Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dina Agustina Putri

NIM : F1081231065
Kelas : 2B Reguler
KONSEP DASAR BIOLOGI DAN IPBA
TUGAS PERKEMBANGBIAKKAN

PERTANYAAN :
1. Coba perhatikan bagian-bagian bunga secara seksama, dari bagian manakah buah
dibentuk? Jelaskan!
2. Planaria dapat dijadikan sebagai indikator perairan yang belum tercemar. Betulkah?
Coba Anda jelaskan!
3. Jelaskan perbedaan utama fertilisasi pada hewan rendah dan hewan tingkat tinggi !
4. Alat perkembangbiakan pada burung betina berbeda dengan alat perkembangbiakan
pada tikus betina. Jelaskan beberapa perbedaan tersebut!
5. Lama hidup dan kemampuan sel sperma untuk membuahi sel telur dalam saluran
reproduksi betina lebih kurang 24 jam, sedangkan sel telur sendiri masa hidupnya hanya
sekitar 24 jam setelah diovulasikan dari ovanum. Dengan patokan tersebut, dapatkah
Anda menggunakan pengetahuan ini untuk melakukan KB mandiri? Jelaskan!

JAWABAN :

1. Buah dibentuk dari bagian bakal buah, yang merupakan bagian dari putik bunga. Putik
bunga terdiri dari kepala putik dan bakal buah, dan buah merupakan bagian dari bakal
buah. Bagian ini menjadi tempat terjadinya pembuahan, yaitu proses peleburan antara sel
telur betina dan jantan yang kemudian menjadi buah.

2. Planaria, sebagai organisme hermafrodit, dapat digunakan sebagai indikator perairan yang
belum tercemar, terutama perairan tawar. Hal ini disebabkan oleh kekurangan sel tetap
yang tidak ditemukan dalam hewan ini, yang membuatnya sangat sensitif terhadap
perubahan lingkungan. Jika ada pencemaran, maka hewan akan meninggalkan perairan
tersebut. Planaria hidup di perairan yang bersih dan terlindungi dari sinar matahari, dan
kadang-kadang dapat digunakan sebagai indikator perairan yang belum tercemar.
3. Fertilisasi pada hewan rendah dan hewan tinggi memiliki perbedaan utama terutama dalam
cara pembuahan yang terjadi. Hewan rendah, seperti hidra dan cacing planaria, melakukan
reproduksi secara aseksual atau tanpa peleburan sel gamet. Ini berarti bahwa sel telur
betina dan sel sperma jantan tidak perlu peleburan sebelum menjadi buah. Hewan ini
memiliki sistem reproduksi yang berbasis pada perkembangan sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina, yang terjadi secara vegetatif atau tanpa penggunaan alat reproduksi.
Sementara itu, hewan tinggi, seperti reptil, amfibia, dan mamalia, melakukan reproduksi
secara generatif, yang terjadi dengan peleburan sel gamet. Pada hewan ini, sel telur betina
dan sel sperma jantan harus peleburan sebelum menjadi buah. Hewan tinggi memiliki
sistem reproduksi yang berbasis pada alat reproduksi, seperti testis dan ovarium, yang
mengeluarkan sel sperma jantan dan sel telur betina. Pembuahan pada hewan tinggi dapat
terjadi secara eksternal atau diluar tubuh induk betina, atau secara internal atau di dalam
tubuh induk betina.

4. Alat perkembangbiakan pada burung betina berbeda dengan alat perkembangbiakan pada
tikus betina dalam beberapa hal. Berikut adalah beberapa perbedaan tersebut:

