Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

No Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial


1 Jelaskan Alur 50 Modul 1
aktivitas audit
dalam suatu
perusahaan
2 Sebutkan 4 Fungsi 50 Modul 2
audit perencanaan
SDM-BK

Tugas ini merupakan tugas individu. Kerjakan tugas dalam bentuk naskah singkat MS Word dan
di simpan dengan format PDF. Mohon perhatikan batas waktu penyelesaian tugas ya..
Dihimbaukan untuk tidak melakukan plagiarisme (copy paste tugas atau menjiplak) karena sistem
dilengkapi dengan plagiarism checker
Mohon maaf apabila terdapat hal diatas plagiarism/ copy paste tugas atau menjiplak, maka akan
diberi nilai 0 (Nol). Selamat mengerjakan!
TUGAS 1 AUDIT SDM

Nama Mahasiswa : Amelia Agustin Dwi Elvaretta


NIM : 041923403
Program Studi : S1 Manajemen

Alur Aktivitas Audit Dalam Suatu Perusahaan

Aktivitas audit tidak hanya terbatas pada saat pelaksanaan audit itu sendiri, tetapi juga
mencakup aktivitas sebelum audit, pelaksanaan audit, sampai pada tahap setelah audit. Setiap
tahap audit mencakup berbagai aktivitas audit sebagaimana dapat dilihat pada di bawah ini:

•Menentukan tujuan audit


•Menentukan ruang lingkup audit
•Menyusun tim dan jadwal audit
•Menentukan metode dan pendekatan audit yang akan digunakan
Pra Audit •Mengumpulkan informasi awal

•Analisis Dokumen
•Membandingkan suatu aktivitas yang dilakukan dengan sistem dan prosedur yang berlaku
•Mewawancarai auditee
Audit •Mencari bukti

•Menyusun laporan audit


•Diskusi
•Rencana tindak lanjut
Post Audit

Secara lebih lengkap, tahapan dan aktivitas audit dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Pra Audit atau Tahap Perencanaan Audit


Audit adalah program yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu audit harus
direncanakan agar hasilnya maksimal dan memberikan manfaat yang diinginkan. Dalam tahap ini,
aktivitas yang dilakukan tidak hanya terbatas pada:
a. Menentukan tujuan audit
Tujuan audit mengacu pada alasan atau latar belakang mengapa audit diperlukan. Beberapa
diantaranya adalah adanya pemborosan atau inefisiensi penggunaaan sumber daya, sasaran
organisasi yag tidak tercapai, penyimpangan terhadap prosedur yang berlaku, dan sebagainya.
Dalam merumuskan tujuan audit perlu dipertimbangkan dukungan sumber daya yang ada, antara
lain:
1). Biaya yang dibutuhkan
2). SDM atau auditor yang dibutuhkan
3). Waktu yang tersedia untuk audit
b. Menentukan ruang lingkup audit
Terbatasnya sumber daya menuntut agar audit yang dilakukan harus dibatasi sepanhang
tujuannya tercapai. Karena itu auditor harus menyusun skala prioritas dengan membatasi ruang
lingkup audit sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
c. Menyusun tim dan jadwal audit
Audit biasanya dilakukan oleh tim dengan seminimal mungkin atau tanpa mengganggu pekerjaan
auditee. Maka harus disusun jadwal audit yang disepakati auditor, auditee dan manajemen.
d. Menentukan metode dan pendekatan audit yang akan digunakan
Manajemen dan auditor harus menentukan pendekatan yang paling sesuai dan hendaknya
memperhatikan dukungan sumber daya yang ada.
e. Mengumpulkan informasi awal
Aktivitas ini juga disebut dengan preliminary audit atau audit pendahuluan antara lain dengan
melakukan physical tour, mempelajari proses bisnis, observasi dan sebagainya. Aktivitas ini sangat
penting dilakukan jika audit dilakukan oleh pihak eksternal (external auditor).

2. Tahap Audit atau Tahap Pelaksanaan Audit


Tahap ini merupakan tahap yang krusial, auditor mungkin melakukan aktivitas berikut:
a. Analisis dokumen
Yaitu mempelajari dokumen yang relevan secara lebih mendalam yang mungkin saja berasal dari
luar organisasi atau bisa juga dari laporan audit sebelumnya.
b. Membandingkan aktivitas yang dilakukan dengan sistem atau prosedur yang berlaku
Dalam pelaksanaan ini, kriterianya bisa bersumber dari:
1. Undang-undang atau peraturan yang berlaku
2. Kebijakan yang ditetapkan baik dalam level organisasi mamupun yang terbatas pada objek audit
3. Norma yang berlaku secara umum pada industry sejenis
4. Kriteria khusus sesuai tujuan audit
c. Mewawancarai auditee
Menanyakan hal yang tidak jelas, mengklarifikasi, dan sebagainya.
d. Mencari bukti
Mencari apa penyebab suatu kejadian dan siapa yang bertanggung jawab. Bukti dalam audit harus
memenuhi kriteria:
- Relevan: berhubungan dengan aktivitas yang diaudit
- Material: mempengaruhi kesimpulan yang dibuat
- Valid: diperoleh dari sumber terpercaya
- Cukup: memadai sebagai dasar kesimpulan
Pada prinsipnya, tahap pelaksanaan audit dilakukan untuk mencari dan mengembangkan temuan
sesuai ruang lingkup dan tujuan audit. Dalam pengembangan temuan perlu diperhatikan
pertimbangan berikut:
1. Analisis dilakukan secara kontekstual, yaitu pada waktu dan kondisi dimana program yang
diaudit terjadi
2. Kompleksitas dan besarnya sumber dayayang terkait program yang diaudit
3. Analisis dan pengembangan temuan dilakukan secara independen, objektif, teliti dan cermat
sesuai bukti
4. Beberapa temuan yang tidak menjadi ruang lingkup audit, tetapi cukup penting dapat menjadi
catatan untuk pelaksanaan audit selanjutnya.

