Anda di halaman 1dari 29

Kamis, 28 Juni 2012

Makalah Kehamilan Ektopik

KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing
kepada kami yang berjudul KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU. Dan salawat beriring
salam tak lupa pula kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benerang dan dari alam kebodohan ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada :
1. Dosen pembimbing : DEVI SYARIEF,. S.SiT,M.Keb yang telah membimbing kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini
2. Untuk teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami baik secara langsung
ataupun tidak langsung.

Apabila terdapat kekurangan ataupun kesalahan yang di sengaja maupun tidak disengaja saya
mohon maaf karena seperti yang kita ketahui tak ada gading yang tak retak seperti itu pun
manusia tak ada yang sempurna. Demikian lah makalah ini saya buat semoga dapat bermanfaat
bagi yang membacanya.
Lebih dan kurang saya ucapkan terima kasih.
Wassalammualaikum Wr Wb

Padang,01April2012

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Tujuan..................................................................................................................................
1.3 Manfaat................................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Defnisi ..........................................................................................................................
2.2 Insiden...........................................................................................................................
2.3 Etiologi.........................................................................................................................
2.4 Klasifikasi.....................................................................................................................
2.5 Tanda dan gejala……………………………………………………………
2.6 Patofisiologi…………………………………………………………………
2.7 Diagnosis……………………………………………………………………
2.8 Penanganan………………………………………………………………….

BAB III Manajen asuhan kebidanan varne pada kehamilan ektopik terganggu................
Referensi………………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang
dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Keadaan gawat ini dapat
menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik terganggu merupakan
peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang sangat beragam.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam masa reproduksi dengan
gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah dapat
mengalami kehamilan ektopik terganggu.

Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang telah
menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini bisa
meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai
kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat
seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang terjadi
pada cornu uteri. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai komplikasi
yang dapat berakhir dengan kematian sehingga ini akan berlanjut pada kehamilan ektopik
terganggu.

Istilah kehamilan ektopik terganggu lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang
sekarang masih banyak dipakai. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik terganggu, yang
terbanyak terjadi di daerah tuba, khususnya di ampulla dan isthmus yang menimbulkan rupture
pada tuba. Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik disebabkan oleh terjadinya perpindahan
sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi seberangnya.

1.2. TUJUAN

1. Agar mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala kehamilan ektopik
2. Dapat mengetahui cara-cara penanganan kehamilan ektopik
3. Untuk mengatahui sebab dan faktor pencetusnya.

1.3. MANFAAT
1. Sebagai bacaan bagi mahasiswi agar dapat menambah pengetahuan mengenai kehamilan
ektopik.
2. Untuk melengkapi tugas perkuliahan mahasiswi

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. DEFENISI

Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani,
topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang
semestinya”.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus,
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan
umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara
0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan
membahayakan bagi sipenderita (Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih
juga dipakai,oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam
uterus tetapi tidak pada tempat yang normal.
(Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005)

Kehamilan ektopik terganggu adalah terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh di luar endometrium kavum uterik. Kehamilan ekstrauterin tidak sinonim dengan
kehamilan ektopik terganggu karna kehamilan pada pars interstisialis tubah dan kanalis
servikalis masih termasuk dalam uterus, tetapi jelas bersifat ektopik. Apabila pada kehamilan
ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut
maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu.

2.2. INSIDEN

Kejadian hamil ektopik tidak dapat disamakan karena sangat tergantung pada perilaku
dan budaya masyarakat. Pada masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan
hubungan seksual bebas,dapat diasumsikan kejadian hamil ektopik akan makin meningkat.
Kejadian infeksi hubungan seksual sangat berperan untuk terjadinya hamil ektopik ,khususnya
infeksi Clhamydia trachomatis,infeksi ini akan merusak endometrium dan sel siliaris sehingga
mengganggu transportasi spermatozoa,ovum,dan hasil konsepsi.
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun
dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar
antara 0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan
membahayakan bagi sipenderita (Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Beberapa penulis mengemukakan kejadian hamil ektopik:
a) Jone Derek Llewellyn (1:80-150 kehamilan)
b) SK Resevear (2% dari kehamilan dengan umur kejadian maksimal antara 24-34 tahun)
c) Manuaba (1:97 kehamilan dengan umur kejadian maksimal antara 26-35 tahun)
Berkaitan dengan lokasi,kehamilan ektopik dapat dijabarkan sebagai berikut:
 Tuba fallopi 98%
 Ampula tuba 93%
 Isthmus tuba 4%
 Interstisial tua 2%
 Kehamilan ektopik servikal 0,1%
 Kehamilan ovarial 0,5%
 Kehamilan abdominal 0,03%
 Kehamilan interstisial 0,01%

