PENDAHULUAN
a. Latar belakang
1
Muhammad Naquib al Attas adalah sebahagian dari tokoh-tokoh
pembaharuan dalam pelbagai bidang ilmu Islam.1
Maka sudah selayaknyalah kita menelaah lebih jauh bagaimana
sistem pendidikan yang diterapkan oleh tokoh-tokoh zaman tempo dulu
yang membawa kemajuan pada Pendidikan Islam dahulu sampai sekarang.
Banyak hal yang berkaitan dengan hal itu yang harus kita bahas lebih jauh
untuk mendapatkan pelajaran dan ilmu baru sekaligus
pengimplementasiaannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
dunia Pendidikan Islam dan Global (konvensional).
Pendidikan Islam kita haruslah banyak berifikir lagi karena kenapa,
Islam mundur? Islam mundur karena sekularisme yang jauh lebih dalam.
Jika kita meninjau tempo dulu kenapa setiap kali kita membuat karya atau
berteori selalu saja mengaitkan dan mengambil teori dari filosof terdahulu.
Ini menandakan bahwa dewasa ini hanya mengupas dan menambah tanpa
adanya peran filsafat yang berkembang zaman ini. Di abad ini banyak
sekali ilmuan yang bermunculan, tapi sayangnya semuanya tidak
memberikan kaidah keilmuan yang baru, semua hanya bisa mengulas dan
sedikit menambah. Bayangkan jika kita seperti tokoh ilmuwan zaman
dahulu yang selalu berfilsafat untuk mendapatkan Ilmu baru.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengupayakan untuk
menelaah lebih jauh salah satu tokoh terkemuka Yusuf Al-Qardhawi
dalam kaidah Pendidikan Islam dengan pola pemikirannya.
b. Permasalahan
Setelah kita tahu bagaimana latar belakang yang sudah di jelaskan oleh
penulis maka kita mendapatkan beberapa pokok permasalahan yang patut
kita telaah lebih jauh lagi diteliti lebih rinci. Akan tetapi, dalam hal ini
1
Abd. Rauf , Abdul Qadir Sayid, Dirosah fid d da’wah Islamiyah, Kairo; Dar El-Tiba’ah al-
Mahmadiyah, 1987, cet 1
2
penulis membatasi masalah hanya untuk mengkaji sepak terjang Yusuf Al-
Qardhawi dan Pendidikan Islam.
1. Bagaimana biografi lengkap Yusuf Al-Qardhawi?
2. Apa saja karya-karya Yusuf Al-Qardhawi berikut penjelasannya?
3. Bagaimana pemikiran Yusuf Al-Qardhwai dalam konteks
Pendidikan Islam atau Pemikiran Islam?
4. Sejauh mana peranan Yusuf Al-Qardhawi pada Pendidikan Islam
dengan pola pemikirannya?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat
kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam
"pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja
Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena
keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun
1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober
kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.2
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani
sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah
Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum
tentang ketidak adilan rezim saat itu.
Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai
seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk
menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta
kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan
pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-
lakinya.
Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam
bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam
bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh
S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di
Universitas Texas Amerika.
Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik
elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir.
Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas
teknik jurusan listrik.
2
Azra, Azyumardi dan Maarif, Syafi’I.2003. Ensiklopedi Tokoh Islam, Dari Abu Bakr
Sampai Nashir dan Qardawi. Jakarta : Hikmah
5
Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, orang-orang
bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan
modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul
Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya,
mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negeri.
Sebabnya ialah, karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak
pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu bisa islami dan tidak
islami, tergantung kepada orang yang memandang dan
mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut
Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.3
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_al-Qaradawi
6
2. Ekonomi Islam. Dalam bidang ekonomi Islam, buku karya Qardhawi
antara lain, Fiqh Zakat, Bay'u al-Murabahah li al-Amri bi al-Shira;
( Sistem jual beli al-Murabah), Fawa'id al-Bunuk Hiya al-Riba al-
Haram, (Manfaat Diharamkannya Bunga Bank), Dawr al-Qiyam wa al-
Akhlaq fi al-Iqtisad al-Islami (Peranan nilai dan akhlak dalam ekonomi
Islam), serta Dur al-Zakat fi alaj al-Musykilat al-Iqtisadiyyah (Peranan
zakat dalam Mengatasi Masalah ekonomi).
7
ayat-ayat yang berdimensi ta'abbudi dan ayat-ayat yang berdimensi
ta'aquli.4
Banyak orang yang mengenal Yusuf Al-Qardhawi dengan
pemikiran Islamnya yang cemerlang demi kemajuan pendidikan Islam,
kita bisa mengenal Pemikiran Salafinya.Yang dimaksud dengan
“Pemikiran Salafi” di sini ialah kerangka berpikir (manhaj fikri) yang
tercermin dalam pemahaman generasi terbaik dari ummat ini. Yakni para
Sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan setia, dengan
mempedomani hidayah Al-Qur’an dan tuntunan Nabi SAW.
Kriteria Manhaj Salafi yang Benar Adalah suatu manhaj yang secara
global berpijak pada prinsip berikut :
42
Yasid, Abu.2004. Islam Akomodatif ; Rekonstruksi Pemahaman Islam Sebagai Agama
Universal.Jakarta: LKis hal 22.
8
8. Dalam bidang aqidah, lebih menekankan penanaman
keyakinan, bukan dengan perdebatan;
9. Dalam masalah Ibadah, lebih mementingkan jiwa ibadah,
bukan formalitinya;
10. Menekankan sikap “ittiba’” (mengikuti) dalam masalah agama.
Dan menanamkan semangat “ikhtira’” (kreativiti dan daya
cipta) dalam masalah kehidupan duniawi.
5
http://dakwah.info/utama/bekal-dakwah/pemikiran-salafi-dr-yusuf-al-qaradawi/
6
Yusuf Al -Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A. Gani dan
Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta : Bulan Bintang, 1980), hal.157.
9
Dalam kaitannya dengan kasus yang berkembang di era reformasi saat ini,
penanaman nilai etik dalam proses belajar dan mengajar juga disinggung oleh
pemikir Islam seperti halnya Yusuf al-Qurdhawi. Pada intinya persoalan etika
dalam proses belajar dan mengajar merupakan persoalan moral yang tertanam
dalam setiap individu, baik subjek maupun objek didik.7
Dalam lentera pemikiran dan dakwah Islam, kiprah Yusuf Qardhowi
menempati posisi vital dalam pergerakan Islam kontemporer, waktu yang
dihabiskannya untuk berkhidmat kepada Islam, bercearamah serta
menyampaikan masalah-masalah aktual dan keislaman di berbagai tempat dan
negara menjadikan pengaruh sosok sederhana yang pernah dipenjara oleh
pemerintah Mesir ini sangat besar di berbagai belahan dunia, khususnya dalam
pergerakan Islam kontemporer melalui karya karyanya yang mengilhami
kebangkitan Islam moderen.8
BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
7
Yusuf Al-Quradhawi, Fatawa Qardhawi Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah, (Surabaya :
Risalah Gusti, 1994), hlm 399-400.
8
Yusuf Al-Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, ahli bahasa Asad Yasin, (Jakarta : Gema
Insani Pers, 1997), hlm. 16.
10
Setelah kita menelaah dan menjumpai beberapa kaidah yang
dikemukakan dan menjadikan beberapa karya oleh Yusuf Al-Qardhawi,
kita dapat mengambil kesimpulan dari beberapa permasalahan di atas.
Yusuf Al-Qardhawi sangat berperan dalam Pendidikan Islam karena
dengan pola pemikiran kontemporernya yang membuat beberapa siklus
keilmuan yang beliau dapatkan. Sehingga kita bisa mengambil beberapa
pelajaran baik dari sepakterjang biografi kehidupannya maupun dari
karya-karyanya. Karya yang dominan yang bisa kita jadikan i’tibar adalah
pemikiran, dimana pemikiran adalah hal yang penting yang harus kita
budayakan. Pemikiran adalah sebagian dari budaya dan budaya merupakan
refresentasi dari pemikiran yang disepakati bersama.
b. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
Al-Qardhawi, Yusuf. 1980. Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna.
Jakarta : Bulan Bintang. Terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad.
Al-Qardhawi, Yusuf. 1983. Sistem Pendidikan Ikhwanul Muslimin. Jakarta: Media
Da’wah, cetakan 1.
Al-Qardhawi, Yusuf. 1994. Fatawa Qardhawi Permasalahan, Pemecahan dan
Hikmah. Surabaya : Risalah Gusti.
Al-Qaradhawi, Yusuf. 1997. Fatwa-Fatwa Kontemporer, ahli bahasa Asad Yasin.
Jakarta : Gema Insani Pers.
Al-Qardhawi, Yusuf. dkk.1998. Reformasi pemikiran Islam abad XXI. Jakarta:
Dunia Ilmu.
Asrohah, Hanun. 1999. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
Azra, Azyumardi dan Maarif, Syafi’I.2003. Ensiklopedi Tokoh Islam, Dari Abu
Bakr Sampai Nashir dan Qardawi. Jakarta : Hikmah.
Rauf, Abddul Qadir Sayid. 1987. Dirosah fid d da’wah Islamiyah. Kairo: Dar El-
Tiba’ah al-Mahmadiyah. Cet. 1.
Yasid, Abu.2004. Islam Akomodatif ; Rekonstruksi Pemahaman Islam Sebagai
Agama Universal. Jakarta: Lkis.
b. Rujukan Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_al-Qaradawi diakses pada 04 Oktober 2023
jam 15:30:00
http://tokoh-muslim.blogspot.com/2009/01/dr-yusuf-qardhawi.html diakses pada
04 Oktober 2023jam 15:43:30
http://dakwah.info/utama/bekal-dakwah/pemikiran-salafi-dr-yusuf-al-qaradawi/
diakses pada 04 Oktober 2023 jam 16:32:00
12