi 80
kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 37ºC. Pada pemeriksaan status lokalis cavum nasi dextra
didapatkan massa bertangkai pada hidung dengan warna pucat keabuan.
Apakah faktor predesposisi terjadinya hal tersebut?
a. Asma
b. Rhinitis Alergi
c. Sinusitis
d. Keganasan
e. Genetik
Soal No. 2
Seorang Perempuan berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan hidung sering tersumbat sejak 1
bulan yang lalu. Pasien diketahui memiliki Riwayat alergi, asma, dan sering bersin-bersin saat pagi hari
atau saat terkena debu. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran CM TD 110/80 mmHg, nadi 80
kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 37ºC. Pada pemeriksaan status lokalis cavum nasi dextra
didapatkan massa bertangkai pada hidung dengan warna pucat keabuan.
Apakah faktor predesposisi terjadinya hal tersebut?
a. Asma 🡪 bukan faktor predesposisi utama terjadi polip nasi
b. Rhinitis Alergi
c. Sinusitis 🡪 komplikasi dari polip nasi
d. Keganasan 🡪 kurang tepat
e. Genetik 🡪 kurang tepat
Polip Hidung
• Polip adalah jaringan keputihan berisi cairan yang berada di
kavitas nasal yang disebabkan oleh peradangan mukosa kronik
• Massa lunak yang mengandung banyak cairan dalam rongga
hidung akibat inflamasi mukosa
• Letak : Kompleks osteomeatal meatus medius dan sinus ethmoid
• Polip anterokoana : tumbuh ke belakang dan membesar di
nasofaring
Rinoskopi anterior
Etiologi Manifestasi Klinis
• Inflamasi kronik 🡪 rhinitis alergi • Massa bertangkai permukaan licin, lobular
• Disfungsi otonom • Dapat tunggal atau multiple, tidak nyeri tekan
• Predesposisi genetik • Berwarna putih keabuan
Stadium menurut Yamada, et al (2000)
Trismus Nyeri
Odinofagia, Otalgia, Trismus
Nyeri, Disfagia, Demam, Pembengkakan Dasar mulut
GEJALA DAN Regurgitasi, Foetor
Leher kaku, Sesak napas, Indurasi sekitar bawah mandibula / membengkak
TANDA ex ore, Hipersalivasi,
Stridor angulus mandibula bawah lidah mendorong lidah ke
Trismus
Fluktuasi belakang
AB
Obat kumur AB parenteral dosis AB parenteral dosis AB parenteral dosis AB parenteral dosis
TERAPI Pungsi tinggi tinggi tinggi tinggi
Insisi Insisi abses Insisi Insisi Insisi
Tonsilektomi
Abses Leher Dalam
Soal No. 5
Seorang Perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penciuman berkurang sejak 2
minggu yang lalu. Pasien sering mengalami hidung tersumbat dan bersin-bersin sejak 5 tahun yang lalu.
Pasien selalu menggunakan obat semprot hidung, namun belakangan ini keluhannya tidak berkurang, dan
semakin memburuk. Pasien membeli obat semprot hidung di toko online. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 120/80 mmHg nadi 85 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 37.8ºC. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan edema konka, livid, sekret bening. Dilakukan pemberian tampon adrenalin namun edema
konka tidak berkurang.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Rhinitis iritatif
b. Rhinitis hormonal
c. Rhinitis medikamentosa
d. Rhinitis vasomotor
e. Rhinitis ozaena
Soal No. 5
Seorang Perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penciuman berkurang sejak 2
minggu yang lalu. Pasien sering mengalami hidung tersumbat dan bersin-bersin sejak 5 tahun yang lalu.
Pasien selalu menggunakan obat semprot hidung, namun belakangan ini keluhannya tidak berkurang, dan
semakin memburuk. Pasien membeli obat semprot hidung di toko online. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 120/80 mmHg nadi 85 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 37.8ºC. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan edema konka, livid, sekret bening. Dilakukan pemberian tampon adrenalin namun edema
konka tidak berkurang.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Rhinitis iritatif
b. Rhinitis hormonal
c. Rhinitis medikamentosa
d. Rhinitis vasomotor
e. Rhinitis ozaena
Rhinitis Medikamentosa
• Peradangan pada hidung akibat penggunaan dekongestan berkepanjangan (sering :
oxymethazolin)
• Patofisiologi
Klinis Dilatasi dan kongesti
Pemakaian vasokonstriktor lama • Hidung tersumbat kronis (rebound congestion)
• Edema konka tidak berkurang
Fase dilatasi berulang dengan tampon adrenalin Penurunan aktivitas
setelah vasokonstriksi simpatis
Tatalaksana
• Stop vasokonstriktor topical!
• Cuci hidung dengan larutan saline fisiologis (membersihkan mukus, mengurangi peradangan)
• Dekongestan oral (Pseudoefedrin) 5 mg/hari tappering off
• Kortikosteroid topical minimal 2 minggu
Rhinitis
Diagnosis Manifestasi klinis
Rhinitis akut e.c rhinovirus
Manifestasi : sekret serosa, demam, sakit kepala, mukosa bengkak dan merah
Rhinitis Alergi Riwayat atopi
Gejala : bersin, gatal, rhinoerea, kongesti
Tanda : mukosa edema, basan, pucat atau livid, sekret serosa
Rhinitis Vasomotor Gejala : hidung tersumbat dipengaruhi posisi, rhinoea, bersin
Pemicu : asap rokok, dingin, lelah, stress
Tanda : mukosa edema, konka hipertrofi merah gelap
Rhinitis atrofi/ozaena e.c Klebsiella ozaena, staphylococcus, streptococcus, P. Aeruginosa, higine kurang
Gejala : sekret hijau kental, napas bau, hidung tersumbat, hyposmia, sefalgia
Rhinoskopi : atrofi konka media & inferior, sekret-krusta hijau
Rhinitis Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan vasokonstriktor topical
Medikamentosa Manifestasi : vasodilatasi, edema stroma, hipersekresi mucus
Rhinoskopi : edema/hipertofi konka, sekret hidung berlebihan
Soal No. 6
Seorang anak berusia 12 tahun datang ke poliklinik dengan keluar cairan berwarna kehijauan dari telinga
kanannya sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri hebat pada telinga kanan dan pendengaran
berkurang. Pada 5 hari yang lalu, pasien sempat mengalami demam, batuk dan pilek. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg nadi 85 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 37.3ºC. Pada
pemeriksaan otoskop AD didapatkan secret mukopurulen (+) perforasi sentral membrane timpani (+).
Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus tersebut?
a. Dekongestan topical
b. Analgetik + antibiotik oral
c. Miringiotomi + antibiotik oral
d. H2O2 + antibiotik oral
e. Antibiotik oral
Soal No. 6
Seorang anak berusia 12 tahun datang ke poliklinik dengan keluar cairan berwarna kehijauan dari telinga
kanannya sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri hebat pada telinga kanan dan
pendengaran berkurang. Pada 5 hari yang lalu, pasien sempat mengalami demam, batuk dan pilek. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg nadi 85 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu
37.3ºC. Pada pemeriksaan otoskop AD didapatkan secret mukopurulen (+) perforasi sentral membrane
timpani (+).
Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus tersebut?
a. Dekongestan topical 🡪 stadium oklusi
b. Analgetik + antibiotik oral 🡪 stadium hiperemis
c. Miringiotomi + antibiotik oral 🡪 stadium supurasi
d. H2O2 + antibiotik oral
e. Antibiotik oral 🡪 stadium resolusi
Otitis Media Akut
• Peradangan sebagian/seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eusthachius, antrium mastoid dan
sel-sel mastoid dalam waktu < 3 minggu
• Etiologi 🡪 gangguan faktor pertahanan tubuh (sumbatan tuba eusthacius, infeksi saluran nafas
terutama pada anak-anak)
Stadium Salpingitis
• Adanya oklusi tuba eustachius 🡪 tekanan negative dalam telinga
• Klinis : penurunan pendengaran, demam (-)
• Membran timpani : retraksi dan suram
• Tatalaksana : Tetes Hidung HCl Efedrin 0,5-1%, Oxymethazoline 0,05%
Stadium Perforasi
• Keterlambatan tatalaksana 🡪 tekanan meningkat 🡪 rupture
• Klinis : demam turun, nyeri berkurang, ada cairan keluar dari telinga
• Membran timpani : perforasi, tampak cairan
• Tatalaksana : Cuci telinga H202 3% 3-5 hari + Antibiotik tetes (Ofloxacin)
Stadium Resolusi
• Observasi selama 3 minggu (Antibiotik diberikan bila secret masih aktif)
• Bila secret tetap banyak dan perforasi menetap 🡪 otitis media supuratif
subakut
• Bila menetap 6-8 minggu 🡪 otitis media supuratif kronis (OMSK)
Tatalaksana Media Akut
Soal No. 7
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas. Pasien diketahui sulit tidur,
karena sering terbangun saat tidur karena tersedak dan terhenti nafas sementara. Pasien juga mendengkur
keras saat tidur. Keluhan berkurang saat pasien tidur miring. Diketahui pasien memiliki Riwayat radang
tenggorokan berulang. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 140/90, nadi 90
kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 37.3ºC, BB 110 kg, TB 160 cm. Pada pemeriksaan rhinoskopi
anterio: cavum nasi lapang, septum deviasi (+). Cavum oris : tonsil T3/T3 kripta melebar, hiperemis (-).
Apakah kemungkinan etiologi keluhan pada pasien tersebut?
a. Tonsilitis akut
b. Obesitas
c. Deviasi septum
d. Hipertensi
e. Genetik
Soal No. 7
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas. Pasien diketahui sulit tidur,
karena sering terbangun saat tidur karena tersedak dan terhenti nafas sementara. Pasien juga
mendengkur keras saat tidur. Keluhan berkurang saat pasien tidur miring. Diketahui pasien memiliki
Riwayat radang tenggorokan berulang. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 140/90,
nadi 90 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 37.3ºC, BB 110 kg, TB 160 cm. Pada pemeriksaan
rhinoskopi anterio: cavum nasi lapang, septum deviasi (+). Cavum oris : tonsil T3/T3 kripta melebar,
hiperemis (-).
Apakah kemungkinan etiologi keluhan pada pasien tersebut?
a. Tonsilitis akut 🡪 kronik
b. Obesitas
c. Deviasi septum 🡪 tidak tepat
d. Hipertensi 🡪 tidak tepat
e. Genetik 🡪 tidak tepat
Obstuctive Sleep Apnea
• Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan pernapasan tidur yang
ditandai dengan adanya obstruksi saluran napas baik secara parsial
maupun komplit.
• OSA dapat berefek signifikan terhadap kesehatan kardiovaskular,
kualitas hidup dan keamanan berkendara
Klasifikasi
Miringitis akut e.c trauma langsung pada membrane timpani akibat penetrasi benda asing
Miringitis bulosa akut e.c infeksi bakteri (S. pneumoniae) atau virus (influenza, herpes zoster)
Patofisiologi
• Gangguan pemprosesan input dari
vesibular, visual dan reseptor proprioseptif
Manifestasi klinis
• Pusing dan mual dalam perjalanan
• rasa tidak nyaman pada epigastrium
• Malaise, pucat pada wajah
• Peningkatan salivasi, diaforesis
Preventif • Kendaraan bergerak dengan halus, tidak banyak guncangan
• Tidak banyak aktivitas saat dalam kendaraan, bisa memejamkan mata
• Memilih tempat di depan/tengah
• Hindari makanan yang memicu dispepsia sebelum perjalanan
Medikamentosa
Scopolamin • Bersifat antikolinergik 🡪 Inhibitor kompetitif pada reseptor muskarinik
postganglionic pada sistem saraf parasimpatis
• Block transmisi di nucleus vestibular
• Untuk preventif
Dimenhidrinat • Antagonis H1
• Efek depresi SSP, antikolinergik, antiemetic, atihistamin, anestesi lokal
• Untuk preventif
Promethazine • Antagonis H1; memiliki sifat sedative (cocok untuk serangan akut)
Dosis Obat-obatan Anti-motion sickness
Soal No. 10
Seorang Laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan suara serak sejak 1 bulan yang lalu.
Serak dirasakan semakin lama semakin memberat. Pasien juga mengeluh sesak dan batuk berdahak yang
kadang bercampur dengan darah. Pasien juga mengeluhkan penurunan BB. Keluhan keringat malam
disangkal. Pasien merokok sejak usia 20 tahun dan sering menyanyi saat waktu luang Pada pemeriksaan
tanda vital dalam Batasi normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan limfadenopati coli (+). Pada
laringoskopi anterior didapatkan massa di plica vokalis sinistra, berbenjol, tampak rapuh dan mudah
berdarah.
Apakah kemungkinan faktor risiko pada pasien ini?
a. Infeksi TB
b. Vocal abuse
c. Merokok
d. GERD
e. Infeksi virus HPV
Soal No. 10
Seorang Laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan suara serak sejak 1 bulan yang lalu.
Serak dirasakan semakin lama semakin memberat. Pasien juga mengeluh sesak dan batuk berdahak yang
kadang bercampur dengan darah. Pasien juga mengeluhkan penurunan BB. Keluhan keringat malam
disangkal. Pasien merokok sejak usia 20 tahun dan sering menyanyi saat waktu luang Pada pemeriksaan
tanda vital dalam Batasi normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan limfadenopati coli (+). Pada
laringoskopi anterior didapatkan massa di plica vokalis sinistra, berbenjol, tampak rapuh dan mudah
berdarah.
Apakah kemungkinan faktor risiko pada pasien ini?
a. Infeksi TB 🡪 tidak mengarah diagnosis ke TB
b. Vocal abuse 🡪 nodul pita suara
c. Merokok
d. GERD 🡪 kista pita suara
e. Infeksi virus HPV 🡪 papilloma laring
Karsinoma Laring
• Tumor ganas pada laring
Faktor risiko
• Merokok
• Konsumsi alkohol
• Laki-laki
• Infeksi HPV
• Usia lanjut
• Diet rendah sayur
• Pajanan kronik CAT, radiasi,
asbestos, diesel
KLINIS PEMERIKSAAN
• Serak progresif • laringoskopi indirek, laringoskopi direk
• Sesak • Penunjang → CT scan, MRI
• Dahak mengandung darah
• Limfadenopati colli (L.III)
• Penurunan BB
• Nyeri tekan laring
• disfagia
• Gejala lain : Nyeri alih ke
telinga ipsilateral, halitosis,
mudah lelah
masa di plika vokalis dextra, berbenjol,
tampak rapuh dan mudah berdarah
DIAGNOSIS BANDING
Nodul Pita Suara Polip Pita Suara Ca Laring
• Riw. Vocal abuse • Gejala: serak • Gejala: Serak
• Gejala: serak, batuk • Pemeriksaan fisik : massa progresif, sesak
• Tanda: nodul sebesar kacang hijau bertangkai dan hiperemis • Faktor risiko
berwarna keputihan, umumnya bilateral pada 1/3 anterior, sepertiga berupa perokok
terletak di sepertiga anterior dan medial tengah atau seluruh pita dan konsumsi
pita suara suara. alkohol
• Terapi : Istirahat bicara dan voice therapy
DIAGNOSIS BANDING
Kista Pita Suara Granuloma Pita Suara Papilloma Laring
• Kista retensi kelenjar • Akibat iritasi pada laring (vocal • Akibat infeksi virus HPV
minor laring abuse, reflux disease, intubasi) subtipe 6 dan 11
• Faktor risiko: iritasi kronis, • Predileksi pada posterior plica • Pertumbuhan massa
GERD dan infeksi vocalis raspberry like
• Lebih besar dari nodul • Terjadi pada epitel plica
vocalis
Soal No. 11
Seorang Laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri sejak 1
bulan yang lalu. Cairan berwarna hijau, kadang bercampur dengan darah dan berbau. Keluhan hilang
timbul, umumnya muncul ketika telinga terkena air saat mandi. Keluhan disertai dengan berdenging dan
penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan otoskopi didapatkan perforasi atik, disertai jaringan granulasi.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. OMA
b. OMSK benigna
c. OMSK maligna
d. Kolesteatoma
e. Mastoiditis
Soal No. 11
Seorang Laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri sejak 1
bulan yang lalu. Cairan berwarna hijau, kadang bercampur dengan darah dan berbau. Keluhan hilang
timbul, umumnya muncul ketika telinga terkena air saat mandi. Keluhan disertai dengan berdenging dan
penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan otoskopi didapatkan perforasi atik, disertai jaringan granulasi.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. OMA 🡪 <2 minggu
b. OMSK benigna 🡪 perforasi sentral
c. OMSK maligna
d. Kolesteatoma 🡪 manisfestasi klinis OMSK maligna
e. Mastoiditis
Otitis Media Kronis
• Infeksi kronis telinga tengah dengan adanya perforasi membrane timpani
Kriteria Definitif
• Otorea menetap atau hilang timbul selama minimal lebih dari 2 minggu
• Perforasi membrane timpani
• Tanda inlamasi telinga tengah
Etiologi
Bakteri
• Pseudomonas aeruginosa
• S. Aureus
• K. Pneumoniae
• P. Mirabilis
• E. Coli
• Proteus Vulgaris
Jamur
• Aspergilus sp.