a. Lokasi: Alat perkembangbiakan pada burung betina terdiri dari ovarium, oviduk, dan
kloaka, yang terletak di bagian kiri tubuh burung. Sedangkan pada tikus betina, alat
perkembangbiakan terdiri dari ovarium, oviduk, dan kloaka, yang terletak di bagian kiri
dan kanan tubuh tikus
b. Fungsi: Alat perkembangbiakan pada burung betina digunakan untuk menghasilkan
telur. Telur berasal dari proses fertilisasi internal, yang terjadi di dalam tubuh induk
betina. Pada tikus betina, alat perkembangbiakan digunakan untuk menghasilkan kulit
telur yang nanti akan menjadi telur. Telur tikus dihasilkan dari proses fertilisasi
eksternal, yang terjadi di luar tubuh induk betina
c. Jenis: Burung memiliki alat perkembangbiakan yang berbeda dari tikus. Burung
memiliki ovarium, oviduk, dan kloaka, yang merupakan bagian dari sistem reproduksi
burung. Tikus memiliki ovarium, oviduk, dan kloaka, yang merupakan bagian dari
sistem reproduksi tikus
d. Pembuahan: Pada burung, fertilisasi internal dilakukan saat pada kloaka betina. Burung
menghasilkan telur dari proses fertilisasi. Telur berasal dari proses peleburan antara sel
telur betina dan jantan. Pada tikus, pembuahan dilakukan di luar tubuh induk betina.
Tikus memiliki kulit telur yang nanti akan menjadi telur.
e. Sistem reproduksi: Burung dan tikus memiliki sistem reproduksi yang berbeda. Burung
memiliki sistem reproduksi yang berbasis pada alat kelamin luar, yaitu kloaka. Tikus
memiliki sistem reproduksi yang berbasis pada alat kelamin luar dan dalam, yaitu
ovarium, oviduk, dan kloaka.
f. Penyediaan alat perkembangbiakan: Burung memiliki ovarium yang merupakan bagian
dari sistem reproduksi burung. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan sel telur. Tikus
memiliki ovarium yang merupakan bagian dari sistem reproduksi tikus. Ovarium
berfungsi untuk menghasilkan kulit telur yang nanti akan menjadi telur.
g. Komponen alat perkembangbiakan: Burung memiliki alat perkembangbiakan yang
berbeda dari tikus. Burung memiliki ovarium, oviduk, dan kloaka, yang merupakan
bagian dari sistem reproduksi burung. Tikus memiliki ovarium, oviduk, dan kloaka,
yang merupakan bagian dari sistem reproduksi tikus
h. Peranan alat perkembangbiakan: Alat perkembangbiakan pada burung berfungsi untuk
menghasilkan telur. Telur berasal dari proses fertilisasi internal, yang terjadi di dalam
tubuh induk betina. Pada tikus, alat perkembangbiakan berfungsi untuk menghasilkan
kulit telur yang nanti akan menjadi telur. Kulit telur tikus dihasilkan dari proses
fertilisasi eksternal, yang terjadi di luar tubuh induk betina.
i. Tipe alat perkembangbiakan: Burung memiliki alat perkembangbiakan yang berbeda
dari tikus. Burung memiliki ovarium, oviduk, dan kloaka, yang merupakan bagian dari
sistem reproduksi burung. Tikus memiliki ovarium, oviduk, dan kloaka, yang
merupakan bagian dari sistem reproduksi tikus.
j. Perkembangan telur: Burung memiliki telur yang berasal dari proses fertilisasi internal,
yang terjadi di dalam tubuh induk betina. Telur burung memiliki cangkang kalsium dan
protein, yang menahan hilangnya air dan kerusakan fisik. Pada tikus, telur dihasilkan
dari proses fertilisasi eksternal, yang terjadi di luar tubuh induk betina. Telur tikus
memiliki kulit yang nanti akan menjadi telur.

5. Dengan pengetahuan yang dimaksudkan dalam soal, yaitu lama hidup dan kemampuan sel
sperma untuk membuahi sel telur dalam saluran reproduksi betina lebih kurang 24 jam,
sedangkan sel telur sendiri masa hidupnya hanya sekitar 24 jam setelah diovulasikan dari
ovarium, dapat kita gunakan untuk melakukan KB mandiri.
Pengetahuan ini mengindikasikan bahwa sel telur diovulasikan dari ovarium dan sel
sperma dari testis. Sel telur memiliki masa hidup yang terbatas, sekitar 24 jam setelah
diovulasikan. Sel sperma juga memiliki masa hidup yang terbatas, lebih kurang 24 jam.
Jika sel telur dan sel sperma tidak berinteraksi dalam masa tersebut, maka sel telur akan
mati. Dengan pengetahuan ini, kita dapat menggunakan alat kontrasepsi yang berbasis
pada masa ovulasi wanita. Jika wanita tidak berhubungan seksual saat masa ovulasi atau
beberapa hari sebelum dan setelahnya, maka peluang wanita untuk hamil menjadi lebih
rendah. Ini adalah cara yang efektif untuk mencegah kehamilan dengan KB alami.
Dalam praktek, kita dapat menggunakan metode penghitungan kalender untuk mengetahui
kapan wanita mengalami ovulasi setiap bulannya. Jika memiliki siklus menstruasi 28 hari,
maka ovulasi akan terjadi pada hari 14. Kita dapat menghindari hubungan seksual pada
masa ovulasi atau beberapa hari sebelum dan setelahnya. Ini adalah contoh cara
menggunakan pengetahuan tentang lama hidup dan kemampuan sel sperma untuk
membuahi sel telur dalam saluran reproduksi betina untuk melakukan KB mandiri.

Anda mungkin juga menyukai