Anda di halaman 1dari 5

17th Block—Research Methodology| 2nd Chapter ndonk

Case Report Series (LAPORAN


KASUS)

20 April 2012
Dr. Siti Aminah TSE

LAPORAN KASUS
A. Pengertian
Pada suatu majalah ilmiah atau jurnal seperti New England Journal of Medicine, British
Medical Journal, Majalah Kedokteran Indonesia, Mutiara Medika atau yang lain memuat suatu
tulisan yang disebut Laporan Kasus (Case Report), selain berbagai jenis artikel ilmiah lain seperti
Editorial, Artikel Asli/Laporan Penelitian, Tinjauan Pustaka/Review, dan lain-lain.
Laporan kasus (LK) adalah tulisan ilmiah yang berisi laporan terperinci tentang gejala dan
tanda, cara penegakan diagnosis, pengobatan dan follow-up seorang pasien secara individual.1-3
Laporan kasus dapat berisi karakteristik demografi seorang pasien, tetapi paling sering
menjelaskan kejadian yang jarang terjadi atau belum pernah ditemui. Karena LK merupakan
laporan ilmiah tentang penatalaksanaan suatu pasien di suatu tempat praktek, maka LK hanya
dapat ditulis oleh dokter pemegang/pemeriksa/penanggungjawab pasien tersebut.
Tulisan yang melaporkan kasus lebih dari 1 disebut laporan kasus seri (case series). Laporan
kasus seri (LKS) termasuk penelitian observasional, karena mengikuti perjalanan penyakit
beberapa pasien yang diketahui paparannya, atau memeriksa paparan dan hasil dari catatan medis
pasien. Menurut jenis observasi yang dilakukan, LKS dapat bersifat prospektif (mengikuti
perjalanan penyakit ke depan) atau retrospektif (melihat paparan dan hasil dari catatan medis).
Laporan kasus atau LKS bersifat melaporkan hasil observasi saja, sehingga tidak
menampilkan kasus pembanding atau control. Jumlah kasus yang dilaporkan pada LK maupun
LKS tidak sebanyak pada penelitian observasional yang lain, sehingga untuk menarik kesimpulan
tidak diperlukan analisa atau validitas statistic.

B. Tujuan Penulisan
Setiap dokter harus menjalani pembelajaran terus menerus selama hidupnya (sepanjang
hayat) untuk mempertahankan atau menyesuaikan perkembangan ilmu kedokteran dan
ketrampilan klinis. Penulisan LK juga dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk menjalankan
pembelajaran sepanjang hayat tersebut. Laporan kasus sebaiknya menjelaskan tentang ketrampilan
klinis atau pengetahuan yang menggambarkan profesionalisme dan kemampuan dalam
penatalaksanaan pasien. Dengan demikian LK merupakan refleksi dari penulis atau ketrampilan
klinis penulis tersebut.1 Hasil penulisan LK ini diharapkan dapat menambah khasanah pengalaman
atau referensi tentang suatu penyakit.
Majalah ilmiah atau jurnal lain menunjukkan bahwa penulisan LK dilakukan dengan maksud
melaporkan2 :
- Gambaran klinis (berupa gejala atau tanda penyakit) yang tidak lazim atau jarang terjadi
- Perjalanan penyakit tidak seperti biasanya
- Cara penegakan diagnosis dengan alat diagnosis yang baru atau perbandingan dengan alat
diagnosis lama

Case, report series (Laporan Kasus) 1


17th Block—Research Methodology| 2nd Chapter ndonk
`
- Hasil pengobatan dengan preparat obat baru atau jarang digunakan
- Efek samping atau efek simpang pengobatan yang belum pernah dilaporkan atau belum
pernah terjadi.
- Hubungan atau variasi proses penyakit
- Penyajian, diagnosis atau penatalaksanaan penyakit baru atau variasi baru penyakit
- Hubungan tidak lazim antara gejala atau tanda dengan penyakit
- Kejadian yang tidak lazim pada perjalanan penyakit atau hasil pengobatan pasien
- Penemuan baru tentang kemungkinan pathogenesis suatu penyakit atau efek simpang
pengobatan.