2.3. ETIOLOGI

Kehamilan ektopik terganggu terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari
indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan
sebagai penyebabnya adalah (3,4,6):

a. Infeksi saluran telur (salpingitis),seperti bakteri khusus dapat menimbulkan gangguan


pada tuba fallopi adalah Chlamydia trachomatis pada motilitas saluran telur.
b. Riwayat operasi tuba.
c. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
d. Kehamilan ektopik sebelumnya.
e. Aborsi tuba dan infeksi pemakaian IUD.
f. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.
g. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada
endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus
terlambat.
h. Operasi pada tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba
menyempit
i. Abortus buatan.
j. Pada hipoplasia lumen tuba sempit dan berkelok-kelok dan hal ini sering di sertai
gangguan fungsi silia endosalping.
k. Tumor yang mengubah bentuk tuba dan menekan dinding tuba
l. Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya (terdapat riwayat kehamilan
ektopik)
m. Memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonorrhea, klamidia dan PID
(pelvic inflamamtory disease)
2.4. KLASIFIKASI

a. KEHAMILAN SERVIKAL

Kehamilan servikal jarang terjadi. Nidasi terjadi dalam selaput lender servik. Dengan
tumbuhnya telur,servik menggembung. Pada implantasi di serviks, dapat terjadi perdarahan
tanpa disertai nyeri, dan kemungkinan terjadinya abortus spontan sangat besar. Jika kehamilan
tumbuh sampai besar, perdarahan / ruptur yang terjadi sangat berat, sehingga sering diperlukan
tindakan histerektomi total.

b. KEHAMILAN OVARIAL
Jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan rupture pada hamil muda. Untuk mendiagnosa
kehamilan ovarial harus dipenuhi kriteria dari spiegelberg.
Kehamilan ovarial ditegakkan atas dasar kriteria Spiegelberg :
1. tuba pada sisi kehamilan harus normal
2. kantung janin harus terletak dalam ovarium
3. kantung janin dihubungkan dengan uterus oleh ligamentum ovarii proprium
4. jaringan ovarium yang nyata harus ditemukan dalam dinding kantung janin
Pada kenyataannya kriteria ini sulit dipenuhi, karena umumnya telah terjadi kerusakan
jaringan ovarium, pertumbuhan trofoblas yang luas, dan perdarahan menyebabkan topografi
kabur, sehingga pengenalan implantasi permukaan ovum sukar ditentukan secara pasti.

c. KEHAMILAN TUBA
Kejadian kehamilan tuba ialah 1 di antara 150 persalinan (Amerika). Kejadian dipengaruhi
oleh factor social : mungkin karena pada golongan pendapatan rendah lebih sering terdapat
gonorrhoe karena kemungkinan berobat kurang. Ovum yang dibuahi dapat berkembang disetiap
bagian oviduktus yang menyebabkan kehamilan tuba di ampula,ismus,atau interstisium. Ampula
adalah tempat tersering kehamilan tuba,sedangkan kehamilan interstisium terhitung hanya sekitar
3% dari seluruh gestasi tuba.
Menurut tempatnya nidasi dapat terjadi:
 Kehamilan ampula (dalam ampula tuba)
 Kehamilan isthmik (dalam isthmus tuba)
 Kehamilan interstisil (dalam pars interstitialis tubae)
 Kehamilan infundibulum tuba
 Kehamilan abdomoinal primer atau sekunder

d. KEHAMILAN INTERSTISIAL
Implantasi telur terjadi dalam pars interstisialis tuba. Karena lapisan myometrium disini lebih
tebal maka ruptur terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan ke-3 atau ke-4.
Kalau terjadi ruptur maka perdarahan hebat karena tempat ini banyak pembuluh darahnya
sehingga dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan kematian.

e. KEHAMILAN ABDOMINAL PRIMER


Dimana telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga perut dengan cirri-ciri tuba dan
ovarium normal,tidak terdapat fistula utero-plasenter,dan implantasi umumnya di sekitar uterus
dan CD.

f. HAMIL ABDOMINAL SEKUNDER


Yang asalnya kehamilan tuba dan setelah rupture,ekspulsi dari ostium tuba eksternumnya dan
ekspulsi dari fistula utero-plasenter baru menjadi kehamilan abdominal. Biasanya plasenta
terdapat pada daerah tuba,permukaan belakang rahim dan ligamentum latum. Ada kalanya hamil
abdominal sekunder ini mencapai umur cukup bulan,tapi hal ini jarang terjadi,yang lazim ialah
bahwa janin mati sebelum mencapai maturitas (bulan ke 5 atau ke 6) karena pengambilan
makanan kurang sempurna.
Menurut lokasinya,kehamilan ektopik sebenarnya banyak klasifikasi dan dapat dibagi dalam
beberapa golongan:
a) Tuba fallopi: pars interstisialis,isthmus,ampulla,infundibulum,fimbria.
b) Uterus: kanalis servikalis,divertikulum,koruna,tanduk rudimenter.
c) Ovarium
d) Intraligamenter
e) Abdominal: primer,sekunder
f) Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus
Namun diantara kehamilan-kehamilan ektopik,yang terbanyak ialah yang terjadi di tuba (90%)
khususnya di ampula dan isthmus.

