Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2

MIND MAPPING DAN RINGKASAN

“Syarat-syarat Instrumen yang Baik (Valid, Reliabel, Objektif, Norma, dan


Praktis”

Dosen Pengampu :

Dr. Nurfarhanah, M.Pd., Kons.

Penulis :

Elvira Linanda Putri (23151051)

S2 PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
MIND MAPPING

valid

praktis objektif
syarat-syarat
instrumen yang
baik

norma reliabel

1. Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid atau mempunyai validitas yang tinggi

apabila alat itu bentuk mampu mengukur dan menilai apa yang ingin diukur

atau dinilai. Oleh karena itu validitas suatu intrumen merujuk kepada

ketepatan suatu intrumen menilai apa yang ingin dinilai, suatu instrumen

dirancang untuk suatu objek assessmen dan tidak valid untuk yang lain,

karena setiap intrumen dirancang untuk tujuan tertentu, sehingga kisi-kisi

yang disusun berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan sebelumya.

Menurut A. Muri, Yusuf (2005:64) konsep validitas menunjukkan

kesesuaian, kebermaknaan, dan kebergunaan, kesimpulan-kesimpulan yang

dibuat berdasarkan skor instrumen. Sedangkan menurut Sugiyono

(2010:212) valid adalah berarti instrumen (alat) tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang harus diukur.


Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan

tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu

belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain. Menurut Joko Subagyo

(1997:38) mengemukakan bahwa faktor penunjang diperolehnya data yang

valid adalah:

a. Kualitas pengambil data, secara relatif dapat diharapkan dalam

mencapai keinginan permasalahan yang dirumuskan.

b. Alat yang tersedia, lengkapnya alat pengumpul data yang ditunjang

persiapan matang akan dapat menggali informasi dalam menentukan

hasil penelitian.

2. Reliabel

Menurut A. Muri Yusuf (2011:78) reliabilitas adalah ketepatan

pengukuran, tetapi tentang konsistensi dan ketelitian dalam mengukur apa

yang harusnya diukur. Reliabilitas atau keterandalan suatu instrumen

sebagai alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran

suatu alat ukur tersebut cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur

sesuatu.

Menurut Sugiyono (2012:174) mengemukakan bahwa reliabilitas

instrumen merupakan syarat untuk menguji validitas instrumen. Pengujian

reliabilitas instrumen perlu dilakukan adalah:

a. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali

pelaksanaanya pengukuran terhadap kelompok subjektif yang sama

diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama.


b. Reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu uji coba yang

dilakukan tetap memiliki hasil yang sama meskipun dilakukan secara

berulang-ulang terhadap subjek data dalam kondisi yang sama.

c. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat sejauhmana konsistensi skor

terhadap suatu instrumen.

3. Objektf

Menurut A. Muri Yusuf (2005:62) objektif suatu alat ukur menunjuk

kepada kesamaan skor atau diagnosis yang diperoleh dari data yang sama

apabila dilakukan oleh penskor/penilai dengan kualitas yang sama. Penskor

hendaknya menilai/menskor apa-adanya, tanpa dipengaruhi oleh subjektif

penskor atau faktor-faktor lainnya diluar yang tersedia.

Seandainya suatu instrumen diadministrasikan pada seorang anak,

dan kemudian diperiksa oleh dua orang pemeriksa, maka anak tersebut tidak

akan berbeda secara berarti. Suatu instrumen diadministrasikan secara

objektif, apabila instrumen itu diberikan sesuai dengan manual atau patokan

pengadministrasian yang telah disediakan.

Pada suatu tes yang objektif, pengambil tes (testi) seharusnya

memperoleh skor yang sama dari pemberi skor (skorer dan/tester) yang

berbeda. Dengan demikian, yang objektif itu adalah penilainya. Sebuah tes

dikatakan bersifat objektif apabila dalam pelaksanaan, penilaian dan

pengartian nilainya tidak tergantung pada penilaian subjektif dari satu pihak

yang terkait dengan kegiatan tersebut.


4. Praktis

A.Muri Yusuf (2005) menjelaskan ciri-ciri tes yang memenuhi persyaratan

pratikalitas sebagai berikut :

a. Biaya yang digunakan tidak terlalu tinggi Faktor biaya merupakan

faktor yang tampaknya tidak penting tetapi perlu diperhatikan.

Testing adalah sesuatu yang tidak mahal, namun kalau digunakan

dengan cara yang tidak tepat akan mempengaruhi pelaksanaan tes

itu. Sehubungan dengan itu akan lebih baik bila dirancang suatu tes

yang dapat dipakai secara berulang-ulang sehingga akan

menimbulkan penghematan dalam biaya.

b. Mudah diadministrasikan

1) Alat ukur itu mudah diberikan kepada mahasiswa, dengan

petunjuk yang jelas bagaimana cara mengerjakannya dan mudah

dimengerti, sehingga dosen tidak perlu lagi memberikan

penjelasan-penjelasan.

2) Alat ukur itu mudah dilaksanakan dan waktu yang disediakan

cukup dibandingkan dengan tingkat kesukaran alat ukur itu..

3) Mudah dikumpulkan kembali setelah waktu yang tersedia untuk

mengerjakan habis.

c. Mudah diinterpretasikan

Skor yang didapat sebagai hasil dari pengukuran belum mempunyai

arti kalau skor itu tidak diterjemahkan atau diinterpretasikan.

d. Waktu yang tepat dan tidak terlalu lama


Tes yang pengerjaannya memakan waktu terlalu lama akan

membosankan dan sebaliknya tes yang terlalu cepat juga merugikan,

walaupun tes itu mungkin power test atau speed test.

5. Norma

A Muri Yusuf (2005:106) mengemukakan bahwa untuk

mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan yang tepat, maka alat

ukur yang baik haruslah mempunyai norma sebagai patokan, sehingga

memberikan kesimpulan yang tepat. Norma alat ukur ditentukan oleh tujuan

yang ingin dicapai.


DAFTAR RUJUKAN

Yusuf, A Muri. 2011. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Padang:

UNP Press

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai