Abstrak
Pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan terutama di kota-kota besar.
Singapura merupakan negara yang maju dengan kepadatan penduduk yang cukup
tinggi. Pertumbuhan penduduk selain dikarenakan oleh penduduk asli setempat juga
disebabkan oleh imigran yang datang ke kota tersebut. Metode yang digunakan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Yang mana metode ini merupakan salah
satu jenis metode yang mempunyai tujuan untuk menyajikan gambaran-gambaran
secara lengkap dan mendetail mengenai tingkah laku atau perilaku sosial. Tujuannya
untuk memahami dan mendeskripsikan konsep arsitektur bioklimatik serta penerapan
konsep arsitektur bioklimatik pada bangunan hunian vertikal. Hasil penelitian yang
didapat berupa penjelasan kesesuaian bangunan Kampung Admiralty dengan konsep
arsitektur bioklimatik.
Abstract
Population growth has increased, especially in big cities. Singapore is a developed
country with a fairly high population density. Population growth is not only caused
by local natives but also by immigrants who come to the city. The method used is the
descriptive qualitative method. This method is one type of method that has the aim of
presenting complete and detailed pictures of social behavior or behavior. The aim is
to understand and describe the concept of bioclimatic architecture and the application
of the concept of bioclimatic architecture to vertical residential buildings. The results
obtained in the form of an explanation of the suitability of the Admiralty Village
building with the concept of bioclimatic architecture.
& Ambarrukmo, 2018). Banyak pendatang ke budaya, maupun sistem kemasyarakatan lainnya
singapura dari berbagai suku dan kalangan yang ada di “kampung” (Ansori, 2015).
untuk mengadu nasib Akibat adanya imigrasi.
Banyaknya imigran membuat lahan di 2. Arsitektur dan Iklim
Singapura semakin sempit. Akhirnya hunian Hubungan antara iklim indoor dan
vertikal dijadikan sebuah solusi bagi para outdoor sangat tergantung pada desain arsitektur
imigran yang datang Sebuah rusun atau rumah dan struktur bangunan, selanjutnya iklim dalam
susun belumlah cukup untuk menunjang semua ruangan dapat dikendalikan oleh desain
kebutuhan warga imigran yang belum mendapat bangunan untuk mengakomodasi kebutuhan
tempat tinggal. Warga imigran biasanya masih kenyamanan manusia (Givoni, 1998). Sejalan
kental dengan budaya tempat daerah asal dengan hal tersebut Kukreja (1978) menyatakan
mereka (kampung). bahwa Iklim memiliki pengaruh yang dominan
Masalah bioklimatik dalam bangunan terhadap arsitektur di seluruh dunia dan disemua
diidentifikasi pertama kali oleh Olgyay pada periode waktu.
tahun 1950an dan dikembangkan sebagai proses Menurut Olgyay (1963) terdapat empat
desain pada tahun 1960-an. (Olgyay, 1963). bidang yang saling mempengaruhi dalam desain
Proses desain menyatukan disiplin ilmu fisiologi arsitektur terkait iklim yaitu klimatologi,
manusia, klimatologi dan fisika bangunan. biologi, teknologi dan arsitektur. Langkah
(Szokolay, 2004) dan selama beberapa tahun pertama mewujudkan arsitektur tanggap iklim
terakhir telah dipandang sebagai landasan untuk adalah survei elemen iklim yang ada di lokasi
mencapai bangunan yang lebih berkelanjutan. tertentu, hal ini karena manusia adalah faktor
(Szokolay, 2004; Hyde, 2008). Prinsip-prinsip utama dalam arsitektur dan tempat tinggal
bioklimatik, strategi dan solusi praktik terbaik dirancang untuk memenuhi kebutuhan biologis
untuk bangunan masih harus diteliti dan diakui manusia. Langkah berikutnya adalah
sepenuhnya di dalam bidang ini. ( Yeang, 1999 mengevaluasi dampak setiap elemen iklim
dalam Hyde, 2008). terhadap fisiologis manusia. Sebagai langkah
Dengan adanya kondisi seperti itu maka ketiga penerapan solusi teknologi dalam
bagaimana penerapan konsep arsitektur mengatasi persoalan kenyamanan bangunan
bioklimatik pada bangunan hunian vertikal. terkait kondisi iklim, dan ditahap akhir solusi
Tujuannya untuk memahami dan harus dikombinasikan sesuai dengan
mendeskripsikan konsep arsitektur bioklimatik kepentingan pengguna dalam kesatuan
serta penerapan konsep arsitektur bioklimatik arsitektur.
