Disusun Oleh :
FADILLAH 857017259
JEMITA BR. PERANGINANGIN 857038127
WINDY NOVALITA 857025059
NEDI TIARA REGIFA 857027647
SITI MASFAL UMA 837731769
Menggunting
Kegiatan Belajar 1
Salah satu kegiatan yang mengembangkan motorik halus di lembaga PAUD adalah membangun
balok atau kotak. Kegiatan ini sangat disukai anak-anak dan biasanya anak sangat asyik saat
bermain balok. Selain mengembangkan motorik halus, tentunya kegiatan membangun balok juga
mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak lainnya secara simultan.
Bagaimana Anda dapat melihat perkembangan dan kemajuan anak dalam membangun balok? Kita
bisa menyimak tahapan main balok berikut untuk memudahkan Anda menilai cara kerja dan hasil
dari bangunan balok yang dibuat anak-anak. Tahap main balok pada anak dapat dijabarkan sebagai
berikut (Coughlin, dkk, 1994).
Membawa balok berkeliling, tetapi tidak digunakan untuk menyusun. Biasanya, dilakukan oleh
anak-anak yang mash sangat muda, yaitu anak usia tiga tahunan.
Anak membuat barisan balok secara horisontal melintang di lantai atau bisa juga barisan vertikal
membujur ke atas.
3. Membuat Jembatan
Anak mulai menghubungkan dua balok dengan jarak di antaranya, lalu menambahkan balok yang
ketiga di atasnya, seperti membuat terowongan.
Anak kadang meletakkan balok-balok sebagai cara untuk menutupi suatu ruangan.
Membuat jembatan dan membuat ruang tertutup termasuk masalah teknis bangunan yang masih
awal dan biasanya dapat dipecahkan anak - anak . Kemampuan membangun ini berkembang
setelah anak terbiasa menggunakan balok tersebut.
5. Membuat Pola-pola Hiasan
Saat anak-anak telah mendapatkan lebih banyak lagi kemampuan dengan menggunakan balok,
pola-pola hiasan akan terlihat dalam kreasi mereka. Biasanya, pola-pola ini sangat simetris.
Bangunan-bangunan yang dibuat biasanya belum diberi nama
Anak mulai memberi nama bangunan yang disusun dalam kaitannya dengan fungsi saat bermain
peran. Sebelumnya, anak-anak harus menamai bangunan yang telah mereka buat, tetapi nama-
nama tersebut harus memiliki hubungan dengan fungsi bangunan tersebut. Misalnya, terowongan
untuk bangunan berbentuk kolong, stasiun untuk bangunan kotak panjang horizontal, dan lain-
lain.
Pada tahap ini, anak-anak yang baru pertama bermain dengan balok akan membawa balok
berkeliling ruangan, baik dengan tangannya sendiri maupun dengan alat, seperi truk mainan
ataupun keranjang. Pada tahap ini, anak tertarik untuk mengenali balok secara lebih detail. Mereka
ingin tahu seberapa berat, seberapa panjang, bagaimana rasanya jika dipegang. dan berapa balok
yang bisa diangkutnya untuk sekali bawa.
Pada tahap ini, anak masih berusaha mengenali dan mempelajari sifat-sifat balok. secara lebih
detail. Mereka mencoba meletakkan balok di lantai secara berjajar atau menumpukannya. Melalui
tahap ini, mereka memperkuat motorik halusnya dengan mencoba menyentuh dan mengangkat
balok dengan jari-jarinya. Biasanya, mereka menggunakan balok-balok sebagai mobil-mobilan
atau membuatnya menjadi jalan raya. Mereka juga berlatih mengenal berbagai konsep ukuran
besar kecil, sama atau tidak sama, panjang pendek, dan sebagainya.
Tahap ini ditandai dengan kemampuan anak membuat jalan raya yang dibuat di antara dua balok.
