Mata Kuliah Kegagalan Reproduksi yang diAmpu oleh Drh. Anissa Rahmi, M.Si
Kelompok 2
Muhammad Herlan Fauzi A.2110263
Vina Anzelita Nugrahani A.2111565
Natashya Chandra Rachmadhanti A.2110308
Rafi Rabbani Yusup A.2110451
Progiba Benar Nusantara L Banic A.2110100
Mhd Riski Arnanda A.2110651
Muhammad Saman Rizal A.2111675
Alfian Febriansyah Hermawan A.2211249
II. Penyebab
Ketidakmampuan kopulasi pada ternak dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti gangguan sistem reproduksi, kondisi fisiologis, dan masalah psikologis. Beberapa
penyebab ketidakmampuan kopulasi pada ternak seperti:
1. Ketidakmampuan kopulasi pada ternak bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk gangguan sistem reproduksi, kondisi fisiologis, masalah psikologis,
faktor lingkungan, gangguan autoimun, dan penggunaan obat-obatan.
2. Gangguan sistem reproduksi seperti gangguan ovulasi, disfungsi hipotalamus, atau
kelainan pada organ reproduksi bisa menjadi penyebab utama.
3. Selain itu, kondisi fisiologis seperti usia, berat badan, dan kesehatan juga dapat
mempengaruhi kemampuan kopulasi, di mana usia yang lebih tua dapat
mengurangi produksi sel telur dan mempengaruhi ovulasi.
4. Masalah psikologis seperti stres atau tekanan hidup juga dapat mempengaruhi
libido dan kemampuan kopulasi.
5. Faktor lingkungan, seperti kondisi lingkungan tropis, dapat mempengaruhi
kemampuan kopulasi pada ternak subtropis.
6. Gangguan autoimun dan penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi
atau obat terlarang, juga bisa mempengaruhi sistem reproduksi dan kemampuan
kopulasi pada ternak.
Urolithiasis, batu ginjal Kelainan pada ovarium
Infectious balanoposthitis (IPB) pada jantan dan Gangguan reproduksi: (gangguan ovulasi)
infectious pospular vulvovaginitis (IPV) pada Corpus Luteum Presisten
betina
III. Penanganan
Untuk menangani kegagalan kopulasi pada hewan ternak, langkah-langkah berikut dapat
diambil. Pertama, periksa kondisi fisik hewan untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang
menghambat kopulasi. Selanjutnya, pastikan lingkungan hewan nyaman dan sesuai, termasuk
suhu, kelembaban, dan kualitas udara. Lakukan juga pemeliharaan yang baik, kendalikan tingkah
laku seksual, dan periksa kualitas semen jika kegagalan berlanjut. Jaga agar hewan tidak stres dan
pastikan kondisi lingkungan dan genetika juga mendukung proses kopulasi yang sukses.
Referensi
E. S. E. Hafez, B. Hafez. 2000. Reproduction in Farm Animals. Wiley-Blackwell
T. Situmorang, I. M. Gunawan, B. P. Purwanto, A. Wahyudi. (2020). "Pemeliharaan dan
Pengembangan Ternak Ruminansia." Jatinangor: Institut Pertanian Bogor.
Df. Walker. 1984. Causes Of Copulatory Failure in Beef Bulls. National Library of Medicine.
Diakses Pada Tanggal 6 Maret 2024. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/6539852/
Pati. Nikolaus Kia. 2017. Kegagalan Reproduksi Hewan Jantan. Scribd. Diakses pada tanggal 6
Maret 2024. https://id.scribd.com/document/358508288/Kegagalan-Reproduksi-Hewan-
Jantan
Bab II Tinjauan Pustaka Diakses Pada tanggal 07 Maret 2024 .
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/965/3/BAB.II.pdf
Lestari. Tita Damayanti.Dkk. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Airlangga University Press. Diakses
Pada Tanggal 7 Maret 2024.
https://repository.unair.ac.id/74419/33/Bukti%207%20Ilmu%20Reproduksi%20Ternak-
dikompresi.pdf
Supriyanto. Singgih. 2018. Pengaruh Tingkah Laku Seksual Terhadap Produksi Semen Pada Sapi
Madura. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang
Bab II Tinjauan Pustaka. Diakses pada Tanggal 05 Maret 2024.
https://repository.ub.ac.id/id/eprint/965/3/BAB.II.pdf
Wikipedia. Sistem Reproduksi Manusia. Diakses Pada Tanggal 05 Maret 2024.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_reproduksi_manusia