Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK 3

MATA KULIAH METODE


PENGEMBANGAN FISIK

Disusun Oleh :
FADILLAH 857017259
JEMITA BR. PERANGINANGIN 857038127
WINDY NOVALITA 857025059
NEDI TIARA REGIFA 857027647
SITI MASFAL UMA 837731769

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
2022.
Tahap Perkembangan Anak dalam Membangun Balok, Meronce dan

Menggunting

Kegiatan Belajar 1

A. TAHAP MEMBANGUN BALOK

Salah satu kegiatan yang mengembangkan motorik halus di lembaga PAUD adalah membangun
balok atau kotak. Kegiatan ini sangat disukai anak-anak dan biasanya anak sangat asyik saat
bermain balok. Selain mengembangkan motorik halus, tentunya kegiatan membangun balok juga
mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak lainnya secara simultan.

Bagaimana Anda dapat melihat perkembangan dan kemajuan anak dalam membangun balok? Kita
bisa menyimak tahapan main balok berikut untuk memudahkan Anda menilai cara kerja dan hasil
dari bangunan balok yang dibuat anak-anak. Tahap main balok pada anak dapat dijabarkan sebagai
berikut (Coughlin, dkk, 1994).

1. Membawa Balok Berkeliling

Membawa balok berkeliling, tetapi tidak digunakan untuk menyusun. Biasanya, dilakukan oleh
anak-anak yang mash sangat muda, yaitu anak usia tiga tahunan.

2. Membuat Barisan Balok

Anak membuat barisan balok secara horisontal melintang di lantai atau bisa juga barisan vertikal
membujur ke atas.

3. Membuat Jembatan

Anak mulai menghubungkan dua balok dengan jarak di antaranya, lalu menambahkan balok yang
ketiga di atasnya, seperti membuat terowongan.

4. Membuat Ruang Tertutup

Anak kadang meletakkan balok-balok sebagai cara untuk menutupi suatu ruangan.

Membuat jembatan dan membuat ruang tertutup termasuk masalah teknis bangunan yang masih
awal dan biasanya dapat dipecahkan anak - anak . Kemampuan membangun ini berkembang
setelah anak terbiasa menggunakan balok tersebut.
5. Membuat Pola-pola Hiasan

Saat anak-anak telah mendapatkan lebih banyak lagi kemampuan dengan menggunakan balok,
pola-pola hiasan akan terlihat dalam kreasi mereka. Biasanya, pola-pola ini sangat simetris.
Bangunan-bangunan yang dibuat biasanya belum diberi nama

6. Memberi Nama untuk Bangunan yang Disusun

Anak mulai memberi nama bangunan yang disusun dalam kaitannya dengan fungsi saat bermain
peran. Sebelumnya, anak-anak harus menamai bangunan yang telah mereka buat, tetapi nama-
nama tersebut harus memiliki hubungan dengan fungsi bangunan tersebut. Misalnya, terowongan
untuk bangunan berbentuk kolong, stasiun untuk bangunan kotak panjang horizontal, dan lain-
lain.

7. Memberi Nama dan Kegunaannya untuk Bermain


bangunan-bangunan yang dibuat oleh anak-anak kini melambangkan bangunan yang sebenarnya.
Bangunan tersebut bisa merupakan imitasi dari bangunan yang terkenal atau ciptaan mereka
sendiri. Terdapat dorongan kuat ke arah peran sekeliling bangunan balok tersebut. Ada juga
pendapat yang membagi tahap perkembangan main balok menjadi 4 saja, yaitu sebagai berikut.

a. Membawa balok (bermain fungsional)

Pada tahap ini, anak-anak yang baru pertama bermain dengan balok akan membawa balok
berkeliling ruangan, baik dengan tangannya sendiri maupun dengan alat, seperi truk mainan
ataupun keranjang. Pada tahap ini, anak tertarik untuk mengenali balok secara lebih detail. Mereka
ingin tahu seberapa berat, seberapa panjang, bagaimana rasanya jika dipegang. dan berapa balok
yang bisa diangkutnya untuk sekali bawa.

b. Menumpuk balok dan meletakkannya di lantai

Pada tahap ini, anak masih berusaha mengenali dan mempelajari sifat-sifat balok. secara lebih
detail. Mereka mencoba meletakkan balok di lantai secara berjajar atau menumpukannya. Melalui
tahap ini, mereka memperkuat motorik halusnya dengan mencoba menyentuh dan mengangkat
balok dengan jari-jarinya. Biasanya, mereka menggunakan balok-balok sebagai mobil-mobilan
atau membuatnya menjadi jalan raya. Mereka juga berlatih mengenal berbagai konsep ukuran
besar kecil, sama atau tidak sama, panjang pendek, dan sebagainya.

