Anda di halaman 1dari 18

UNSUR-UNSUR

ESTETIKA PADA
BANGUNAN WISATA
SEMARANG
Oleh:
FADILA DWI APRILIANI
231003232010661

FELIX RAMADHAN
231003232010670
UNSUR-UNSUR
ESTETIKA DALAM
ARSITEKTUR
Estetika merupakan kondisi yang berkaitan dengan
keindahan yang dapat dirasakan, estetika dapat
dirasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis
antara elemen-elemen keindahan tersebut dalam suatu
objek.
Halaman 3

LAWANG SEWU
Latar Belakang Bangunan:
Lawang Sewu (Seribu Pintu) adalah gedung
bersejarah di Indonesia yang berlokasi di Kota
Semarang. Lawang Sewu mulai dibangun oleh
Belanda pada 27 Februari 1904 dan selesai pada
tahun 1907. Bangunan ini memiliki keunikan pada
bangunan ruang bawah tanahnya, ruangan tersebut
merupakan bekas ruang pembantaian masyarakat
pribumi kala penjajahan Belanda.
Halaman 4

Unsur estetika yang berperan untuk


mewujudkan eksprsi estetika dari
bangunan ini antara lain:
1. Kesatuan
Bangunan tersebut memiliki kesatuan dalam
kemiripan/keselarasan dalam satu kawasan.

2. Irama
Bangunan ini memiliki irama karena adanya
pengulangan pada pintu, jendela, pilar-pilar, bentuk
atap dan partikel atapnya.
Halaman 4

3. Aksen
Bangunan Lawang Sewu pada Gedung Utamanya
memiliki ciri khas aksen berwarna kuning, putih,
dan coklat. Gedung ini memiliki jumlah pintu yang
hampir mencapai 1.000, totalnya terdapat 928 pintu.

4. Kontras
Kontras memiliki perbandingan dua unsur yang
bertolak belakang. Sebagai contoh antara dua
gedung itu memiliki sifat bertolak belakang yaitu
dari segi ukurannya, gedung 1 berukuran besar dan
gedung 2 berukuran kecil.
Halaman 4

5. Proporsi
Kubah pada gedung ini memiliki proporsi bentuk
yang sama antara kanan dan kiri.

6. Skala
Skala monumental karena ketika kita berada
diwilayah bangunan ini kita dapat merasakan
keagungan ruang itu
Halaman 4

7. Tema
Bangunan ini memiliki tema sejarah karena
bangunan ini menjadi saksi bisu Pertempuran 5
Hari di Semarang dalam perjuangan
mempertahankan Kemerdekaan RI.

8. Keseimbangan
Pada gedung Lawang Sewu memiliki jumlah jedela
dan pintu yang sama antara kanan dan kiri.
Halaman 3

SAM POO KONG


Latar Belakang Bangunan:
Pada tahun 1406, Laksamana Ceng Ho datang bersama armada
lautnya, dan puluhan ribu pasukannya di Pulau Jawa.
Kedatangannya untuk berdagang, serta menjalin kerjasama.
Pada tahun 1416, sang laksamana melakukan perjalan di Pulau
Jawa bersama pasukannya.
Pembangunan secara serius dilakukan di kawasan Klenteng
Sam Poo Kong Semarang yang memiliki luas sekitar 3 hektar
tersebut, dimulai pada tahun 1965, salah-satunya dengan
mendirikan Yayasan Sam Poo Kong.
Halaman 4

Unsur estetika yang berperan untuk


mewujudkan eksprsi estetika dari
bangunan ini antara lain:

1. Kesatuan
Bangunan tersebut memiliki kesatuan dalam
kemiripan/keselarasan dalam satu kawasan.

2. Irama
Bangunan ini memiliki irama karena adanya
pengulangan pada kolom dan bentuk atapnya.
Halaman 4

3. Aksen
Aksen yang terdapat di samping Klenteng Sam Poo
Kong Semarang adalah patung Laksamana Ceng
Ho yang berdiri megah, berlapiskan perunggu, yang
dibuat langsung dari Tiongkok.

4. Kontras
Kontras memiliki perbandingan dua unsur yang
bertolak belakang. Sebagai contoh antara dua
gedung iniberbeda dari segi ukurannya, gedung 1
berukuran besar dan gedung 2 berukuran kecil.
Halaman 4

5. Proporsi
Kubah pada gedung ini memiliki proporsi bentuk
yang sama antara gedung satu dengan lainnya.

6. Skala
Skala monumental karena ketika kita berada
diwilayah bangunan ini kita dapat merasakan
keagungan ruang itu.
Halaman 4

7. Tema
Bangunan ini memiliki tema tempat peribatan
Tridharma.

8. Keseimbangan
Pada dua gedung tersebut memiliki keseimbangan
pada jumlah atapnya.
Halaman 3

DUSUN SEMILIR
Latar Belakang Bangunan:
Dusun Semilir Eco Park Bawen Semarang mulai dibangun tahun
2018 lalu, tepatnya setelah Hari Raya Idul Fitri kala itu.
Alamat lengkapnya ada di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 49,
Ngemple, Bawen, Ngemplak, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Halaman 4

Unsur estetika yang berperan untuk


mewujudkan eksprsi estetika dari
bangunan ini antara lain:
1. Kesatuan
Bangunan tersebut memiliki kesatuan dalam
kemiripan/keselarasan dalam satu kawasan.

2. Irama
Bangunan ini memiliki irama karena adanya
pengulangan pada fasad bangunannya yang
berbentuk stupa.
Halaman 4

3. Aksen
Dusun Semilir menggunakan aksen kayu dengan
membentuk lengkung mengikuti bentuk
bangunannya.

4. Kontras
Bangunan Dusun Semilir ini memiliki kontras
dengan konteks karena bangunannya berbeda
dengan lingkungan sekitarnya.
Halaman 4

5. Proporsi
Bentuk stupa yang sekilas mirip dengan candi
borobudur ini memiliki kesamaan dengan bangunan
satu dengan lainnya.

6. Skala
Skala manusia karena bangunan ini memiliki
pintu dan jendela dengan ukuran yang
standar.
Halaman 4

7. Tema
Bangunan ini memiliki tema hiburan, karena pada
tempat ini memiliki beberapa wahana juga.

8. Keseimbangan
Pada bangunan stupa-stupa di Dusun Semilir
memiliki keseimbangan 1 sama lain dalan segi
bentuk dan ukurannya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai