KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing
kepada kami yang berjudul KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU. Dan salawat beriring
salam tak lupa pula kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benerang dan dari alam kebodohan ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada :
1. Dosen pembimbing : DEVI SYARIEF,. S.SiT,M.Keb yang telah membimbing kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini
2. Untuk teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami baik secara langsung
ataupun tidak langsung.
Apabila terdapat kekurangan ataupun kesalahan yang di sengaja maupun tidak disengaja saya
mohon maaf karena seperti yang kita ketahui tak ada gading yang tak retak seperti itu pun
manusia tak ada yang sempurna. Demikian lah makalah ini saya buat semoga dapat bermanfaat
bagi yang membacanya.
Lebih dan kurang saya ucapkan terima kasih.
Wassalammualaikum Wr Wb
Padang,01April2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Tujuan..................................................................................................................................
1.3 Manfaat................................................................................................................................
BAB III Manajen asuhan kebidanan varne pada kehamilan ektopik terganggu................
Referensi………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang telah
menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini bisa
meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai
kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat
seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang terjadi
pada cornu uteri. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai komplikasi
yang dapat berakhir dengan kematian sehingga ini akan berlanjut pada kehamilan ektopik
terganggu.
Istilah kehamilan ektopik terganggu lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang
sekarang masih banyak dipakai. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik terganggu, yang
terbanyak terjadi di daerah tuba, khususnya di ampulla dan isthmus yang menimbulkan rupture
pada tuba. Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik disebabkan oleh terjadinya perpindahan
sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi seberangnya.
1.2. TUJUAN
1. Agar mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala kehamilan ektopik
2. Dapat mengetahui cara-cara penanganan kehamilan ektopik
3. Untuk mengatahui sebab dan faktor pencetusnya.
1.3. MANFAAT
1. Sebagai bacaan bagi mahasiswi agar dapat menambah pengetahuan mengenai kehamilan
ektopik.
2. Untuk melengkapi tugas perkuliahan mahasiswi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. DEFENISI
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani,
topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang
semestinya”.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus,
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan
umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara
0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan
membahayakan bagi sipenderita (Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih
juga dipakai,oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam
uterus tetapi tidak pada tempat yang normal.
(Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005)
Kehamilan ektopik terganggu adalah terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh di luar endometrium kavum uterik. Kehamilan ekstrauterin tidak sinonim dengan
kehamilan ektopik terganggu karna kehamilan pada pars interstisialis tubah dan kanalis
servikalis masih termasuk dalam uterus, tetapi jelas bersifat ektopik. Apabila pada kehamilan
ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut
maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu.
2.2. INSIDEN
Kejadian hamil ektopik tidak dapat disamakan karena sangat tergantung pada perilaku
dan budaya masyarakat. Pada masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan
hubungan seksual bebas,dapat diasumsikan kejadian hamil ektopik akan makin meningkat.
Kejadian infeksi hubungan seksual sangat berperan untuk terjadinya hamil ektopik ,khususnya
infeksi Clhamydia trachomatis,infeksi ini akan merusak endometrium dan sel siliaris sehingga
mengganggu transportasi spermatozoa,ovum,dan hasil konsepsi.
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun
dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar
antara 0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan
membahayakan bagi sipenderita (Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Beberapa penulis mengemukakan kejadian hamil ektopik:
a) Jone Derek Llewellyn (1:80-150 kehamilan)
b) SK Resevear (2% dari kehamilan dengan umur kejadian maksimal antara 24-34 tahun)
c) Manuaba (1:97 kehamilan dengan umur kejadian maksimal antara 26-35 tahun)
Berkaitan dengan lokasi,kehamilan ektopik dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tuba fallopi 98%
Ampula tuba 93%
Isthmus tuba 4%
Interstisial tua 2%
Kehamilan ektopik servikal 0,1%
Kehamilan ovarial 0,5%
Kehamilan abdominal 0,03%
Kehamilan interstisial 0,01%
2.3. ETIOLOGI
Kehamilan ektopik terganggu terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari
indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan
sebagai penyebabnya adalah (3,4,6):
a. KEHAMILAN SERVIKAL
Kehamilan servikal jarang terjadi. Nidasi terjadi dalam selaput lender servik. Dengan
tumbuhnya telur,servik menggembung. Pada implantasi di serviks, dapat terjadi perdarahan
tanpa disertai nyeri, dan kemungkinan terjadinya abortus spontan sangat besar. Jika kehamilan
tumbuh sampai besar, perdarahan / ruptur yang terjadi sangat berat, sehingga sering diperlukan
tindakan histerektomi total.
b. KEHAMILAN OVARIAL
Jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan rupture pada hamil muda. Untuk mendiagnosa
kehamilan ovarial harus dipenuhi kriteria dari spiegelberg.