Melihat berbagai maksud penulisan LK tersebut di atas, maka LK dapat memberikan sumber
yang tepat tentang penatalaksanaan pasien secara optimal. Karena LK dapat menggambarkan
observasi ilmiah yang penting yang seringkali tidak muncul atau tidak dilaporkan pada penelitian
klinis. Dengan demikian diharapkan penulisan LK dapat memperluas pengetahuan sehingga
penatalaksanaan pasien berikutnya dapat lebih baik dan safer.

C. Pemilihan Kasus
Kasus yang dilaporkan pada suatu LK merupakan pasien yang dihadapi dan dikerjakan
sehari-hari oleh dokter (penulis) itu sendiri. Karena penulisan LK merupakan refleksi seorang
dokter, maka harus dipilih kasus yang menggambarkan hasil penatalaksanaan atau keputusan
klinis terbaik.

D. Komponen Laporan Kasus


Artikel LK secara umum terdiri atas 6 bagian, yaitu:
1. Abstrak
Abstrak untuk LK antara 100-250 kata. Kata kunci pada abstrak akan mempermudah
pencarian dari electronic database. Abstrak sebaiknya juga terdiri atas 4 bagian, seperti
bagian utama LK pada umumnya, yaitu pendahuluan, presentasi kasus, pembahasan dan
kesimpulan. Namun format penulisan dapat bervariasi, tergantung dari jurnal atau majalah
yang akan mempublikasikannya.

2. Pendahuluan
Pendahuluan berisi tentang latar belakang mengapa perlu dilaporkan kasus tersebut, berapa
besar permasalahan yang akan dilaporkan dan apa kepentingan penulisan LK tersebut. Bagian
ini seringkali diawali dengan pengertian atau definisi kasus dan persamaan istilah yang
digunakan untuk menyebutkan suatu kasus. Selanjutnya, dijelaskan tentang epidemiologi atau
besar permasalahan yang terdapat pada kasus tersebut. Berbagai referensi tentang
permasalahan khusus yang akan ditulis dapat dimasukkan untuk menjelaskan bagaimana
permasalahan tersebut sudah dibahas oleh penulis lain. Sebagai penutup bagian ini, dituliskan
tujuan penulisan LK tersebut, apakah untuk melaporkan tentang gambaran klinis, cara
pengakan diagnosis, hasil terapi, prognosis atau yang lain. Pedoman penulisan sebagian jurnal
tidak menganjurkan penulisan bagian pendahuluan ini, jadi langsung dimulai dengan
menyajikan kasus.

3. (Presentasi) Kasus
Pada awal bagian ini dilaporkan tentang identitas yang berhubungan dengan kasus,
seperti jenis kelamin, umur, berat badan, pekerjaan dan tanggal pemeriksaan. Penulis tetap
harus menjaga identitas pasien yang tidak berhubungan dengan kasus, seperti nama, alamat
terperinci atau yang lain.