c. Menghubungkan balok untuk membentuk bangunan

Tahap ini ditandai dengan kemampuan anak membuat jalan raya yang dibuat di antara dua balok.
Kemampuan ini merupakan transisi antara menumpuk balok dan membuat bangunan. Dengan
membuat jalan, mereka belajar menghubungkan antara satu tempat dan tempat lainnya. Pada tahap
ini, anak juga biasanya sudah mulai pandai membuat bangunan secara kreatif. Meskipun mungkin
hanya berupa tumpukan balok yang menurut orang dewasa adalah bangunan yang tak berbentuk;
bagi anak, bangunan yang dibuatnya laksana gedung yang bagus dan kuat. Saat ini pula anak
sudah mulai mampu menyusun balok dengan berbagai teknik kreatif sebagai berikut.

1. Membuat ruangan tertutup


Anak meletakkan balok bersama-sama untuk membuat ruangan tertutup serta berbentuk
segi empat ataupun lingkaran. Ruang-ruang in masih berbentuk dua dimensi dan
digunakan anak untuk bermain dramatik. Dalam ruangan tertutup ini, mereka
memasukkan aksesori lain, seperti binatang tiruan atau orang-orangan.

2. Membuat jembatan
Anak membuat jembatan dengan mengatur dua buah balok dan membuat ruang kosong di
antara keduanya, lalu menghubungkannya dengan sebuah balok lain di atasnya. Kegiatan
membuat jembatan ini mengajarkan keseimbangan, kekuatan jari-jari tangan, serta
koordinasi tangan dan mata.

3. Desain
Pada bagian ini, anak belajar tentang simetri, keseimbangan, dan pola. Anak mulai
menyusun balok dengan pola-pola simetris. Awalnya, mereka menyusun pola yang sama
hingga balok yang dimilikinya habis. Namun, seiring dengan pengalamannya, pola - pola
yang disusun semakin kompleks dan mulai memasukkan unsur estetika.

d. Membuat bangunan yang jelas terlihat

Anak yang sudah berpengalaman dengan balok dapat menggunakan balok-balok yang
dimainkannya dengan keterampilan dan ketelitian. Anak mulai belajar membangun struktur
bangunan ke atas, ke samping, atau di atas penghalang. Pada tahap ini, anak mulai ahli dalam
membuat susunan dengan struktur yang kompleks atas kreativitasnya sendiri. Pada tahap ini,
setiap anak membutuhkan jumlah balok cukup banyak dan area bermain yang lebih luas agar
mereka dapat membuat bangunan dengan lebih kreatif serta dengan ukuran yang lebih besar dan
luas.
Peran guru secara terperinci dalam mengarahkan dan membimbing anak bermain balok sebagai
berikut.

1. Mengamati tingkat kesertaan anak-anak, jenis bangunan yang dibuat, dan apakah anak bekeria
sendiri atau dalam kelompok.

2. Mendorong semua anak agar lebih banyak menghabiskan waktunya pada kegiatan membangun
balok, tidak hanya anak laki-laki, tetapi juga anak-anak perempuan.

3. Memberikan komentar yang membangun atas hasil pekerjaan anak-anak seperti berikut.

a. «bu lihat kamu menggunakan tiga balok yang bentuknya sama."


b. "Wah, Adi sudah membuat bangunan tinggi sekali, ya, dari balok."
c. "Bagaimana caranya tadi kamu bisa membuat jembatan ini tetap berdiri?"

4. Memberikan pertanyaan yang membantu anak menyelesaikan masalahnva sendiri daripada


memberikan jawaban secara langsung kepada anak. Misalnya, "Bagaimana menurutmu agar
jembatan ini dapat tetap berdiri?»

5. Menambahkan bahan-bahan apabila diperlukan.

6. Mencari dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan apa yang sedang dibangun
anak.

7. Merencanakan perjalanan ke luar berdasarkan informasi dari jenis bangunan tertentu atau
mengenai topik dan untuk mengikuti saran-saran dari anak.

8. Menulis tanda atau nama untuk bangunan yang dibuat anak.

9. Membiarkan anak mempertahankan bangunannya semalaman jika mereka menghendaki


demikian.