3. Tahap Post Audit


Merupakan tahap setelah aktivitas audit dilakukan. Aktivitasnya antara lain:
a. Menyusun laporan audit
Laporan audit disusun dalam format yang telah ditentukan sebelumnya yang berisi kesimpulan
audit dan rekomendasi untuk memperbaiki kekurangan serta rencana tindak lanjut dalam
mengaplikasikan rekomendasi tersebut.
b. Diskusi
Laporan audit dapat menjadi bahan diskusi untuk menyusun rencana tindak lanjut atas
rekomendasi audit.
c. Rencana tindak lanjut
Merupakan komitmen manajemen untuk meningkatkan atau memperbaiki kelemahan yang
menjadi temuan audit. Auditor harus memberi penjelasan mengenai manfaat yang akan
diperoleh bila rekomendasi tersebut dilaksanakan serta kerugiannya apabila tidak dilaksanakan.

(Sumber: EKMA4476/MODUL 1 hal 1.16 s.d. 1.21)


4 (Empat) Cakupan Audit Fungsi Perencanaan SDM-BK

4 (empat) cakupan audit fungsi perencanaan SDM-BK yaitu:

1. Audit Praktik Perencanaan SDM mengenai ketaatan asas terhadap kebijakan, SOP dan peraturan
terkait dengan perancanaan SDM;
2. Audit mengenai aspek integrasi perencanaan SDM-BK dengan sistem lainnya yaitu dengan
rekrutmen dan seleksi;
3. Audit terhadap efisiensi dan efektivitas perencanaan SDM-BK
Efisiensi terkait dengan biaya dalam pelaksanaan program perencanaan SDM. Efektivitas terkait
dengan ketepatan staffing intenal dan eksternal baik dari sisi jumlah maupun klasifikasi yang
diharapkan;
4. Audit terhadap proses bisnis perencanaan SDM-BK
Proses bisnis perencanaan SDM-BK adalah bagaimana kita memproyeksikan kebutuhan dan
ketersediaan SDM di masa depan untuk jangka pendek ataupun jangka panjang. Untuk melakukan
audit perencanaan SDM maka kita butuh input. Secara lebih rinci proses bisnis perencanaan SDM-
BK adalah sebagai berikut:
a. Memperkirakan kebutuhan SDM perusahaan
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan SDM (input):
1. Faktor eksternal
- Pertumbuhan ekonomi
- Kondisi social politik dan hokum
- Perkembangan teknologi
- Pesaing
2. Faktor organisasi
- Rencana strategis
- Anggaran
- Proyeksi tingkat produksi dan penjualan
- Usaha baru melalui merger dan akuisisi
- Desain pekerjaan dan organisasi
3. Faktor tenaga kerja
- Karyawan pension
- Karyawan pindah ke perusahaan lain
- PHK oleh perusahaan
- Karyawan meninggal
- Karyawan absen karena melahirkan, cuti atau sekolah
b. Memperkirakan ketersediaan SDM
Ketersediaan SDM dilihat dari aspek di bawah ini:
1. Estimasi ketersediaan eksternal
- Kebutuhan eksternal
- Analisis pasar tenaga kerja
- Perilaku masyarakat
- Demografi penduduk
2. Estimasi ketersediaan internal
- Audit pegawai
- Rencana suksesi
- Replacement chart
c. Menyusun rencana aksi merupakan output
Setelah membandingkan kebutuhan dan ketersediaan SDM maka audit perencanaan SDM
juga mencakup audit terhadap tiga kemungkinan kodisi yang membutuhkan rencana aksi
yang berbeda yaitu:
1. Kondisi permintaan/ kebutuhan sama dengan ketersediaan SDM
Merupakan kondisi ideal yang tidak perlu rencana aksi yang khusus dan spesifik;
2. Kondisi permintaan/ kebutuhan lebih besar dari ketersediaan SDM
Kondisi ini membutuhkan program lembur, outsource bisnis dan tenaga kerja,
penggunaan tenaga kerja kontrak, rekrutmen karyawan baru dan sebagainya;
3. Kondisi permintaan/ kebutuhan lebih kecil dari ketersediaan SDM
Membutuhkan program pengurangan jam kerja dan pegawai, program pensiun dini dan
sebagainya.

(sumber: EKMA4476/MODUL2 hal 2.18 s.d. 2.22)

Anda mungkin juga menyukai