• Candida albicans
Tipe Inaktif Tipe Aktif
Perforasi (+), tanpa cairan Perforasi (+), cairan keluar terus-menerus/hilang timbul >= 2 bulan
Benigna Maligna
• Perforasi sentral • Perforasi attic/marginal
• Discharge intermiten, • Discharge kontinyu,
mukopurulen, purulent,
putih/kekuningan kuning/coklat/kehijauan
• Kolesteatome (-) • Kolesteatoma (+)
• Tuli derajat ringan-sedang • Tuli ringan-berat
Kolesteatoma • Komplikasi jarang • Komplikasi sering
(massa granulasi bau busuk)
Gejala lain
• Inflamasi mukosa Tengah 🡪 hiperemis, polypoid, edema
• Atelektasis mebran timpani 🡪 retraksi atau kolaps
• Tanda sequelae 🡪 tuli konduktif, timpano sklerosis
Tatalaksana
Tipe Inaktif Tipe Aktif
• Observasi 2 bulan
Benigna
• Bila membrane timpani
• Ear Toilet H2O2 3% selama 305 hari
belum menutup 🡪 • Antibiotik local non ototoksik 2 minggu
timpanoplasti/miringoplasti • Antibiotik oral (penicillin, ampisillin, eritromisin)
sebelum hasil resistensi diterima
Maligna
• Mastoidektomi dengan/tanpa timpanoplasti
• Bila ada abses 🡪 insisi abses sebelum mastoidektomi
• Terapi medikamentosa sebelum pembedahan
Soal No. 12
Seorang Laki-laki berusia 33 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri kedua pipinya sejak 1 bulan
yang lalu. Keluhan disertai dengan pilek berwarna kehijauan, demam dan terasa cairan yang mengalir ke
tenggorokan.
Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus tersebut?
a. Nasoendoskopi, rontgent waters
b. Nasoendoskopi, CT-scan
c. Nasoendoskopi rontgen Caldwell
d. Rontgent Waters
e. Rontgen Caldwell
Soal No. 12
Seorang Laki-laki berusia 33 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri kedua pipinya sejak 1 bulan
yang lalu. Keluhan disertai dengan pilek berwarna kehijauan, demam dan terasa cairan yang mengalir ke
tenggorokan.
Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus tersebut?
a. Nasoendoskopi, rontgent waters 🡪 hanya melihat kondisi sinus besar
b. Nasoendoskopi, CT-scan
c. Nasoendoskopi rontgen Caldwell
d. Rontgent Waters 🡪 hanya melihat kondisi sinus besar
e. Rontgen Caldwell🡪 sudah tidak direkomendasikan
Rhinosinusitis
• Peradangan mukosa hidung dan sinus
• Faktor predisposisi
Edema Mukosa Inflamasi, kistik fibrosis, trauma wajah, alergi, rhinitis medikamentosa
Obstruksi nasal Atresia koana, deviasi septum, benda asing, tumor, polip
• Klasifikasi
Akut Subakut Kronis
<4 minggu 4 - 12 minggu > 12 minggu
• Etiologi
Viral Gejala < 10 hari
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan pipi : Sinusitis maksilaris
Nyeri tekan medial atal orbita : Sinusitis frontalis
Nyeri tekan kantus medius : Sinusitis ethmoidalis
Pemeriksaan Penunjang
X-Foto Polos Waters : sinus maxilla
Sinus frontal Sinus maksila
Caldwell: sinus frontal dan ethmoid
Tampak
Lateral : sinus sphenoid Tes Transiluminasi
air-fluid level
Schedel : semua sinus (AP & Lateral) (positif = opak)
Tatalaksana
• Akut
‒ Amoxicillin 3 x 500 mg
‒ Cefuroxime 2 x 250-500 mg (Cephalosporin 2nd
gen)
Caldwell view
• Kronis (Ab gram (-) dan anaerob)
‒ Metronidazole 3 x 500 mg + Cefepime 1 x 400 mg
selama 3 -4 minggu
Soal No. 13
Seorang anak perempuan berusia 18 tahun datang ke poliklinik dengan pilek berwarna kehijauan dan
berbau sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam, nyeri kedua pipi dan bersin-bersin. Pasien
memiliki Riwayat sering bersin pada pagi hari dan saat terkena debu sejak usia 7 tahun. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, HR 80x/menit, T 37.9°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
nyeri tekan maxillaris bilateral, pada pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan edema konka disertai
secret purulent.
Apakah etiologi tersering pada kasus ini?
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus pneumonia
c. Pseudomonas aeruginosa
d. Haemophilus influenzae
e. Moraxella catharrhalis
Soal No. 13
Seorang anak perempuan berusia 18 tahun datang ke poliklinik dengan pilek berwarna kehijauan dan
berbau sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam, nyeri kedua pipi dan bersin-bersin. Pasien
memiliki Riwayat sering bersin pada pagi hari dan saat terkena debu sejak usia 7 tahun. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, HR 80x/menit, T 37.9°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
nyeri tekan maxillaris bilateral, pada pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan edema konka disertai
secret purulent.
Apakah etiologi tersering pada kasus ini?
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus pneumonia
c. Pseudomonas aeruginosa
d. Haemophilus influenzae
e. Moraxella catharrhalis
Rhinosinusitis
• Peradangan mukosa hidung dan sinus
• Faktor predisposisi
Edema Mukosa Inflamasi, kistik fibrosis, trauma wajah, alergi, rhinitis medikamentosa
Obstruksi nasal Atresia koana, deviasi septum, benda asing, tumor, polip
• Klasifikasi
Akut Subakut Kronis
<4 minggu 4 - 12 minggu > 12 minggu
• Etiologi
Viral Gejala < 10 hari
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan pipi : Sinusitis maksilaris
Nyeri tekan medial atal orbita : Sinusitis frontalis
Nyeri tekan kantus medius : Sinusitis ethmoidalis
Pemeriksaan Penunjang
X-Foto Polos Waters : sinus maxilla
Sinus frontal Sinus maksila
Caldwell: sinus frontal dan ethmoid
Tampak
Lateral : sinus sphenoid Tes Transiluminasi
air-fluid level
Schedel : semua sinus (AP & Lateral) (positif = opak)
Tatalaksana
• Akut
‒ Amoxicillin 3 x 500 mg
‒ Cefuroxime 2 x 250-500 mg (Cephalosporin 2nd
gen)
Caldwell view
• Kronis (Ab gram (-) dan anaerob)
‒ Metronidazole 3 x 500 mg + Cefepime 1 x 400 mg
selama 3 -4 minggu
Soal No. 14
Seorang Perempuan berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan mimisan sejak 30 menit yang lalu.
Mimisan tidak berhenti walaupun pasien sudah memencet dan mengkompres hidungnya dengan es. Pasien
juga merasakan adanya cairan yang mengalir ke tenggorokannya. Riwayat trauma sebelumnya disangkal.
Pasien memiliki Riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu namun tidak minum obat teratur. Pada
pemeriksaan didapatkan TD 170/100 mmHg, RR 20x/menit, HR 90x/menit, T 37.5°C. Pada pemeriksaan
rhinoskopi posterior lokasi pendarahan tidak terlihat.
Arteri apakah yang rupture pada kasus tersebut?
a. Arteri ethmoidalis anterior
b. Arteri sfenopalatina
c. Arteri palatine major
d. Arteri nasalis posterior
e. Plexus kiesselbach
Soal No. 14
Seorang Perempuan berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan mimisan sejak 30 menit yang lalu.
Mimisan tidak berhenti walaupun pasien sudah memencet dan mengkompres hidungnya dengan es.
Pasien juga merasakan adanya cairan yang mengalir ke tenggorokannya. Riwayat trauma sebelumnya
disangkal. Pasien memiliki Riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu namun tidak minum obat teratur.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 170/100 mmHg, RR 20x/menit, HR 90x/menit, T 37.5°C. Pada pemeriksaan
rhinoskopi posterior lokasi pendarahan tidak terlihat.
Arteri apakah yang rupture pada kasus tersebut?
a. Arteri ethmoidalis anterior 🡪 epistaksis anterior
b. Arteri sfenopalatina
c. Arteri palatine major
d. Arteri nasalis posterior
e. Plexus kiesselbach 🡪 epistaksis anterior
Epistaksis
• Perdarahan dari hidung
• Etiologi : trauma, hipertensi, penggunaan nasal spray kronis, angiofibroma, kelainan darah
Epistaksis Posterior
Tatalaksana
• Tampon Bellock
• Tampon Anterior Dibuat dari kasa padat dibentuk kubus / bulat
Tampon dimasukkan 2 4 buah, disusun teratur (diameter 3cm). Pada tampon ini terikat 3 utas
dan harus dapat menekan asal perdarahan. benang, 2 buah di 1 sisi & sebuah di sisi
Tampon dipertahankan selama 2 x 24 jam. berlawanan.
Memasukkan tampon dengan bantuan kateter
karet yang dimasukkan dari lubang hidung hingga
tampak di orofaring lalu ditarik keluar dari mulut.
(lanjutan)
Soal No. 15
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak pada rahang bawah sejak 3
hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam, nyeri tenggorokan, dan kekakuan pada leher. Pasien
sebelumnya memiliki Riwayat gigi bolong sejak 1 tahun yang lalu namun tidak diobati. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 85 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 38ºC. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan edema esktraoral, submandibular kanan teraba teras, trismus (+).
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Abses submandibular
b. Abses submental
c. Abses peritonsillar
d. Abses retrofaring
e. Angina ludwig
Soal No. 15
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak pada rahang bawah sejak
3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam, nyeri tenggorokan, dan kekakuan pada leher. Pasien
sebelumnya memiliki Riwayat gigi bolong sejak 1 tahun yang lalu namun tidak diobati. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 85 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 38ºC. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan edema esktraoral, submandibular kanan teraba teras, trismus (+).
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Abses submandibular 🡪 bengkak submental, submaksila, submandibular, dan bawah lidah
b. Abses submental 🡪 termasuk abses submandibula
c. Abses peritonsillar 🡪 abses quinsy, komplikasi tonsilitis akut
d. Abses retrofaring 🡪 disfagia, sesak nafas
e. Angina ludwig
Angina Ludwig/Ludovici
• Definisi: infeksi ruang submandibular berupa
selulitis
• Ditandai dengan pembengkakan (edema) pada
bagian bawah ruang submandibular yang
mencakup jaringan yang menutupi otot antara
laring dan dasar mulut 🡪 kekerasan berlebihan
jar. dasar mulut 🡪 mendorong lidah ke atas dan
belakang 🡪 obstruksi jalan napas
• Etiologi: Infeksi gigi molar, premolar, tindik lidah
• Gejala dan tanda: Demam, nyeri tenggorokan,
drooling, trismus, pembengkakan teraba keras
bilateral, lidah terangkat
Abses Leher Dalam
• Abses yang terbentuk di dalam ruang potensial antara fasia leher dalam.
• Gejala dan tanda umumnya adalah nyeri dan pembengkakan ruang terkait.
• Etiologi 🡪 streptococcus, staphylococcus, kuman anaerob bacterioides atau campuran.
• Cincin waldeyer:
• tonsil pharyngeal (adenoid)
• tonsil palatina (faucial)
• tonsil lingual (tonsil pangkal lidah) dan
• tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding
• faring/Gerlach’s tonsil)
Klasifikasi
• Tonsilitis akut folikular/supurativa 🡪 infeksi menyebar hingga ke
kripta dan kripta terisi dengan material purulent
• Tonsilitis akut membranosa 🡪 membrane dipermukaan tonsil,
mudah dihapus dengan swab
• Tonsilitis superfisial 🡪 bagian dari faringitis generalisata
• Cincin waldeyer:
• tonsil pharyngeal (adenoid)
• tonsil palatina (faucial)
• tonsil lingual (tonsil pangkal lidah) dan
• tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding
• faring/Gerlach’s tonsil)
Klasifikasi
• Tonsilitis akut folikular/supurativa 🡪 infeksi menyebar hingga ke
kripta dan kripta terisi dengan material purulent
• Tonsilitis akut membranosa 🡪 membrane dipermukaan tonsil,
mudah dihapus dengan swab
• Tonsilitis superfisial 🡪 bagian dari faringitis generalisata
Histamin
Klasifikasi
Seasonal Musiman, (pada negara 4 musim) 🡪 allergen serbuk sari, spora jamur
Tatalaksana
• Oral H1-blocker
o Cetirizine 10 mg 1x/hari
• Intranasal Decongestant
o Oxymethazoline 0.05% 2x/hari 2 semprot
• Intranasal steroid
o Fluticasone furoate 27,5 mcg 2x/hari 2
semprot
• Leukotriene modifier
o Ipatropium bromide
Soal No. 20
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri kepala terutama diantara
mata dan hidung sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam dan pilek berwarna kehijauan.
Pasien memiliki Riwayat pilek berulang. Pada pemeriksaan tanda vital TD 110/70 mmHg, HR 90x/menit, RR
20x/menit, T 37.9°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan disekitar mata dan pangkal hidung,
pada rhinoskopi anterior didapatkan secret mukopurulen di meatus media.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Sinusitis maxillaris
b. Ethmoiditis akut
c. Rhinitis akut
d. Selulitis orbita
e. Abses subperiosteal
Soal No. 20
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri kepala terutama diantara
mata dan hidung sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam dan pilek berwarna kehijauan.
Pasien memiliki Riwayat pilek berulang. Pada pemeriksaan tanda vital TD 110/70 mmHg, HR 90x/menit,
RR 20x/menit, T 37.9°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan disekitar mata dan pangkal
hidung, pada rhinoskopi anterior didapatkan secret mukopurulen di meatus media.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Sinusitis maxillaris 🡪 nyeri tekan daerah pipi
b. Ethmoiditis akut
c. Rhinitis akut 🡪 tidak ada keluhan nyeri tekan mata dan pangkal hidung
d. Selulitis orbita 🡪 tidak terdapat secret mukopurulen di meatus media
e. Abses subperiosteal 🡪 komplikasi ethmoiditis akut
Ethmoiditis Akut
•Infeksi sinus ethmoid, biasanya terjadi akibat penyebaran dari infeksi sinus lain
• Etiologi : ISPA Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza
Gangguan drainase Polip, benda asing, abnormalitas anatomis, tumor, trauma
Manifestasi Klinis PF
• Nyeri kepala bagian bawah antara mata • Rhinoskopi anterior : edema, konka
dan hidung hiperemis, eksudat purulent di
• Bengkak, merah, nyeri di sekitar mata meatus media
• Demam, nyeri tenggorokan, batuk • Nyeri tekan sekitar mata dan pangkal
• Sekret dari hidung dingin dan purulent hidung
• Nasal stuffiness, gangguan penciuman • Periorbital edema
• Bersin, sensasi terbakar di belakang hidung
• Halitosis
• Nyeri telinga
Medikamentosa
Pemeriksaan Penunjang
• Eradikasi infeksi, mengembalikan fungsi
CT Scan, nasal endoskopi, kultur dan mukosiliar, menghentikan nyeri
pemeriksaan darah untuk mencari etiologi • Antibiotik khusus pada bakteri gram positif
• Operatif apabila diperlukan drainase pus
Komplikasi Sinusitis
DEFINISI
Otitis Media Efusi adalah terdapatnya cairan di
telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejala dari
infeksi akut.