Case, report series (Laporan Kasus) 2


17th Block—Research Methodology| 2nd Chapter ndonk
`
Berikutnya, penulis menjelaskan gambaran klinis pasien, mulai dari keluhan utama
pasien saat datang pertama kali ke tempat praktek, riwayat penyakit sekarang riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial atau kebiasaan pasien. Penulisan
gambaran klinis ini secara lengkap tapi ringkas, artinya dijelaskan gambaran klinis yang
berhubungan dengan kasus saja, tetapi selengkap mungkin. Seringkali penulisan kasus terlalu
luas, yaitu berisi semua pejelasan tentang riwayat penyakit sekarang, dahulu atau keluarga
yang tidak berhubungan langsung dengan kasus. Misalnya riwayat hipertensi pada kasus
dermatitis atopic, riwayat alergi makanan pada keluarga pada kasus dermatitis kontak iritan.
Selanjutnya dijelaskan tentang diferensial diagnosis kasus tersebut dan cara memutuskan
pemilihan diagnosis. Untuk menceritakan penegakan diagnosis ini, perlu penjelasan tentang
jenis pemeriksaan penunjang dan hasil yang diperoleh.
Penjelasan tentang terapi, meliputi jenis obat, dosis dan lama pemberian. Terapi non
medikamentosa, seperti edukasi atau fisioterapi harus dijelaskan juga. Follow-up hasil
pengobatan atau edukasi dijelaskan sesuai kepentingan penulisan.
Penjelasan hasil kunjungan berikutnya atau control, cukup mengenai waktu, hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, terapi dan atau edukasi. Jika pasien dirujuk ke
konsultan atau spesialis baik untuk penegakan diagnosis atau pengobatan, maka hasil rujukan
harus dijelaskan disertai lampiran fotocopy hasil rujukan tersebut.
Penulisan bagian kasus ini, harus memperhatikan tujuan penulisan LK. Jika tujuan
penulisan LK untuk melaporkan hasil suatu pengobatan, maka gambaran klinis atau proses
penegakan diagnosis tidak perlu dijelaskan secara terperinci, tetapi cukup hasil yang positif
atau yang mendukung penegakan diagnosis. Sebaliknya jika penulisan LK untuk menjelaskan
proses penegakan diagnosis, maka perlu dilaporkan selengkap mungkin hasil pemeriksaan
yang ditemukan, termasuk semua hasil pemeriksaan klinis dan penunjang yang digunakan
untuk menyingkirkan diferensial diagnosis. Jika penulisan LK dimaksudkan untuk
menjelaskan kemungkinan patogenesis penyakit, maka perjalanan penyakit, termasuk hasil
follow-up pengobatan- harus dijelaskan secara terperinci.

4. Pembahasan
Bagian ini dimulai dengan penjelasan tentang kasus atau permasalahan pada kasus.
Selanjutnya diterangkan rujukan dari pedoman standar atau hasil penelusuran referensi
termasuk hasil penelitian atau laporan terdahulu. Misalnya cara penegakan diagnosis disertai
gambaran epidemiology dan patofisiologi penyakit yang sesuai. Hal tersebut juga meliputi
penjelasan tentang cara menyingkirkan diferensial diagnosis dengan merujuk pada pedoman
standar yang berlaku pada institusi atau daerah tersebut. Jika tujuan LK untuk menjelaskan
gambaran klinis suatu penyakit, maka dijelaskan gambaran klinis normal atau berdasar
referensi. Jika tujuan penulisan menjelaskan tentang pengobatan, maka harus dijelaskan
tentang keuntungan dan kerugian pemberian pengobatan yang baru dibandingkan obat lama
atau standar.
Selain membandingkan, berikutnya dijelaskan tentang mekanisme, kemungkinan
pathogenesis atau kemungkinan penyebab kejadian atau jawaban permasalahan pada kasus.
Misalnya mengapa gejala penyakit baru dapat terjadi, bagaimana mekanisme pengobatan
yang baru, dll. Sebagai penutup pada bagian ini, dijelaskan hal khusus atau penting dari
permasalahan kasus dan dituliskan sebagai rekomendasi atau sesuatu yang perlu dikaji lebih
lanjut.

5. Ringkasan
Bagian ini berisi rangkuman dari LK, yang meliputi 3 bagian, yaitu identitas, hasil
pemeriksaan dan atau terapi, serta hasil follow-up penatalaksanaan pasien. Sebagian jurnal
tidak mengharuskan atau menginginkan penulisan bagian ringkasan ini.

