Anda di halaman 1dari 8

RESEARCH MODEL CANVAS (RMC)

Nama : Muhammad Hilma Ma’arif


NIM : 20015170
Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Latar belakang (menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang diteliti, hasil studi
pendahuluan (observasi awal) minimal 250 kata):
Orang yang menghafal Al-Qur‟an memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga
hafalannya. Bukan hanya menjaga hafalannya, namun orang yang menghafal Al-Qur‟an juga harus
memiliki akhlaq yang Qur‟ani yaitu dengan mengamalkan apa yang ada dalam Al-Qur‟an. Maka
dari itu, hanyalah orang-orang terpilih yang mampu menghafal Al-Qur‟an dan akan mendapatkan
kemuliaan di sisi Allah SWT.
Kemuliaan bagi seorang yang menghafal Al-Qur‟an yaitu diberi nikmat berupa mahkota
kemuliaan, perhiasaan kemuliaan, serta keridhoan Allah kepadanya. Disamping itu, pada setiap
ayat itu terkandung satu kebaikan yang akan menambah derajatnya. Di surga nanti, ia akan
diangkat serajatnya sesuai dengan jumlah ayat Al-Qur‟an yang dibaca dan dihafalnya.1
Abdurrahman As-Suyuti dalam Al-itqon Fi Ulumil Qur’an dan Imam Badaruddin dalam
Al-Burhan berpendapat bahwa menghafal Al-Qur‟an adalah fardhu kifayah bagi umat Islam. 2
Sebelum menghafal Al-Qur‟an, haruslah kita mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah tentukan. Setiap huruf dan kata yang tertulis dalam Al-
Qur‟an memberikan suatu makna tersendiri. Oleh karena itu, dalam membaca Al-Qur‟an harus
dengan benar. Apalagi dalam menghafal Al-Qur‟an sangat diperlukan kehati-hatian, karena
seorang yang menghafal Al-Qur‟an, telah menanamkan Al-Qur‟an dalam benak dan ingatannya.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan sebelum melangkah menghafal Al-Qur‟an untuk memperlancar
dan meluruskan bacaanya, serta terlatih lisannya dengan sering membaca Al-Qur‟an.
Menghafal Al-Qur‟an tidak hanya dihafal begitu saja, tetapi perlu disertai metode dalam
menghafal Al-Qur‟an. Metode-metode yang dianggap sesuai untuk digunakan dalam menghafal
Al-Qur‟an sesuai dengan yang telah disebutkan oleh Sa‟dullah ada 5 metode yaitu: bin Nadzar,
tahfidz (Enconding), takrir (Retrieval), dan tasmi’.3
Metode Tahfidz (Enconding) yaitu metode menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-
Qur‟an yang telah dibaca berulang-ulang secara bin-nadzar, misalnya menghafal satu baris,
beberapa kalimat atau sepotong ayat pendek sampai tidak ada kesalahan. Setelah satu baris atau
beberapa kalimat tersebut sudah dihafal dengan baik, lalu ditambah dengan merangkai baris atau
kalimat berikutnya hingga sempurna.
Metode takrir (Retrieval) yaitu metode dengan mengulang atau menyimakkan hafalan yang
pernah dihafalkan dengan maksud agar hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan baik. Jadi,
metode takrir dan tahfidz merupakan metode yang saling berkesinambugan untuk mempermudah
dalam menghafal Al-Qur‟an, karena selain menambah hafalan para penghafal juga harus
mengulanginya setiap saat. Hal ini dimaksudkan agar hafalan tidak hilang dari ingatannya. Karena
pada dasarnya orang yang lupa terhadap hafalannya berarti ia sudah tidak bersama lagi dengan Al-
Qur‟an.4

1
Salafuddin Abu Sayyid, Balita pun Hafal Al-Qur’an, (Solo: Tinta medina 2012), hlm.138
2
Jalaluddin Abdurrohman As-Suyuti,Al-Itqon Fi Ulumil Qur’an (Beirut: Dar Al-Fikr,1997) hlm.101
3
Sa'dulloh. Cara Praktis Menghafal Al-Qur'an ( Jakarta : Gema Insani, 2008 ), hlm. 52-55
4
Muhaimin Zen,Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’anul Karim (Jakarta: Al-Husna Zikra,1996)hlm.60
Namun, fenomena yang terjadi pada saat ini dalam menghafal Al-Qur‟an pada kalangan
santri adalah kurang efektifnya metode yang digunakan dalam menghafal Al-Qur‟an. Seharusnya
antara tahfidz dan takrir harus saling berkesinambungan. Akan tetapi sering dilupakan oleh santri
untuk mengulang hafalan. Sehingga ayat ayat yang sudah dihafal terlupakan. Mereka beranggapan
mengejar setoran agar mencapai target khatam menjadi tujuan utama, padahal sejatinya dalam
menghafal Al Qur‟an bukan sekedar menghafal dan khatam melainkan juga
mempertanggungjawabkannya untuk bisa di sima’-kan di hadapan publik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis sangat
tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul “Implementasi Metode Enconding
(Tahfidz) and Retrieval (Takrir) Dalam Menghafal Al-Qur’an Siswa Kelas Tahfidz Program
Excellent di SMP Plus Abu Dzarrin Bojonegoro’’

Kebaruan penelitian dibandingkan penelitian terdahulu (Menunjukkan sisi kebaruan penelitian


dengan cara menulis hasil penelitian dari (minimal 2 penelitian) dan menunjukkan perbedaan dan
persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan (minimal 150 kata):
1. Penelitian yang dilakukan oleh Emilia Nurul Fitria Institut Agma Islam Negeri Ponorogo
dengan judul “Implementasi Metode Takrir dalam Ekstrakurikuler Tahfidz di MIN 2 Madiun
2019.” Hasil penelitian tersebut membahas tentang pelaksanaan ektrakurikuler tahfidz dengan
menggunakan metode takrir, faktor pendukung dan penghambat penggunaan metode takrir serta
dampak penggunaan metode takrir terhadap kemampuan menghafal Al-Qur‟an.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan kami lakukan terletak pada metode
yang digunakan yakni metode takrir. Sedangkan perbedaannya terletak pada Fokus pembahasan,
penelitian ini membahas tentang Penerapan metode, faktor pendukung dan penghambat serta
dampak penggunaan metode dalam menghafal Al-Qur‟an. Sedangkan penelitian yang akan saya
lakukan membahas tentang perencanaan, pelaksanaan dan hasil akhir penerapan metode tahfidz
dan takrir dalam menghafal Al-Qur‟an.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Leni Febriyana Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang dengan judul “Penggunaan Metode Menghafal Al-Qur’an pada Santri Putri
Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo 2015.” Hasil
penelitian tersebut membahas tentang penggunaan metode menghafal Al-Qur‟an, faktor
penghambat menghafal Al-Qur‟an, dan Solusi mengatasi faktor penghambat dalam menghafal Al-
Qur‟an.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan kami lakukan terletak pada metode
yang dilakukan yakni metode tahfidz dan takrir. Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus
pembahasan, penelitian ini membahas tentang penggunaan metode menghafal Al-Qur‟an, faktor
penghambat menghafal Al-Qur‟an, serta Solusi mengatasi faktor penghambat dalam menghafal
Al-Qur‟an, sedangkan penelitian yang akan saya lakukan membahas tentang perencanaan,
pelaksanaan dan Hasil akhir penerapan metode tahfidz dan takrir dalam menghafal Al-Qur‟an.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Tania Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
dengan judul “Efektivitas Metode Tahfidz dan Takrir dalam meningkatkan Hafalan Al-Qur’an
Mahasantri putri di Ma’had Al-Jami’ah UIN Raden Intan Lampung 2018.” Hasil penelitian
tersebut membahas tentang Efektifitas pelaksanaan metode tahfidz dan takrir dalam meningkatkan
Hafalan Al-Qur‟an.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan kami lakukan terletak pada metode
yang digunakan yakni metode tahfidz dan takrir dalam menghafal Al-Qur‟an. Sedangkan
perbedaannya terletak pada Fokus pembahasan, penelitian ini lebih fokus pada efektifitas
penerapan metode tahfidz dan takrir dalam meningkatkan hafalan Al-Qur‟an sedangkan penelitian
yang akan saya lakukan fokus pada implementasi metode tahfidz dan takrir dalam menghafal Al-
Qur‟an.

Rumusan Masalah (minimal 50 kata):


Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dipaparkan, maka fokus penelitian dapat
disebutkan dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan implementasi metode tahfidz dan takrir dalam menghafal Al-Qur‟an
siswa Kelas Tahfidz Program Excellent di SMP Plus Abu Dzarrin Bojonegoro?
2. Bagaimana pelaksanaan implementasi metode tahfidz dan takrir dalam menghafal Al-Qur‟an
siswa Kelas Tahfidz Program Excellent di SMP Plus Abu Dzarrin Bojonegoro?
3. Bagaimana hasil akhir implementasi metode tahfidz dan takrir dalam menghafal Al-Qur‟an
siswa Kelas Tahfidz Program Excellent di SMP Plus Abu Dzarrin Bojonegoro?

Kerangka teori dalam bentuk bagan (yang menggambarkan hubungan antar teori dalam rangka
menjadi pondasi penelitian:

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH KERANGKA TEORI PEMBAHASAN

REVIEW PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN INSTRUMEN PENELITIAN
TERDAHULU

IMPLEMENTASI
8. PENGECEKAN 1. PENDEKATAN DAN
KEABSAHAN DATA JENUS PENELITIAN

METODE
2. TEMPAT DAN
7. ANALISIS DATA
WAKTU PENELITIAN
ENCONDING

6. PROSEDUR
3. VARIABEL
PENGUMPULAN
DATA PENELITIAN RETRIEVAL

MENGHAFAL AL-
5. SUMBER DATA 4. POPULASI
QUR‟AN
Metode Penelitian (menjelaskan pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data,
instrument pengumpulan data dan analisis data (minimal 200 kata):
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yang
memiliki beberapa karakteristik, yaitu berlangsung latar ilmiah, peneliti sendiri adalah instrumen
atau alat pengumpul data yang utama, analisis datanya dilakukan secara induktif.5 Prosedur
penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis serta perilaku dari orang-orang
yang diamati. Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memahami,
menafsirkan makna suatu peristiwa situasi sosial, tingkah lau manusia dan latar belakang alamiah
secara holistic-kontekstual.
Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma alamiah (naturalistic paradigm) yang
bersumber mula-mula dari pandangan Max Weber yang diteruskan oleh Irwin Deucher, dan lebih
dikenal dengan pandangan Fenomenologis. Pandangan ini berusaha memahami perilaku manusia
dari kerangka berfikir maupun bertindak orang itu sendiri. Bagi mereka yang penting adalah
kenyataan yang terjadi sebagai yang dibayangkan atau difikirkan oleh orang-orang itu sendiri.
Penelitian ini disebut pendekatan naturalistic, karena situasi lapangan penelitian bersifat
„‟natural‟‟ atau wajar sebagaimana adanya tanpa manipulasi, diatur dengan eksperiment atau tes.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Dalam hal ini masalah penelitian merupakan fokus
penelitian. Penelitian kualitatif ini tidak dimaksudkan untuk menghasilkan generalisasi
sebagaimana penelitian kuantitatif, yang merupkan prinsip-prinsip hasil penelitian secara universal
dalam semua kasus. Disiini studi mendalam ditujukan untuk membentuk suatu model atau teori
berdasarkan saling berhubungnan antar data yang ditemukan.
2. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SMP Plus Abu Dzarrin Kendal
Sumbertlaseh Dander Bojonegoro. Peneliti memilih lokasi ini karena di lembaga tersebut terdapat
kelas yang khusus untuk menghafal Al-Qur‟an yakni kelas Tahfidz Program Excellent. Setiap
siswa menggunakan metode sesuai dengan kemampuannya dan memiliki target hafalan setiaap
tahunnya.
3. Sumber Data
Data merupakan keterangan keterangan mengenai suatu keadaan atau masalah dalam
bentuk golongan seperti 1,2,3 dan seterusnya. Maupun bentuk kategori seprti baik, buruk, tinggi,
rendah, dan sebagainya.6 Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kualitatif,
perolehan sumber data diambil dari hasil wawancara dan observasi. Sumber data dalam penelitian
ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh atau bersumber dari tangan pertama yaitu
sumber yang berhak memberikan informasi data.7 Data primer peneliti yaitu data yang diperoleh
langsung di lapangan atau yang menjadi subjek penelitian yaitu metode menghafal Al-Qur‟an bagi
siswa kelas Tahfidz Program Excellent di SMP Plus Abu Dzarrin Bojonegoro. Data yang
dikumpulkan adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala
madrasah, guru pembimbing dan siswi.

