Anda di halaman 1dari 5

KETIDAKMAMPUAN KOPULASI

Mata Kuliah Kegagalan Reproduksi yang diAmpu oleh Drh. Anissa Rahmi, M.Si

Kelompok 2
Muhammad Herlan Fauzi A.2110263
Vina Anzelita Nugrahani A.2111565
Natashya Chandra Rachmadhanti A.2110308
Rafi Rabbani Yusup A.2110451
Progiba Benar Nusantara L Banic A.2110100
Mhd Riski Arnanda A.2110651
Muhammad Saman Rizal A.2111675
Alfian Febriansyah Hermawan A.2211249

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2024
I. Pengertian
Kopulasi pada ternak ruminansia adalah proses perkawinan antara ternak jantan dan
betina yang melibatkan ejakulasi sperma dari saluran reproduksi ternak jantan di dalam
vagina betina dan dilepaskan cairan. Beberapa gangguan fungsional organ reproduksi pada
ternak ruminansia, seperti cystic pada ovarium, anestrus, dan nymphomania, dapat
mempengaruhi proses reproduksi dan mengakibatkan ketidakmampuan ternak untuk
melakukan kopulasi atau terjadinya pembuahan yang tidak berhasil gangguan fungsional
organ reproduksi pada ternak ruminansia, seperti cystic pada ovarium yang dapat
mengakibatkan terjadinya siklus birahi yang tidak sesuai dengan yang seharusnya, anestrus
yang disebabkan oleh tingginya kadar progesteron dalam darah pada saat tidak bunting
atau akibat gangguan hormonal, dan nymphomania yang dapat mengakibatkan ternak
betina tidak mau melakukan perkawinan atau jika dipaksa kawin tidak akan terjadi
pembuahan.
Kemampuan berkopulasi pada hewan jantan tidak hanya ditentukan oleh tingkat
libido, tetapi juga oleh kemampuan ereksi penis yang sempurna. Meskipun memiliki libido
tinggi, hewan jantan tidak selalu mampu berkopulasi dengan baik jika ereksi penis tidak
sempurna. Ereksi dianggap sempurna jika seluruh penis dapat dikeluarkan dari preputium
dan masuk ke dalam alat kelamin betina dengan sempurna. Ereksi yang tidak sempurna
bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan pada alat reproduksi jantan seperti
phimosis, perlengketan antara dinding preputium dengan penis, radang preputium kronis,
urolithiasis, gangguan pada otot retraktor penis, atau radang pada teracak.
Ketidakkemampuan kopulasi hewan ternak mengacu pada kondisi di mana hewan
ternak tidak mampu melakukan hubungan seksual secara normal atau mengalami kesulitan
dalam melakukannya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan
fisik, masalah kesehatan, masalah reproduksi, atau faktor lingkungan. Ketidakmampuan
kopulasi dapat menghambat proses reproduksi ternak dan berpotensi menyebabkan
penurunan produktivitas dan efisiensi peternakan.
Kopulasi

II. Penyebab
Ketidakmampuan kopulasi pada ternak dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti gangguan sistem reproduksi, kondisi fisiologis, dan masalah psikologis. Beberapa
penyebab ketidakmampuan kopulasi pada ternak seperti:
1. Ketidakmampuan kopulasi pada ternak bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk gangguan sistem reproduksi, kondisi fisiologis, masalah psikologis,
faktor lingkungan, gangguan autoimun, dan penggunaan obat-obatan.
2. Gangguan sistem reproduksi seperti gangguan ovulasi, disfungsi hipotalamus, atau
kelainan pada organ reproduksi bisa menjadi penyebab utama.
3. Selain itu, kondisi fisiologis seperti usia, berat badan, dan kesehatan juga dapat
mempengaruhi kemampuan kopulasi, di mana usia yang lebih tua dapat
mengurangi produksi sel telur dan mempengaruhi ovulasi.
4. Masalah psikologis seperti stres atau tekanan hidup juga dapat mempengaruhi
libido dan kemampuan kopulasi.
5. Faktor lingkungan, seperti kondisi lingkungan tropis, dapat mempengaruhi
kemampuan kopulasi pada ternak subtropis.
6. Gangguan autoimun dan penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi
atau obat terlarang, juga bisa mempengaruhi sistem reproduksi dan kemampuan
kopulasi pada ternak.
Urolithiasis, batu ginjal Kelainan pada ovarium

Infectious balanoposthitis (IPB) pada jantan dan Gangguan reproduksi: (gangguan ovulasi)
infectious pospular vulvovaginitis (IPV) pada Corpus Luteum Presisten
betina

III. Penanganan
Untuk menangani kegagalan kopulasi pada hewan ternak, langkah-langkah berikut dapat
diambil. Pertama, periksa kondisi fisik hewan untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang
menghambat kopulasi. Selanjutnya, pastikan lingkungan hewan nyaman dan sesuai, termasuk
suhu, kelembaban, dan kualitas udara. Lakukan juga pemeliharaan yang baik, kendalikan tingkah
laku seksual, dan periksa kualitas semen jika kegagalan berlanjut. Jaga agar hewan tidak stres dan
pastikan kondisi lingkungan dan genetika juga mendukung proses kopulasi yang sukses.
Referensi
E. S. E. Hafez, B. Hafez. 2000. Reproduction in Farm Animals. Wiley-Blackwell
T. Situmorang, I. M. Gunawan, B. P. Purwanto, A. Wahyudi. (2020). "Pemeliharaan dan
Pengembangan Ternak Ruminansia." Jatinangor: Institut Pertanian Bogor.
Df. Walker. 1984. Causes Of Copulatory Failure in Beef Bulls. National Library of Medicine.
Diakses Pada Tanggal 6 Maret 2024. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/6539852/
Pati. Nikolaus Kia. 2017. Kegagalan Reproduksi Hewan Jantan. Scribd. Diakses pada tanggal 6
Maret 2024. https://id.scribd.com/document/358508288/Kegagalan-Reproduksi-Hewan-
Jantan
Bab II Tinjauan Pustaka Diakses Pada tanggal 07 Maret 2024 .
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/965/3/BAB.II.pdf
Lestari. Tita Damayanti.Dkk. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Airlangga University Press. Diakses
Pada Tanggal 7 Maret 2024.
https://repository.unair.ac.id/74419/33/Bukti%207%20Ilmu%20Reproduksi%20Ternak-
dikompresi.pdf
Supriyanto. Singgih. 2018. Pengaruh Tingkah Laku Seksual Terhadap Produksi Semen Pada Sapi
Madura. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang
Bab II Tinjauan Pustaka. Diakses pada Tanggal 05 Maret 2024.
https://repository.ub.ac.id/id/eprint/965/3/BAB.II.pdf
Wikipedia. Sistem Reproduksi Manusia. Diakses Pada Tanggal 05 Maret 2024.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_reproduksi_manusia

Anda mungkin juga menyukai