Kemampuan ini merupakan transisi antara menumpuk balok dan membuat bangunan. Dengan
membuat jalan, mereka belajar menghubungkan antara satu tempat dan tempat lainnya. Pada tahap
ini, anak juga biasanya sudah mulai pandai membuat bangunan secara kreatif. Meskipun mungkin
hanya berupa tumpukan balok yang menurut orang dewasa adalah bangunan yang tak berbentuk;
bagi anak, bangunan yang dibuatnya laksana gedung yang bagus dan kuat. Saat ini pula anak
sudah mulai mampu menyusun balok dengan berbagai teknik kreatif sebagai berikut.
2. Membuat jembatan
Anak membuat jembatan dengan mengatur dua buah balok dan membuat ruang kosong di
antara keduanya, lalu menghubungkannya dengan sebuah balok lain di atasnya. Kegiatan
membuat jembatan ini mengajarkan keseimbangan, kekuatan jari-jari tangan, serta
koordinasi tangan dan mata.
3. Desain
Pada bagian ini, anak belajar tentang simetri, keseimbangan, dan pola. Anak mulai
menyusun balok dengan pola-pola simetris. Awalnya, mereka menyusun pola yang sama
hingga balok yang dimilikinya habis. Namun, seiring dengan pengalamannya, pola - pola
yang disusun semakin kompleks dan mulai memasukkan unsur estetika.
Anak yang sudah berpengalaman dengan balok dapat menggunakan balok-balok yang
dimainkannya dengan keterampilan dan ketelitian. Anak mulai belajar membangun struktur
bangunan ke atas, ke samping, atau di atas penghalang. Pada tahap ini, anak mulai ahli dalam
membuat susunan dengan struktur yang kompleks atas kreativitasnya sendiri. Pada tahap ini,
setiap anak membutuhkan jumlah balok cukup banyak dan area bermain yang lebih luas agar
mereka dapat membuat bangunan dengan lebih kreatif serta dengan ukuran yang lebih besar dan
luas.
Peran guru secara terperinci dalam mengarahkan dan membimbing anak bermain balok sebagai
berikut.
1. Mengamati tingkat kesertaan anak-anak, jenis bangunan yang dibuat, dan apakah anak bekeria
sendiri atau dalam kelompok.
2. Mendorong semua anak agar lebih banyak menghabiskan waktunya pada kegiatan membangun
balok, tidak hanya anak laki-laki, tetapi juga anak-anak perempuan.
3. Memberikan komentar yang membangun atas hasil pekerjaan anak-anak seperti berikut.
6. Mencari dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan apa yang sedang dibangun
anak.
7. Merencanakan perjalanan ke luar berdasarkan informasi dari jenis bangunan tertentu atau
mengenai topik dan untuk mengikuti saran-saran dari anak.
B. Tahap Meronce
C. Tahapan Menggunting
Tahapan menggunting untuk anak usia dini dimulai dari kegiatan pramenggunting yang berupa :
Selanjutnya. tahapan menggunting pada anak meliputi menggunting seputar tepi kertas
dengan ujung gunting, biasanya hanya menggunakan ujung gunting yang terbuka sedikit;
menggunting seputar tepi kertas dengan keseluruhan gunting yang artinya menggunting
dengan membuka gunting tersebut seluruhnya sampai belakang, tidak hanya ujungnya;
menggunting di antara dua garis lurus; menggunting bentuk, tetapi tidak tepat mengikuti
garis; menggunting bentuk pada garis sesuai tempatnya dengan kontrol yang semakin baik;
serta menggunting sesuai dengan pola dan bentuk.
Apa saja manfaat dari kegiatan menggunting bagi anak? Menurut Sukardi (2013), dalam
menggunting, anak belajar untuk bersabar dengan ketahanan mengerjakan memotong dengan
waktu yang relatif lama bagi anak. Selain itu, anak juga belaiar mengapresiasi hasil guntingannya.
