Npm : 2005160321
Latihan 3
1. Uraikan dengan singkat apa saja konsep audit SDM menurut Susilo (2002)
Konsep audit dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, seperti berikut ini:
a) Audit ketaatan azas (compliance audit)
Audit ketaatan azas diharapkan dapat mendeteksi apakah ada penyimpangan azas-
azas yang berlaku misalnya terjadi penyimpangan pada kebijakan, prinsip,
prosedur, perencanaan kerja, anggaran, peraturan undang-undang, dan sebagainya.
b) Audit kesehatan azas (checking health audit)
Audit kesehatan azas akan lebih banyak menilai ketepatan dan relevansi azas-azas
yang berlaku, audit termasuk kedalam pengertian azas adalah strategi, kebijakan,
prosedur, metode standar-standar kriteria atau prinsip-prinsip bahkan filosopi
manajemen SDM (sumber daya manusia) yang dianut.
c) Audit inovasi (innovation audit)
Audit inovasi adalah audit yang mencari terobosan dan tantangan yang lebih baru,
disini seorang auditor memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
oleh seorang auditor untuk menggali potensi nilai dari perspektif sumber daya
manusia, memotivasi auditee untuk memacu prestasi dengan melakukan berbagai
perubahan atau inovasi.
2. Menurut Anda model dan pendekatan audit apa saja yang disarankan dalam
pelaksanaan audit sdm?
Model audit yang disarankan menggunakan model yang berlandaskan
1) Filosofi holistik,
2) Filosofi spiritual
3) Aspek strategis
4) Aspek integrative
5) Berbasis proses bisnis dan
6) Berbasis kompetensi.
Ada tiga pendekatan utama dalam audit SDM, yang umum digunakan, yaitu:
5. Apa saja instrumen yang digunakan dalam Audit SDM ? Dan mana yang paling sering
digunakan oleh peneliti ?
Beberapa instrumen dalam audit SDM:
Analisis dokumen
Wawancara
Analisis historis
Survei
Eksperimen
Yang paling sering di gunakan oleh peniliti selain analisis dokumen adalah
wawancara. Wawancara adalah metode yang sangat efektif untuk mendapatkan
informasi atau mengklarifikasi temuan yang dihasilkan dari analisis dokumen.
Terutama ketika informasi yang dibutuhkan sangat rinci atau detail, jabatan
informan yang lebih tinggi tidak dapat menjamin bahwa informasi yang
diberikan cukup. Ini termasuk membangun rapport dengan orang yang
diwawancarai, melakukan probing, menjelaskan maksud dan tujuan wawancara,
dan sebagainya.