DISUSUN OLEH
NAMA : Ardhita Violina Gatra Putri
NIM : G3A023063
2. Pembatasan Gerak
Pembatasan gerak adalah memisahkan klien di tempat yang aman dengan tujuan
melindungi klien, klien lain dan staf dari kemungkinan bahaya. Istilah yang biasa
digunakan dirumah sakit jiwa untuk tempat pembatasan gerak adalah kamar
isolasi. Klien dibatasi pergerakannya karena dapat mencederai orang lain atau
dicederai orang lain, membutuhkan interaksi dengan orang lain dan memerlukan
pengurangan stimulus dari lingkungan (Stuart dan Laraia, 1998).
Langkah-langkah pelaksanaan pembatasan gerak adalah sebagai berikut:
o Beri aktivitas seperti televisi, bacakan buku pada klien untuk memfasilitasi
kerjasama klien pada tindakan.
o Perawatan pada daerah pengikatan:
pantau kondisi kulit yang diikat: warna, temperatur, sensasi.
lakukukan latihan gerak pada tungkai yang diikat secara bergantian
setiap 2 (dua) jam.
lakukan perubahan posisi tidur.
periksa tanda-tanda vital tiap 2 (dua) jam.
o Bantu pemenuhan kebutuhan nutrisi, eliminasi, hidrasi, dan kebersihan diri.
o Libatkan dan latih klien untuk mengontrol perilaku sebelum ikatan dibuka
secara bertahap.
o Kurangi pengekangan secara bertahap, misalnya setelah ikatan dibuka satu
persatu secara bertahap, kemudian dilanjutkan dengan pembatasan gerak
kemudian kembali ke lingkungan semula. Dokumentasikan seluruh tindakan
yang dilakukan beserta respon klien.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien datang ke rumah sakit diantar keluarga karena di rumah marah-
marah dan memecahkan piring dan gelas.
2. Diagnosa : Resiko merusak lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3. TUK : 1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi penyebab marah
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : klien dpat menyebabkan penyebab marah
2. Diagnosa : Resiko merusak lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan
3. TUK :
a. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
b. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
c. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan klien
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang ali
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan ali saat ini
Apakah masih ada penyebab kemarahan ali yang lain?
c. Kontrak
Topic : baiklah kita akan membicarakan perasaan ali saat sedang
marah
Tempat : mau dimana? Bagaimana kalau di kamar perawat
Waktu : mau berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit
2. Kerja
Ali pada saat dimarahi Ibu (salah satu penyebab marah), apa yang Ali rasakan?
Apakah ada perasaan kesal, tegang, mengepalkan tangan, mondar-mandir?
Lalu apa biasanya yang Ali lakukan?
Apakah sampai memukul? Atau marah-marah?
Ali, coba dipraktekkan cara marah Ali pada suster Budi. Anggap suster budi adalah Ibu
yang membuat Ali jengkel. Wah bagus sekali.
Nah, bagaimana perasaan Ali setelah memukul meja?
Apakah masalahnya selesai?
Apa akibat perilaku Ali?
Betul, tangan jadi sakit, meja bisa rusak, masalah tidak selesai dan akhirnya dibawa ke
rumah sakit
Bagaimana Ali, maukah belajar cara mengungkapkan marah yang benar dan sehat?
Baiklah, waktu kita sudah habis.
1. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah kita bercakap-cakap?
b. Evaluasi Obyektif
Apa saja yang kita bicarakan?
Benar, perasaan marah. Apa saja tadi? Ya betul, lagi, lagi, oke.
Lalu cara marh yang lama, apa saja tadi? Ya betul, lagi, oke.
Dan akibat marah apa saja? Ya betul, sampai dibawa ke rumah sakit.
c. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan. Nanti coba diingat-ingat lagi perasaan
Ali sewaktu marah, dan cara Ali marah serta akibat yang terjadi. Kalau di runah
sakit ada yang membuat Ali marah, langsung beritahu suster.
d. Kontrak
Waktu: Besok kita bertemu lagi jam 09.00, bagaimana cocok?
Tempat: Bagaimana kalau disini lagi?
Topik: Besok kita mulai latihan cara marah yang baik dan sehat. Sampai besok.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa
dilakukan serta akibat yang terjadi.
2. Diagnosa : Resiko merusak lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3. TUK : 6. Memilih satu cara marah yang konstruktif
7. Mendemonstrasikan satu cara marah yang konstruktif
Apakah ada yang membuat Ali marah sore dan malam kemarin?
Bagaimana dengan perasaan, cara marah, dan akibat marahnya Ali, masih ada
tambahan (jika perlu ulang satu-satu).
2. Kontrak
Topik : Ali masih ingat apa yang akan kita latih sekarang? Betul kita akan
latihan cara marah yang sehat.
Tempat : Mau dimana kita bercakap-cakap? Baik disini saja seperti biasa
Waktu : Mau berapa lama? 15 menit ya Ali.
3. Kerja
Ali ada beberapa cara marah yang sehat, hari ini kita pelajari 1 cara
Nah, Ali boleh pilih mau latihan nafas dalam atau pukul kasur dan bantal?
Baiklah, kita latihan nafas dalam
Jadi, kalau Ali kesal dan perasaan sudah mulai tidak enak segera nafas dalam agar cara
marah yang lama tidak terjadi.
Caranya seperti ini, kita bisa berdiri atau duduk tegak. Lalu tarik napas dari hidung
dan keluarkan dari mulut.
Coba ikuti suster, tarik dari hidung. Ya bagus, tahan sebentar, dan tiup dari mulut.
Oke, ulang sampai 5 kali.
4. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah latihan, ada perasaan plong atau lega?
b. Evaluasi Obyektif
Coba apa yang sudah kita pelajari?
Bagus, berapa kali tarik napas dalam?
Ya benar, 5 kali.
c. Rencana Tindak Lanjut
Nah, berapa kali sehari Ali mau latihan? Bagaimana kalau 3 kali?
Mau kapan saja? Bagaimana kalau pagi bangun tidur, lalu siang sebelum makan
dan malam sebelum tidur
Juga lakukan kalau ada yang membuat kesal
Bagimana kalau kita buat jadwal kegiatannya? Baik, nanti kalau sudah
dijalankan di cek list. Nah, ini caranya.
d. Kontrak
Topik: Nah, waktu kita sudah habis, nanti siang kita belajar cara lain.
Waktu: Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11.00
Tempat: Mau dimana? Disini lagi? Baik, sampai nanti