2.5. TANDA DAN GEJALA

a) Ada riwayat terlambat haid atau amenorrhea dan gejala kehamilan muda.
b) Perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas
sehingga sukar membuat diagnosisnya
c) Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Nyeri perut bagian bawah,
pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai shock.
d) Perdarahan pervaginam berwarna cokelat tua
e) Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan, nyeri pada perabaan
dan kavum douglasi menonjol karena ada bekuan darah
f) Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya perdarahan yang
terjadi.
g) Level HCG rendah
h) Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
i) Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangsangan
peritonium oleh darah di dalam rongga perut
Gejala tahap lanjut pada kehamilan ektopik

 Rasa sakit perut yang muncul akan terjadi semakin sering


 Gejala lainnya adalah kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
 Adanya tekanan darah rendah (hipotensi)
 Terjadinya denyut nadi yang meningkat
 Shock karena hypovoluemia.
 Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba
yang terganggu karena perdarahan yang banyak dalam rongga perut.

2.6. PATOFISIOLOGI
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi
dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak
dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan
akibat dari hal ini yaitu :

1. Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal
(fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla,
darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu
banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari
distensi berlebihan tuba dan faktor utama yang menyebabkan rupture ialah penembusan
villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus dan
pemeriksaan vaginal.
3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum
berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara
spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi
perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai
menimbulkan syok dan kematian.

4. Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil kosepsi tidak mungkin janin tumbuh secara
utuh seperti dalam uterus.sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara
6-10 minggu.
5. Hasil kosepsi mati dan diresorbsi pada implantasi secara kolumner,ovum yang dibuahi cepat
mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi total.dalam keadaan ini
penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.
6. Factor lain, seperti Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau
sebaliknya dapat memperpanjang perjalan telur yang dibuahi ke uterus pertumbuhan telur yang
terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi premature.
2.7. DIAGNOSA
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak(akut) biasanya tidak sulit.
Keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi
gangguan siklus haid disertai nyeri perut bagian bawah dan penesmus. Dapat terjadi perdarahan
pervaginam.
Yang menonjol ialah penderita tampak kesakitan,pucat,dan pada pemeriksaan ditemukan
tanda-tanda syok serta perdarahan dalam rongga perut. Pada pemeriksaan ginekologik ditemukan
servik yang nyeri bila digerakkan dan kavum douglas yang menonjol dan nyeri raba.
Kesulitan diagnosis biasanya terjadi pada kehamilan ektopik terganggu jenis apitik atau
menahun. Kelambatan haid tidak jelas,tanda dan gejala kehamilan muda tidak jelas,demikian
pula nyeri perut tidak nyata dan sering penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi
apabila perdarahan pada kehamilan ektopik yang terganggu berlangsung lambat. Dalam keadaan
demikian,alat bantu diagnostik amat diperlukan untuk memastikan diagnosis.
Kehamilan ektopik lanjut biasa saja terjadi dimana janin dapat tumbuh terus karena mendapat
cukup zat-zat makanan dan oksigen dari plasenta yang meluaskan implantasinya ke jaringan
sekitarnya,misalnya ligamentum latum,uterus,dasar panggul,usus,dan sebagainya.
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain
dengan inspeksi,palpasi.
a) Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda,adanya perdarahan per vaginam, ada
nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah
yang terkumpul dalam peritoneum.
b) Pemeriksaan umum : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk. Penderita tampak
kesakitan dan pucat: Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung
dan nyeri tekan pemeriksaan fisis
c) Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
d) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya
tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding
abdomen.
e) Pemeriksaan ginekologis : perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat di temukan. Tanda
kehamilan muda mungkin ditemukan, pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus
dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba tumor disamping uterus
dengan batas yang sukar ditentukan,seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan
kiri.
f) Diagnosis pasti kehamilan ektopik terganggu hanya bisa ditegakkan dengan laparotomi
g) Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah
merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam
menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam rongga
perut,bahwa kadar Hb pada pasien semakin menurun karena perdarahan yang terus menerus
terjadi didalam rongga perut.
 Pemeriksaan kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas
ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.

 Pemeriksaan ultra sonografi


Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik terganggu. Diagnosis pastinya
ialah apa bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung
janin. Dan dapat dinilai kavum uteri,kosong atau berisi. Tidak ada kantung kehamilan dalam
kavum uteri,adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri,adanya massa komplek di rongga
panggul.
 Pemeriksaan laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan ektopik terganggu. Pada
pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata sendiri perubahan-perubahan pada tuba dan darah
yang terkumpul dalam rongga perut terutama pada kehamilan ektopik yang sudah terjadi rupture
pada tuba.