Stadium Perforasi
• Keterlambatan tatalaksana 🡪 tekanan meningkat 🡪 rupture
• Klinis : demam turun, nyeri berkurang, ada cairan keluar dari telinga
• Membran timpani : perforasi, tampak cairan
• Tatalaksana : Cuci telinga H202 3% 3-5 hari + Antibiotik tetes (Ofloxacin)
Stadium Resolusi
• Observasi selama 3 minggu (Antibiotik diberikan bila secret masih aktif)
• Bila secret tetap banyak dan perforasi menetap 🡪 otitis media supuratif
subakut
• Bila menetap 6-8 minggu 🡪 otitis media supuratif kronis (OMSK)
Tatalaksana Media Akut
Soal No. 24
Seorang Perempuan berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan keluar cairan dari telinga kanan
sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan cairan berwarna kehijauan hilang timbul. Keluhan disertai dengan
penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit, RR
20x/menit, T 36,7 C. Pada pemeriksaan otoskopi didapatkan perforasi marginal membrane timpani,
kolesteatoma (+).
Apakah komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus tersebut?
a. Sinusitis
b. Parase nervus VII
c. Vertigo sentral
d. Peningkatan TIK
e. Abses benzold
Soal No. 24
Seorang Perempuan berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan keluar cairan dari telinga kanan
sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan cairan berwarna kehijauan hilang timbul. Keluhan disertai dengan
penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit, RR
20x/menit, T 36,7 C. Pada pemeriksaan otoskopi didapatkan perforasi marginal membrane timpani,
kolesteatoma (+).
Apakah komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus tersebut?
a. Sinusitis 🡪 tidak tepat
b. Parase nervus VII
c. Vertigo sentral 🡪 vertigo perifer
d. Peningkatan TIK 🡪 tidak tepat
e. Abses benzold 🡪 tidak tepat
Otitis Media Kronis
• Infeksi kronis telinga tengah dengan adanya perforasi membrane timpani
Kriteria Definitif
• Otorea menetap atau hilang timbul selama minimal lebih dari 2 minggu
• Perforasi membrane timpani
• Tanda inlamasi telinga tengah
Etiologi
Bakteri
• Pseudomonas aeruginosa
• S. Aureus
• K. Pneumoniae
• P. Mirabilis
• E. Coli
• Proteus Vulgaris
Jamur
• Aspergilus sp.
• Candida albicans
Tipe Inaktif Tipe Aktif
Perforasi (+), tanpa cairan Perforasi (+), cairan keluar terus-menerus/hilang timbul >= 2 bulan
Benigna Maligna
• Perforasi sentral • Perforasi attic/marginal
• Discharge intermiten, • Discharge kontinyu,
mukopurulen, purulent,
putih/kekuningan kuning/coklat/kehijauan
Kolesteatoma • Kolesteatome (-) • Kolesteatoma (+)
(massa granulasi bau busuk) • Tuli derajat ringan-sedang • Tuli ringan-berat
• Komplikasi jarang • Komplikasi sering
Gejala lain
• Inflamasi mukosa Tengah 🡪 hiperemis, polypoid, edema
• Atelektasis mebran timpani 🡪 retraksi atau kolaps
• Tanda sequelae 🡪 tuli konduktif, timpano sklerosis
Tatalaksana
Tipe Inaktif Tipe Aktif
• Observasi 2 bulan
Benigna
• Bila membrane timpani
• Ear Toilet H2O2 3% selama 305 hari
belum menutup 🡪
• Antibiotik local non ototoksik 2 minggu
timpanoplasti/miringoplasti
• Antibiotik oral (penicillin, ampisillin, eritromisin)
sebelum hasil resistensi diterima
Maligna
• Mastoidektomi dengan/tanpa timpanoplasti
• Bila ada abses 🡪 insisi abses sebelum mastoidektomi
• Terapi medikamentosa sebelum pembedahan
Komplikasi Ekstrakranial Komplikasi intrakranial
Tatalaksana
• Tuli permanen bila SNHL > 70 dB
• Pada kondisi rupture membrane timpani dapat dilakukan miringoplasti/timpanoplasti tipe 1
Soal No. 27
Seorang Perempuan 15 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari yang lalu.
Pusing dipengaruhi oleh posisi, dan membaik jika pasien menutup mata dan istirahat. Keluhan disertai
dengan mual muntah hebat. Keluhan telinga berdenging maupun penurunan pendengaran disangkal. Pada
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan didapatkan dix Hallpike (+).
Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus tersebut?
a. Antihitamin oral
b. Sedatif
c. Simpatomimetik
d. Diuretik
e. Epley manuver
Etiologi
• Riwayat cidera kepala, neuronitis vertibular
• Infeksi
• Usia lanjut
• Operasi (stapedectomy)
• Tirah baring & inaktivasi terlalu lama
Manifestasi klinis
• Vertigo episodic atau continuous, dipengaruhi oleh posisi dan
pergerakan kepala
• Keluhan lain 🡪 nyeri telinga, nyeri kepala, diplopia, sweating,
palpitasi, dyspnea
Gejala dipicu oleh beberapa perubahan posisi
kepala seperti :
- Berbaring atau
- Miring pada posisi supine
- atau minimal 2 dari manuver berikut :
- reclining the head
- rising up from supine position
- bending forward
PF
• Dix hallpike maneuver
• Nistagmus (+)
• Tes Valsalva manuever
• Tes kalori
• Tandem walking
• Tes romberg
TATALAKSANA BPPV
Gejala Leher Pembesaran kelenjar limfe level 2 (warna sama dengan sekitar, nyeri (-), keras)
Gejala Intrakranial Nyeri kepala, gangguan menelan (infiltrasi tumor ke foramen jugularis)
Pemeriksaan Penunjang Staging
• Endoskopi dan biopsy 🡪 gold standard
• Needle biopsy
• MRI dengan kontras
• PET scan untuk melihat penyebaran
Ca Nasofaring
Ca Nasofaring Ca sinonasal
Gejala hidung
Gejala mata
Gejala intra cranial
Gejala telinga Gejala fasial
Gejala leher Gejalan oral
Ca Nasofaring
Manifestasi klinis
• Tinitus 🡪 muncul ditempat sepi atau
saat ingin tidur 🡪 sulit konsentrasi
dan sulit tidur
• Nyeri telinga kronik
• Gangguan pendengaran
• Nyeri kepala
Noise Induced Hearing Loss
• Ambang dengar (AD) : bunyi nada murni terlemah pada frekuensi tertentu yang masih dapat
didengar oleh telinga seseorang.
• Perhitungan derajat ketulian :
o 0-25 dB : normal
o 26-40 dB : tuli ringan
o 41-55 dB : tuli sedang
o 56-70 dB : tuli sedang berat
o 71-90 dB : tuli berat
o >90 dB : tuli sangat berat
Tuli Konduktif Tuli sensorineural Tuli Campur
• BC normal atau < 25 dB • AC dan BC > 25 dB • BC > 25 dB
• AC > 25 dB • AC dan BC berimpit, tidak • AC > BC, terdapat air-bone
• Antara AC dan BC ada air-bone gap gap
terdapat air-bone gap Disebut terdapat air-bone gap apabila antara AC dan BC terdapat
perbedaan lebih atau sama dengan 10 dB, minimal pada 2 frekuensi
yang berdekatan.
Soal No. 32
Seorang Perempuan 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan penurunan pendengaran pada telinga
kanan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh telinga penuh dan sedikit gatal. Pasien memiliki
Riwayat keluar cairan di telinga dan dikatakan gendang telinga bolong pada 1 tahun yang lalu, namun
dikatakan sembuh. Pada pemeriksaan otoskop tampak adanya massa kecoklatan menggumpal dan
memenuhi liang telinga kanan, membran timpani sulit dinilai.
Apakah diagnosa yang sesuai untuk pasien tersebut?
a. Ekstraksi dengan hook
b. Ekstraksi dengan pinset
c. Ekstraksi dengan irigasi
d. Ekstraksi dengan H2O2
e. Dibersihkan dengan kapas yang dililitkan dengan aplikator
Tatalaksana
Serumen lembek Dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada applicator
Serumen keras • Diekstraksi menggunakan hook/loop
• Bila gagal 🡪 ditetesi Carbogliserin 10% selama 3 hari
• Bila terdorong jauh 🡪 irigasi air hangat (kontraindikasi perforasi MT)
Indikasi ekstraksi serumen 🡪 berkala setiap 6-12 bulan, membrane timpani sulit dievaluasi,
otitis eksterna
Soal No. 33
Seorang laki-laki datang ke poliklinik dengan nyeri hebat belakang telinga sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri
dirasakan hilang timbul disertai dengan demam. Keluhan disertai dengan kemerahan di belakang telinga.
Pasien memiliki Riwayat keluar cairan telinga berulang sejak 2 tahun. Pada pemeriksaan rontgen
didapatkan hasil seperti berikut.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Mastoiditis akut
b. Mastoiditis kronik
c. Abses bezold
d. Abses citelli
e. petrositis
KLINIS
• Nyeri belakang telinga
• Demam
• Eritema pada area mastoid
• Proptosis dari aurikula
PENUNJANG
• CT scan atau Rontgen Schuller
(Rontgen untuk mastoid 🡪 Law,
Stenver, Towne, Schuller)
KOMPLIKASI
• Abses Bezold
Infeksi meyebar lewat ujung
mastoid ke leher atas melalui
selubung SCM RONTGEN PADA
• Abses Citelli MASTOIDITIS
Infeksi meyebar lewat ujung
mastoid dan mempenetrasi otos
digastrikus CT SCAN PADA
MASTOIDITIS
Soal No. 34
Seorang anak Perempuan berusia 15 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bersin-bersin dan hidung
tersumbat hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan biasanyan muncul ketika pasien terkena debu
atau saat dingin. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kehitaman pada bawah mata dan hidung.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Rhinitis vasomotor
b. Rhinitis alergi
c. Rhinitis ozaena
d. Rhinitis medikamentosa
e. Rhinitis atrofika
Histamin
Tatalaksana
• Oral H1-blocker
o Cetirizine 10 mg 1x/hari
• Intranasal Decongestant
o Oxymethazoline 0.05% 2x/hari 2 semprot
• Intranasal steroid
o Fluticasone furoate 27,5 mcg 2x/hari 2
semprot
• Leukotriene modifier
o Ipatropium bromide
Rhinitis
Diagnosis Manifestasi klinis
Rhinitis akut e.c rhinovirus
Manifestasi : sekret serosa, demam, sakit kepala, mukosa bengkak dan merah
Rhinitis Alergi Riwayat atopi
Gejala : bersin, gatal, rhinoerea, kongesti
Tanda : mukosa edema, basan, pucat atau livid, sekret serosa
Rhinitis Vasomotor Gejala : hidung tersumbat dipengaruhi posisi, rhinoea, bersin
Pemicu : asap rokok, dingin, lelah, stress
Tanda : mukosa edema, konka hipertrofi merah gelap
Rhinitis e.c Klebsiella ozaena, staphylococcus, streptococcus, P. Aeruginosa, higine kurang
atrofi/ozaena Gejala : sekret hijau kental, napas bau, hidung tersumbat, hyposmia, sefalgia
Rhinoskopi : atrofi konka media & inferior, sekret-krusta hijau
Rhinitis Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan vasokonstriktor topical
Medikamentosa Manifestasi : vasodilatasi, edema stroma, hipersekresi mucus
Rhinoskopi : edema/hipertofi konka, sekret hidung berlebihan
Soal No. 35
Seorang laki-laki 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri telinga kanan sejak 6 jam yang lalu. Pasien
juga merasakan sesuatu yang bergerak di telinga kanannya. Pada pemeriksaan otoskopi didapatkan
pendarahan MAE (+) dan tampak serangga.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Serumen obsturans
b. Otitis eksterna
c. Otomikosis
d. Corpus alienum
e. Hematom aurikula
Stadium Perforasi
• Keterlambatan tatalaksana 🡪 tekanan meningkat 🡪 rupture
• Klinis : demam turun, nyeri berkurang, ada cairan keluar dari telinga
• Membran timpani : perforasi, tampak cairan
• Tatalaksana : Cuci telinga H202 3% 3-5 hari + Antibiotik tetes (Ofloxacin)
Stadium Resolusi
• Observasi selama 3 minggu (Antibiotik diberikan bila secret masih aktif)
• Bila secret tetap banyak dan perforasi menetap 🡪 otitis media supuratif
subakut
• Bila menetap 6-8 minggu 🡪 otitis media supuratif kronis (OMSK)
Tatalaksana Media Akut
Soal No. 37
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poliklinik dengan wajah miring sebelah kanan sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan disertai dengan nyeri pada telinga kanan, telinga berdenging dan pusing berputar. Awalnya
pasien mengalami bintil-bintil kemerahan yang muncul di wajah sebelah kanan hingga ke telinga sejak 7 hari
yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan paralisis
otot wajah kanan (+) tampak vesikel bergelombong di maxilla kanan hingga auricula kanan.
Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus tersebut?
a. Asiklovir oral
b. Analgetik oral
c. Prednison oral
d. Asiklovir oral + analgetik topical
e. Asiklovir oral + prednisone oral
Soal No. 37
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poliklinik dengan wajah miring sebelah kanan sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri pada telinga kanan, telinga berdenging dan pusing berputar.
Awalnya pasien mengalami bintil-bintil kemerahan yang muncul di wajah sebelah kanan hingga ke telinga
sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan paralisis otot wajah kanan (+) tampak vesikel bergelombong di maxilla kanan hingga auricula
kanan.
Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus tersebut?
a. Asiklovir oral
b. Analgetik oral
c. Prednison oral
d. Asiklovir oral + analgetik topical
e. Asiklovir oral + prednisone oral
Ramsay Hunt Syndrome
Ramsay Hunt Syndrome
Soal No. 38
Seorang Perempuan berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pusing berputar sejak 3 hari
yang lalu. Keluhan disertai dengan mual muntah dan penurunan pendengaran. Sebelumnya pasien
mengalami nyeri telinga dan keluar cairan dari telinga kanan pada 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan tanda
vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nystagmus (+), perforasi sentral membrane
timpani AD, secret kehijauan (+). Pada pemeriksaan CT scan didapatkan didapatkan deposisi tulang
densitas tinggi di dalam membrane labirin.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Meniere disease
b. Neuritis vestibular
c. Labirinitis
d. BPPV
e. Timpanosklerosis
Soal No. 38
Seorang Perempuan berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pusing berputar sejak 3 hari
yang lalu. Keluhan disertai dengan mual muntah dan penurunan pendengaran. Sebelumnya pasien
mengalami nyeri telinga dan keluar cairan dari telinga kanan pada 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nystagmus (+), perforasi sentral
membrane timpani AD, secret kehijauan (+). Pada pemeriksaan CT scan didapatkan didapatkan deposisi
tulang densitas tinggi di dalam membrane labirin.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Meniere disease 🡪 vertigo kronis episodic, hearing loss, tinitus
b. Neuritis vestibular 🡪 pencetus (-) hearing loss (-)
c. Labirinitis
d. BPPV 🡪 dipengaruhi perubahan posisi
e. Timpanosklerosis 🡪 pengapuran membrane timpani
Labirinitis
• Inflamasi telinga dalam (labirin) 🡪 berhubungan dengan ISPA, OMA, OMSK
• Etiologi terbanyak : virus, infeksi bakteri
Manifestasi klinis
• Gangguan pendengaran irreversible
• Pusing, vertigo
• Mual muntah
• Gangguan keseimbangan
• Gangguan pengelihatan
• Gangguan pendengaran 🡪 SNHL, tinitus
Pemeriksaan fisik
• Nistagmus (+)
• Gejala OMA atau OMSK
Pemeriksaan penunjang
• Audiometri 🡪 SNHL
• MRI 🡪 hilangnya sinyal cairan normal pada telinga dalam
• CT scan 🡪 deposisi tulang densitas tinggi didalam membrane labirin.
Sklerosis, irregular, atau obliterasi dari koklea, kanalis semisirkularis atau
vertibula
Tatalaksana
• Antibiotik topical 🡪 labirinitis bakteri yang berkaitan dengan otitis media
• Bedrest dan hidrasi adekuat
• Terapi simptomatik
• Steroid jangka pendek
Diagnosis Banding
Meniere • Peningkatan tekanan sistem endolimfatik
• Kronis episodic
• Trias : hearing loss, vertigo, Tinnitus
Neuritis Vestibular • Serangan vertigo mendadak, tanpa pencetus
• Hearling loss (-)
Labirinitis • Neuritis Vestibular + hearing loss
BPPV • Vertigo yang dipicu perubahan posisi (canalitiasis)
• Tinnitus (-), ataxia (-)
Soal No. 39
Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke untuk konsultasi medical checkupnya. Pasien merasakan
pendengarannya menurun. Pasien selama ini bekerja di pabrik dan selalu menggunakan penutup telinga.
Pada pemeriksaan audiometri didapatkan hasil berikut.
Apakah interpretasi jenis ketulian berdasarkan hasil pemeriksaan?
a. Tuli konduktif derajat ringan ADS
b. Tuli sensori neural derajat ringan ADS
c. Tuli campuran derajat ringan ADS
d. Tuli sensorineural derajat sedang berat ADS
e. Tuli campuran derajat sedang berat ADS
Soal No. 39
Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke untuk konsultasi medical checkupnya. Pasien merasakan
pendengarannya menurun. Pasien selama ini bekerja di pabrik dan selalu menggunakan penutup
telinga. Pada pemeriksaan audiometri didapatkan hasil berikut.
Apakah interpretasi jenis ketulian berdasarkan hasil pemeriksaan?
a. Tuli konduktif derajat ringan ADS 🡪 AC>25 db
b. Tuli sensori neural derajat ringan ADS
c. Tuli campuran derajat ringan ADS 🡪 AC BC >25dB, air bone gap (+)
d. Tuli sensorineural derajat sedang berat ADS 🡪 55-70 dB
e. Tuli campuran derajat sedang berat ADS
Pemeriksaan Audiometri
• Ambang dengar (AD) : bunyi nada murni terlemah pada frekuensi tertentu yang masih
dapat didengar oleh telinga seseorang.
• Perhitungan derajat ketulian :
o 0-25 dB : normal
o 26-40 dB : tuli ringan
o 41-55 dB : tuli sedang
o 56-70 dB : tuli sedang berat
o 71-90 dB : tuli berat
o >90 dB : tuli sangat berat
Tuli Konduktif Tuli sensorineural Tuli Campur
• BC normal atau < 25 dB • AC dan BC > 25 dB • BC > 25 dB
• AC > 25 dB • AC dan BC berimpit, tidak • AC > BC, terdapat air-bone
• Antara AC dan BC ada air-bone gap gap
terdapat air-bone gap Disebut terdapat air-bone gap apabila antara AC dan BC terdapat
perbedaan lebih atau sama dengan 10 dB, minimal pada 2 frekuensi
yang berdekatan.
Soal No. 40
Seorang Perempuan 28 tahun datang ke poliklinik dengan nyeri hebat pada telinga kanan sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan disertai dengan demam dan kemerahan pada daun telinga. Pasien memiliki Riwayat sering
menindik telinga. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pinna AD hiperemis (+), edema (+) nyeri tekan (+). Lobulus, liang telinga dan membrane timpani dalam
batas normal.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Erisepelas
b. Perikondritis
c. Otohematoma
d. Otitis eksterna
e. Mastoiditis
Soal No. 40
Seorang Perempuan 28 tahun datang ke poliklinik dengan nyeri hebat pada telinga kanan sejak 3 hari
yang lalu. Keluhan disertai dengan demam dan kemerahan pada daun telinga. Pasien memiliki Riwayat
sering menindik telinga. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pinna AD hiperemis (+), edema (+) nyeri tekan (+). Lobulus, liang telinga dan membrane
timpani dalam batas normal.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Erisepelas 🡪 kemerahan hingga lobulus
b. Perikondritis
c. Otohematoma 🡪 trauma (+)
d. Otitis eksterna 🡪 liang telinga edema, hiperemis
e. Mastoiditis 🡪 nyeri retroaurikula
Perikondritis
• Infeksi perikondrium kartilago daun telinga
• Faktor resiko : trauma, gigitan serangga, luka bakar, menindik telinga
Manifestasi Klinis
• Hiperemis dan edema pada pinna, nyeri
(+)
• Liang telinga dan MT dalam batas normal
Tatalaksana
• Kompres hangat, hindari manipulasi area vestibulum
• Antibiotik topical 🡪 Mupirocin 2x/hari 2-3 hari pada mukosa vestibulum hidung
• Antibiotik oral bila perlu
• Analgetik 🡪 tidak diperlukan, nyeri biasanya berkurang setelah 12 jam pemberian
antibiotik
Soal No. 42
Seorang laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri mimisan berulang sejak 1 bulan yang
lalu. Pasien juga mengeluh nyeri kepala terutama pada bagian pipi, hidung tersumbat, pengelihatan buram,
dan gigi goyang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan diplopia (+) parastesi pada wajah, palatum bombans (+).
Pada endoskopi didapatkan massa pada cavitas nasal.
Apakah diagnosis yang mungkin pada kasus tersebut?
a. Ca nasofaring
b. Ca sinonasal
c. Ca faring
d. Ethmoiditis akut
e. Juvenile nasopharyngeal angiofibroma
Soal No. 42
Seorang laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri mimisan berulang sejak 1 bulan yang
lalu. Pasien juga mengeluh nyeri kepala terutama pada bagian pipi, hidung tersumbat, pengelihatan
buram, dan gigi goyang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan diplopia (+) parastesi pada wajah, palatum
bombans (+). Pada endoskopi didapatkan massa pada cavitas nasal.
Apakah diagnosis yang mungkin pada kasus tersebut?
a. Ca nasofaring 🡪 tidak ada gejala fasial dan oral
b. Ca sinonasal
c. Ca faring 🡪 gangguan menelan, sesak
d. Ethmoiditis akut 🡪 nyeri kepala, bengkak, demam, rhinorrhea
e. Juvenile nasopharyngeal angiofibroma 🡪 epistaksis pada anak anak
Ca Sinonasal
• Kanker sinonasal merupakan keganasan pada kavum nasi dan sinus paranasal.
• Faktor risiko: industry kayu, nikel, krom, asbes, formaldehid, isopropyl, alcohol, tekstil
Klinis
• Nasal: obstruksi hidung, rinore, epistaksis
• Orbita: diplopia, proptosis, oftalmoplegi, gangguan visus
• Oral: palatum bombans, ulkus, gigi goyang
• Fasial: deformitas, massa, penonjolan daerah pipi, nyeri, anestesi dan parestesi
• Intrakranial: nyeri kepala, oftalmoplegi, gangguan visus
Pemeriksaan penunjang Ca Nasofaring Ca sinonasal
• Endoskopi 🡪 massa kavitas nasal
Gejala hidung
• MRI
• CT Scan Gejala mata
• Biopsi 🡪 gold standard Gejala intra cranial
Gejala telinga Gejala fasial
Gejala leher Gejalan oral
Ca Sinonasal
Soal No. 43
Seorang laki-laki 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan rasa nyeri tenggorokan sejak 2 minggu yang
lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul, terutama ketika pasien bekerja. Pasien sudah berobat ke dokter namun
kembali timbul lagi. Pasien merupakan pekerja pabrik yang sering terkena paparan asap dan debu. Pada
pemeriksaan tandavital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan faring hiperemis, tampak
dinding posterior tidak rata, cobblestone (+) pembesaran kgb (+).
Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien ini?
a. Farinitis akut
b. Faringitis kronik
c. Faringitis luentika
d. Laringitis akut
e. Laringitis kronik
Soal No. 43
Seorang laki-laki 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan rasa nyeri tenggorokan sejak 2 minggu yang
lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul, terutama ketika pasien bekerja. Pasien sudah berobat ke dokter namun
kembali timbul lagi. Pasien merupakan pekerja pabrik yang sering terkena paparan asap dan debu. Pada
pemeriksaan tandavital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan faring hiperemis, tampak
dinding posterior tidak rata, cobblestone (+) pembesaran kgb (+).
Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien ini?
a. Farinitis akut 🡪 onset <10 hari
b. Faringitis kronik
c. Faringitis luentika 🡪 bercak keputihan di faring posterior
d. Laringitis akut 🡪 gejala suara serak <10 hari
e. Laringitis kronik 🡪 gejala suara serak >10 hari
Faringitis
• Peradangan dinding faring
• Etiologi 🡪 Virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, iritan
• Klasifikasi
o Akut 🡪 <10 hari
o Kronik 🡪 >10 hari, nyeri tidak membaik dengan pengobatan. FR (merokok, polutan, alergi, GERD)
Klinis
• Nyeri tenggorokan, odinofagia
• Batuk, halitosis, rhinorrhea
• Demam
• Pembengkakan KGB
• Mual muntah
Faringitis Viral vs Bakterial
Faringitis Kronik
Tipe
• Catarrhal 🡪 penebalan mukosa, tampak pelebaran
pembuluh darah dan folikel (2)
• Atropic 🡪 membrane tipis yang merupakan lendir kental
dengan mukosa kering di dasarnya (3)
• Hypertrophic 🡪 penebalan mukosa, dinding posterior
tampaktidak rata dan bergranular (cobblestone)
• Granular 🡪 tampak pembengkakan KGB pada dinding
faring
Centor score
Untuk mengetahui penyebab faringitis
akibat infeksi GABHS (Grup-A Beta
Hemolyticus Streptococcus
Treatment
Soal No. 44
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan suara serak sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan batuk lama, demam hilang timbul, keringat malam, penurunan BB rasa kurang
nyaman dan kering di tenggorokan. Pada pemeriksaan TD 130/85 mmHg, HR 88 x/m, RR 20 x/m, suhu
37.7°C, mukosa laring hiperemis, eritem pada epiglotis. Pada pemeriksaan laringoskopi didapatkan
gambaran mouse bite appearance. Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan fibroinfiltart kedua
lapang paru.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
a. Faringitis luentika
b. Karsinoma laring
c. Laringitis TB
d. Faringitis kronik
e. Tonsilitis kronik
Soal No. 44
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan suara serak sejak 1 bulan yang
lalu. Keluhan disertai dengan batuk lama, demam hilang timbul, keringat malam, penurunan BB rasa
kurang nyaman dan kering di tenggorokan. Pada pemeriksaan TD 130/85 mmHg, HR 88 x/m, RR 20 x/m,
suhu 37.7°C, mukosa laring hiperemis, eritem pada epiglotis. Pada pemeriksaan laringoskopi didapatkan
gambaran mouse bite appearance. Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan fibroinfiltart kedua
lapang paru.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
a. Faringitis luentika 🡪 bercak keputihan, ulkus daerah faring
b. Karsinoma laring 🡪 massa pada laring
c. Laringitis TB
d. Faringitis kronik 🡪 cobble stone, dinding faring tidak rata
e. Tonsilitis kronik 🡪 hipertrofi tonsil, kripta melebar
Laringitis TB
• Tuberkulosis laring adalah radang spesifik pada laring yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberkulosa.
• jarang bersifat primer dan hampir selalu disertai dengan tuberkulosis paru aktif.
Tatalaksana
• Insisi drainase abses
• Eksisi dari sinus preaurikula
• antibiotik
Soal No. 48
Seorang anak Perempuan 15 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan pada lehernya. Benjolan
dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien sempat mengalami batuk pilek. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa padat, tidak nyeri di anterior otot
sternakleidomastoid, tidak ikut bergerak saat menelan.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
a. Parotitis
b. Kista ductus tiroglosus
c. Congenital muscular tortikolis
d. Higroma kistik
e. Brachial cleft cyst
Soal No. 48
Seorang anak Perempuan 15 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan pada lehernya. Benjolan
dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien sempat mengalami batuk pilek. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa padat, tidak nyeri di anterior
otot sternakleidomastoid, tidak ikut bergerak saat menelan.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
a. Parotitis 🡪 peradangan kelenjar parotis, bilateral
b. Kista ductus tiroglosus 🡪 sejak lahir, tidak nyeri, terletak di midline dekat tulang hyoid, ikut bergerak
saat menelan
c. Congenital muscular tortikolis 🡪 abnormalitas leher akibat trauma persalinan
d. Higroma kistik 🡪 massa leher lunak, tidak nyeri, transluminasi (+)
e. Brachial cleft cyst
Branchial Cleft Cyst
• Sisa struktur embriologis branchial cleft kedua atau sinus servikalis
• Akibat adanya obliterasi kista brakialis yang tidak sempurna
Manifestasi Klinis
• Umumnya terdiagnosis pada remaja, setelah kista terinfeksi
(ada riwayat ISPA sebelumnya)
• Massa padat, tidak nyeri
• Terletak sebelah lateral dari midline, berada di anterior otot
sternocleidomastoid
• Tidak ikut bergerak saat menelan
Tatalaksana : Eksisi
Pemeriksaan Penunjang :
USG
Soal No. 50
Seorang bayi laki-laki 1 bulan dibawa ibunya ke poliklinik dengan keluhan bengkak pada leher sebelah kiri.
Pasien cenderung memiringkan kepalanya dan kesulitan dalam menggerakan kepalanya. Pasien riwayat
lahir pervaginam, ditolong bidan dengan riwayat persalinan sungsang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
edema leher sinistra dengan wajah asimetri.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
a. Parotitis
b. Kista ductus tiroglosus
c. Congenital muscular tortikolis
d. Higroma kistik
e. Brachial cleft cyst
Soal No. 50
Seorang bayi laki-laki 1 bulan dibawa ibunya ke poliklinik dengan keluhan bengkak pada leher sebelah
kiri. Pasien cenderung memiringkan kepalanya dan kesulitan dalam menggerakan kepalanya. Pasien
riwayat lahir pervaginam, ditolong bidan dengan riwayat persalinan sungsang. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan edema leher sinistra dengan wajah asimetri.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
a. Parotitis 🡪 peradangan kelenjar parotis, bilateral
b. Kista ductus tiroglosus 🡪 sejak lahir, tidak nyeri, terletak di midline dekat tulang hyoid, ikut bergerak
saat menelan
c. Congenital muscular tortikolis
d. Higroma kistik 🡪 massa leher lunak, tidak nyeri, transluminasi (+)
e. Brachial cleft cyst 🡪 massa padat tidak nyeri, di anterior otot sternocleidomastoid, tidak bergerak
saat menelan
Congenital Muscular Tortikolis
•Posisi abnormal leher → akibat trauma persalinan pada letak kepala sungsang
•Bila dilakukan traksi kepala → terjadi cedera m. sternocleidomastoideus → hematoma →
terjadi pemendekkan akibat fibrosis
Manifestasi Klinis
• Bengkak di 1 sisi leher
• Kesulitan dalam kepala bergerak saat
memiringkan kepala
• Pasien memiringkan kepala, wajah asimetris
Tatalaksana
• Fisioterapi → program latihan stretching m. Sternocleidomastoideus
• Bila tidak ada perbaikan → prosedur operasi memanjangkan otot
sternocleidomastoideus
Terimakasih
Bimbel Kedokteran Nomor #1 di Indonesia