Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR PEDOMAN PENSKORAN

TUGAS TUTORIAL KE-2


MANAJEMEN OPERASI/EKMA4215
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Nama : Muhammad Wahyu Adhi Pratama
NIM : 044210328
UPBJJ : Universitas Terbuka Pangkalpinang
Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 PT XYZ merupakan perusahaaan yang bergerak dibidang manufaktur.
Permintaan per tahun 2000 unit, dimana permintaan harian delapan unit, dan 30
tingkat produksi perhari enam belas unit. Adapun biaya penyimpanan Rp 2000,
dan biaya simpan Rp 100 per unit per tahun. Berapakah tingkat produksi
optimalnya?

2 Jelaskan prinsip persediaan Just In Time berdasarkan konsep Hernandez! 30

3 Jelaskan tahapan yang harus dilakukan dalam menentukan waktu standar (Russell
dan Taylor)! Kemudian hitunglah waktu standar kasus di bawah ini, apabila waktu 40
kerja yang memiliki 10 siklus dan faktor penundaan 15%!

Elemen ∑t (menit) RF
1 4,92 0,92
2 3,51 1,00
3 2,72 1,05
4 3,89 1,02
5 1,85 0,97

Total 100

Jawab
2DS
1. Q = √
H(1−d⁄p)
D = permintaan/kebutuhan per tahun
d = permintaan harian
p = tingkat produksi perhari
H = biaya simpan
S = biaya penyiapan
2x2000x2000
Q=√ = 400 atau 400 unit
100(1 − 8⁄16)
Tingkat produksi optimal PT XYZ adalah 400 unit
Sumber : BMP EKMA4215 – Manajemen Operasi (Edisi 3) hal 5.16-17
2. Just in time merupakan konsep persediaan dengan pemenuhan secara tepat waktu, tepat
jumlah, dan tepat kualitas. Sebenarnya, konsep just in time tidak hanya berlaku pada
persediaan, pada proses ataupun kualitas juga dapat digunakan konsep tersebut. Just in time
bisa merupakan filosofi untuk menghilangkan pemborosan, tetapi dapat juga merupakan
teknik untuk menghilangkan pemborosan.
Karakteristik lingkungan organisasi atau perushaan yang JIT ditandai antara lain dengan
demand pull, small lot, dan cellular production. Apabila JIT berhasil diterapkan, berapa
saja biaya yang dapat dihemat dari pemborosan yang sering dilakukan, misalnya biaya
persediaan, biaya perbaikan terhadap produk cacat, biaya yang dikeluarkan karena waktu
produksi yang tidak sesuai dengan yang direncenakan, biaya untuk penyiapan mesin
produksi, biaya penanganan bahan atau baran, biaya untuk membuang produk cacat yang
sudah tidak dapat diperbaiki, biaya inspeksi dan penggudangan, serta banyak lagi.
Keuntungan yang dapat diharapkan dari penerapan JIT tersebut anatar lain berkurangnya
waktu antara (lead time), kualitas menjadi lebih baikn, berkunganya berbagai bentuk
persediaan meningkatnya fleksibilitas manufaktur, dan meningkatnya produktivitas.
Selanjutnya, pemborosan dapat terjadi pada tingkat persediaan ataupun dalam proses
produksi. Untuk dapat menghilangkan pemborosan, dapat digunakan berbagai cara,
misalnya dengan menggunakan kartu Kanban yang mendukung sistem produksi Tarik (pull
system) sehingga perusahaan hanya memproduksi produk yang diinginkna pelanggan.
Selain itu, perusahaan harus menerapkan filosofi menghasilkan produk dengan baik sejak
awal yang dapat dicapai dengan menerapkan tga pantangan dalam perusahaan, yaitu
pantang menerima, pantang memproses, dan pantang menyerahkan produk cacat. Ketiga
pantangan ini hanya akan berjalan dengan baik apabila ada kerja sama jangka panjang
dengan pemasok sehingga bahan baku yang datang adalah bahan baku yang benar-benar
bebas cacat. Pemborosan dapat terjadi pada persediaan, pembelian atau pengadaan, dan
penjadwalan. Oleh karena itu, prinsip persediaan JITharus dilaksanakan. Menurut
Hernandez (1993), yang merupakan prinsip persediaan JIT sebagai berikut.
a. Mengurangi jumlah barang datang.
Dalam operasi JIT ukuran lot yang ideal adalah satu. Dengan mengurangi ukuran
lot disamping meningkatkan frekuensi pemesanan juga untuk menyeimbangkan
kebutuhan permintaan, mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktifitas.
b. Menghilangkan persediaan penyangga atau yang sering kita kenal dengan
persediaan pengaman.
Dalam operasi JIT dengan ukuran lot ideal satu dan tanpa buffer stock, kesalahan
atau kerusakan akan ditemukan dalam tahap perakitan berikutnya. Semakin cepat
masalah ditemukan semakin cepat pula masalah tersebut bisa dipecahkan dan
mempercepat saluran atau alur persediaan selanjutnya.
c. Mengurangi biaya pembelian atau pemesanan barang. Hal ini didukung dengan
jumlah pemesanan dalam jumlah besar, tetapi barang yang datang ke perusahaan
tersebut sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut.
Meningkatkan frekuensi pemesanan bisa meningkatkan biaya tetap pemesanan.
Ukuran lot yang lebih kecil akan mengurangi kemungkinan mendapatkan diskon
pembelian dan meningkatkan biaya produk. Dan lagi, keseluruhan JIT dalam
menggunakan material persediaan biasanya memerlukan pengemasan khusus yang
juga meningkatkan biaya pembelian. Bagaimana bisa sebuah operasi JIT
mengurangi biaya pembelian? Ada banyak cara untuk mengurangi untuk
mengurangi biaya pembelian dalam operasi JIT, salah satu caranya dimulai dari
pemasok. Para pemakai konsep JIT mencoba mengurangi jumlah pemasok sampai
sedikit mungkin. Mereka mencari pemasok yang bisa mengontrol harga dan
pelayanan secara kuat. Kontrak jangka panjang dibiarakan agar bisa memberikan
fleksibilitas pemesanan. Sifat kontrak jangka panjang dan kontrol oleh perusahaan
dapat mengurangi faktor-faktor biaya pembelian yang bisa meningkat selama
menggunakan JIT. Pada waktu yang sama, operasi JIT mengurangi birokrasi
dengan mengurangi jumlah pemasok. Jumlah pemesanan yang lebih sedikit juga
bisa mengurangi dokumen-dokumen formal yang dibutuhkan dalam pengiriman
dengan jumlah lot yang besar.
d. Memperbaiki penanganan bahan atau barang.
Meningkatkan penanganan material Item-item persediaan operasi JIT dari pemasok
harus dibagi kedalam unit atau ukuran lot yang dibutuhkan dalam operasi. Ketidak
seimbangan antara jumlah bahan baku yang datang ke pabrik dengan kebutuhan
pabrik akan menimbulkan pemborosan yang tidak diinginkan. Selain itu
ketidakseimbangan antara pengiriman ke pelanggan dengan permintaan yang
diinginkan pelanggan juga akan menghasilkan permintaan yang tidak diinginkan.
Tujuan ideal dalam sebuah sistem JIT adalah dengan menempatkan feeder
pembantu dan user proses dari material yang dilanjutkan kepihak lain
e. Tercapainya persediaan dalam jumlah kecil (small lot size).
Mencapai persediaan nol Persediaan dimanapun selalu membuang waktu, usaha
dan uang. Idle inventory yang ada dalam departemen atau ditoko harus dihilangkan.
Persediaan dalam pengangkutan juga merupakan sebuah pemborosan. Hal ini
menyisakan satu alternatif, yaitu harus ada persediaan nol dalam operasi JIT.
mungkin hal ini terdengar seperti prinsip yang mustahil, tetapi jelas bahwa hal
tersebut adalah tujuan yang harus dicapai jika kita terus ingin mergurangi biaya
persediaan. Persediaan harus dikurangi atau dihilangkan jika memungkinkan untuk
mengurangi pemborosan yang tidak diinginkan dalam sebuah operasi
f. Mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.
Kunci untuk membuat JIT bekerja adalah mempunyai persedian just in time. Jika
waktu pengiriman dari pemasok tidak dapat dipercaya, sistem JIT akan menjadi
kacau dengan keterlambatan yang merugikan. Dalam operasi JIT, pemasok yang
lebih sedikit diharapkan akan dapat menjalankan pekerjaan dengan baik. Walaupun
kontrak jangka panjang dan proporsi bisnis yang lebih besar dari perusahaan
membantu dalam mengontrol perilaku pemasok, hal tersebut tidak selalu menjamin
pengiriman tepat waktu. Beberapa pemasok bisa lebih dekat pada pelanggan
berdasarkan geografis untuk menjamin kepercayaannya.