B. Tahap Meronce

Tahap meronce pada anak meliputi :

1. mengosongkan dan mengisi kembali manik-manik dalam berbagai wadah


2. merangkai sesuatu untuk digunakan dalam bermain peran
3. merangkai terus-menerus
4. merangkai manik berdasarkan kesamaan warna
5. merangkai manik berdasarkan kesamaan bentuk
6. merangkai manik-manik berdasarkan kesamaan bentuk dan warna
7. merangkai manik-manik berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran
8. membuat pola sendiri
9. dan membaca pola dari bermacam-macam tingkat kesulitan.

C. Tahapan Menggunting

Tahapan menggunting untuk anak usia dini dimulai dari kegiatan pramenggunting yang berupa :

1. Memungut objek-objek kecil menggunakan ibu jari dan telunjuk,


2. Bermain jari, menggunakan jari-jari untuk menulis (ibu jari, jari telunjuk, dan jari
tengah),
3. Meremas berbagai kertas atau daun,
4. Merobek menggunakan semua jari,
5. Merobek dengan menjepit kertas dengan dua jari menggunakan kedua tangannya.

Selanjutnya. tahapan menggunting pada anak meliputi menggunting seputar tepi kertas
dengan ujung gunting, biasanya hanya menggunakan ujung gunting yang terbuka sedikit;
menggunting seputar tepi kertas dengan keseluruhan gunting yang artinya menggunting
dengan membuka gunting tersebut seluruhnya sampai belakang, tidak hanya ujungnya;
menggunting di antara dua garis lurus; menggunting bentuk, tetapi tidak tepat mengikuti
garis; menggunting bentuk pada garis sesuai tempatnya dengan kontrol yang semakin baik;
serta menggunting sesuai dengan pola dan bentuk.

Apa saja manfaat dari kegiatan menggunting bagi anak? Menurut Sukardi (2013), dalam
menggunting, anak belajar untuk bersabar dengan ketahanan mengerjakan memotong dengan
waktu yang relatif lama bagi anak. Selain itu, anak juga belaiar mengapresiasi hasil guntingannya.

Hal-hal yang dikembangkan anak dalam menggunting, menurut Sukardi (2013) dan Nenglita
(2012), sebagai berikut.

1.Meningkatkan koordinasi mata dan tangan.

Pada saat menggunting, pandangan mata anak akan mengikuti gerakan tangan. Saat itu, otak
bekerja untuk mengoordinasi gerakan tangan dan mata.

2. Meningkatkan koordinasi bilateral

Pada saat menggunting, satu tangan akan memegang kertas dan tangan yang lain melakukan
gerakan menggunting. Proses ini merupakan proses koordinasi bilateral ketika kedua tangan
melakukan pekerjaan yang berbeda secara bersamaan.

3. Menguatkan otot-otot telapak dan jari-jari tangan anak. Hal ini karena melakukan gerakan
membuka dan menutup
4. Melatih konsentrasi dan kesabaran

Pada saat anak menggunting, anak memerlukan konsentrasi terhadap gerakan gunting yang berada
di tangannya dan objek yang diguntingnya. Anak harus bersabar untuk terus melakukan proses
pengguntingan sampai objek yang diguntingnya terpotong sempurna.

5. Melatih percaya diri

Jika anak berhasil menggunting pada tahap awal pembelajaran, hal ini akan menambah rasa
percaya diri anak untuk terus melakukan proses pembelajaran ke tahap berikutnya.

6. Kreativitas

Dengan menggunting, anak bisa mengembangkan kreativitasnya untuk membuat berbagai macam
bentuk guntingan yang pada akhirnya bisa menjadi sebuah karya seni.

Ada juga yang membagi tahapan kegiatan menggunting bagi anak sebagai berikut.

1. Ada ketertarikan anak pada gunting dengan cara bertanya, memperhatikan orang lain
menggunting, ataupun berusaha memakai dan mencoba menggunting.

2. Melakukan gerakan menggunting dengan melakukan gerakan membuka dan

menutup.

3. Menggunting kertas dengan satu kali atau dua kali membuka dan menutup gunting
(menggunting satu tahap atau dua tahap).

4. Menggunting lurus atau menggunting garis.

5. Menggunting lengkung.

6. Menggunting pola.
Ada pula ahli lain yang membagi tahap menggunting menjadi 3 kelompok usia,

yaitu:

1. Usia 3- 4 tahun

Anak sudah bisa dilatih memegang gunting dan dapat menggunting dengan cara yang benar.

2. Usia 4 -5 tahun

Anak sanggup menggunting dengan mengikuti garis lurus atau melengkung.

