Tujuan audit personalia adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia dengan maksud untuk
:
1. menilai efektivitas
2. mengenali aspek-aspek yang masih dapat diperbaiki
3. mempelajari aspek-aspek tersebut secara mendalam
4. menunjukkan kemungkinan perbaikan, dan
5. membuat rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan-perbaikan tersebut.
Administrasi kompensasi
Tingkat upah atau gaji
Paket kompensasi tambahan
Pelayanan-pelayanan kepada karyawan
Penyusunan Personalia dan Pengembangan
Penarikan Seleksi
* Sumber-sumber lamaran * Ratio seleksi
* Jumlah pelamar * Prosedur-prosedur seleksi
* Lamaran-lamaran pekerjaan * Kesempatan seleksi secara “fair”
Ada lima pendekatan riset personalia yang dapat diterapkan untuk melakukan audit, yaitu :
1. Pendekatan Komparatif
Tim audit membandingkan perusahaan (atau devisi) dengan perusahaan lain (atau devisi lain)
untuk menemukan bidang-bidang pelaksanaan kerja yang jelek. Pendekatan ini pada umumnya
digunakan untuk membandingkan hasil-hasil kegiatan-kegiatan personalia tertentu atau program-
programnya. Ini sangat membantu untuk mendeteksi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan.
3. Pendekatan Statistik
Dari catatan-catatan yang ada, tim audit menyusun standar-standar secara statistic dengan mana
berbagai kegiatan atau program dievaluasi. Dengan standar-standar matematis ini, tim bisa
menemukan kesalahan-kesalahan semenjak hal itu masih belum serius.
4. Pendekatan Kepatuhan (compliance approach)
Melalui pengambilan sample elemen-elemen system informasi personalia, tim audit memeriksa
pelanggaran-pelanggaran terhadap berbagai hokum atau peraturan dan kebijaksanaan atau
prosedur perusahaan. Dengan upaya pencarian fakta ini, tim dapat menentukan apakah ada
penyelewengan terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan dan peraturan-peraturan legal
atau tidak.
1. Wawancara (Interview)
2. Kuesioner dan Survai
3. Analisa Catatan
Peralatan lain bagi tim audit adlah informasi eksternal. Informasi ini berguna sebagai bahan
perbandingan dan untuk mengungkap perspektif lain yang tidak diperoleh dari perlatan-peralatan
sebelumnya. Barangkali sumber informasi eksternal yang berarti adlah berasal dari kantor-kantor
tenaga kerja pemerintah, asosiasi-asosiasi industri dan professional, hail riset universitas atau
lembaga konsultan, dan perusahaan-perusahaan pesaing.
5. Percobaan Personalia
Peralatan terakhir yang tersedia bagi tim audit dan departemen personalia adalah percobaan-
percobaan lapangan. Percobaan ini memungkinkan departemen personalia untuk
membandingkan kelompok percobaan dan kelompok pengendalian dibawah kondisi normal.
Sebagai contoh, departemen personalia bisa mengimplementasikan program latihan keamanan
bagi separo penyelia departemen. Separo kelompok ini adalah kelompok percobaan. Kelompok
pengendali terdiri dari para penyelia yang tidak diberi latihan. Kemudian catatan-catatan
pelaksanaan keamanan kedua kelompok dibandingkan beberapa bulan setelah latihan berakhir.
Bila kelompok percobaan mempunyai tingkat kecelakaan yang lebih rendah secara signifikan,
maka fakta menunjukkan bahwa program latihan keamanan adalah efektif.
AUDIT PERSONALIA
Audit Personalia secara logis dimulai dengan mereview kerja departemen sumberdaya. Untuk
memeriksa hanya beberapa aspek system manajemen personalia dengan beberapa cara sbb :
Laporan Audit
Laporan audit pada umumnya terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama adalah untuk para
manajer operasi, bagian kedua untuk para manajer dalam departemen personalia, dan ketiga
untuk manajer personalia.
1. Judul
2. Daftar isi
3. Ringkasan dan kesimpulan, yang terutama berguna untuk pimpinan eksekutif puncak.
4. Masalah-masalah pokok (tujuan audit, analisis, evaluasi dan sebagainya)
5. Kesimpulan dan saran
6. Tubuh (berisi data, fakta, pandangan serta alasan yang merupakan dasar kesimpulan dan
saran)
7. Sumber data
8. Lampiran yang dianggap penting
Laporan tersebut harus menerangkan secara jelas ruang lingkup dan tujuan audit, disusun
seringkas mungkin, tetapi jelas dan lengkap; menyajikan semua fakta secara lengkap dan tidak
memihak, serta temuan dan kesimpulan secara obyektif. Agar dapat digunakan untuk meninjau
kembali fakta dan menilai laporan, laporan audit perlu menyertakan semua informasi yang
mendukung kesimpulan. Laporan hanya berguna bila dapat dipakai sebagai pedoman untuk
pengambilan tindakan koreksi. Oleh karena itu, laporan audit juga harus memuat saran yang
diajukan atas dasar pemahaman terhadap realitas atau kondisi nyata.
Ketika anda melakukan audit SDM, sebenarnya ada beberapa hal yang mesti diketahui yakni kegunaan
audit SDM itu sendiri. Ini tergantung dari perspektif dan tujuan audit SDM itu sendiri. Dengan mengetahui
tujuan audit, maka pelaksanaan audit dan prosesnya akan menyelaraskan dengan tujuan tersebut.
Beberapa hal yang menjadi tujuan dan kegunaan audit SDM antara lain :
Adapun sumber data yang bisa digunakan untuk audit SDM adalah :
Contoh pertanyaan audit yang bisa digunakan dalam Audit SDM. Pertanyaan dasar :
Berapa banyak staff karyawan yang mengurusi SDM di organisasi (termasuk pelatihan)?
Bagaimana struktur organisasi SDM ?
Bagaimana anggaran SDM ?
Tentang Perekrutan :
Apakah ada kebijakan kompensasi untuk setiap tingkatan, misal manajerial, staff dan pekerja?
Bagaimana menentukan kebijakan gaji pokok?
Apakah sistem pembobotan jabatan digunakan?
Apakah uraian jabatan selalu diupdate?
Apakah gaji tidak tetap (variable) ada dalam pelaksanaannya?
Bagaimana penentuan kenaikan gaji?
Apakah gaji dikaitkan dengan sistem penilaian kinerja ?
Apakah sistem penggajian sudah mengikuti aturan dan regulasi yang berlaku ?
Apakah pemberian tunjangan sudah memenuhi persyaratan yang berlaku ?
Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?
Tentang ketenagakerjaan
Apakah ada proses untuk mengelola isu kesesuaian dengan hukum sesuai yuridiksi yang
berlaku?
Apakah ada proses litigasi ?
Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?