2.8. PENANGANAN
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah laparotomi. Pada
laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang
menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga
perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan
salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan
pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus
menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula dengan transfusi, infus,
oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa
darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus
dirawat inap di rumah sakit.

a. Setelah diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif laparatomi
b. Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif karena
sumber perdarahan harus dihentikan.
c. Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS
atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk selama
tindakan berlangsung)
d. Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah
penampung yang steril
e. Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah (blood
bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas cairan infus (yang baru
terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.
f. Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung
tetesan.
g. Tindakan dapat berupa :
 Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi tetapi
pada kehamilan ektopik terganggu jika sudah terjadi ruptur maka tuba harus diangkat.
 Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut merupakan salah
satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti
dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol perdarahan yang kurang
sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
h. Mengingat kehamilan ektopik terganggu berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba
yang di sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik kombinasi atau
tunggal dengan spektrum yang luas.
i. Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:
 Ketoprofen 100 mg supositoria.
 Tramadol 200 mg IV.
 Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
 Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.
j. Konseling pasca tindakan
 lanjutan fungsi reproduksi.
 Resiko hamil ektopik ulangan.
 Kontrasepsi yang sesuai.
 Asuhan mandiri selama dirumah.
 Jadwal kunjungan ulang
k. Criteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah :
 Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah
 Diameter kantong gestasi ≤ 4cm
 Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml
 Tanda vital baik dan stabil

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY PADA KEHAMILAN EKTOPIK


TERGANGGU
I. PENGKAJIAN
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yag
berkaitan dengan kondisi klien.
Data yang dikumpulkan meliputi:
A. DATA SUBJEKTIF
Yang perlu dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan,dan alamat.
1. BIODATA:
ISTRI
 Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien
 Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan
pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-30 tahun terutama kehamilan ektopik biasanya terjadi pada wanita usia
20-30 tahun.
 Alamat

Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak.
Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan
lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga
kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.
 Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui
bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui apakah
pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang dihisap akan
berpengaruh pada janin.
 Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
 Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap
perilaku kesehatan seseorang.
 Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

SUAMI
 Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien
 Umur

Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan


pasien/klien.

 Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak.
Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi suami pasien/klien.

 Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan suami terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan suami pasien/klien, bidan dapat
mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga
mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok,
mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada janin.

 Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

 Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan suami juga
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seorang istri.

 Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

 Status Perkawinan
Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan
terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa kalinya.

2. RIWAYAT PASIEN
 Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien datang kepada bidan. Untuk
mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai berikut:
“Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?”
Kemungkinan yang dijawab oleh klien adalah “tidak datang haid,nyeri pada perut bagian bawah
dan perdarahan pervaginam bewarna merah kehitaman dan klien merasa cepat lelah ketika
beraktivitas dan ini anak pertama”.
Setelah pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya adalah
sebagai berikut :

 Sejak kapan timbulnya gangguan dirasakan?

 Ceritakan secara kronologis timbulnya gangguan tersebut?

 Apakah gangguan tersebut hilang timbul? Bagaimana frekuensinya?

 Dimana letak rasa sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitasnya? Apakah ada keluhan lain?

 Apakah gangguan tersebut menghalangi kegiatan sehari-hari?

 Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut? Apakah efektif?

 Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien. Yang
ditanyakan adalah HPHT,menarche umur berapa, siklus haid, teratur atau tidak, berapa lama
dalam hari/bulan, berapa banyak, warna, bau, apakah merasakan nyeri haid, keputihan atau tidak,
gatal atau tidak.
 Menarche
Untuk mengethui usia pertama kalinya mengalami menstruasi.
 Siklus Menstruasi
Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
 VolumE
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan
kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan criteria banyak,
sedang, sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita
dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali
mengganti pembalut dalam sehari.
 Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya
nyeri hebat diperut terutama bagian bawah, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang
banyak keluar dari jalan lahir. Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada
diagnosis tertentu.
 Menstruasi yang Terakhir
Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan mulainya awal kehamilan ini
 Dismenorhea
Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit. Dismenorhea ditandai oleh nyeri mirip
kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala, keadaan
mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta perasaan lelah.
 Keteraturan Menstruasi
Untuk mengetahui jarak normal keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32 hari. Apabila
terjadi ketidak teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan pemeriksaan untuk
mengetahui factor-faktor penyebabnya.
 Fluor albus
Untuk mengetahui pada umumnya adanya cairan di dalam vagina bertambah dalam kehamilan
tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering menimbulkan keluhan. Ganococcus menyebabkan
flour seperti nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih berbau, sedangkan
candida albicans menyebabkan flour dengan gumpalan putih atau kuning dan menyebabkan gatal
yang sangat.
 Gangguan sewaktu Menstruasi
Untuk mengetahui gangguan apa saja yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,misalnya
nyeri hebat,sakit kepala sampai pingsan, atau keadaan mudak tersinggung (emosional
meningkat). Gangguan yang dialami pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu
 Riwayat perkawinan
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh riwayat perkawinan terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien. Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk membantu menentukan
bagaimana keadaan alat kelamin ibu
Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien/klien mengenai riwayat perkawinannya
adalah :