3. Usia 5 _ 6 tahun

Anak dapat menggunting bentuk lingkaran, segitiga, atau segi empat.

Bagaimana memilih gunting dan bahan yang akan digunting sesuai dengan tahap perkembangan
anak? Untuk pelaksanaan pembelajaran menggunting bagi anak usia dini, perlu diperhatikan alat
dan bahan yang digunakan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, mudah, dan aman.
Beberapa kriteria alat dan bahan tersebut sebagai berikut.

1.Gunting

Gunting yang digunakan adalah gunting khusus yang dibuat untuk anak-anak dengan ketajaman
cukup untuk menggunting kertas dan ujung gunting yang bulat (tidak runcing). Ada juga yang
dilindungi dengan bahan plastik. Gagang gunting yang biasanya terbuat dari cetakan plastik
mempunyai lubang yang cukup untuk ukuran jari-jari anak (tidak terlalu besar) dan permukaan
halus sehingga tidak melukai jari anak. Ukuran gunting secara keseluruhan proporsional dengan
ukuran tangan anak.

2. Bahan

Bahan yang digunakan untuk aktivitas menggunting pada anak usia dini biasanya berbahan dasar
kertas, baik itu kertas yang berwarna maupun kertas bergambar.

Untuk memudahkan proses pembelajaran, sebaiknya menggunakan kertas dengan ketebalan


tertentu (tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis), berkisar antara ketebalan kertas HVS 70 gram
sampai dengan kertas kalender.
Pelaksanaan menggunting bagi anak harus dengan pendampingan guru atau orang dewasa.
Adapun urutan pelaksanaannya sebagai berikut.

1. Berikan penjelasan mengenai fungsi serta cara penggunaan gunting secara benar.

2. Berikan teknik menggunting paling dasar dengan menggunakan guntingan satu tahap dan dua
tahap, dilanjutkan dengan menggunting lurus.

3.Kemudian, teknik menggunting lurus ditingkatkan menjadi menggunting zig-zag.

4. Lalu, anak diperkenalkan dengan menggunting lengkung yang didahului menggunting setengah
lingkaran, lingkaran, dan menggunting pola bergelombang.

5. Anak diberikan kesempatan untuk menggunting bentuk-bentuk dasar geometri.


TAHAP PERKEMBANGAN ANAK DALAM MENGGAMBAR, MELUKIS, MENULIS,
DAN BERMAIN PLASTISIN

Kegiatan Belajar 2

A. TAHAPAN MELUKIS DAN MENGGAMBAR


Pada anak usia dini awalnya melukis dengan menggambar adalah dua jenis kegiatan yang berbeda
tahapannya. Namun, pada tahap tertentu, pada anak-anak kegiatan menggambar dan melukis nanti
memiliki titik temu dan terlihat sama.
- Tahap 1
Coretan awal Menggambar, yaitu berupa coretan acak. Coretan-coretan selalu
berhubungan dan bersambung seolah-olah krayon tidak pernah lepas dari kertas, seperti
benang kusut. Sedangkan dalam Melukis, Bercak warna-warni. Secara acak, seperti
mencoret atau menyikat. Anak mulai mengenal cat dan kertas
- Tahap 2
Pada kegiatan Menggambar yaitu coretan terarah yang diartikan sebagai tanda-tanda
tertentu (seperti garis atau titik) yang diulang-ulang, biasanya berbentuk lonjong. Tanda-
tanda yang dibuat itu belum berhubungan. Pada kegiatan Melukis yaitu tahap pemisahan
warna yang diartikan sebagai penyikatan atau pengecatan tertentu yang diulang-ulang
secara terarah meskipun sikatan atau cat tersebut belum berhubungan.
- Tahap 3
Pada kegiatan Menggambar, mulai ada penambahan pada bentuk lonjong yang sering
ditambhkan adalah garis dan titik. Biasanya, garis menyebar dari bentuk lonjong (seperti
menggambar matahari) dan titik-titik Digambar di dalam bentuk lonjong. Pada kegiatan
Melukis, bercak-bercak warna bergabung satu dengan yang lainnya pada pinggiran
bercak-bercak warna-warna itu
- Tahap 4
Pada kegiatan Menggambar mulai muncul gambar kepala besar, tetapi tak Cuma satu,
juga titik dan garis dalam bentuk lonjong menyerupai wajah, mengambang di atas kertas.
Pada kegiatan Melukis, warna ditumpuk di atas warna. Daerah gambar diwarnai secara
hati-hati.
- Tahap 5
Pada kegiatan Menggambar, gambar kepala besar dengan kaki mengambang di atas
kertas. Pada kegiatan Melukis, Mulai muncul gambar kepala besar, bercak-bercak warna
mempunyai garis-garis yang menyebar dari bercak-bercak tersebut. Garis-garis itu terlihat
seperti kaki, mengambang di atas kertas.
- Tahap 6
Pada kegiatan Menggambar & Melukis, gambar kepala besar dengan kaki dan bagian
badan lainnya, khususnya tangan. Mengambang di atas kertas. Muncul awal tulisan, huruf
mengambang seperti garis-garis
- Tahap 7
Kepala besar dengan bentuk batang sebagai badan dan anggota tubuh lainnya
mengambang di atas kertas
- Tahap 8
Kepala besar dengan bentuk batang tertutup sebagai badan, bentuk batang berisi sebagai
badan, atau bentuk batang segitiga sebagai badan dan anggota tubuh lainnya
mengambang di atas kertas.
- Tahap 9
Gambar rumah sederhana yang menyerupai wajah : objek-objek sederhana lainnya
(seperti bunga, kupu-kupu, pohon, dll) ; mengambang di atas kertas
- Tahap 10
Bagian paling bawah kertas digunakan sebagai garis dasar dan gambar-gambar yang bisa
dikenali ditempatkan di situ. Objek ditempatkan secara tepat di langit, di samping rumah
di bagian paling bawah kertas dan seterusnya. Jika tepat, garis langit mungkin dapat
diterima (misalnya kapal dengan awan, garis langit biru)
- Tahap 11
Sebuah garis dasar menopang rumah atau objek lain
- Tahap 12
Garis dasar mulai muncul sebagai garis batas langit, menunjukkan anak mulai sadar ruang
2 dimensi. Objek diletakkan dengan tepat

