OLEH
Rabiyatul Awaliyah
70900123013
CI INSTITUSI CI LAHAN
1. Identitas Klien dan Keluarga (Penanggung Jawab) Nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, status perkawinan, alamat, dll.
2. Pengkajian Primary Survay
a. Airway
Pasien dengan post op craniotomy akan terpasang ventilator sebagai penunjang alat
pemafasan serta juga terpasang ETT, OPA. Pada jalan akan tertumpuk secret karena
terjadi penurunan kesadaran.
b. Breathing
Terpasang ventilator. Suara nafas ronchi. Pernafasan pada pasien dengan post op
craniotomy tidak teratur dan kedalamannya juga tidak teratur.
c. Circulation
Pasien dengan post op craniotomy tekanan darahnya tidak menentu. Akralnya
dingin, warna kulitnya pucat karena ketika operasi banyak menghabiskan darah dan
menyebabkan Hb nya menjadi renda.
d. Disability
Kesadaran akan menurun karena telah di lakukan pembedahan pada otak. Besar
pupil normal (+2 mm). Reflek terhadap cahaya ada. Semua aktifitas di bantu karena
mengalami penurunan kesadaran serta harus bedrest total.
3. Pengkajian Secondary Survey
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sekarang Biasanya pasien dengan post op craniotomy mengalami penurunan
kesadaran atau masih d bawah pengaruh obat (GCS <15), lemah, terdapat luka di
daerah kepala, terdapat secret pada saluran pernafasan kadang juga kejang.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu harus diketahui baik berhubungan dengan system
persarafan maupun riwayat penyakit sistematik lainnya. Biasanya pasien
mempunyai riwayat penyakit seperti kepala terbentur atau jatuh, riwayat hipertensi
dan stroke
c. Riwayat kesehatan Keluarga
Pasien dengan post op craniotomy mempunyai riwayat keturunan seperti penyakit
hipertensi dan stroke.
4. Pengkajian Fokus B6
a. B1 Breathing
Hal yang perlu dikaji diantaranya:
1) Adakah sumbatan jalan karena penumpukan sputum dan kehilangan reflek
batuk
2) Adakah tanda-tanda lidah jatuh ke belakang
3) Adakah suara nafas tambahan dengan cara melakukan auskultasi suara nafas
4) Catat jumlah dan irama nafas
b. B2 (Blood/sirkulasi)
Kaji adanya tanda-tanda peningkatan TIK yaitu peningkatan tekanan darah disertai
dengan pelebaran nadi dan penurunan jumlah nadi.
c. B3 (Brain/persarafan otak)
1) Kaji adanya keluhan nyeri kepala hebat, periksa adanya pupil unilateral dan
observasi tingkat kesadaran
2) Kaji status mental Observasi penampilan, tingkah laku, gaya bicara, ekspresi
wajah dan aktifitas motoric
3) Kaji fungsi intelektual Observasi adanya penurunan dalam ingatan dan
4) Memori baik jangka pendek maupun jangka panjang serta penurunan
kemampuan berhitung dan kalkulasi
5) Kaji kemampuan bahasa Kaji adanya disfasia baik disfasia reseptif maupun
disfasia ekspresif, disartria dan apraksia
6) Kaji Lobus Frontal Kaji adanya kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis
seperti kesulitan dalam pemahaman, mudah lupa, kurang motivasi, frustasi dan
depresi.
7) Hemisfer Stroke hemisfer kiri didapatkan hemiparase pada sisi sebelah kanan
dan sebaliknya.
d. B4 (Bladder/Perkemihan)
Kaji adanya tanda-tanda inkontinensia uri akibat ketidakmampuan untuk
mengendalikan kandung kemih karena adanya kerusakan kontrol motorik dan
postural
e. B5 (Bowel/Pencernaan)
Kaji adanya kesulitannya menelan, nafsu makan menurun, mual muntah &
konstipasi
f. B6 (Bone/Tulang dan integumen)
g. Kaji adanya kelumpuhan atau kelemahan, kaji adanya dekubitus, warna kulit dan
turgor.
5. Pemeriksaan Fisik : Data Fokus
a. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran: compos mentis, klien tampak lemah
2) Observasi tanda – tanda vital
a) Suhu tubuh
b) Tekanan darah
c) Nadi
d) Pernapasan
e) Skala nyeri
f) Tinggi badan
g) Berat badan
3) Pemeriksaan head to toe
a) Kepala : Pasien dengan post op craniotomy tampak luka bekas operasi
pada kepala klien dan terpasang drain, tidak terdapat pembengkakan pada
kepala
b) Mata : Pasien dengan post op craniotomy akan terjadi pengeluaran darah
yang berlebih jadi conjuntiva pucat, ukuran pupil (2 mm). Reaksi terhadap
cahaya ada, tidak ada edema pada palpebra, palpebra tertutup, sklera tidak
ikterik.
c) Hidung : Pasien akan terpasang NGT untuk pemenuhan nutrisi, hidung
bersih, tidak ada perdahan pada hidung. Tidak ada pembengkakan pada
daerah hidung.
d) Mulut : Mukosa bibir tampak kering, pasien akan terpasang ETT dan
OPA, mulut. Tidak ada pembengkakan di sekitar mulut.
e) Leher : Pasien dengan post op craniotomy tidak mengalami kelainan pada
leher.
f) Dada
Inspeksi: Dada tampak simetris, gerkan sama kiri dan kanan, tidak ada
tampak luka atau lesi, tampak terpasang elektroda kardiogram.
Palpasi: Tidak ada pembengkakan
Perkusi: Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi Suara nafas ronchi karena penumpukan secret pada jalan jafas,
irama tidak teratur
g) Kardiovaskuler
Inspeksi: Arteri carotis normal, tidak terdapat ditensi vena jungularis, ictus
cordis tidak terlihat.
Palpasi: Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial lateral mid clavicula
sinistra
Perkusi: Letak jantung normal yaitu batas atas jantung: ICS II parastemali
sinistra, batas kanan jantung: linea parasternal dextra, batas kiri jantung:
midclavicula sinistra
Auskultasi : tidak mengalami kelainan pada suara jantung: S1 dan S2
normal reguler, tidak ada suara jantung tambahan seperti gallop kecuali
pasien mengalami riwayat penyakit jantung.
h) Abdomen
Inspeksi: Perut datar, tidak ada lesi pada abdomen
Auskultasi: Bising usus
B. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik
2. Nyeri akut
3. Risiko gangguan integritas kulit
4. Risiko infeksi
C. Intervensi Keperawatan
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan
2 Nyeri akut Manajemen Nyeri Observasi:
Observasi:
- Agar mengetahui lokasi,
- Identifikasi lokasi,
derajat dan tingkat nyeri
karakteristik, durasi,
yang dialami dan dapat
frekuensi, kualitas,
melakukan intervensi
intensitas nyeri
selanjutnya
- Identifikasi skala nyeri - Untuk mengidentifikasi
- Monitor efek samping skala nyeri
pemberian analgetik - Untuk mengetahui reaksi
Terapeutik: analgetik yang diberikan
- Berikan teknik Terapeutik:
nonfarmakologis untuk - Untuk menurunkan atau
mengurangi rasa nyeri mengalihkan perhatian klien
- Berikan posisi nyaman dari nyerinya
Grace, Pierce A. dan Neil R. Borley. (2021). At a Glance Ilmu Bedah. Alih Bahasa dr. Vidia
Umami. Editor Amalia S. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Muttaqin, A. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Muskuloskeletal.
Jakarta:EGC.
Putri, C. M., Rahayu, & Sidharta, B. (2021). Hubungan Antara Cedera Kepala
Dan Terjadinya Vertigo Di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Jurnal Fakultas Kedokteran, 1-6.
Pusbankes 118. (2019). Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Yogyakarta: Tim
Pusbankes 118 – PERSI DIY.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. (2021). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Internal Publishing.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan
2. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan 2.
Jakarta: DPP PPNI.
Wijaya, Putri dkk. (2021). Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa Teori dan
Contoh Askep. Yogyakarta: Penerbit Erlangga.