Anda di halaman 1dari 3

KASUS POSISI PENGEMBANGAN

Pada 15 Desember 2022, Geraldo Saputra dan Yusuf Hidayat menerbitkan berita mengenai
Irjen Pol Ananda Rofa melindungi bisnis judi online dan penyeludupan berlian tanpa bea
dan cukai di Jam.com. Untuk meluruskan berita tersebut, Ia memerintahkan salah 1
ajudannya Iptu Adriana Moses untuk membawa mereka bertemu di Xavier’s Hotel, Jakarta
Selatan. Pertemuan tersebut pun terjadi pada 30 Desember 2022, negosiasi dilakukan agar
berita tersebut dihapus dan diklarifikasi. Untuk mencapai tujuannya, Irjen Pol menawarkan
uang sejumlah 500 juta rupiah, namun ditolak. Setelah negosiasinya gagal, Irjen Pol
memerintahkan para ajudannya Adriana, Fahmi, Ramzi dan Bagas untuk membawa kedua
wartawan tersebut ke kediamannya di Cakung, Jakarta Timur. Dalam penjemputan kedua
wartawan tersebut, mereka diancam dengan todongan pistol dan diculik paksa. Negosiasi
pun kini berubah menjadi ancaman, lantaran tetap ditolak Irjen Pol pun memerintahkan para
ajudannya untuk “Sikat mereka!”. Adrian Moses, Fahmi, Bagas, dan Ramzi kemudian
memukul Geraldo Saputra dan Yusuf Hidayat dengan tangan kosong serta linggis hingga
akhirnya kedua wartawan tersebut terkapar. Irjen Pol memerintahkan Ramzi dan Bagas
untuk memeriksa apakah mereka berdua masih hidup atau tidak, setelah dipastikan ternyata
Geraldo Saputra masih hidup. Setelah kedua tubuh mereka dipindahkan ke Rumah
Jatinegara, Gerlado Saputra berhasil melarikan diri pada tanggal 31 Desember 2022 dan
melaporkan tindak pidana yang Ia alami.

PENUNTUT UMUM PENASIHAT HUKUM


Dakwaan Nota Keberatan
Ananda Rofa didakwa dengan Pasal 338 Jo Menyatakan bahwa perkara a quo tidak
Pasal 55 Ayat (1) ke-2 Kitab Undang- sepatutnya dipisah (splitsing) dan Surat
Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Dakwaan Jaksa Penuntut Umum bersifat
pembunuhan DAN Pasal 181 Jo Pasal 55 prematur karena seharusnya sidang kode etik
Ayat (1) ke-2 Kitab Undang-Undang Hukum terlebih dahulu diputuskan.
Pidana (KUHP) tentang penyembunyian
mayat.

Tanggapan Atas Nota Keberatan


Pada pokoknya tetap pada Surat Dakwaan,
perkara a quo sudah sepatutnya dipisah
(splitsing) karena hal pemisahan penuntutan
merupakan kewenangan Jaksa Penuntut
Umum dan Surat Dakwaan tidaklah prematur
karena sidang kode etik tidak menghapuskan
tuntutan pidana yang sedang berjalan.
MAJELIS HAKIM
Putusan Sela
Menolak eksepsi Penasihat Hukum untuk sepenuhnya dengan mempertimbangkan Pasal 2
ayat (4) UU Kekuasaan Kehakiman serta uraian oleh R. Soesilo, maka sudah sepatutnya
perkara a quo dipisah (splitsing) dan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidaklah
prematur lantaran sidang kode etik dapat dilaksanakan berbarengan dengan sidang
Pengadilan Negeri.

MENGADILI
1. Menyatakan keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa tersebut tidak dapat diterima;
2. Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan
3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan Putusan Akhir;

PEMBUKTIAN PENUNTUT UMUM PEMBUKTIAN PENASIHAT HUKUM


1. Geraldo Saputra (Saksi Pelapor) 1. Rahmania Juliana (ART Ananda
2. Adriana Moses (Saksi Mahkota) Rofa, Saksi A de Charge)
3. Intan Mudia (Dokter Forensik, Saksi 2. Prof. Gerandia Alifah, S.H, M.Hum.
Fakta) (Ahli Pidana)
3. Prof. Dr. Yassir Arsyad, M.A
(Ahli Kriminologi)

PENUNTUT UMUM
Tuntutan
1. Menyatakan Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum
bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan, dan penyembunyian mayat
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa berupa pidana penjara 15 tahun.
3. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa.
PENASIHAT HUKUM
Nota Pembelaan
1. DENGAN SENGAJA MERAMPAS NYAWA ORANG LAIN DENGAN
MENYALAHGUNAKAN KEKUASAAN ATAU MARTABAT
Dalam perkara a quo Klien kami hanya menyuruh untuk “sikat” dan pembunuhan
dilakukan oleh Saksi Adriana Moses, Fahmi, Ramzi, dan Bagas. Kemudian Saksi
Adriana Moses dengan inisiatif sendiri mengambil linggis dan memukul Yusuf Hidayat
hingga meninggal dunia, oleh karena ituunsur a quo TIDAK TERPENUHI.
2. MENGENAI TIDAK TERBUKTINYA UNSUR MEREKA YANG DENGAN
MENYALAHGUNAKAN KEKUASAAN ATAU MARTABAT
Bahwa unsur a quo tidak terpenuhi dikarenakan tidak adanya kesatuan pemahaman
atau meeting of mind antara Terdakwa dengan Saksi Adriana Moses niat untuk
membunuh Yusuf Hidayat, sehingga unsur a quo haruslah dinyatakan TIDAK
TERPENUHI.
B. DAKWAAN KEDUA
MENGENAI TIDAK TERBUKTINYA UNSUR MENYEMBUNYIKAN DENGAN
MAKSUD MENYEMBUNYIKAN KEMATIAN
Bahwa dalam perkara a quo Jaksa Penuntut Umum tidak bisa membuktikan apakah Yusuf
Hidayat sudah meninggal saat dipindahkan ke rumah Terdakwa yang bertempat di
Cakung, oleh karena itu unsur a quo TIDAK TERPENUHI.

MAJELIS HAKIM
Putusan Akhir
MENGADILI
1. Menyatakan Terdakwa tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana Pembunuhan, dan Penyembunyian Mayat
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama
12 (dua belas) tahun;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa
Dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan
5. Menetapkan barang bukti berupa dianggap telah dibacakan
6. Membebankan kepada Terdakwa Membayar biaya perkara sejumlah Rp 10.000,00 (
sepuluh ribu rupiah)

Anda mungkin juga menyukai