Ahli lain yaitu Lowenfeld yang menguraikan karakteristik menggambar untuk anak usia 2 sampai
7 tahun, seperti berikut :

a.) Usia 2-4 Tahun


1) Aktivitas motorik menggunakan otot besar dengan Gerakan dari bahu
2) Penilaian yang lebih kecil
3) Menghubungkan nilai-nilai untuk mengetahui sesuatu

b.) Usia 4-7 Tahun


1) Membentuk sesuatu dari bentuk geometri
2) Penempatan dan ukuran pada objek berbeda dengan subjek
3) Objek gambar tidak berhubungan antara satu dengan yang lainnya
4) Seni merupakan komunikasi dengan dirinya sendiri
5) Dapat mengetahui objek melalui katalog
6) Dapat meniru segi empat, segitiga dan segi lima
B. TAHAP MENULIS
Perkembangan motorik halus juga berhubungan dengan kegiatan menulis yang dilakukan pada
anak, supaya para pendidik dapat menyimpulkan kemajuan dalam menulis,. 9 tahapan
perkembangan menulis pada anak usia dini.
1. Coret-coretan acak
2. Coretan terarah
3. Garis dan bentuk khusus di ulang-ulang atau menulis garis tiruan
4. Latihan huruf acak atau nama
5. Menulis nama
6. Mencontoh kata-kata dari lingkungan
7. Menemukan ejaan
8. Ejaan umum
9. Tahap lebih lanjut

6 tahanpan menulis menurut ahli morrow (1993)

- Writing via Drawing : menulis dengan cara menggambar


- Writing via scribbling : Menulis dengan csrs menggores
- Writing via letter-like-forms : Menulis dengan cara membuat bentuk seperti huruf. Anak
tidak hanya membuat goresan, tetapi melibatkan unsur kreasinya
- Writing via well learned unit or letter Stings : Menulis dengan menghasilkan huruf-huruf
atau unit yang sudah baik
- Writing via invented spelling : menulis dengan mengeja satu persatu
- Writing via conventional spelling : menulis dengan cara mengeja langsung

C. TAHAP BERMAIN PLASTISIN


Tahap bermain plastisin dapat kita amati sejak awal pada anak. Tahapan Bermain plastisin sebagai
berikut :
1) Mendorong, menarik dan menekan
2) Menepuk-nepuk
3) Menekan dan membuat lempengan, misalnya sarang burung
4) Meletakkan bulatan-bulatan di sarang burung
5) Membuat benntuk mewakili sesuatu yang nyata dan terlihat seperti sebenarnya dengan
bentuk yang lebih perinci

Anda mungkin juga menyukai