pada bangunan hunian vertikal. Penerapan solusi teknologi menurut
Olgyay terdapat enam faktor penentu yaitu:
Landasan Teori pemilihan lokasi, orientasi matahari,
1. Kampung Vertikal perhitungan shading, bentuk rumah dan bentuk
Kampung vertikal merupakan konsep bangunan, gerakan udara (Angin dan ventilasi)
hunian yang bertransformasi dari sebuah dan suhu ruangan. Semua faktor tersebut
kampung yang horizontal dibentuk bersusun berkontribusi untuk mewujudkan a balanced
tegak lurus ke atas dengan tujuan shelter (Olgyay, 1963).
meminimalisasi penggunaan lahan (Arsitektur, Menurut Givoni terdapat beberapa fitur
Teknik, Sebelas, & Surakarta, 2011). Kampung desain arsitektur dari desain bangunan yang
vertikal merupakan bentuk lain atau solusi mempengaruhi iklim dalam ruangan (Roche,
untuk penertiban kampung kota yang kurang 2011). Fitur tersebut melakukan ini dengan
tertib. Kampung vertikal merupakan kawasan memodifikasi empat bentuk interaksi antara
ramah penduduk untuk masyarakat bangunan dan lingkungannya :
berpenghasilan rendah mendapatkan tinggal. 1. Paparan sinar matahari yang efektif
Bedanya dengan hunian vertikal lainnya (effective solar exposure) dari elemen
kampung vertikal haruslah bisa mewadahi berlapis kaca dan buram envelope
karakteristik dari sebuah budaya kampung itu bangunan (dinding dan atapnya)
sendiri. Menurut Taluru dkk, kampung vertikal 2. Perolehan panas matahari efektif
merupakan sebuah upaya dalam menghadirkan (effective solar heat gain) bangunan
lingkungan binaan yang mampu mewadahi
karakteristik pola, perilaku, kebiasaan, tradisi,
curah hujan dan rata-rata suhu bulanan, yaitu Orientasi pada bangunan juga sangat
hujan tropis, kering, hangat, sedang, dingin salju penting, terutama pada bangunan tingkat tinggi
es, dan kutub. Sedangkan Olgyay (1963) yang mendapatkan penyinaran dan panas
membagi empat zona berdasarkan sistem matahari secara langsung dan penuh.
Koppen yaitu : lembab panas, kering panas, Penempatan orientasi bangunan yang tepat pun
daerah beriklim sedang dan dingin. juga bisa membantu menghemat penggunaan
Zona tropis merupakan terminologi energi. Pada umumnya, bukaan bangunan yang
pembagian geografis yang merujuk pada menghadap utara dan selatan dapat mengurangi
wilayah yang terletak dekat katulistiwa Daerah beban panas. Untuk mengurangi panas pada
iklim tropis terletak di antara 23½º LS dan permukaan yang menghadap timur dan barat
23½ºLU dan hampir 40% dari permukaan bumi maka solusi terbaik adalah memberikan luas
yang mendapatkan sinar matahari secara permukaan yang terkecil yang menghadap ke
vertikal pada siang hari. Yang dibatasi oleh arah tersebut. Akan tetapi, pada daerah-daerah
garis The topic of Capricorn dan The Tropic of tertentu seperti daerah tropis, peletakan core
Cancer. Dari pembagian diatas zona tropis banyak yang menghadap timur-barat. Hal
dibagi menjadi 2 daerah iklim, yaitu (1) daerah tersebut dikarenakan core juga bisa berfungsi
hangat lembab/ Tropika basah (Hot/Warm sebagai zona buffer sehingga dapat menghemat
Humid Climate Zones) kurang lebih terletak pemakaian AC dalam suatu bangunan.
antara 15º LU dan 15º LS. (2) Daerah Panas-
Kering/ Tropika kering ( Hot-Dry/ Arid Climate
Zones) terletak antara 15º LU - 30º LU dan 15º
LU - 30º LS.
2. Penentuan Orientasi
melepaskan O2. Gambar 8 adalah hubungan informasi-informasi terkait studi kasus secara
terhadap lanskap. lengkap, teliti dan mendalam dengan
menggunakan tahapan-tahapan kerja yaitu
antara lain, pengumpulan data selama satu
periode tertentu yang sudah ditentukan
sebelumnya. Peneliti menentukan lokasi yang
akan digunakan sebagai area studi kasus yang
akan diteliti dengan menggunakan teori yang
ada di dalam buku (Yeang 1994) mengenai
prinsip-prinsip arsitektur bioklimatik.
Lokasi studi kasus berada di 676
Woodlands Drive 71, Singapura.
matahari yang berlebihan. Selain itu orientasi Sistem pengudaraan alami pada Unit 1
dapat pula dimanfaatkan untuk menentukan menggunakan sistem sirkulasi menyilang
besarnya aliran udara pada suatu tempat dan sehingga bisa mengurangi penggunaan
memanfaatkannya sebagai penetralisir pendingin buatan seperti air conditioner,
kelembaban udara dalam bangunan. sedangkan pada unit 2 tidak terdapat sistem
Orientasi massa bangunan Kampung pengudaraan alami.
Admiralty kurang sesuai dengan prinsip
arsitektur bioklimatik, hal ini dikarenakan
massa bangunan berorientasi timur dan barat
berpotensi besar mendapatkan paparan radiasi
sinar matahari langsung. Dimana hal ini dapat
membuat suhu ruang menjadi lebih tinggi.
3. Udara Tradisional
Bangunan Admiralty menjadi 2 bagian
hal ini sangat baik dikarenakan dapat mencegah
sirkulasi udara dikarenakan bentang yang terlalu
lebar. Celah diantara kedua gedung sebagai
ruang transisi dapat berguna sebagai jalur
masuk sirkulasi udara, dimana angin dari arah
luar mengalir melalui ruang transisi lalu masuk
ke gedung, dimana di dalam gedung terdapat
Gambar 12. Site Plan Kampung Admiralty ruang terbuka besar yang dapat menampung
udara yang masuk sebelum ke ruang ruang
lainnya. Adapun gambar ruang transisi pada
bangunan Kampung Admiralty dapat dilihat di
2. Bukaan Jendela bawah ini.
Pencahayaan alami pada bangunan
Kampung Admiralty sangat baik dikarenakan
mendapatkan cahaya alami yang baik pada
semua sisi bangunan namun peletakannya
yang menyebabkan suhu ruangan menjadi
tinggi terutama bagian sisi timur dan barada
yang terpapar matahari secara langsung.
4. Lanskap
Bangunan Kampung Admiralty
mengaplikasikan unsur ekologi yaitu
menggabungkan antara tanaman dan
bangunan atau menjadikan tanaman bagian
dari bangunan seperti gambar dibawah ini.
5. Penempatan Core
Posisi service core merupakan hal
terpenting dalam suatu perancangan bangunan
tinggi. Selain menjadi bagian dalam struktur, Gambar 18. Skematik Balkon Kampung
penempatan service core juga sangat Armiralty
mempengaruhi kenyamanan termal dalam
bangunan tingkat tinggi. 7. Desain Pembayang Pasif
Penempatan core pada bangunan Kampung Pembayang pasif merupakan sistem
Admiralty kurang sesuai dengan prinsip pengaturan pencahayaan dengan biaya lebih
arsitektur bioklimatik hal ini dikarenakan posisi rendah atau lebih masuk akal daripada sistem
core berada di tengah sehingga tidak menjadi curtain walls yang lebih rumit. Kampung
penahan panas sinar matahari yang membuat Admiralty sudah menerapkan arsitektur
suhu di dalam ruangan menjadi panas. bioklimatik pada bangunannya, Penggunaan
Penempatan core Kampung Admiralty belum pembayang pasif pada bangunan Kampung
sesuai dengan prinsip arsitektur Bioklimatik Admiralty tidak menggunakan secondary skin
menurut keannet yeang core tidak menjadi tetapi dengan cross ventilation melalui void
menjadi bagian dari penahan panas. untuk menyalurkan udara panas keluar.
wnload/11145/10348
SIMPULAN DAN SARAN Peni, R., Wilujeng, K., Tinggi, S., &
Kampung Admiralty Singapura Ambarrukmo, P. (2018). MERLION
memenuhi elemen-elemen yang menjadi ciri PARK SEBAGAI ICON NEGARA.
khas konsep arsitektur bioklimatik. Ada pun (September 1972), 1–16.
konsep yang belum terpenuhi dengan Roche, P. (2011). Climate and Architecture.
maksimal adalah pada orientasi massa Carbon-Neutral Architectural Design,
bangunan, hal ini dikarenakan massa bangunan (Givoni 280), 97–136.
berorientasi timur dan barat berpotensi besar https://doi.org/10.1201/b11581-5
mendapatkan paparan radiasi sinar matahari Yeang, K., & P, N. P. (n.d.). Pengantar.
langsung. Tapi secara keseluruhan Kampung
Admiralty sudah memenuhi prinsip-prinsip
bioklimatik .
DAFTAR PUSTAKA