Kehamilan ovarial ditegakkan atas dasar kriteria Spiegelberg :
1. tuba pada sisi kehamilan harus normal
2. kantung janin harus terletak dalam ovarium
3. kantung janin dihubungkan dengan uterus oleh ligamentum ovarii proprium
4. jaringan ovarium yang nyata harus ditemukan dalam dinding kantung janin
Pada kenyataannya kriteria ini sulit dipenuhi, karena umumnya telah terjadi kerusakan
jaringan ovarium, pertumbuhan trofoblas yang luas, dan perdarahan menyebabkan topografi
kabur, sehingga pengenalan implantasi permukaan ovum sukar ditentukan secara pasti.
c. KEHAMILAN TUBA
Kejadian kehamilan tuba ialah 1 di antara 150 persalinan (Amerika). Kejadian dipengaruhi
oleh factor social : mungkin karena pada golongan pendapatan rendah lebih sering terdapat
gonorrhoe karena kemungkinan berobat kurang. Ovum yang dibuahi dapat berkembang disetiap
bagian oviduktus yang menyebabkan kehamilan tuba di ampula,ismus,atau interstisium. Ampula
adalah tempat tersering kehamilan tuba,sedangkan kehamilan interstisium terhitung hanya sekitar
3% dari seluruh gestasi tuba.
Menurut tempatnya nidasi dapat terjadi:
Kehamilan ampula (dalam ampula tuba)
Kehamilan isthmik (dalam isthmus tuba)
Kehamilan interstisil (dalam pars interstitialis tubae)
Kehamilan infundibulum tuba
Kehamilan abdomoinal primer atau sekunder
d. KEHAMILAN INTERSTISIAL
Implantasi telur terjadi dalam pars interstisialis tuba. Karena lapisan myometrium disini lebih
tebal maka ruptur terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan ke-3 atau ke-4.
Kalau terjadi ruptur maka perdarahan hebat karena tempat ini banyak pembuluh darahnya
sehingga dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan kematian.
a) Ada riwayat terlambat haid atau amenorrhea dan gejala kehamilan muda.
b) Perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas
sehingga sukar membuat diagnosisnya
c) Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Nyeri perut bagian bawah,
pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai shock.
d) Perdarahan pervaginam berwarna cokelat tua
e) Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan, nyeri pada perabaan
dan kavum douglasi menonjol karena ada bekuan darah
f) Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya perdarahan yang
terjadi.
g) Level HCG rendah
h) Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
i) Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangsangan
peritonium oleh darah di dalam rongga perut
Gejala tahap lanjut pada kehamilan ektopik
2.6. PATOFISIOLOGI
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi
dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak
dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan
akibat dari hal ini yaitu :
1. Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal
(fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla,
darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu
banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari
distensi berlebihan tuba dan faktor utama yang menyebabkan rupture ialah penembusan
villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus dan
pemeriksaan vaginal.
3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum
berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara
spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi
perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai
menimbulkan syok dan kematian.
4. Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil kosepsi tidak mungkin janin tumbuh secara
utuh seperti dalam uterus.sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara
6-10 minggu.
5. Hasil kosepsi mati dan diresorbsi pada implantasi secara kolumner,ovum yang dibuahi cepat
mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi total.dalam keadaan ini
penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.
6. Factor lain, seperti Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau
sebaliknya dapat memperpanjang perjalan telur yang dibuahi ke uterus pertumbuhan telur yang
terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi premature.
2.7. DIAGNOSA
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak(akut) biasanya tidak sulit.
Keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi
gangguan siklus haid disertai nyeri perut bagian bawah dan penesmus. Dapat terjadi perdarahan
pervaginam.
Yang menonjol ialah penderita tampak kesakitan,pucat,dan pada pemeriksaan ditemukan
tanda-tanda syok serta perdarahan dalam rongga perut. Pada pemeriksaan ginekologik ditemukan
servik yang nyeri bila digerakkan dan kavum douglas yang menonjol dan nyeri raba.
Kesulitan diagnosis biasanya terjadi pada kehamilan ektopik terganggu jenis apitik atau
menahun. Kelambatan haid tidak jelas,tanda dan gejala kehamilan muda tidak jelas,demikian
pula nyeri perut tidak nyata dan sering penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi
apabila perdarahan pada kehamilan ektopik yang terganggu berlangsung lambat. Dalam keadaan
demikian,alat bantu diagnostik amat diperlukan untuk memastikan diagnosis.
Kehamilan ektopik lanjut biasa saja terjadi dimana janin dapat tumbuh terus karena mendapat
cukup zat-zat makanan dan oksigen dari plasenta yang meluaskan implantasinya ke jaringan
sekitarnya,misalnya ligamentum latum,uterus,dasar panggul,usus,dan sebagainya.
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain
dengan inspeksi,palpasi.
a) Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda,adanya perdarahan per vaginam, ada
nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah
yang terkumpul dalam peritoneum.
b) Pemeriksaan umum : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk. Penderita tampak
kesakitan dan pucat: Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung
dan nyeri tekan pemeriksaan fisis
c) Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
d) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya
tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding
abdomen.
e) Pemeriksaan ginekologis : perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat di temukan. Tanda
kehamilan muda mungkin ditemukan, pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus
dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba tumor disamping uterus
dengan batas yang sukar ditentukan,seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan
kiri.
f) Diagnosis pasti kehamilan ektopik terganggu hanya bisa ditegakkan dengan laparotomi
g) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah
merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam
menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam rongga
perut,bahwa kadar Hb pada pasien semakin menurun karena perdarahan yang terus menerus
terjadi didalam rongga perut.
Pemeriksaan kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas
ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
2.8. PENANGANAN
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah laparotomi. Pada
laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang
menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga
perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan
salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan
pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus
menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula dengan transfusi, infus,
oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa
darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus
dirawat inap di rumah sakit.
a. Setelah diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif laparatomi
b. Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif karena
sumber perdarahan harus dihentikan.
c. Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS
atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk selama
tindakan berlangsung)
d. Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah
penampung yang steril
e. Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah (blood
bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas cairan infus (yang baru
terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.
f. Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung
tetesan.
g. Tindakan dapat berupa :
Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi tetapi
pada kehamilan ektopik terganggu jika sudah terjadi ruptur maka tuba harus diangkat.
Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut merupakan salah
satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti
dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol perdarahan yang kurang
sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
h. Mengingat kehamilan ektopik terganggu berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba
yang di sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik kombinasi atau
tunggal dengan spektrum yang luas.
i. Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:
Ketoprofen 100 mg supositoria.
Tramadol 200 mg IV.
Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.
j. Konseling pasca tindakan
lanjutan fungsi reproduksi.
Resiko hamil ektopik ulangan.
Kontrasepsi yang sesuai.
Asuhan mandiri selama dirumah.
Jadwal kunjungan ulang
k. Criteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah :
Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah
Diameter kantong gestasi ≤ 4cm
Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml
Tanda vital baik dan stabil
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak.
Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan
lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga
kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui
bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui apakah
pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang dihisap akan
berpengaruh pada janin.
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap
perilaku kesehatan seseorang.
Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
SUAMI
Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien
Umur
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak.
Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi suami pasien/klien.
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan suami terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan suami pasien/klien, bidan dapat
mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga
mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok,
mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada janin.
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan suami juga
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seorang istri.
Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Status Perkawinan
Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan
terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa kalinya.
2. RIWAYAT PASIEN
Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien datang kepada bidan. Untuk
mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai berikut:
“Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?”
Kemungkinan yang dijawab oleh klien adalah “tidak datang haid,nyeri pada perut bagian bawah
dan perdarahan pervaginam bewarna merah kehitaman dan klien merasa cepat lelah ketika
beraktivitas dan ini anak pertama”.
Setelah pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya adalah
sebagai berikut :
Dimana letak rasa sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitasnya? Apakah ada keluhan lain?
Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut? Apakah efektif?
Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien. Yang
ditanyakan adalah HPHT,menarche umur berapa, siklus haid, teratur atau tidak, berapa lama
dalam hari/bulan, berapa banyak, warna, bau, apakah merasakan nyeri haid, keputihan atau tidak,
gatal atau tidak.
Menarche
Untuk mengethui usia pertama kalinya mengalami menstruasi.
Siklus Menstruasi
Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
VolumE
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan
kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan criteria banyak,
sedang, sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita
dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali
mengganti pembalut dalam sehari.
Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya
nyeri hebat diperut terutama bagian bawah, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang
banyak keluar dari jalan lahir. Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada
diagnosis tertentu.
Menstruasi yang Terakhir
Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan mulainya awal kehamilan ini
Dismenorhea
Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit. Dismenorhea ditandai oleh nyeri mirip
kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala, keadaan
mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta perasaan lelah.
Keteraturan Menstruasi
Untuk mengetahui jarak normal keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32 hari. Apabila
terjadi ketidak teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan pemeriksaan untuk
mengetahui factor-faktor penyebabnya.
Fluor albus
Untuk mengetahui pada umumnya adanya cairan di dalam vagina bertambah dalam kehamilan
tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering menimbulkan keluhan. Ganococcus menyebabkan
flour seperti nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih berbau, sedangkan
candida albicans menyebabkan flour dengan gumpalan putih atau kuning dan menyebabkan gatal
yang sangat.
Gangguan sewaktu Menstruasi
Untuk mengetahui gangguan apa saja yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,misalnya
nyeri hebat,sakit kepala sampai pingsan, atau keadaan mudak tersinggung (emosional
meningkat). Gangguan yang dialami pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu
Riwayat perkawinan
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh riwayat perkawinan terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien. Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk membantu menentukan
bagaimana keadaan alat kelamin ibu
Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien/klien mengenai riwayat perkawinannya
adalah :
1. Kawin : …………………..kali
3. Status Perkawinan
4. Lama Pernikahan
c) Pemeriksaan penunjang
HCG-β
Pengukuran subunit beta dari HCG-β (Human Chorionic Gonadotropin-Beta) merupakan tes
laboratorium terpenting dalam diagnosis. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara kehamilan
intrauterin dengan kehamilan ektopik.
Kuldosintesis
Tindakan kuldosintesis atau punksi Douglas. Adanya darah yang diisap berwarna hitam (darah
tua) biar pun sedikit, membuktikan adanya darah di kavum Douglasi.
Dilatasi dan Kuretase
Biasanya kuretase dilakukan apabila sesudah amenore terjadi perdarahan yang cukup lama tanpa
menemukan kelainan yang nyata disamping uterus.
Laparaskopi
Laparaskopi hanya digunakan sebagai alat bantu diagnosis terakhir apabila hasil-hasil penilaian
prosedur diagnostik lain untuk kehamilan ektopik terganggu meragukan. Namun beberapa
dekade terakhir alat ini juga dipakai untuk terapi.
Ultrasonografi
Keunggulan cara pemerikssan ini terhadap laparoskopi ialah tidak invasif, artinya tidak perlu
memasukkan rongga dalam rongga perut. Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal
endometrium, adanya massa di kanan kiri uterus dan apakah kavum Douglas berisi cairan.
Tes Oksitosin
Pemberian oksitosin dalam dosis kecil intravena dapat membuktikan adanya kehamilan ektopik
lanjut. Dengan pemeriksaan bimanual, di luar kantong janin dapat diraba suatu tumor.
Foto Rontgen
Tampak kerangka janin lebih tinggi letaknya dan berada dalam letak paksa. Pada foto lateral
tampak bagian-bagian janin menutupi vertebra Ibu.
Histerosalpingografi
Memberikan gambaran kavum uteri kosong dan lebih besar dari biasa, dengan janin diluar
uterus. Pemeriksaan ini dilakukan jika diagnosis kehamilan ektopik terganngu sudah dipastikan
dengan USG (Ultra Sono Graphy) dan MRI (Magnetic Resonance Imagine) (1,4,8,15).
Pemeriksaan laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah
merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam
menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam
ronggan perut.
Pemeriksaan dalam vagina
Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan, nyeri pada perabaan dan
kavum douglasi menonjol karena ada bekuan darah
b. Masalah
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya nyeri hebat pada perut diikuti
perdarahan
Dasar : Adanya pemutusan jaringan dalam tubuh akan menimbulkan rangsangan saraf meningkat
sehingga timbul rasa nyeri yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman pada klien.
Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar : Ibu terlihat tampak lemah,Ibu terlihat tampak pucat.
Gangguan Psikologi
Dasar : Ibu mengatakan takut dan cemas dengan kehamilannya sehubungan dengan pengeluaran
darah pada kemaluannya dan nyeri perut yang dirasakan.
Keterbatasan beraktivitas
Dasar : Ibu mengatakan cepat lemah bila beraktivitas,Ibu mengeluh dengan keluarnya darah,Ibu
mengeluh dengan adanya pegal-pegal
Kahamilan yang lemah
Dasar : Ibu mengalami perdarahan di perut bagian bawah
Ibu mengalami pengeluaran darah sedikit-sedikit tapi berlangsung continues.
Perdarahan pervaginam
Dasar: ibu mengatakan adanya pengeluaran darah pada jalan lahir,dan bidan menemukan adanya
pengeluaran darah pada jalan lahir.
c. Kebutuhan
Bedres total
Dasar : Ibu mengatakan cepat lemah bila beraktivitas,ibu sulit beraktivitas,merasa tidak nyaman
dengan nyeri pada perut dan terus mengeluarkan darah dari vagina walaupun masih sedikit
sedikit
Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar : Ibu tampak lemas dan pucat,Ibu tidak nafsu makan
Dukungan
Dasar : ibu tampak cemas dan takut dengan kehamilannya sehubungan dengan pengeluaran
darah pada kemaluannya dan nyeri perut yang dirasakan
Tindakan laparatomi
Dasar : pada kehamilannya klien teruz mengalami pengeluaran darah pervagina walaupun masih
sedikit-sedikit,klien mengalami perdarahan di dalam rongga perut.
Istirahat
Dasar : dari TTV dan KU ibu yang kurang baik,kehamilannya yang lemah.
Kebersihan vulva
Dasar : pencegahan infeksi dan kebutuhan rasa nyaman
Rasa nyaman
Dasar : karena nyeri perut dan perdarahan pervaginam yang klien alami