Hal-hal yang dikembangkan anak dalam menggunting, menurut Sukardi (2013) dan Nenglita
(2012), sebagai berikut.
Pada saat menggunting, pandangan mata anak akan mengikuti gerakan tangan. Saat itu, otak
bekerja untuk mengoordinasi gerakan tangan dan mata.
Pada saat menggunting, satu tangan akan memegang kertas dan tangan yang lain melakukan
gerakan menggunting. Proses ini merupakan proses koordinasi bilateral ketika kedua tangan
melakukan pekerjaan yang berbeda secara bersamaan.
3. Menguatkan otot-otot telapak dan jari-jari tangan anak. Hal ini karena melakukan gerakan
membuka dan menutup
4. Melatih konsentrasi dan kesabaran
Pada saat anak menggunting, anak memerlukan konsentrasi terhadap gerakan gunting yang berada
di tangannya dan objek yang diguntingnya. Anak harus bersabar untuk terus melakukan proses
pengguntingan sampai objek yang diguntingnya terpotong sempurna.
Jika anak berhasil menggunting pada tahap awal pembelajaran, hal ini akan menambah rasa
percaya diri anak untuk terus melakukan proses pembelajaran ke tahap berikutnya.
6. Kreativitas
Dengan menggunting, anak bisa mengembangkan kreativitasnya untuk membuat berbagai macam
bentuk guntingan yang pada akhirnya bisa menjadi sebuah karya seni.
Ada juga yang membagi tahapan kegiatan menggunting bagi anak sebagai berikut.
1. Ada ketertarikan anak pada gunting dengan cara bertanya, memperhatikan orang lain
menggunting, ataupun berusaha memakai dan mencoba menggunting.
menutup.
3. Menggunting kertas dengan satu kali atau dua kali membuka dan menutup gunting
(menggunting satu tahap atau dua tahap).
5. Menggunting lengkung.
6. Menggunting pola.
Ada pula ahli lain yang membagi tahap menggunting menjadi 3 kelompok usia,
yaitu:
1. Usia 3- 4 tahun
Anak sudah bisa dilatih memegang gunting dan dapat menggunting dengan cara yang benar.
2. Usia 4 -5 tahun
3. Usia 5 _ 6 tahun
Bagaimana memilih gunting dan bahan yang akan digunting sesuai dengan tahap perkembangan
anak? Untuk pelaksanaan pembelajaran menggunting bagi anak usia dini, perlu diperhatikan alat
dan bahan yang digunakan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, mudah, dan aman.
Beberapa kriteria alat dan bahan tersebut sebagai berikut.
1.Gunting
Gunting yang digunakan adalah gunting khusus yang dibuat untuk anak-anak dengan ketajaman
cukup untuk menggunting kertas dan ujung gunting yang bulat (tidak runcing). Ada juga yang
dilindungi dengan bahan plastik. Gagang gunting yang biasanya terbuat dari cetakan plastik
mempunyai lubang yang cukup untuk ukuran jari-jari anak (tidak terlalu besar) dan permukaan
halus sehingga tidak melukai jari anak. Ukuran gunting secara keseluruhan proporsional dengan
ukuran tangan anak.
2. Bahan
Bahan yang digunakan untuk aktivitas menggunting pada anak usia dini biasanya berbahan dasar
kertas, baik itu kertas yang berwarna maupun kertas bergambar.
1. Berikan penjelasan mengenai fungsi serta cara penggunaan gunting secara benar.
2. Berikan teknik menggunting paling dasar dengan menggunakan guntingan satu tahap dan dua
tahap, dilanjutkan dengan menggunting lurus.
4. Lalu, anak diperkenalkan dengan menggunting lengkung yang didahului menggunting setengah
lingkaran, lingkaran, dan menggunting pola bergelombang.
Kegiatan Belajar 2
Ahli lain yaitu Lowenfeld yang menguraikan karakteristik menggambar untuk anak usia 2 sampai
7 tahun, seperti berikut :