Anda di halaman 1dari 24

Mata Kuliah PROGRAM

STUDI
MEKANIKA TANAH 2
TEKNIK SIPIL
Dr. Munira Sungkar, ST, MT

KULIAH KE-9

MEKANIKA TANAH 2

ALIRAN AIR dalam TANAH


(REMBESAN)

Jum’at, 15 Oktober 2021


KONSEP ALIRAN MELALUI POROUS MEDIA
Latar Belakang:
Tanah merupakan material yang permeable karena adanya
pori dalam tanah yang memungkinkan air mengalir dalam
tanah
Air akan mengalir dalam tanah dari titik yang memiliki energi
lebih tinggi ke titik yang memiliki energi lebih rendah. Jumlah
air yang mengalir dalam tanah akibat rembesan ini perlu
diketahui untuk berbagai kondisi hidrolis
Aplikasi konsep aliran melalui porous media:
-Masalah pemompaan air tanah dari konstruksi bawah tanah
- Analisis stabilitas earth dam
- Struktur penahan tanah yang mengalami gaya rembesan
Aliran Air Melalui Porous Media
• Gambar memperlihatkan aliran
air dari titik A menuju titik B

• Air tersebut tidak mengalir


mengikuti suatu garis lurus
dengan kecepatan yang konstan,
akan tetapi air tersebut akan
mengalir berliku-liku seperti
terlihat pada gambar.

• Pada persoalan geoteknik air


tersebut dapat diasumsikan
mengalir dari A ke B mengikuti
suatu garis lurus dan dengan
kecepatan tertentu.
PERSAMAAN BERNOULLI

h = hp + he + hv = konstan
dengan:
h = total head
hp = u/w = pressure head,
he = z = elevation head,
hv = v2/2g,
u = tekanan air pori,
z = elevasi dari suatu titik
terhadap suatu datum,
v = kecepatan pengaliran
g = percepatan gravitasi
PERSAMAAN
TOTAL HEAD
Persamaan total head:
u
h= +Z
w

pressure head elevation head

Kehilangan head (head loss) antara titik A dan B dihitung dengan rumus:
h = hA - hB

Gradien hidrolik:
i = h i = gradien hidrolik
L
L = panjang aliran yang mengalami kehilangan tinggi tekan
HYDRAULIC GRADIENT
HUKUM DARCY
h3  h4
Q  v A dengan v  k ki
L
v = kecepatan pengaliran
i = hydraulic gradient
k = koefisien permeabilitas (cm/detik)

h3  h4
Qk AkiA
L
Mata Kuliah PROGRAM
STUDI
MEKANIKA TANAH 2
TEKNIK SIPIL
Dr. Munira Sungkar, ST, MT

MEKANIKA TANAH 2

UJI PERMEABILITAS
di LABORATORIUM
Ada 4 pengujian untuk menentukan koefisien
permeabilitas di laboratorium:
a) Uji tinggi energi tetap (constant-head)
b) Uji tinggi energi turun (falling-head)
c) Penentuan secara tidak langsung dari uji
konsolidasi
d) Penentuan secara tidak langsung dari uji
kapiler horizontal
a) Uji tinggi energi tetap (constant-head)
a) Uji tinggi energi tetap (constant-head)
b) Uji tinggi energi turun(falling-head)
b) Uji tinggi energi turun (falling-head)
b) Uji tinggi energi turun (falling-head)
b) Uji tinggi energi turun (falling-head)
Tabel kekentalan air (milipoise)
c) Penentuan Koefisien Permeabilitas dari
Uji Konsolidasi

◦ Uji permeabilitas dengan alat konsolidasi


c) Penentuan Koefisien Permeabilitas dari
Uji Konsolidasi
◦ Diperoleh dengan persamaan konsolidasi :
c) Penentuan Koefisien Permeabilitas dari
Uji Konsolidasi
◦ Koefisien perubahan volume (mv):

◦ e = perubahan angka pori pada perubahan tekanan tertentu


◦ s = tambahan tekanan yang diterapkan
c) Penentuan Koefisien Permeabilitas dari
Uji Konsolidasi
◦ Koefisien konsolidasi (Cv):

◦ k = koefisien permeabilitas
◦ w = berat volume air
c) Penentuan Koefisien Permeabilitas dari
Uji Konsolidasi
◦ Substitusi persamaan mv dan Cv :

◦ Untuk 50% konsolidasi, T = 0,198


◦ Maka diperoleh persamaan koefisien permeabilitas :
Contoh Soal
◦ Contoh soal 3.1 (Halaman 154, Buku Mekanika Tanah 1 H.C. Hardiyatmo)

◦ Contoh soal 3.2 (Halaman 157, Buku Mekanika Tanah 1 H.C. Hardiyatmo)

◦ Contoh soal 3.4 (Halaman 163, Buku Mekanika Tanah 1 H.C. Hardiyatmo)
REFERENSI

1. Hary Christady Hardiyatmo, “Mekanika Tanah


1”, Edisi Ketiga,Gadjah Mada University Press,
2002.
2. Djatmiko Soedarmo & Edy Purnomo,
“Mekanika Tanah 1”, Penerbit Kanisius, 1993,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai