Anda di halaman 1dari 27

Rian Nofiansyah

Tutorial A1
FK UPN “VETERAN” JAKARTA
POLIP NASI

 Definisi
 Polip hidung adalah kelainan mukosa hidung
berupa massa lunak yang bertangkai,
berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih
keabu-abuan, dengan permukaan licin dan
agak bening karena mengandung banyak
cairan.
Etiologi
3 faktor penting terjadinya polip :
1. Adanya peradangan kronik dan berulang
pada mukosa hidung dan sinus.
2. Adanya gangguan keseimbangan vasomotor
3. Adanya peningkatan tekanan cairan
interstisial dan edema mukosa hidung.
Polip hidung

 Makroskopik massa yang lunak berwarna


putih keabu-abuan yang terdapat di
rongga hidung
 Mikroskopik tampak submukosa
hipertropik dan sembab terisi banyak
cairan interseluler, dilapisi epitel torak
berlapis semu, terdiri dari sel eosinofil,
limfosit dan sel plasma
POLIP HIDUNG

 Pembengkakan mukosa hidung yang


terisi cairan interseluler, yang makin
lama makin berat sehingga akhirnya
terdorong ke rongga hidung
 Asalnya dari sinus etmoid  multipel di
meatus medius
 Asal sinus maksila  koana/nasofaring
 antrokoanal polip
Patogenesis

 Edem mukosa di daerah meatus medius


 stroma terisi cairan interseluler 
mukosa sembab menjadi polipoid
 Mukosa sembab mekin membesar 
turun ke dalam rongga hidung
membentuk tangkai  POLIP
ETIOLOGI

1. Reaksi hipersensitif / reaksi alergi


pada mukosa hidung
2. Infeksi : rinitis kronik  sinusitis
3. Polip biasanya pada orang dewasa.
4. Polip pada anak jarang, polip mungkin
merupakan gejala kistik fibrosis
(mucoviscidosis)
Perbedaan
HIPERTROFI KONKA POLIP
Warna merah muda Putih
Tidak bertangkai Bertangkai
Pada penjepitan sakit Tidak sakit
Mudah berdarah Tidak
Keras Lunak
Nyeri Tidak
Vasokonstriktor mengecil Tidak
GEJALA KLINIK

 Rasa tersumbat menetap dan semakin


lama semakin berat keluhannya
 Hiposmia / anosmia
 Menyumbat ostium  sinusitis dgn
keluhan nyeri kepala dan rinore
 Alergi  bersin2 dan iritasi di hidung
 Sumbatan makin memberat  obstruksi
total  pusing
TERAPI POLIP

 Polip kecil  konservatip kortikosteroid


- oral
- topikal
- suntikan ke polip
 Polip besar  polipektomi (ekstraksi
polip) dengan senar polip (laso)
 Polip berulang-ulang  etmoidektomi
FESS
Terapi Polip Antrokoana

 Bila kecil : tangkap polip  ditarik ke


rongga hidung  polipektomi
 Bila besar : dengan kateter polip
didorong ke nasofaring  potong dari
mulut
 Cadwell luc  insisi ginggivobuccalis 
keatas sp terlihat sinus maksila 
antrostomi
 FESS
Rian Nofiansyah
Tutorial A1
FK UPN “VETERAN” JAKARTA
DEVIASI SEPTUM

 Normal  septum lurus ditengah


 Deviasi ringan  tidak mengganggu
 Deviasi berat  penyempitan rongga
hidung  mengganggu fungsi hidung dan
timbul komplikasi
 Etiologi – trauma
- ketidak seimbangan

pertumbuhan tl rawan septum


Bentuk deformitas

1. Deviasi berbentuk huruf C atau S


2. Dislokasi: bag bwh kartilago septum
keluar dari krista maksila dan masuk ke
dalam rongga hidung
3. Penonjolan tulang/tulang rawan septum
krista : memanjang dr dpn ke belakang
spina : runcing dan pipih
4. Spina : deviasi/krista melekat  konka
Gejala deviasi septum

 sumbatan hidung unilateral / bilateral


 Konka hipertropfi
 Nyeri di kepala dan sekitar mata
 penciuman terganggu  atap septum
 Menyumbat osteum  sinusitis
Terapi deviasi septum

1. Reseksi submukosa ( SMR )


mukoperiosteum dan mukoperikondrium
kedua sisi dilepaskan dari tl rawan dan
tl septum bagian dari tulang/tl rawan
dari septum diangkat  saddle nose
2. Septoplasti / Reposisi septum  hanya
yang bagian bengkok direposisi, bagian
yang berlebihan saja dikeluarkan.
HEMATOMA SEPTUM

 Trauma  pembuluh darah submukosa


pecah  darah terkumpul diantara
perikondrium dan tulang rawan septum
hematoma septum
 Fraktur tulang rawan  darah masuk ke
sisi lain  hematoma septum bilateral
 tulang rawan rusak  saddle nose
Gejala klinik

 Sumbatan hidung
 Nyeri
 Pembengkakan unilateral/bilateral pada
septum depan berbentuk bulat dan licin
berwarna merah
 Pembangkakan hebat  obstruksi total
Terapi dan komplikasi

 Terapi : Drenase  pungsi  insisi pada


bagian yang menonjol, bila tl rawan
masih utuh insisi bilateral pada septum
bagian depan tampon dan berikan
antibiotika
 Komplikasi :
- Abses septum
- Deformitas hidung luar ( saddle nose )
ABSES SEPTUM

Trauma hematoma septum  infeksi


kuman  abses
 Gejala – hidung tersumbat progresif
- nyeri berat di puncak hidung
- demam
- sakit kepala
- pembengkakan septum
Terapi abses septum

 Insisi, drenase nanah  bahaya


komplikasi ke intrakranial atau
septikemia
 Antibiotika dosis tinggi
 Analgetika
 Destruksi hidung  rekonstruksi
Deviasi Septum Hematoma Abses Septum
Septum
Etiologi •Trauma •Trauma •Trauma
•Ketidakseimbang •Fraktur tl.rawan •Infeksi kuman
an pertumbuhan
septum.
Gejala •Hidung t’sumbat •Hidung t’sumbat •Hidung t’sumbat
•Nyeri di kepala •Rasa nyeri progresiv
dan mata •Nyeri berat di
•Penciuman puncak hidung
t’ganggu •Demam
•Sinusitis •Sefalgi
Terapi •Reseksi mukosa •Drainase •Insisi dan
•Septoplasti •Insisi hematoma drainase nanah
•Antibiotik •Antibiotik
•Analgetik
Komplikasi •Saddle nose •Abses septum •Destruksi
•Saddle nose tl.rawan
•Perforasi septum
•Saddle nose
•Septikemia

Anda mungkin juga menyukai