5
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: Remaja Karya, 1989), hlm.3
6
Darwan Syah, dkk, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press: 2007),hlm.9
7
Darwan Syah, dkk,………. hlm.11
Sedangkan data sekunder adalah data statistik yang diperoleh atau bersumber dari tangan
kedua bukan dari sumber datanya langsung. Dalam penelitian ini data sekunder bersumber dari
data yang diambil dari kepustakaan.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi
yang alamiah), sumber data primer, dan teknik dalam pengumpulan data lebih banyak pada
observasi berperan (participant obsevarvasi) dan dokumentasi. Oleh karena itu penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data antara lain:
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik yang digunakan oleh peneliti untuk menggali
informasi kepada narasumber (informan) dengan cara mengajuka pertanyaan kemudian
narasumber menjawab pertanyaan tersebut. Interview digunakan peneliti untuk menilai
keadaan seorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang santri,
hafalan yang di miliki santri, dan metode dalam menghafal Al-Qur‟an.
Dedi Mulyana membagi wawancara dalam dua macam:8
1) Wawancara Tidak Terstruktur (Unstandardized Interview)
Wawancara tidak struktur juga disebut wawancara mendalam, wawancara intensif,
wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka (open ended interview). Melalui ini, peneliti
mencatat berbagai respon yang tampak selama wawancara berlangsung. Pada saat
wawancara tidak terstruktur ini pertanyaan-pertanyaan dilakukan secara bebas (free
interview) mengajukan pertanyaan-pertanyaan mulai dari yang sifatnya umum.
2) Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur yaitu pertanyaan yang tidak memiliki struktur tertentu akan
tetapi selalu terpusat pada satu pokok masalah ke pokok masalah yang lain. Dalam hal ini
fokus diarahkan pada model atau pola penggunaan metode tahfidz dan takrir dalam
menghafal Al-Qur‟an siswa kelas Tahfidz Program Excellent di SMP Plus Abu Dzarrin
Bojonegoro. Ketika melakukan wawancara terstruktur terlebih dahulu peneliti
mempersiapkan bahan-bahan yang diangkat dari isu-isu yang dieksplorasi sebelumnya.
Dalam hal ini dilakukan pendalam untuk menjaga kemungkina terjadinya bias, jika
pendalaman yang dilakukan kurang menunjukkan hasil yang memadai, maka peneliti
melakukan pengecekan jawaban yang satu dengan yang lain melalui rekan sejawatnya.
Namun demikian hal ini dilakukan dengan hati-hati, sopan, dan santai sehingga informan
tidak tersinggung dan marah. Sifat naturalistik menjadikan peneliti berfungsi sebagai
instrument pengumpul data. Untuk itu diperlukan kemampuan menyesuaikan diri dengan
berbagai ragam realitas yang ada.
Wawancara akan dilakukan dengan guru pembimbing tahfidz, siswa kelas tahfidz
program excellent, walikelas, ataupun kepala sekolah untuk menggali dan memperoleh
informasi yang relevan dengan metode menghafal Al-Qur‟an bagi siswa.
b. Observasi
Metode ini bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas
fenomena fenomena yang diteliti.9 Observasi juga bisa diartikan sebagai pengamatan dan