1. Kawin : …………………..kali

2. Usia Kawin Pertama ………………………tahun

3. Status Perkawinan

4. Lama Pernikahan

 Riwayat kehamilan dan persalinan


Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu.
Pertanyaan ini mungkin mempengaruhi kehamilan ektopik yang diderita klien
sekarang,kemungkinan yang menyebabkannya adalah Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik
sebelumnya (terdapat riwayat kehamilan ektopik, riwayat abortus buatan terhadap kehamilan
yang lalu. Kemudian yang perlu ditanyakan yaitu jumlah kehamilan dan kelahiran: G (gravida),
P (para), A (abortus), H (hidup)
Data ini digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.
o Golongan Darah
Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi jika
ketika kehamilan ektopik terganggu ini mengalami pendarahan hebat maka penanganan
penggantian darah yang keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.
o Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan.
Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada klien
kehamilan ektopik ini jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio saesaria,
solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan menimbulkan fungsi uterus dan endometrium
yang tidak bagus sehingga inilah factor penyebab kehamilan ektopik yang sekarang.
 Riwayat nifas
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan, feloris).
Karena jika riwayat nifas yang lalu mengalami infeksi uterus dan jalan lahir kemungkinan ini
merupakan factor penyebab kehamilan ektopik sekarang.
 Riwayat Ginekologi
Data ini sangat penting karena akan memberikan petunjuk tentang organ reproduksi pasien.
Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi
ginekologi. Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat
reproduksi, maka harus waspada salah satunya kemungkinan factor penyebab kehamilan ektopik
sekarang.
 Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui jenis kontrasepsi apa yang dipakai klien sebelumnya,apakah ada efek samping
setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat
kontrasepsi. Karena kemungkinan berpengaruh terhadap gangguan kehamilan ektopik
sekarang,contohnya pada infeksi pemakaian IUD yang merupakan salah satu faktornya.
 Riwayat kehamilan sekarang
Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor,
mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu.
Anamnesa haid serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau
perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera adanya
kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera.Contohnya, Awalnya
klien mengalami ammenorrhoe beberapa minggu kemudian disusul dengan adanya nyeri hebat
seperti disayat-sayat pada mulanya nyeri hanya satu sisi ke sisi berikutnya disertai adanya
perdarahan pervagina.
 Riwayat penyakit
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini penting
untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada klien dan mengupayakan pencegahannya
dan penanggulangannya. Klien dengan riwayat Infeksi saluran telur (salpingitis),seperti bakteri
khusus dapat menimbulkan gangguan pada tuba fallopi adalah Chlamydia trachomatis pada
motilitas saluran telur,riwayat operasi tuba,riwayat cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat
panjang,riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,riwayat bekas radang pada tuba yang dapat
menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping,riwayat tumor yang mengubah bentuk
tuba,dan riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic
inflamamtory disease)

 Riwayat seksualitas dan kontrasepsi


Misalnya,Seksualitas antara ibu dan suami sedikit terganggu, sebelum hamil, ibu belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi IUD
 Riwayat social,ekonomi,dan budaya
Kemungkinan hubungan klien dengan suami,keluarga dan masyarakat baik,kemungkinan
ekonomi yang kurag mencukupi dan adanya kebudayaan dan kebiasaan buruk yang
mempengaruhi kehamilan ini.
 Riwayat spiritual
Kemungkinan pasien melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan baik dan
memudahkan kita dalam memberikan asuhan yang sesuai dengan kepercayaan klien.
 Riwayat pikologis
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan
persalinan yang ini. Kemungkinan pasien dan suaminya mengharapkan dan senang dengan
kehamilan ini. Atau kemungkinan klien cemas, takut dan gelisah dengan kehamilan ini
sehubungan dengan keluarnya darah dari jalan lahir.
 Kebutuhan dasar
Kemungkinan pemenuhan kebuuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses
eliminasi, aktifitas sehari-hari, istirahat, personan hygiene, dan kebiasaan-kebiasaan yang dapat
mempengaruhi terjadinya kehamilan ektopik ini, seperti hygiene yang kurang terjaga
menyebabkan infeksi,radang tuba yang merupaka salah satu factor terjadinya kehamilan ektopik.
B. DATA OBJEKTIF
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.
a) Pemeriksaan umum
Secara teoritis pada penderita kehamilan ektopik kemungkinan di temukan gambaran keadaan
umum pasien yang kurang baik,misalnya mencakup:
o BB 52 kg
o TB 55 cm
o Lingkar panggul normal
o Kesadaran/KU : kurang baik (ibu terlihat pucat dan lemah)
o TTV
o TD 90/70(hipotensi)
o Nadi 90x/i
o Nafas 25/i
o Suhu 37,5 derajat celcius
b) Pemeriksaan khusus
1) Secara inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/memandang dari kepala
sampai ujung kaki.
Kemungkinan yang ditemukan ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit,
rambut, muka pucat, conjunctiva pucat, skelera ikterik, hidung dan telinga, mulut, tidak ada
caries dentis, stomatitis, karang gigi, leher tidak ada pembesaran kelenjar gondok, payudara
simetris kiri dan kanan, keadaan putting susu menonjol, colostrums ada,perut membesar ke satu
sisi tetapi tidak sesuai dengan tua kehamilan,tidak ada bekas luka operasi, vulva dan vagina
terlihat pengeluaran darah sedikit, ada varises atau tidak. Anus tidak ada haemorhoid, extremitas
atas dan bawah tidak ada kelainan.
2) Secara palpasi, yaitu pemeriksaan yang dilihat dengan cara meraba.
Dengan cara menggunakan cara Leopold:
Leopold 1: misalnya TFU 2 jari diatas pusat dan pembesaran uterus mengarah pada satu
sisi
Leopold II : tidak di lakukan
Leopold III : tidak di lakukan
Leopold IV: tidak dilakukan
Pada saat palpasi ditemukan pembesaran uterus mengarah ke sisi kiri perut klien dan nyeri yang
dikeluhkan klien saat ditekan. Pemeriksaan abdomen pada abortus tuba terdapat nyeri tekan di
perut bagian bawah disisi uterus, dan pada pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual
ditemukan tumor yang tidak begitu padat, nyeri tekan dan dengan batas-batas yang tidak rata
disamping uterus. adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri
tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Kavum Douglas menonjol karena darah yang berkumpul
ditempat tersebut baik pada abortus tuba maupun pada rupture tuba gerakan pada serviks nyeri
sekali.
3) Secara auskultasi
Kemungkinan terdengar denyut jantung janin terutama pada kehamilan ektopik lanjut,namun ada
juga yang tidak terdengar karena janin sudah mati didalam kandungan karena kurang
mendapatkan suplai makanan.
4) Secara perkusi
Kemungkinan refleks patella kiri dan kanan positif.
5) Pemeriksaan ukuran panggul
Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul.
6) Pemeriksaan tafsiran berat badan janin (TBJ)
Pada kehamilan ektopik terganggu pertumbuhan berat badan janin tidak sempurna dan tidak
sesuai dangan usia kehamilan karena kurang mendapatkan suplai makanan.

c) Pemeriksaan penunjang
 HCG-β
Pengukuran subunit beta dari HCG-β (Human Chorionic Gonadotropin-Beta) merupakan tes
laboratorium terpenting dalam diagnosis. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara kehamilan
intrauterin dengan kehamilan ektopik.
 Kuldosintesis
Tindakan kuldosintesis atau punksi Douglas. Adanya darah yang diisap berwarna hitam (darah
tua) biar pun sedikit, membuktikan adanya darah di kavum Douglasi.
 Dilatasi dan Kuretase
Biasanya kuretase dilakukan apabila sesudah amenore terjadi perdarahan yang cukup lama tanpa
menemukan kelainan yang nyata disamping uterus.
 Laparaskopi
Laparaskopi hanya digunakan sebagai alat bantu diagnosis terakhir apabila hasil-hasil penilaian
prosedur diagnostik lain untuk kehamilan ektopik terganggu meragukan. Namun beberapa
dekade terakhir alat ini juga dipakai untuk terapi.
 Ultrasonografi
Keunggulan cara pemerikssan ini terhadap laparoskopi ialah tidak invasif, artinya tidak perlu
memasukkan rongga dalam rongga perut. Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal
endometrium, adanya massa di kanan kiri uterus dan apakah kavum Douglas berisi cairan.
 Tes Oksitosin
Pemberian oksitosin dalam dosis kecil intravena dapat membuktikan adanya kehamilan ektopik
lanjut. Dengan pemeriksaan bimanual, di luar kantong janin dapat diraba suatu tumor.
 Foto Rontgen
Tampak kerangka janin lebih tinggi letaknya dan berada dalam letak paksa. Pada foto lateral
tampak bagian-bagian janin menutupi vertebra Ibu.
 Histerosalpingografi
Memberikan gambaran kavum uteri kosong dan lebih besar dari biasa, dengan janin diluar
uterus. Pemeriksaan ini dilakukan jika diagnosis kehamilan ektopik terganngu sudah dipastikan
dengan USG (Ultra Sono Graphy) dan MRI (Magnetic Resonance Imagine) (1,4,8,15).
 Pemeriksaan laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah
merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam
menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam
ronggan perut.
 Pemeriksaan dalam vagina
Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan, nyeri pada perabaan dan
kavum douglasi menonjol karena ada bekuan darah

II. INTERPRETASI DATA


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnose dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Berdasarkan kasus ini, maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah ;
a. Diagnosa Kebidanan
Ibu G1 P0 A0 H0 usia kehamilan 20 minggu,janin hidup,tunggal,ekstra uterin,jalan lahir
normal,KU ibu&janin buruk dengan Kehamilan ektopik teganggu
Dasar :
o Adanya amenorea : amenorea sering ditemukan walaupun hanya pendek saja sebelum di ikuti oleh
perdarahan
o ibu mengatakan hamil anak pertama
o ibu mengatakan bahwa ia merasakan pergerakan janin
o HPHT : 22 januari 2012
o TP : 29 oktober 2012
o KU dan TTV kurang baik:
o BB 52 kg
o TB 55 cm
o Lingkar panggul normal
o Kesadaran/KU : kurang baik (ibu terlihat pucat dan lemah)
o TTV
o TD 90/70(hipotensi)
o Nadi 90x/i
o Nafas 25/i
o Suhu 37,5 derajat celcius

o Nyeri goyang pada servik pada saat pemeriksaan dalam vagina


o Palpasi : Leopold I (2 jari diatas pusat) tidak teraba 2 bagian besar dengan mengarah pada satu sisi
perut ibu(ekstra uterin),adanya balotemen perut bagian bawah sedikit mengembung dan tegang
o Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin
o Pembesaran uterus
o Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan nyeri tekan
o Ibu mengatakan terjadi perdarahan sedikit
o Nakes melihat adanya pengeluaran darah pervaginam
o Hasil pemeriksaan kuldosintesis, terdapat pengeluaran darah
o Kadar hemoglobin turun hingga 9 gr% karena perdarahan yang banyak di rongga perut
o Pemeriksaan penunjang:
HCGβ,kuldosintesis,dilatasi&kuretase,pada pemeriksaan USG tidak terlihat kantong janin dalam
kavum uteri,pemeriksaan dalam vagina teraba kavum douglas yang berisi darah,pemeriksaan
laboratorium Hb semakin menurun, Histerosalpingografi,foto rontgen,tes oksitosin,laparoskopi.

b. Masalah
 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya nyeri hebat pada perut diikuti
perdarahan
Dasar : Adanya pemutusan jaringan dalam tubuh akan menimbulkan rangsangan saraf meningkat
sehingga timbul rasa nyeri yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman pada klien.
 Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar : Ibu terlihat tampak lemah,Ibu terlihat tampak pucat.
 Gangguan Psikologi
Dasar : Ibu mengatakan takut dan cemas dengan kehamilannya sehubungan dengan pengeluaran
darah pada kemaluannya dan nyeri perut yang dirasakan.
 Keterbatasan beraktivitas
Dasar : Ibu mengatakan cepat lemah bila beraktivitas,Ibu mengeluh dengan keluarnya darah,Ibu
mengeluh dengan adanya pegal-pegal
 Kahamilan yang lemah
Dasar : Ibu mengalami perdarahan di perut bagian bawah
Ibu mengalami pengeluaran darah sedikit-sedikit tapi berlangsung continues.
 Perdarahan pervaginam
Dasar: ibu mengatakan adanya pengeluaran darah pada jalan lahir,dan bidan menemukan adanya
pengeluaran darah pada jalan lahir.
c. Kebutuhan
 Bedres total
Dasar : Ibu mengatakan cepat lemah bila beraktivitas,ibu sulit beraktivitas,merasa tidak nyaman
dengan nyeri pada perut dan terus mengeluarkan darah dari vagina walaupun masih sedikit
sedikit
 Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar : Ibu tampak lemas dan pucat,Ibu tidak nafsu makan
 Dukungan
Dasar : ibu tampak cemas dan takut dengan kehamilannya sehubungan dengan pengeluaran
darah pada kemaluannya dan nyeri perut yang dirasakan
 Tindakan laparatomi
Dasar : pada kehamilannya klien teruz mengalami pengeluaran darah pervagina walaupun masih
sedikit-sedikit,klien mengalami perdarahan di dalam rongga perut.
 Istirahat
Dasar : dari TTV dan KU ibu yang kurang baik,kehamilannya yang lemah.
 Kebersihan vulva
Dasar : pencegahan infeksi dan kebutuhan rasa nyaman
 Rasa nyaman
Dasar : karena nyeri perut dan perdarahan pervaginam yang klien alami

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul :
1. Potensial terjadi abortus tuba
Dasar : karena lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga
abdomen dan klien yang mengeluhkan keluarnya darah dari kemaluan,jonjot villi menembus
tuba,kemengkinan kehamilan yang berlanjut
2. Potensial ruptur dinding tuba
Dasar : penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum. Rupture
dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus dan pemeriksaan vaginal.
3. Potensial hasil konsepsi mati dini
Dasar : tempatnya tidak mungkin memberikan kesempatan tumbuh kembang,kecilnya
kemungkinan diresorbsi
4. Perdarahan hebat
Dasar : tuba tidak sanggup menampung hasil konsepsi sehingga tuba pecah dan terjadi
perdarahan hebat bahkan kematian.
5. Abortus iminens
Dasar : terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan suatu
kehamilan
6. Abortus inkomplit
Dasar : perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah di luar
kavum uteri melalui kanalis servikalis

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan kehamilan ektopik antara lain :
1. Kolaborasi dengan dokter dan tim medis lainnya segera mungkin sebelum terjadi dan jika
terjadi komplikasi yang lebih hebat dan untuk pengakhiran kehamilan sehubungan dengan nyeri
perut yang hebat dan perdarahan yang terjadi pada ibu.
2. Penatalaksanaan perdarahan :
 Pemberian cairan infuse intravena RL/NaCl jika terdapat perdarahan hebat
 Segera rujuk dengan pemberian cairan infuse intravena RL/NaCl dan inform concent
3. Tindakan laparascopy dan laparatomi

V. PERENCANAAN ASUHAN KEBIDANAN MENYELURUH


Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasikan
atau merupakan lanjutan dari setiap masalah yang berkaitan dengan kerangka pedoman tentang
apa yang akan terjadi berikutnya, penyuluhan, konseling dan rujukan untuk masalah sosial,
ekonomi, kultural, atau masalah psikologis bila diperlukan. Suatu rencana asuhan harus di setujui
oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar perencanaan dapat dilakukan dengan
efektif. Semua keputusan harus bersifat rasional dan valid berdasarkan teori serta asumsi yang
berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Adapun rencana asuhan yang dibutuhkan pasien dalam kasus ini yaitu:
a. Jelaskan pada ibu dan keluarga mengenai kehamilannya dan hasil pemeriksaan.
b. Bina hubungan saling percaya dengan ibu dan keluarga.
c. Berikan ibu dan keluarga dukungan psikologis atas kecemasan yang dialaminya
d. Anjurkan ibu memenuhi kebutuhan gizi,nutrisi dan cairan sehubungan dengan kondisinya yang
lemah
e. Pantau keadaan umum ibu, vital sign, dan perdarahan pervaginam untuk mendeteksi
kemungkinan komplikasi lebih lanjut
f. Anjurkan ibu untuk tetap istirahat baring (bed rest)
g. Anjurkan ibu terus menjaga kebersihan diri terutama kelamin untuk mencegah kemungkinan
infeksi akibat pengeluaran darah
h. Antisipasi tanda-tanda syok
i. Anjurkan ibu untuk segera rujuk dan buat tanda persetujuan tertulis(inform concent) untuk
perawatan dan tindakan ibu selanjutnya untuk mempermudah perawatan ibu
j. Beritahu ibu dan keluarga tentang tindakan laparatomi yang direncanakan
k. Kolaborasi dengan tim medis (dokter atau obgyn) untuk tindakan selanjutnya
l. Berikan konseling untuk pasca tindakan,kelanjutan fungsi produksi,resiko hamil ektopik ulangan
dan kontrasepsi yang sesuai.
REFERENSI
1. Obstetric Williams panduan ringkas /Kenneth J.levenu……(etal);alih bahasa,Brahm U.pendit
editor edisi bahasa Indonesia,Egi komara Yudha,Nike Budhi Subeccti Ed.21-
Jakarta :EGC.2009...
2. Obtetri patologi,bagian obstetric & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung.
3. Pengantar kuliah obtetri/penulis,Ida Bagus Gde Manuaba,Ida Ayu Chandranita Manuaba,Ida
Bagus Fajar Manuaba.-Jakarta:EGC,2007.
4. Ilmu Kandungan/editor ketua, Hanifa Winkjosastro
Editor,Abdul Bari Saifuddin,Trijatmo Rachimhadhi.
…Ed.2,Cet.7,...Jakarta: PT Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo,2009
5. Asuhan Kebidanan 4 (patologi)/Ai Yeyeh Rukiyah,S.SiT,Lia Yulianti,Am.Keb,MKM;Jakarta :
TIM,2010

Anda mungkin juga menyukai