Sumber : BMP EKMA4215 – Manajemen Operasi (Edisi 3) hal 5.39-41

3. Menurut Russell dan Taylor (2011), ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam
menentukan waktu standar sebagai berikut.
a. Menentukan metode kerja standar, yaitu metode atau cara krja yang digunakan
secara sama oleh karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama tersebut.
b. Membagi atau mengelompokkan pekerjaan ke dalam berbagai elemen pekerjaan.
Semakin detail penguraian pekerjaan ke dalam elemen-elemen pekerjaan atau
kegiatan, semakin mudah waktu standar ditentukan.
c. Mempelajari pekerjaan yang akan ditentukan waktu standarnya. Hal ini dilakukan
dengan mengadakan pengamatan terhadap pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
dan menentukan waktu pengerjaannya dengan menggunakan stopwatch.
d. Menentukan tingkat kinerja. Tingkat kinerja pada umumnya ditentukan dengan
menggunakan presentase yang bisa juga kinerja pekerjaan yang diamati lebih dari
100%. Tingkat kinerja tersebut ditentukan secara subjektif.
e. Menghitung waktu rata-rata. Waktu rata-rata ditentukan dengan mengadakan
pengamatan secara berulang terhadap pekerjaan yang sama. Wahtu rata-rata ini
juga harus ditentukan, baik untuk pekerjaan maupun untuk setiap elemen pekerjaan.
f. Menghitung waktu normal, yaitu mengalikan waktu rata-rata dan tingkat
kinerjanya.

Waktu normal = waktu rata-rata elemen pekerjaan x tingkat kinerja

Nt = (t)(RF)

Oleh karena itu, waktu siklus normal dihitung dengan NT = ∑Nt.

g. Menghitung waktu standar, yaitu menyesuaikan waktu normal dengan faktor


kelonggaran yang dimiliki dalam pekerjaan tersebut. Faktor kelonggaran
merupakan toleransi terhadap penundaan yang mungkin terjadi, seperti keharusan
ke toilet. Waktu standar dihitung sebagai berikut.

Waktu standar = (waktu siklus normal) (1+faktor penundaan)

ST = (NT) (1+AF)
Langkah pertama adalah menentukan waktu rata-rata dengan mengalikan waktu rata-rata
masing-masing elemen dan tingkat kinerja.

Elemen ∑t (menit) t RF Nt
1 4,92 0,492 0,92 0,453
2 3,51 0,351 1,00 0,351
3 2,72 0,272 1,05 0,286
4 3,89 0,389 1,02 0,397
5 1,85 0,185 0,97 0,179
Langkah kedua adalah menentukan waktu siklus normal sebagai berikut.
NT =∑Nt =1,665
Langkah ketiga adalah menentukan waktu standar sebagai berikut.
ST=NT (1+AF)
ST=1,665(1+0,15)=1,915 menit
Sumber : BMP EKMA4215 – Manajemen Operasi (Edisi 3) hal 6.33-35

Anda mungkin juga menyukai