Anda di halaman 1dari 23

Hidroponik Sederhana Sistem Sumbu (Wick)

12:02 PM Iwok 70 comments


Bukannya mau ngajarin sih, karena saya juga masih belajar berhidroponik. Baru 2 bulan ini
saya bergabung dengan grup hidroponik di facebook. Gara-gara sering mantengin setiap
postingan yang ada (lalu ngiler lihat betapa indah dan suburnya tanaman member grup di
sana), akhirnya saya mulai mencoba. Berhasil? Ada yang berhasil, banyak juga yang gagal.
Hehehe. Menurut para master hidroponik, tidak ada jaminan pasti sebuah keberhasilan tanam,
karena banyak faktor yang mempengaruhi. Seseorang yang berhasil menanam sebuah jenis
tanaman di kota A, belum tentu akan sukses juga di kota B. Suhu, ketinggian lokasi, dll. akan
sangat berpengaruh. Karena itu, uji coba tanam harus selalu dilakukan agar kita bisa
mengetahui setiap faktor keberhasilan atau kegagalan.

Dan, mengingat banyak teman yang tergiur juga untuk mencoba hidroponik, akhirnya saya
bikin postingan ini. Siapa tahu dengan belajar bareng, bisa saling menyemangati untuk terus
menghijaukan lingkungan rumah. Setidaknya, beberapa kebutuhan dapur sudah tidak perlu
beli lagi. :D

Dari sekian banyak sistem hidroponik yang ditawarkan, saya memilih yang paling mudah;
sistem wick atau sumbu. Bukan hanya karena cara pembuatannya yang paling mudah, tapi
dari sisi biaya juga paling murah. Sistem Wick bisa menggunakan barang-barang bekas yang
ada di rumah. Contohnya botol air mineral. Daripada jadi sampah, ternyata masih bermanfaat
juga lho buat hidroponik.

Tertarik juga? Yuk kita mulai bercocok tanam!

Bahan yang dibutuhkan :

1. Botol air mineral ukuran 600 ml


2. Rockwool (salah satu media tanam untuk hidroponik, bisa beli di toko pertanian atau
online) - Bisa diganti sama dacron, busa bekas jok kursi, gulungan kapas, atau kain
flanel yang digulung.
3. Kain flanel / sumbu kompor / kain yang menyerap air

Cara membuat botol untuk media tanam hidroponik

Potong botol air mineral menjadi 2 bagian (lihat gambar)

Lubangi bagian atas leher botol di dua sisi dengan solder atau paku yang dipanasi (gambar
kiri). Masukan kain flanel yang sudah dipotong memanjang melalui dua lubang tadi (gambar
kanan)
Pasang terbalik bagian atas botol ke bagian bawah botol (lihat gambar). Media tanam
hidroponik sederhana sudah siap digunakan.

Tapi tunggu, botol di atas belum akan kita gunakan saat ini. Yang harus kita lakukan
sekarang adalah menyemai benih tanamannya terlebih dahulu. Karena itu, siapkan benih-
benih yang akan kita tanam. Untuk latihan menanam hidroponik, sebaiknya dimulai dengan
tanaman sayuran. Sayuran lebih mudah ditanam dan ... cepat panen! Horeee ...

Contoh benih sawi/caisim tosakan dan selada bokor yang saya miliki

Saat ini, benih/bibit tanaman banyak sekali dijual online. Kalau di sekitar anda tidak ada toko
pertanian yang menjual benih tanaman, anda bisa membelinya online. Saya biasa membeli
benihnya di sini, sini, dan sini. Kalau mau googling, akan ada ratusan penjual benih online.
Anda bisa menyesuaikan pembelian dengan lokasi seller yang terdekat dengan kota anda.

Menyemai Benih
Potong-potong rockwool dengan ukuran 2,5 x 2,5. Rockwool bisa dibeli online juga.
Biasanya penjual benih tanaman menyediakan rockwool juga.

Basahi rockwool dengan air. Ciprat-ciprat rockwool agar tidak terlalu basah (air tidak terlalu
menggenang). Tempatkan di nampan atau kotak plastik bekas yang ada. Bolongi bagian
tengah setiap rockwool dengan lidi/tusuk gigi. Jangan buat lubang terlalu dalam, cukup kira-
kira 2 mm saja.

Yang harus dilakukan sekarang adalah memasukkan benih ke dalam lubang yang sudah
dibuat di atas rockwool. Setelah selesai semua, tutup wadah dengan kantong plastik hitam
dan tempatkan di tempat yang teduh atau gelap. Cek setiap hari apakah benih sudah sprout
(pecah benih) atau belum. Untuk sawi dan selada, biasanya dalam 1-2 hari sudah sprout.
Tanda sprout adalah dengan munculnya calon akar (putih-putih) dan menyembul calon daun.

Kalau sudah ada yang pecah benih (berkecambah/berakar) segera kenalkan dengan sinar
matahari. Jemur wadah berisi benih tersebut di bawah sinar matahari pagi sampai siang.
Kalau matahari sudah terik, cukup simpan di tempat yang terang dan tidak perlu ditutup lagi
oleh plastik hitam. Terlambat mengenalkan pada sinar matahari bisa mengakibatkan etiolasi
(Kutilang = Kurus, tinggi, langsing). Apa itu etiolasi? Silakan baca di sini biar jelas ya.
Contoh etiolasi pada tanaman yang telat dikenalkan pada sinar matahari. Batangnya
memanjang dan akan menghambat pertumbuhannya (dua tanaman yang di depan. Yang
lainnya masih cukup normal)

Tanaman membutuhkan sinar matahari untuk proses pertumbuhannya. Karena itu, sudah
harus mengenal sinar matahari (simat) setiap harinya. Jangan lupa untuk mengecek apakah
rockwool masih cukup basah atau sudah kering. Tambahkan atau semprotkan air agar
rockwool tetap basah dan lembab.

Benih yang mulai tumbuh dalam beberapa hari.

Bercocok tanam, tidak terkecuali hidroponik, membutuhkan kesabaran. Tanaman tidak akan
tumbuh begitu saja. Karena itu dibutuhkan perawatan dan perhatian. Sebelum pindah ke
media tanam (botol), yang mereka butuhkan hanya air dan sinar matahari yang cukup. Kita
hanya perlu menunggu sampai setiap tanaman sudah berdaun 4 (sudah keluar daun sejati)
yang menandakan mereka sudah siap pindah tanam dan memerlukan nutrisi.
Sawi saya sudah berdaun 4, sehingga sudah bisa dipindah ke media tanam (botol hidroponik)

Menyiapkan Nutrisi

Tanaman sudah semakin besar, sudah memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Karena
tidak ditanam di tanah (yang biasanya sudah bisa mencukupi kebutuhan nutrisi mereka) dan
hanya mengandalkan air saja, dibutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan mereka. Dalam
hidroponik dikenal nutrisi dengan istilah AB MIX.

Salah satu contoh pupuk hidroponik yang dijual (Foto dari fjb.kaskus.co.id)
AB MIX ini biasa dijual di toko pertanian atau online. Ada yang masih dalam bentuk bubuk,
ada juga yang sudah dalam bentuk larutan cair. Kalau anda membeli dalam bentuk bubuk,
baca panduan cara melarutkannya. Biasanya dicantumkan dalam kemasan kok. Pada saat
saya beli AB MIX ini, penjualnya bahkan melampirkan cara melarutkannya dalam selembar
kertas.

Ada bebeberapa jenis AB MIX. Untuk sayuran, pastikan anda membeli AB MIX Daun
(sayuran daun). Kecuali kalau nanti sudah mencoba tanaman buah, AB MIX yang harus
disiapkan juga khusus untuk buah. AB MIX akan terdiri dari 2 larutan cair yang terpisah,
yaitu larutan A dan larutan B. Kedua larutan nutrisi ini adalah larutan pekat yang dalam
penggunaannya nanti harus dicampur lagi dengan air.

Pada saat tanaman sudah siap dipindahkan dari media semai ke media tanam (botol), nutrisi
ini harus segera disiapkan. Ada takaran khusus untuk pemberian nutrisi sebagai awalan,
yaitu; 5ml (milimeter) larutan A ditambah 5 ml larutan B, dicampur dengan 1 liter air. Aduk
rata. Setelah itu nutrisi sudah bisa dipindahkan pada botol-botol media tanam hidroponik.

Pindah Tanam

Siapkan kembali botol air mineral yang sudah dibuat sebelumnya. Isi bagian bawah botol
dengan larutan nutrisi. Pindahkan hati-hati rockwool yang berisi tanaman yang sudah berdaun
empat ke bagian dalam botol bagian atas yang sudah diisi kain flanel. Pasangkan kedua
bagian botol tersebut seperti gambar di bawah ini.

Selesai!

Mengapa sistem ini disebut dengan sistem wick atau sumbu? Kita bisa melihatnya dengan
adanya media flanel sebagai sumbu yang membantu mengalirkan nutrisi dari botol bawah ke
botol bagian atas. Rockwool adalah media yang akan menyerap air nutrisi yang dibawa kain
flanel, sehingga akar-akar muda tanaman akan menyerapnya dari rockwool. Semakin besar,
akar tanaman akan keluar dari rockwool dan merayap melalui kain flanel menuju larutan
nutrisi di bagian bawah dan mengisapnya sendiri.
Semakin tanaman membesar, kebutuhan nutrisi juga semakin besar. Karena itu, seminggu
sekali larutan nutrisi harus ditambah. Kalau di awal campuran nutrisi adalah ; 5ml + 5ml + 1
lt. Minggu kedua naikkan menjadi 6ml + 6ml + 1lt. begitu seterusnya sampai tanaman siap
panen.

Jangan biarkan larutan nutrisi di botol bagian bawah kosong karena akan menyebabkan
tanaman mati kekeringan. Botol yang berisi larutan nutrisi rentan terkena lumut karena
paparan sinar matahari. Karena itu, kalau mau, lapisi botol bagian bawah dengan kertas
warna gelap. Atau cat dengan warna hitam. Tapi, karena saya menggunakan botol-botol ini
tanpa pelapis, biasanya pada saat pergantian nutrisi, saya bersihkan lumut-lumut yang
menempel hingga bersih kembali. Kerja lagi sih, tapi saya sih asyik-asyik aja.

Kalau tidak mau menggunakan botol bekas air mineral, sebenarnya kita bisa juga
menggunakan baskom atau tempat plastik lainnya. Sistemnya sama saja kok. Hanya saja,
sebagai media menempatkan rockwool berisi tanamannya saya menggunakan netpot (pot
kecil) atau bisa juga dengan bekas air mineral gelas yang sudah dilubangi ujung bawahnya
dan dipasangi kain flanel. Untuk menutup baskom/wadah plastiknya menggunakan styrofoam
yang dilubangi sehingga pot-pot akan menggantung dan tidak menyentuh air. dengan cara
seperti ini, kita bisa menempatkan beberapa pot tanaman sekaligus.
Demikian cara hidroponik sederhana dengan sistem wick. Sebenarnya ada berbagai macam
jenis hidroponik, seperti sistem NFT, Dutch Bucket, Autopot, fertigasi, drip, rakti apung, dan
lain-lain. Tapi karena saya baru nyoba yang sistem wick, jadi baru ini saja yang saya tulis.
Setidaknya dari sistem wick ini sudah ada sawi yang berhasil saya panen. Hehehe.

Siap-siap masuk dapur


Ini lahan sempit di teras samping tempat saya eksperimen dengan hidroponik

Selamat bercocok tanam. Yuk, kita hijaukan rumah! ^_^

Update

Pada perkembangannya, saya mulai melebarkan sayap dengan memulai membuat modul DFT
dari paralon. Berhasil dengan sistem wicks/sumbu membuat saya ingin mencoba sistem
hidroponik lainnya yang lebih baik. Berikut adalah beberapa fotonya.
Hidroponik Sederhana Sistem Sumbu (Wick)

12:02 PM Iwok 70 comments


Bukannya mau ngajarin sih, karena saya juga masih belajar berhidroponik. Baru 2 bulan ini saya
bergabung dengan grup hidroponik di facebook. Gara-gara sering mantengin setiap postingan yang
ada (lalu ngiler lihat betapa indah dan suburnya tanaman member grup di sana), akhirnya saya mulai
mencoba. Berhasil? Ada yang berhasil, banyak juga yang gagal. Hehehe. Menurut para master
hidroponik, tidak ada jaminan pasti sebuah keberhasilan tanam, karena banyak faktor yang
mempengaruhi. Seseorang yang berhasil menanam sebuah jenis tanaman di kota A, belum tentu
akan sukses juga di kota B. Suhu, ketinggian lokasi, dll. akan sangat berpengaruh. Karena itu, uji coba
tanam harus selalu dilakukan agar kita bisa mengetahui setiap faktor keberhasilan atau kegagalan.

Dan, mengingat banyak teman yang tergiur juga untuk mencoba hidroponik, akhirnya saya bikin
postingan ini. Siapa tahu dengan belajar bareng, bisa saling menyemangati untuk terus
menghijaukan lingkungan rumah. Setidaknya, beberapa kebutuhan dapur sudah tidak perlu beli
lagi. :D

Dari sekian banyak sistem hidroponik yang ditawarkan, saya memilih yang paling mudah; sistem wick
atau sumbu. Bukan hanya karena cara pembuatannya yang paling mudah, tapi dari sisi biaya juga
paling murah. Sistem Wick bisa menggunakan barang-barang bekas yang ada di rumah. Contohnya
botol air mineral. Daripada jadi sampah, ternyata masih bermanfaat juga lho buat hidroponik.

Tertarik juga? Yuk kita mulai bercocok tanam!

Bahan yang dibutuhkan :

1. Botol air mineral ukuran 600 ml


2. Rockwool (salah satu media tanam untuk hidroponik, bisa beli di toko pertanian atau online)
- Bisa diganti sama dacron, busa bekas jok kursi, gulungan kapas, atau kain flanel yang
digulung.
3. Kain flanel / sumbu kompor / kain yang menyerap air

Cara membuat botol untuk media tanam hidroponik


Potong botol air mineral menjadi 2 bagian (lihat gambar)

Lubangi bagian atas leher botol di dua sisi dengan solder atau paku yang dipanasi (gambar kiri).
Masukan kain flanel yang sudah dipotong memanjang melalui dua lubang tadi (gambar kanan)
Pasang terbalik bagian atas botol ke bagian bawah botol (lihat gambar). Media tanam hidroponik
sederhana sudah siap digunakan.

Tapi tunggu, botol di atas belum akan kita gunakan saat ini. Yang harus kita lakukan sekarang adalah
menyemai benih tanamannya terlebih dahulu. Karena itu, siapkan benih-benih yang akan kita
tanam. Untuk latihan menanam hidroponik, sebaiknya dimulai dengan tanaman sayuran. Sayuran
lebih mudah ditanam dan ... cepat panen! Horeee ...

Contoh benih sawi/caisim tosakan dan selada bokor yang saya miliki

Saat ini, benih/bibit tanaman banyak sekali dijual online. Kalau di sekitar anda tidak ada toko
pertanian yang menjual benih tanaman, anda bisa membelinya online. Saya biasa membeli benihnya
di sini, sini, dan sini. Kalau mau googling, akan ada ratusan penjual benih online. Anda bisa
menyesuaikan pembelian dengan lokasi seller yang terdekat dengan kota anda.

Menyemai Benih

Potong-potong rockwool dengan ukuran 2,5 x 2,5. Rockwool bisa dibeli online juga. Biasanya penjual
benih tanaman menyediakan rockwool juga.

Basahi rockwool dengan air. Ciprat-ciprat rockwool agar tidak terlalu basah (air tidak terlalu
menggenang). Tempatkan di nampan atau kotak plastik bekas yang ada. Bolongi bagian tengah
setiap rockwool dengan lidi/tusuk gigi. Jangan buat lubang terlalu dalam, cukup kira-kira 2 mm saja.

Yang harus dilakukan sekarang adalah memasukkan benih ke dalam lubang yang sudah dibuat di atas
rockwool. Setelah selesai semua, tutup wadah dengan kantong plastik hitam dan tempatkan di
tempat yang teduh atau gelap. Cek setiap hari apakah benih sudah sprout (pecah benih) atau belum.
Untuk sawi dan selada, biasanya dalam 1-2 hari sudah sprout. Tanda sprout adalah dengan
munculnya calon akar (putih-putih) dan menyembul calon daun.

Kalau sudah ada yang pecah benih (berkecambah/berakar) segera kenalkan dengan sinar matahari.
Jemur wadah berisi benih tersebut di bawah sinar matahari pagi sampai siang. Kalau matahari sudah
terik, cukup simpan di tempat yang terang dan tidak perlu ditutup lagi oleh plastik hitam. Terlambat
mengenalkan pada sinar matahari bisa mengakibatkan etiolasi (Kutilang = Kurus, tinggi, langsing).
Apa itu etiolasi? Silakan baca di sini biar jelas ya.

Contoh etiolasi pada tanaman yang telat dikenalkan pada sinar matahari. Batangnya memanjang dan
akan menghambat pertumbuhannya (dua tanaman yang di depan. Yang lainnya masih cukup
normal)

Tanaman membutuhkan sinar matahari untuk proses pertumbuhannya. Karena itu, sudah harus
mengenal sinar matahari (simat) setiap harinya. Jangan lupa untuk mengecek apakah rockwool
masih cukup basah atau sudah kering. Tambahkan atau semprotkan air agar rockwool tetap basah
dan lembab.
Benih yang mulai tumbuh dalam beberapa hari.

Bercocok tanam, tidak terkecuali hidroponik, membutuhkan kesabaran. Tanaman tidak akan tumbuh
begitu saja. Karena itu dibutuhkan perawatan dan perhatian. Sebelum pindah ke media tanam
(botol), yang mereka butuhkan hanya air dan sinar matahari yang cukup. Kita hanya perlu menunggu
sampai setiap tanaman sudah berdaun 4 (sudah keluar daun sejati) yang menandakan mereka sudah
siap pindah tanam dan memerlukan nutrisi.

Sawi saya sudah berdaun 4, sehingga sudah bisa dipindah ke media tanam (botol hidroponik)

Menyiapkan Nutrisi

Tanaman sudah semakin besar, sudah memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Karena tidak
ditanam di tanah (yang biasanya sudah bisa mencukupi kebutuhan nutrisi mereka) dan hanya
mengandalkan air saja, dibutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan mereka. Dalam hidroponik dikenal
nutrisi dengan istilah AB MIX.
Salah satu contoh pupuk hidroponik yang dijual (Foto dari fjb.kaskus.co.id)
AB MIX ini biasa dijual di toko pertanian atau online. Ada yang masih dalam bentuk bubuk, ada juga
yang sudah dalam bentuk larutan cair. Kalau anda membeli dalam bentuk bubuk, baca panduan cara
melarutkannya. Biasanya dicantumkan dalam kemasan kok. Pada saat saya beli AB MIX ini,
penjualnya bahkan melampirkan cara melarutkannya dalam selembar kertas.

Ada bebeberapa jenis AB MIX. Untuk sayuran, pastikan anda membeli AB MIX Daun (sayuran daun).
Kecuali kalau nanti sudah mencoba tanaman buah, AB MIX yang harus disiapkan juga khusus untuk
buah. AB MIX akan terdiri dari 2 larutan cair yang terpisah, yaitu larutan A dan larutan B. Kedua
larutan nutrisi ini adalah larutan pekat yang dalam penggunaannya nanti harus dicampur lagi dengan
air.

Pada saat tanaman sudah siap dipindahkan dari media semai ke media tanam (botol), nutrisi ini
harus segera disiapkan. Ada takaran khusus untuk pemberian nutrisi sebagai awalan, yaitu; 5ml
(milimeter) larutan A ditambah 5 ml larutan B, dicampur dengan 1 liter air. Aduk rata. Setelah itu
nutrisi sudah bisa dipindahkan pada botol-botol media tanam hidroponik.

Pindah Tanam

Siapkan kembali botol air mineral yang sudah dibuat sebelumnya. Isi bagian bawah botol dengan
larutan nutrisi. Pindahkan hati-hati rockwool yang berisi tanaman yang sudah berdaun empat ke
bagian dalam botol bagian atas yang sudah diisi kain flanel. Pasangkan kedua bagian botol tersebut
seperti gambar di bawah ini.
Selesai!

Mengapa sistem ini disebut dengan sistem wick atau sumbu? Kita bisa melihatnya dengan adanya
media flanel sebagai sumbu yang membantu mengalirkan nutrisi dari botol bawah ke botol bagian
atas. Rockwool adalah media yang akan menyerap air nutrisi yang dibawa kain flanel, sehingga akar-
akar muda tanaman akan menyerapnya dari rockwool. Semakin besar, akar tanaman akan keluar
dari rockwool dan merayap melalui kain flanel menuju larutan nutrisi di bagian bawah dan
mengisapnya sendiri.
Semakin tanaman membesar, kebutuhan nutrisi juga semakin besar. Karena itu, seminggu sekali
larutan nutrisi harus ditambah. Kalau di awal campuran nutrisi adalah ; 5ml + 5ml + 1 lt. Minggu
kedua naikkan menjadi 6ml + 6ml + 1lt. begitu seterusnya sampai tanaman siap panen.

Jangan biarkan larutan nutrisi di botol bagian bawah kosong karena akan menyebabkan tanaman
mati kekeringan. Botol yang berisi larutan nutrisi rentan terkena lumut karena paparan sinar
matahari. Karena itu, kalau mau, lapisi botol bagian bawah dengan kertas warna gelap. Atau cat
dengan warna hitam. Tapi, karena saya menggunakan botol-botol ini tanpa pelapis, biasanya pada
saat pergantian nutrisi, saya bersihkan lumut-lumut yang menempel hingga bersih kembali. Kerja lagi
sih, tapi saya sih asyik-asyik aja.

Kalau tidak mau menggunakan botol bekas air mineral, sebenarnya kita bisa juga menggunakan
baskom atau tempat plastik lainnya. Sistemnya sama saja kok. Hanya saja, sebagai media
menempatkan rockwool berisi tanamannya saya menggunakan netpot (pot kecil) atau bisa juga
dengan bekas air mineral gelas yang sudah dilubangi ujung bawahnya dan dipasangi kain flanel.
Untuk menutup baskom/wadah plastiknya menggunakan styrofoam yang dilubangi sehingga pot-pot
akan menggantung dan tidak menyentuh air. dengan cara seperti ini, kita bisa menempatkan
beberapa pot tanaman sekaligus.

Demikian cara hidroponik sederhana dengan sistem wick. Sebenarnya ada berbagai macam jenis
hidroponik, seperti sistem NFT, Dutch Bucket, Autopot, fertigasi, drip, rakti apung, dan lain-lain. Tapi
karena saya baru nyoba yang sistem wick, jadi baru ini saja yang saya tulis. Setidaknya dari sistem
wick ini sudah ada sawi yang berhasil saya panen. Hehehe.
Siap-siap masuk dapur
Ini lahan sempit di teras samping tempat saya eksperimen dengan hidroponik

Selamat bercocok tanam. Yuk, kita hijaukan rumah! ^_^

Update

Pada perkembangannya, saya mulai melebarkan sayap dengan memulai membuat modul DFT dari
paralon. Berhasil dengan sistem wicks/sumbu membuat saya ingin mencoba sistem hidroponik
lainnya yang lebih baik. Berikut adalah beberapa fotonya.

Anda mungkin juga menyukai