8
Mulyasa, Deddy ,Mrtodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma baru Ilmu Komunikasi dan ilmu sosial lainnya,
Bandung: Remaja Rosdakarya: 2001, hlm.180
9
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta:ANDI, Jilid 2, 2004) hlm. 151
pencatatan secara sitematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. Untuk
mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran, peneliti akan terjun ke lapangan
untuk mengamati secara langsung proses menghafal Al-Qur‟an yang berlangsung di kelas Tahfidz
Program Excellent di SMP Plus Abu Dzarrin Bojonegoro. Kemudian peneliti juga mengamati para
siswa, guru pembimbing, dan lingkungan di MA Abu Dzarrin Bojonegoro. Peneliti membuat
catatan kecil secara singkat tentang gambaran hal-hal yang ada di lapangan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen dan lain sebagainya. 10 Dokumentasi juga berupa
catatan peristiwa yang sudah berlalu, Gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Sesungguhnya metode dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara.11
Disamping itu dokumentasi adalah cara untuk mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis seperti arsip-arsip dan juga buku buku, baik itu tentang pendapat, teori ataupun hukum
hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
data tentang keadaan SMP Plus Abu Dzarrin, Daftar kegiatan siswa kelas tahfidz program
excellent, dan pelaksanaan metode menghafal Al-Qur‟an bagi siswa. Atau bisa juga dengan
merekam dengan audio visual selama proses menghafal, rekaman visual (foto) saat proses
menghafal alquran berlangsung serta merekan visual (foto) situasi dan kondisi di SMP Plus Abu
Dzarrin Bojonegoro.
5. Analisis Data
Proses analisis dilakukan setelah melalui proses klasifikasi berupa pengelompokan atau
pengumpulan data dan pengategorian data. Analisis data bermaksud mengorganisasikan data. Data
tersebut meliputi komentar peneliti, catatan lapangan, gambar, foto, dokumen berupa laporan,
biografi, artikel, dan sebagainya.12
Setelah semua data terkumpul maka peneliti akan menglah data tersebut
menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu menguraikan tentang metode tahfidz dan
takrir dalam menghafal Al-Qur‟an siswa kelas Tahfidz Program Excellent di SMP Plus
Abu Dzarrin Bojonegoro.
Analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, dengan alur tahapan: Reduksi
data (reduction data), Penyajian Data (display data), dan kesimpulan atau verifikasi (conclution
drawing and verifying).13
a. Tahap Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan,
dan trasnfoemasi data kasar yang muncul dari catatan catatan tertulis di lapangan. Reduksi
data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pemusatan perhatian pada data yang
telah terkumpulkan berupa: menyeleksi data yakni memilih dan memilah data sejalan
10
S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 206
11
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2008) hlm..270
12
Mahmud, Metode Peneltian Pendiikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012) hlm. 189
13
Matthew B. Milles, A. Michael Huberman,Qualitative dan Analysis(Jakarta: UI Press, 1992), hlm. 16
dengan relevansi fokus atau tujuan penelitian ini, selanjutnya menyimpulkan data,
kemudian data yang terpilih di klarifikasikan dan disederhanakan sejalan dengan tema
yang dikaji dengan cara memadukan data yang terbesar dan menelusuri tema untuk
merekomendasikan bagi data tambahan.
Pada akhir tahap ini, peneliti membuat abstrak dan data kasar berdasarkan atas data
yang telah di klarifikasi dan disimpulkan menjadi uraian singkat atau ringkasan sejalan
dengan kehendak kita.
b. Tahap Display atau Penyajian Data
Tahap display data dimaksudkan untuk menyajikan data, gambar keseluruhan, atau
bagian-bagian tertentu dari penelitian yang diusahakan membuat berbagai bagan, grafik,
matrik, charts, dan lain sebagainya. Pada tahap ini merupakan kegiatan peneliti dalam
menyajikan data, melakukan pengorganisasian data dalam bentuk penyajia informasi
berupa teks naratif. Lebih lanjut teks naratif tersebut diringkas ke dalam bentuk beberapa
bagan yang menggambarkan interpretasi atau pemahaman tentang makna tindakan subjek
penelitian.
c. Tahap Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dana akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.

Referensi (minimal 2 buku, 3 artikel jurnal terbitan 5 tahun terakhir):


Salafuddin Abu Sayyid. 2012. BALITA PUN HAFAL AL-QUR’AN. Solo: Tinta Medina.
Jalaluddin Abdurrohman As-Suyuti. 1997. AL-ITQON FI ULUMIL QUR’AN. Beirut: Dar Al-Fikr.
Sa'dulloh. 2008. CARA PRAKTIS MENGHAFAL AL-QUR'AN. Jakarta: Gema Insani.
Muhaimin Zen. 1996. BIMBINGAN PRAKTIS MENGHAFAL AL-QUR’ANUL KARIM. Jakarta:
Al-Husna Zikra.
Lexy J Moleong. 1989. METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF. Bandung: Remaja Karya.
Darwan Syah, dkk. 2007. PENGANTAR STATISTIK PENDIDIKAN. Jakarta: Gaung Persada Press.
Mulyasa, Deddy. 2001. METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF, PARADIGMA BARU ILMU
KOMUNIKASI DAN ILMU SOSIAL LAINNYA. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutrisno Hadi. 2005. METODOLOGI RESEARCH. Yogyakarta: ANDI, Jilid 2. S.Margono. 2005.
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN. Jakarta: Rineka Cipta.
S. Margono. 2005. METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiono. 2008. METODE PENELITIAN KUALITATIF KUANTITATIF DAN R&D. Bandung:
Alfabeta.
Mahmud. 2012. METODE PENELTIAN PENDIIKAN. Bandung: Pustaka Setia.
Matthew B. Milles, A. Michael Huberman. 1992. QUALITATIVE DAN ANALYSIS. Jakarta: UI
Press.
Judul lain yang diusulkan :

Bojonegoro, 01 Januari 2024

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Akademik Yang mengususlkan

Ida Fauziyatin Nisa’, M.Pd.I Muhammad Hilma Ma’arif


NIDN. 201611177 NIM. 20015170

Anda mungkin juga menyukai