Case, report series (Laporan Kasus) 3


17th Block—Research Methodology| 2nd Chapter ndonk
`

6. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka merangkum semua referensi yang digunakan sebagai sumber penulisan LK,
baik artikel ilmiah, buku atau internet. Referensi sebaiknya tidak lebih dari 5-7 tahun sebelum
penulisan dilakukan dengan jumlah antara 20-30 judul.

E. Cara Penulisan :
1. Menemukan atau memilih kasus yang menarik
2. Penelusuran literature atau referensi.
3. Mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan kasus tersebut, seperti
informed consent, fotocopy hasil pemeriksaan penunjang, hasil follow-up termasuk
kunjungan rumah pasien.
4. Meringkas dan menyimpulkan permasalahan atau pemecahan kasus, dapat
dikonsultasikan dengan dokter senior.
5. Menyusun atau menulis LK
6. Memperbaiki dan mengedit hasil tulisan.
Laporan kasus merupakan suatu tulisan ilmiah, sehingga harus memperhatikan cara
penyusunan kalimat, spelling atau grammar. Penulis adalah orang ketiga atau penulisan
dalam kalimat past tense. Format penulisan harus merujuk pada jurnal yang akan memuat
LK tersebut, karena hampir semua jurnal sudah memberikan pedoman atau format
penulisan LK masing-masing. Misalnya jumlah kata tidak boleh lebih dari 1800-2500
kata dengan 2 gambar atau table,2 atau tidak boleh lebih dari 400-600 kata.3
7. Mengirimkan laporan laporan kasus ke suatu jurnal sebagai laporan asli (belum pernah
ditulis dan dilaporkan ke jurnal lain).

F. DAFTAR PUSTAKA
1. Author Guideline, International Journal of Dermatology, http://www.wiley.com/bw/submit.asp?
ref=0011-9059&site=1 (diakses 10 April 2009).
2. Case Report Guideline, AMERICAN Academy of Optometry, file://localhost/E:/EBM/Case
%20Report/guide%20of%20Case%20report.htm (diakses 10 April 2009)
3. Case Report Guideline, Journal of Dermatological Case Reports, file://localhost/E:/EBM/Case
%20Report/index.php.htm, (diakses 10 April 2009)
4. Cohen, H., 2006. How to Write A Patient Case Report, Am J Health-Syst Pharm, 63: 1888-1892.

LAMPIRAN  Discover a device malfunction that results in


Appendix A—Criteria for publishable case reports patient harm;
Publishable patient case reports include cases that:  Describe adverse effects and patient toxicity of a
 Advance medical science and spawn research; radiopaque agent;
 Describe rare, perplexing, or novel diagnostic  Describe life-threatening adverse events;
features of a disease state;  Describe dangerous and predictable adverse effects
 Report therapeutic challenges, controversies, or that are poorly appreciated and rarely
dilemmas;  recognized;
 Describe a new surgical procedure;  Describe rare or novel adverse drug reactions;
 Report how a drug can enhance a surgical  Describe a therapeutic failure or a lack of
procedure; therapeutic efficacy;
 Teach humanistic lessons to the health care  Describe rare or novel drug–drug, drug–food, or
professional; drug–nutrient interactions;
 Review a unique job description of a health care  Report unlabeled or unapproved uses of a
professional that improves patient care; medication;
 Report new medical errors or medication errors;

Case, report series (Laporan Kasus) 4


17th Block—Research Methodology| 2nd Chapter ndonk
`
 Explore the use of pharmacogenomics to manage  Discover an interaction between a drug and a
diseases; laboratory test that yields a false-positive or false-
 Use life-saving techniques not previously negative result;
documented;  Describe the effect of drugs in pregnancy and
 Use pharmacoeconomic principles that improve lactation;
patient care;  Detect novel pharmacokinetic or
 Uncover barriers to patient adherence; pharmacodynamic principles; and
 Use technology to improve patient outcomes.

Case, report series (Laporan Kasus) 5

Anda mungkin juga menyukai