Anda di halaman 1dari 4

EKOSISTEM PADANG PASIR

1. Tingkat porositas tanah. Seperti apa ??


Porositas adalah salah satu sifat batuan yang menyatakan ketersediaan ruang bagi hidrokarbon dalam
suatu batuan. Dalam bahasa matematis, porositas dinyatakan dalam persen perbadingan antara
volume pori dibanding dengan volume batuan. Porositas ini sangat penting di dunia perminyakan
karena secara tidak langsung menyatakan cadangan hidrokarbon yang terkandung dalam sebuah
reservoir.

Porositas adalahkemampuan untuk menyimpan, sedangkan permeabilitas atau kelulusan yaitu


kemampuan untuk melepaskan fluida tanpa merusak partikel pembentuk atau kerangka batuan.
Porositas dan permeabilitas sangat erat hubungannya sehingga dapat dikatakan bahwa permeabilitas
tidak mungkin ada tanpa adanya porositas, walaupun sebaliknya belum tentu demikian.

2. Daerah gurun pasir banyak terdapat fosil (minyak), padahal asalnya dari biotik. Tapi
sekarang biotanya kan sangat terbatas. Bagaimana ??

Proses pembentukan sebuah ekosistem terjadi ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Factor iklim,
tanah dan sebagainya mendukung perubahan unsure biotic pada suatu daerah. Yang dulunya menjadi
tempat subur bisa berubah menjadi gurun dalam jangka waktu yang sangat lama.

Fenomena Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang terbentuk di
lingkungan kering (bahasa Inggris: 'arid') atau terpapar oleh erosi. Keringnya wilayah gurun
menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan benda-benda peninggalan sejarah serta fosil.

Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah sisa-sisa atau
bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan
atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa
hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang
mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa
syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:
a. Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
b. Mengalami pengawetan
c. Terbebas dari bakteri pembusuk
d. Terjadi secara alamiah
e. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
f. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
Fosil terbentuk dari proses dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal
ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas
oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus,
kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan
dengan cetakan.

Dari batuan sedimen, hewan-hewan dapat tersimpan dengan baik, terutama pada batuan sedimen
yang berbutir halus. Fosil tidak akan terbentuk pada batuan beku.

Gambar. Fosil

3. Daerah gurun memiliki curah hujan rendah. Tapi ada mata air yang tak dapat habis
(air zam-zam). Bagaimana penjelasannya secara ilmiah ??

Kajian ilmiah
Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib, kakeknya
Nabi Muhammad. Sehingga sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali (Dug Water Well).

Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam :

Profil dalam tanah sumur zam-zam


Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas, menembus
lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini
berisi batu-pasir hasil transportasi dari lain tempat. Di bawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat
setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat permeable. Lapisan inilah yang merupakan tempat utama
keluarnya air-air di sumur Zam-zam.

Mata air zamzam

Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan
beku Diorit. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air.

Dari uji pemompaan, sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 - 18.5 liter/detik, hingga permenit
dapat mencapai 660 liter/menit atau 40.000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini, salah satu yang
mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan
panjang 75 cm dengan ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.

Air Hujan Sebagai Sumber :


Daerah tangkapan air hujan (cekungan Mekah)

Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey) luas cekungan yang mensuplai
sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan
penadah hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah.
Sumur ini secara hidrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan
sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya
mampu memenuhi kebutuhan para jamaah haji di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di
seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.

Lokasi sumur zamzam di tengah lembah (Wadi Ibrahim Catchment Area)

Gambar di atas ini memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak di tengah lembah yang
memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas
area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang
sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat
khusus.

Sumur Zamzam ini dalam pandangan (ilmiah) hidro-geologi , hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak
terlalu istimewa dibanding sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu
dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah.

Anda mungkin juga menyukai