Oleh:
PROGRAM STUDI
PETERNAKAN FAKULTAS
PETERNAKAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALAN
G 2023
MANAJEMEN PEMELIHARAAN USAHA KEMITRAAN TERNAK AYAM
BROILER DENGAN SISTEM PERKANDANGAN CLOSED HOUSE
DI GAD FARM
Oleh:
Praktek Kerja Lapang ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
PROGRAM STUDI
PETERNAKAN FAKULTAS
PETERNAKAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALAN
G 2023
ii
MANAJEMEN PEMELIHARAAN USAHA KEMITRAAN TERNAK AYAM
BROILER DENGAN SISTEM PERKANDANGAN CLOSED HOUSE
DI GAD FARM
Oleh:
Mengetahui: Menyetujui:
Ketua Program Studi S1 Fakultas Dosen Pembimbing
Peternakan Universitas Brawijaya
(Dr. Ir. Herly Evanuarini, S. Pt, MP.) (Prof. Dr. Ir. Puguh Surjowardojo,
NIP. 197501102008012003 M.P.)
Tanggal: NIP. 198005142005011001
Tanggal:
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang
yang berjudul “Manajemen Pemeliharaan Usaha Kemitraan Tenak Ayam Broiler
dengan Sistem Perkandangan Closed House di GAD Farm”. laporan Praktek
Kerja Lapang ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Peternakan di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang ini mendapatkan banyak bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Halim Natsir, S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng.
selaku Dekan, Bapak Dr. Khothibul Umam Al Awwaly, S.Pt., M.Si selaku Ketua
Jurusan, Ibu Dr. Ir. Herly Evanuarini, S.Pt., MP selaku Ketua Program Studi
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang telah memfasilitasi kami selama
menjalankan kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Puguh Surjowardojo, M.P. selaku dosen pembimbing dengan
kebijaksanaannya telah membimbing serta mengarahkan sehingga laporan Praktek
Kerja Lapang ini terselesaikan dengan sebaik mungkin.
3. Saudara dan teman-teman yang merelakan waktu dan membantu menyelesaikan
laporan Praktek Kerja Lapang.
4. Kepala dan staf tenaga kerja PT. Integrasi Teknologi Unggas yang sudah
mengizinkan dilakukannya Praktek Kerja Lapang secara offline dan memfasilitasi
kegiatan Praktek Kerja Lapang.
5. Serta orang tua yang selalu memberikan dukungan baik materi, moral maupun
doa sehingga segala proses dapat berjalan dengan baik dan seluruh pihak yang
telah membantu.
Penyusun berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapang ini nantinya
banyak membantu dan berguna bagi penyusun pada khususnya dan semua pembaca
pada umumnya.
Penulis
iv
MANAGEMENT OF BROILER CHICKEN LIVESTOCK PARTNERSHIP
BUSINESS WITH CLOSED HOUSE SYSTEM
AT PT INTEGRASI TEKNOLOGI UNGGAS
ABSTRACT
Praktek Kerja Lapang (PKL) was held from 3th of July to 2nd of August 2023, this activity
was held in partnership business PT. Teknologi Integrasi Unggas namely GAD Farm Mulo,
Wonosari District, Gunung Kidul Regency, Yogyakarta Special Region. The purpose of this
PKL is to learn about the application of broiler chicken keeping management at partnership
business PT. Teknologi Integrasi Unggas, Sleman, Yogyakarta. Data collection methods was
done by observation, interviewing, recording, and documentation. The data were analysis
using descriptive analysis. The routine activities such as carrying out feeding, body weighing
or sampling, recording, FCR counting, cage cleaning, grading, necropsy (surgery)
disinfectant spraying. The conclusion of the PKL reported is has implemented maintenance
management well because it has implemented a series of maintenance management activities
at partnership business PT. Teknologi Integrasi Unggas, Sleman, Yogyakarta.
Keyword: broiler, management, maintenance
v
MANAJEMEN PEMELIHARAAN USAHA KEMITRAAN TERNAK AYAM
BROILER DENGAN SISTEM PERKANDANGAN CLOSED HOUSE
DI PT INTEGRASI TEKNOLOGI UNGGAS
Ringkasan
Praktek Kerja Lapang (PKL) dilakukan pada tanggal 3 Juli 2023 sampai 2 Agustus
2023, di kemitraan PT. Integrasi Teknologi Unggas yaitu GAD Farm Mulo, Kecamatan
Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Praktek Kerja Lapang
dilaksanakan selama 30 hari kerja. Tujuan dari dilaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang
(PKL) adalah untuk mempelajari penerapan manajemen pemeliharaan ayam broiler. Materi
yang digunakan adalah ayam broiler strain cobb. Serangkaian kegiatan yang diamati selama
kegiatan berlangsung adalah manajemen persiapan kandang, manajemen perkandangan,
manajemen pakan dan minum, manajemen pengaturan brooder, manajemen kesehatan,
manajemen biosecurity dan sanitasi dan manajemen recording dan grading. Kegiatan rutin
yang dilakukan meliputi pemberian pakan, penimbangan bobot badan atau sampling,
recording atau pencatatan, menghitung FCR, pembersihan kandang, grading, nekropsi
(pembedahan), penyemprotan disinfektan.
Data yang diambil adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui pengamatan secara langsung pada lokasi penelitian, pencatatan, dan
melakukan wawancara pada pihak pengelola usaha dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disusun. Data sekunder diperoleh melalui data recording yang dimiliki oleh GAD
Farm.
Hasil dari kegiatan menunjukan bahwa pemeliharaan ayam broiler di GAD Farm
dilaksanakan secara intensif dengan sistem kandang closed house dengan 2 bangunan yang
terdiri dari 4 kandang dan lama masa pemeliharaan selama 35 hari. GAD Farm menerapkan
manajemen pemeliharaan meliputi manajemen persiapan kandang, manajemen
perkandangan, manajemen pakan dan minum, manajemen pengaturan brooder, manajemen
kesehatan, manajemen biosecurity dan sanitasi dan manajemen recording dan grading.
Metode pemberian pakan dan minum secara ad libitum. Pakan yang diberikan disesuaikan
dengan fasenya mulai dari starter hingga finisher. Sistem brooder dilakukan pada ayam DOC
umur 1-14 hari dengan menggunakan gasolec. Pengendalian penyakit dilakukan dengan
menganalisis penyakit dengan nekropsi dan pemberian obat melalui
air minum.
Berdasarkan laporan PKL ini dapat disimpulkan bahwa GAD Farm sebagai kemitraan
dari PT. Integrasi Teknologi Unggas telah melaksanakan penerapan manajemen pemeliharaan
dengan baik karena telah menerapkan rangkaian kegiatan manajemen pemeliharaan meliputi
manajemen persiapan kandang seperti dari membuang semua sisa kotoran yang ada di dalam
vi
kandang dan mengeluarkan peralatan seperti sekat, heater, dan lain-lain., manajemen
vii
perkandangan seperti menggunakan tipe kandang closed house dengan ukuran panjang 105
meter dan lebar 12 meter dan tinggi 2 meter dengan masing-masing terdapat tiga lantai atas
tengah dan bawah, dengan masing-masing lantai memiliki kapasitas 20.000 ekor, tiap lantai
terbagi menjadi delapan pan, manajemen pakan dan minum seperti menggunakan pakan dari
pabrik komersial, penyimpanan pakan dalam kandang, pemberian secara ad libitum,
manajemen pengaturan brooder seperti brooding pada umur 1-14 hari menggunakan heater
gasolex, manajemen kesehatan seperti pemberian vitamin, pencegahan dan pengendalian
penyakit (CRD, Koli, Coryza, dan Koksi), manajemen biosecurity dan sanitasi seperti
desinfeksi kandang dan penanganan ayam mati serta manajemen recording dan grading
seperti pencatatan bobot badan, deplesi, populasi, pemberian pakan, FCR, rekapitulasi
pemeliharaan, dan pengelompokkan ayamberdasarkan ukuran tubuh. Saran yang dapat kami
sampaikan untuk masukan kedepannya adalah perlunya memperhatikan manajemen litter dan
peralatan kandang, serta pelaksanaan biosekuriti agar dapat mengurangi serangan penyakit
dan meningkatkan produktivitas GAD Farm.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
ABSTRACT..............................................................................................................................v
RINGKASAN..........................................................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN….....................................................................................................1
1.1 Analisis Situasi............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
2.1.1 Mahasiswa............................................................................................................2
2.1.2 Perguruan Tinggi..................................................................................................3
2.1.3 Instansi Swasta.....................................................................................................3
ix
3.5.3 Analisis Manajemen Pemeliharaan Ayam........................................................... 9
3.5.4 Analisis Hasil Kegiatan......................................................................................10
BAB V PENUTUP..................................................................................................................33
5.1 Kesimpulan................................................................................................................33
5.2 Saran..........................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................34
LAMPIRAN............................................................................................................................40
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur organisasi PT. Integrasi Teknologi Unggas...........................................................12
2. (A) Pembersihan sekam, (B) Pembersihan feeder...............................................................14
3. Penaburan litter....................................................................................................................16
4. Pencahayaan (lampu)...........................................................................................................16
5. (A) Humidity sensor, (B) Controller....................................................................................17
6. Exhaust fan...........................................................................................................................18
7. (A) Pakan broiler starter, (B) Pakan broiler finisher..........................................................18
8. Pengangkutan pakan.............................................................................................................19
9. (A) Manual, (B) Otomatis (auger).......................................................................................20
10. (A) Baby chick, (B) Pan feeder, (C) Auger dan silo..........................................................21
11. (A) Nipple drinker, (B) Filter air........................................................................................21
12. Brooder...............................................................................................................................23
13. (A) Bursalino, (B) Imune-C...............................................................................................24
14. Ayam terinfeksi CRD.........................................................................................................25
15. Cairan keruh kental pada hati.............................................................................................26
16. Ayam terinfeksi snot/pilek.................................................................................................27
17. Ekskreta darah....................................................................................................................28
18. Desinfeksi kandang............................................................................................................29
19. Data recording GAD Farm................................................................................................31
20. Grading DOC.....................................................................................................................32
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Dokumentasi...................................................................................................................................40
2. Biodata anggota kelompok.............................................................................................................41
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Ayam merupakan salah satu jenis hewan ternak, sebagai penghasil daging. Ayam adalah
komoditas unggulan perunggasan yang banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia,
terutama ayam broiler. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 rata-rata
konsumsi daging ayam di Indonesia mencapai 0,14 kg/kapita per minggu. Rata-rata
konsumsi ini menjadi rata-rata tertinggi dalam satu dekade dimana jika dibandingkan tahun
2020 terjadi peningkatan sebesar 7,69%. Peningkatan permintaan akan daging ayam terus
bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan, dan kesadaran akan
pemenuhan gizi protein hewani. Usaha ayam broiler ini memiliki peluang bisnis yang dapat
mendorong pengusaha peternakan untuk meningkatkan produktivitas (Paramita, Kusnadi,
Harianto., 2017). Peningkatan produktivitas yang optimal harus diikuti dengan manajemen
pemeliharaan yang baik. Peternak harus melakukan manajemen pemeliharaan mulai dari
persiapan sebelum DOC datang hingga saat ayam panen, selain itu peternak juga harus
memperhatikan sistem perkandangan, pemberian pakan dan minum ternak. Manajemen
pemeliharaan ternak ayam broiler meliputi persiapan kandang, pemasukan DOC, pemberian
pakan, dan tata laksana pemanenan ayam broiler (Umiarti, 2020).
Lingkungan bisnis di PT. Integrasi Teknologi Unggas bergerak di bidang usaha
peternakan ayam broiler, saat ini bisnis peternakan ayam broiler masih menjanjikan karena
permintaan konsumen yang terus meningkat. Produk utama dari PT. Integrasi Teknologi
Unggas adalah ayam broiler yang dihasilkan melalui manajemen pemeliharaan yang baik dan
efektif. PT. Integrasi Teknologi Unggas menerapkan pola kemitraan yang membantu
menyiapkan kebutuhan kandang mulai dari masa produksi seperti bibit, pakan, vaksin dan
obat-obatan hingga pemasaran hasil panen. Salah satu kemitraan PT. Integrasi Teknologi
Unggas adalah GAD Farm yang berada di Mulo, Kec. Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta. GAD Farm memiliki peternak yang bertanggung jawab
melakukan manajemen pemeliharaan mulai dari persiapan kandang hingga ayam broiler
panen.
Permasalahan pada pemeliharaan ayam broiler adalah cuaca yang selalu berubah, kualitas
udara yang tidak baik dapat menurunkan produktivitas dan memengaruhi performa ayam.
Kandang closed house merupakan salah satu solusi dari permasalahan tersebut. Sistem
kandang tertutup mampu mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang
berbahaya seperti CO, CO2, dan NH3 yang terdapat dalam kandang, selain itu kandang
closed house juga memiliki kontrol secara otomatis mulai dari sistem ventilasi, pemberian
pakan, minum, suhu, dan kelembaban. Perkembangan teknologi pada bidang peternakan
terus berkembang seiring bertambahnya waktu baik dalam hal pemberian pakan, pembibitan,
penanggulangan penyakit dan lain sebagainya. Ayam merupakan hewan ternak yang
termasuk berdarah panas dan cenderung menjaga suhu tubuhnya tetap konstan (Jamal dan
Thamrin., 2021).
GAD Farm berdiri pada tahun 2020 dan mempunyai 3 kandang dengan fase yang
berbeda-beda, mulai dari fase starter, grower, dan finisher. Setiap kandangnya memiliki
populasi sebesar 20.000 ekor. GAD Farm memiliki kelebihan dalam pemeliharaan ayam
broiler, diantaranya mortalitas sebesar 5% dalam satu periodenya. Mortalitas ayam broiler
1
pada satu periode pemeliharaan selama 5
2
minggu kurang dari 5% (Nurmi, Melia, Nurainum, dan Muharram, 2018). GAD Farm
menggunakan sistem closed house dalam pemeliharaannya dilengkapi dengan teknologi
dalam manajemen pemeliharaan ayam broiler, seperti penggunaan sistem otomatis untuk
pemberian pakan dan air minum dan dilengkapi oleh teknologi IoT yang dapat diakses
dengan mudah dimana saja dan kapan saja. GAD Farm yang didukung oleh teknologi
informasi mutakhir,dengan. Sistem berbasis IoT (Internet of Things) mampu mencatat suhu,
kelembaban, kadar amonia, kadar CO2 secara realtime yang dapat dipantau secara online
dengan notifikasi yang dapat diakses melalui ponsel pintar dan juga dapat diakses melalui
web di komputer. Sistem ini yang akan membantu peternak dalam memastikan manajemen
pemeliharaan ayam khususnya pada perkandangan ayam broiler, dengan sistem berbasis IoT
(Internet of Things) ini dapat mewujudkan smart farming pada kandang closed house, dengan
adanya sistem ini peternak dapat memantau ternak mulai dari temperatur, kelembaban. Kadar
amoniak, hingga mendeteksi penyakit.
Kegiatan PKL yang dilaksanakan di kemitraan PT. Integrasi Teknologi Unggas,
diharapkan akan diketahui cara pemeliharaan ayam broiler, peralatan yang digunakan,
pemberian pakan dan sistem perkandangan yang diterapkan, selain itu mahasiswa juga
mendapatkan pengalaman dari dunia kerja serta dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
didapat. Perusahaan yang kami tuju memiliki kelebihan di bidang industri perunggasan maka
berdasarkan pemaparan diatas maka perlu dipelajari lebih lanjut mengenai “Manajemen
Pemeliharaan Usaha Kemitraan Ternak Ayam Broiler dengan Sistem Perkandangan Closed
House di GAD Farm”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi yang telah dijabarkan maka dapat ditarik rumusan masalah
yaitu bagaimana manajemen pemeliharaan usaha kemitraan ternak ayam broiler dengan
sistem perkandangan closed house GAD Farm?
1.3 Tujuan
Tujuan pelaksanaan PKL adalah untuk untuk mempelajari penerapanmanajemen
pemeliharaan usaha kemitraan ternak ayam broiler dengan sistem perkandangan closed
house di GAD Farm.
1.4 Manfaat
Manfaat Praktek Kerja Lapang
1.4.1 Mahasiswa
a. Menambah ilmu dan pengalaman tentang manajemen pemeliharaan ayam broiler.
b. Menambah pengalaman untuk melatih bekerja sama dalam team guna meningkatkan soft
skill.
c. Mendewasakan cara berfikir mahasiswa untuk melaksanakan setiap pemecahan dan
penelaahan masalah yang ada secara pragmatis ilmiah.
d. Menambah bekal keterampilan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa sebelum masuk
di dunia kerja.
e. Mengetahui secara langsung kinerja dan peran GAD Farm dalam penerapan manajemen
pemeliharaan ayam broiler.
1.4.2 Perguruan Tinggi
a. Perguruan tinggi dapat menjalin kerjasama “bilateral” antara perguruan tinggi dengan
perusahaan. Kualitas lulusan dari perguruan tinggi akan memiliki nilai lebih di mata
3
perusahaan melalui kegiatan program praktek kerja lapang.
b. Meningkatkan wawasan dan memperoleh pengetahuan pada industri peternakan,
terutama mengenai manajemen pemeliharaan ayam broiler.
c. Menambah pengalaman dan memberi keterampilan pemeliharaan ayam broiler.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ayam Broiler
Menurut Kartasudjana (2006) ayam broiler merupakan ternak ayam yang pertumbuhan
badannya sangat cepat dengan perolehan timbangan bobot badan yang tinggi dalam waktu
yang relatif pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg.
Broiler merupakan jenis ayam yang ras pedaging unggul yang merupakan hasil persilangan
dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktivitas tinggi, hal ini bisa dikatakan bahwa
broiler merupakan jenis ayam dengan mutu genetik yang tinggi dalam menghasilkan daging.
Mulyantini (2014) mengatakan bahwa ayam ras pedaging atau yang disebut juga ayam
broiler adalah ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dengan
ciri khas sebagai penghasil daging. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
periode pemeliharaan ayam broiler yang dibutuhkan semakin singkat, yaitu dapat dipanen
sampai umur 4 – 5 minggu. Ayam broiler dikembangkan untuk tujuan menghasilkan daging
dan menjadi usaha yang menguntungkan secara ekonomis. Sehingga diperlukan manajemen
pemeliharaan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ayam broiler agar dapat mencapai
produktivitas maksimal dalam waktu yang singkat.
2.2 Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler
Penampilan ayam broiler yang baik dapat dicapai melalui sistem peternakan intensif
modern yang mengutamakan penggunaan benih bermutu, pakan berkualitas, dan lingkungan
kandang yang terkontrol sepenuhnya. Tingkat keberhasilan peternakan dapat dipengaruhi
oleh kandang, karena ayam pedaging merupakan hewan yang daya tahan tubuhnya rendah
sehingga sangat sensitif terhadap suhu, kelembaban dan sirkulasi udara (Umam 2015).
Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2006), ada 2 sistem pemeliharaan broiler:
Sistem All In All Out Sistem
Sistem ini hanya ada satu umur dalam satu peternakan, semua DOC masuk pada waktu
yang sama dan dijual pada waktu yang sama. Setelah panen kandang akan kosong selama 2
minggu untuk memotong siklus penyakit dalam kandang. Sistem ini akan membuat ayam
yang masuk pada periode berikutnya tidak tertular penyakit dari ternak periode sebelumnya.
Multiple Brooding
Sistem ini di dalam satu area peternakan terdapat beberapa umur ayam yang berbeda
beda. Sistem ini lebih menghasilkan produksi yang berkesinambungan dan bisa disesuaikan
dengan permintaan pasar. Kelemahan dalam sistem ini adalah adanya kemungkinan
penularan penyakit dari ayam yang berumur lebih tua ke ayam-ayam yang lebih muda.
Kandang merupakan sebuah bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal ternak yang
memiliki fungsi primer dan fungsi sekunder. Fungsi primer dari kandang yaitu kandang
menjadi tempat tinggal ternak yang mampu melindungi ternak dari cuaca yang buruk, iklim
serta gangguan binatang buas. Fungsi sekunder kandang yaitu kandang sebagai tempat
peternak bekerja untuk menjalankan kegiatan pemeliharaan ternak. Pada umumnya terdapat
dua tipe kandang yang digunakan di Indonesia, yaitu kandang open house dan kandang
closed house dimana masing-masing kandang memiliki kelebihan dan kekurangan.
5
2.2.1 Manajemen Persiapan Kandang
Manajemen perkandangan merupakan salah satu faktor penting penentu keberhasilan
dalam usaha pemeliharaan ayam broiler. Hal ini dikarenakan kandang adalah tempat tinggal
ayam dalam melakukan semua aktivitas selama hidupnya (makan, minum dan tumbuh). Pada
prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang dapat memberikan kenyamanan bagi
ayam broiler, mudah dalam tata laksana, dapat memberikan produksi yang optimal serta
memenuhi persyaratan kesehatan ternak (Riza dan Rizna, 2022). Beternak ayam broiler harus
dilakukan dengan mengikuti prosedur yang tepat, misalnya dalam proses pembuatan kandang
ayam broiler harus disesuaikan dengan ukuran yang dibutuhkan ayam broiler. Kepadatan
jumlah ayam dalam kandang menjadi salah satu faktor penyebab stres yang diindikasikan
dengan perubahan pola makan dan beberapa perubahan perilaku pada ayam (Kaleka, 2015).
Persiapan yang dilakukan dalam pengelolaan kandang di peternakan ayam broiler
melibatkan serangkaian langkah. Langkah-langkah ini dilakukan sebelum kedatangan DOC
(Day Old Chicken), termasuk membersihkan kandang, melakukan perbaikan pasca panen,
menyiapkan peralatan yang diperlukan seperti tempat pakan, minum, dan tirai, menyebarkan
sekam, memasang tirai, menyusun sekat untuk brooding guna pemerataan, dan menyediakan
heater, gas LPG, serta lampu (Dahlan dan Nur, 2011)
6
dengan kualitas baik secara otomatis akan menaikan
7
biaya produksi. Ayam akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya dalam keadaan relatif
konstan antara lain melalui peningkatan pernafasan dan konsumsi air minum serta penurunan
konsumsi pakan sehingga akan terjadi penurunan dalam pertumbuhan dan produksi/
produktivitas (Nuryati, 2019).
Hardini, (2013) menyatakan bahwa pemberian pakan secara ad libitum pada ayam broiler
akan adanya peningkatan kemampuan genetis ayam broiler yang tumbuh dengan cepat dan
mencapai bobot jual hanya dalam waktu 35 hari. Manajemen pemberian pakan ayam harus
memperhitungkan waktu yang tepat sehingga konsumsi dapat digunakan secara efisien
(Nova, dkk., 2020). Pemberian pakan ini dilakukan dua kali sehari agar pertumbuhan dan
produksi maksimal, jumlah dan kandungan zat-zat makanan yang diperlukan ternak harus
memadai (Suprijatna. et al., 2005). Pemberian pakan pada pagi hari dan malam hari dimana
suhunya yang relatif lebih rendah jika dibandingkan pada siang hari maka ayam akan
mengkonsumsi pakan yang lebih optimal. (Nova, dkk., 2020).
Air minum merupakan kebutuhan yang sangat penting, sehingga ayam tidak boleh
kekurangan air minum. Menurut Ensminger, (1990) dalam Sudartama dkk., (2019) yang
menyatakan bahwa ayam mengonsumsi air minum dua kali lebih besar dari jumlah pakan
yang dikonsumsi, karena air minum berfungsi sebagai pelarut dan sebagai alat transportasi
zat-zat makanan untuk disebarkan ke seluruh tubuh sehingga dibutuhkan lebih banyak air dari
pada pakan. Kurangnya konsumsi air minum pada ternak menyebabkan penurunan
produktivitas dan pertumbuhan pada ayam terutama pada fase grower (Risnajati, 2012).
Fadilah dan Fatkhuroji, (2013) menyatakan bahwa air minum sangat berpengaruh pada ternak
karena apabila air minum tidak terjaga kebersihannya, maka akan mempengaruhi kesehatan
ternak tersebut.
8
dalam tubuh ayam, mikroorganisme yang dimasukkan tidak menimbulkan penyakit,
melainkan
9
dapat merangsang pembentukan zat-zat kekebalan (antibodi) terhadap agen penyakit tersebut
(Saputro, 2014).
Program pengendalian penyakit dilakukan dengan cara vaksinasi dan pengobatan dini
pada umur tertentu ketika gejala penyakit pada ayam broiler yang sakit mulai tampak.
Perubahan iklim berdampak pada ternak berupa stress yang mengakibatkan lebih mudah
terinfeksi penyakit menular (Bahri dan Syafriati, 2011). Vaksinasi dan penerapan biosecurity
yang ketat dan berkelanjutan sangat menentukan keberhasilan pengendalian penyakit
(Damayanti, et al., 2012). Upaya menjaga kebersihan lingkungan peternakan perlu dilakukan
agar terhindar dari penyakit.
Pemberian vaksin dan obat-obatan kepada bibit ayam memiliki peran yang sangat
signifikan dalam menentukan keberhasilan dalam usaha peternakan. Vaksinasi adalah proses
yang digunakan untuk melemahkan mikroorganisme penyebab penyakit dalam tubuh hewan
(Saputro, et al., 2014). Pelaksanaan vaksinasi dapat dilakukan melalui berbagai metode.
Vaksin dapat diberikan dengan menyuntikkan pada urat daging, mencampurkannya dengan
pakan, mencampurnya dengan air minum, atau mengaplikasikannya melalui semprotan
(spraying) (Ayu, et al., 2013).
Penerapan biosecurity dan sanitasi pada usaha peternakan ayam broiler perlu dilakukan.
Biosecurity dilakukan untuk mengurangi resiko penyebaran penyakit pada ternak hewani
yaitu lalu lintas masuk dan keluar kandang (Putu, 2017). Penerapan sanitasi kandang
dilakukan sebagai penghambat penyebaran penyakit. Sanitasi kandang dilakukan sebelum
dan sesudah panen (Mufid, 2011). Aspek-aspek program biosecurity termasuk upaya
pencegahan, pemberantasan, dan pengendalian penyakit. Jumlah ternak ayam yang sehat dan
ditempatkan dalam satu kandang biasanya mudah terkena serangan penyakit (Trijaya, 2017).
10
pencatatan dilakukan untuk menyimpan seluruh proses dan kegiatan yang terjadi di
peternakan broiler. Recording dapat meliputi pencatatan data stok pakan, obat, vitamin, serta
vaksin (Afrianti dan Gustiana, 2021). Terdapat beberapa hal yang harus dicatat juga datanya,
seperti bobot badan dan deplesi. Adapun bobot badan ayam menyediakan informasi yang
dapat dijadikan acuan untuk mengetahui pertumbuhan dan konversi pakan dalam flock
sehingga dapat diketahui pula apakah terjadi penyimpangan dari angka pertumbuhan ayam
yang diharapkan (Fontana, et al., 2015). Deplesi dapat diartikan juga sebagai tingkat angka
kematian dan culling ayam atau penyusutan jumlah ayam karena mati dan afkir dalam satu
periode pemeliharaan yang dipengaruhi oleh lingkungan dan penyakit (Permana, dkk., 2020).
Pencatatan dapat berupa pencatatan manual menggunakan kertas atau buku maupun
pencatatan dengan menggunakan komputer. Menurut Sukarma, dkk (2019) pencatatan
manual dilakukan dengan mencatat kegiatan di kandang pada buku kegiatan. Pencatatan pada
peternakan broiler sangat penting untuk dilakukan karena merupakan bagian dari
administrasi (Santoso, 2020). Adanya pencatatan akan mudah diketahui riwayat dari
pemeliharaan ayam broiler, sehingga masalah akan lebih mudah diatasi.
11
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan PKL ini selama 30 (tiga puluh) hari yang dimulai pada tanggal 3 Juli
2023 sampai dengan 2 Agustus 2023. PKL dilaksanakan di PT. Integrasi Teknologi Unggas
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
3.3 Materi
Materi yang digunakan adalah 70.000 ekor ternak broiler dengan strain cobb. Data primer
diperoleh melalui pengamatan secara langsung pada lokasi penelitian, pencatatan, dan
melakukan wawancara pada pihak pengelola usaha dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disusun. Data sekunder diperoleh melalui data rekording yang dimiliki oleh PT.
Integrasi Teknologi Unggas Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
12
2. Manajemen Pakan dan Minum.
Melakukan pengumpulan data mengenai jenis pakan yang digunakan, asal pakan, jumlah
pakan yang dibutuhkan, harga pakan per satu kilogram, cara pemberian pakan, dan jumlah
pakan tiap pemberian.
3. Pengelolaan Kesehatan Ternak.
Melakukan identifikasi mengenai kebersihan kandang yang meliputi frekuensi
pembersihan sanitasi kandang, program vaksinasi ternak, pemberian vitamin pada ternak, dan
cara pencegahan serta penanggulangan penyakit pada ternak.
4. Manajemen Pemeliharaan dan Pemanenan.
Melakukan identifikasi mengenai manajemen pemeliharaan ternak broiler sesuai dengan
fase, lama waktu pemeliharaan ternak, target bobot badan ketika panen.
5. Recording atau Pencatatan.
Melakukan pengumpulan data dengan melakukan pencatatan yang meliputi strain broiler,
asal DOC, jumlah ternak, umur ternak, pertambahan bobot badan (PBB), dan bobot panen
ternak.
13
BAB IV
HASIL DAN EVALUASI KEGIATAN
4.1 Deskripsi Umum
4.1.1 Profil
Perusahaan
PT. Integrasi Teknologi Unggas merupakan salah satu perusahaan startup yang bergerak
dibidang teknologi unggas terutama ayam broiler yang memiliki tujuan untuk memudahkan
peternak dalam pengelolaan beternak ayam broiler dengan memanfaatkan teknologi yang
berkelanjutan dan dapat diterapkan oleh peternak kecil.
Tahun 2020, berawal dari tim peneliti di Universitas Gadjah Mada, dengan inisiasi
penelitian terkait pengembangan produk teknologi untuk pengawasan dan pengelolaan
peternakan unggas. Hasil dari penelitian tersebut menjadi dasar kerjasama dengan perusahaan
nasional untuk membuat sebuah aplikasi manajemen peternakan unggas. Seiring berjalannya
waktu, PT. Integrasi Teknologi Unggas didirikan sebagai perusahaan perangkat lunak yang
berfokus pada kebutuhan khusus di industri perunggasan.
PT. Integrasi Teknologi Unggas berhasil menjalin kemitraan dengan perusahaan
peternakan nasional lainnya untuk mengembangkan sistem IoT (Internet of Thinking) untuk
mengontrol keadaan lingkungan pada kandang ayam tipe closed house. Perusahaan ini juga
mulai menawarkan jasa kemitraan usaha di bidang peternakan unggas di wilayah Jogja, Solo,
Tegal, dan sekitarnya. PT. Integrasi Teknologi Unggas berkesempatan mendapatkan
pendanaan lanjut dalam putaran awal dari perusahaan Modal Ventura yang memungkinkan
perluasan layanan ke Magelang, Madiun, Sidoarjo, Malang, dan Samarinda.
14
4.1.3 Struktur Organisasi
16
(A) (B)
Gambar 2. (A) Pembersihan sekam, (B) Pembersihan feeder
Sumber: Data Primer (2023)
4.2.1 Manajemen Perkandangan
Kandang merupakan hal yang sangat penting dalam industri ayam pedaging karena
berpengaruh pada produktivitas dari ayam broiler. Kandang adalah komponen yang
digunakan mulai dari awal hingga masa produksi. Menurut Risna, dkk., (2022)
menyatakan bahwa kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, memiliki biaya
pembuatan yang relatif murah, serta memenuhi persyaratan teknis dan nyaman bagi
ternak. Kandang berfungsi sebagai tempat berlindung ternak dari panas dan hujan, dan
mempermudah tatalaksana dan untuk melindungi bahaya dari predator. Bentuk kandang
serta kondisi tempat yang tersedia, keadaan lahan yang dipergunakan, biaya yang
tersedia dan bahan untuk kandang harus dipertimbangkan demi kenyamanan ayam.
GAD Farm menggunakan tipe kandang closed house dengan ukuran panjang 105
meter dan lebar 12 meter dan tinggi 2 meter dengan masing-masing terdapat tiga lantai
atas tengah dan bawah, dengan masing-masing lantai memiliki kapasitas 20.000 ekor,
tiap lantai terbagi menjadi delapan pan. Ukuran kandang tersebut kurang sesuai dengan
populasi yang ada di dalamnya, hal ini didasarkan pada Setyaningsih (2016) kepadatan
kandang di Indonesia idealnya adalah 8-10 ekor/m².
Kandang GAD Farm terbuat dari kerangka besi dan lantai atau bahan penunjangnya
terbuat dari bambu tebal. Atap dari kandang GAD menggunakan galvalum dan
dindingnya terbuat dari jaring kawat besi yang dilapisi dengan terpal dan juga plastik
hitam tebal. Kandang closed house atau kandang tertutup merupakan kandang dengan
pengaturan otomatis untuk mengatur iklim mikro di dalam kandang sesuai dengan
kebutuhan agar menyediakan kualitas udara yang baik. Menurut Ustomo, (2016)
kandang closed house merupakan jenis kandang yang tidak boleh mendapatkan angin
secara liar sehingga bangunan kandang harus dipastikan betul-betul rapat dan tidak ada
yang berlubang atau bocor. Kandang closed house tunnel system merupakan kandang
yang biasa digunakan di daerah beriklim tropis dengan inlet berada di bagian depan,
kandang tertutup tipe tunnel digambarkan seperti terowongan dengan cara kerja udara
yang akan masuk dari inlet atau bagian depan akan ditarik ke belakang dan udara akan
mengalir di sepanjang kandang kemudian dikeluarkan dengan bantuan exhaust fan.
Prinsip dari kandang closed house sendiri adalah pengontrolan suhu, kandang harus
mengeluarkan udara panas, uap serta gas berbahaya lainnya agar mampu menyediakan
kebutuhan oksigen dalam kandang.
17
4.2.2 Peralatan Kandang
Peralatan yang digunakan pada GAD Farm diantaranya yaitu tempat pakan yang
dibagi menjadi dua yaitu tempat pakan untuk ayam fase starter dan alat yang digunakan
adalah baby chick serta tempat pakan untuk fase finisher yang digunakan adalah feeder
atau alat pakan otomatis. Tempat pakan perlu diatur sesuai dengan kondisi ayam
terutama ketinggiannya.
Nipple atau tempat minum juga merupakan peralatan kandang yang harus ada dan air
minum harus tersedia saat adanya ayam, apabila kekurangan air minum dapat
memberikan dampak yang buruk bagi pertumbuhan dan density pada ayam, serta yang
pasti dapat menyebabkan dehidrasi pada ayam jika ketersediaan air minum kurang atau
tidak ada. GAD Farm menggunakan nipple atau tempat air minum otomatis yang tekanan
keluarnya air disesuaikan oleh umur ayam. Risna, dkk. (2022) menyatakan bahwa
penggunaan nipple dapat mencegah air tumpah ke lantai kandang serta air minum tidak
terkontaminasi kotoran, lebih mudah dalam pemberian air minum, tidak boros air dan
tidak perlu dibersihkan tiap hari.
Adanya heater atau pemanas (gasolec) di dalam kandang yang berfungsi untuk
menjaga suhu tubuh dan menstimulasi fungsi organ lain serta mengatur bobot selama
brooding. Selayaknya indukan, heater berperan untuk menggantikan peran indukan DOC
terutama sejak umur 1 -15 hari untuk menghangatkan dan mencegah DOC dari
kedinginan yang bisa menyebabkan kematian.
Kandang GAD Farm memiliki 7 buah exhaust fan (blower) pada bagian belakang
kandang yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi suhu yang ada di dalam kandang dan
mengeluarkan atau menarik hawa panas, bau dari dalam ruangan terutama amonia yang
ada di kandang dan diatur menggunakan controller sesuai dengan kebutuhan ayam.
Kandang GAD Farm juga memiliki 12 cooling pad pada bagian kedua sisi kanan dan
kiri di bagian depan kandang. Temptron dan mesin IoT juga tersedia, dimana digunakan
untuk mengontrol kondisi di dalam kandang seperti suhu, kelembaban dan kecepatan
kipas. Alarm akan berbunyi ketika terjadi permasalahan seperti kipas mati atau yang
lainnya.
4.2.2.1 Litter
Litter adalah bahan yang digunakan untuk mengisi alas kandang dan memiliki
kemampuan yang cukup baik untuk menyerap air atau dapat menjadi alas yang nyaman
bagi ayam hidup. Metasari, dkk., (2014) litter berfungsi untuk memberikan rasa nyaman
kepada ayam serta menyerap air yang berasal dari nipple atau air minum maupun
ekskreta. Bahan untuk litter yang sering digunakan adalah sekam padi, serutan kayu
maupun jerami padi. Bahan-bahan tersebut diharapkan mampu memenuhi persyaratan
seperti mudah menyerap air, kualitas dan kondisi baik, kering dan tidak berdebu, murah
serta mudah didapat, tidak berjamur, tidak lengket, tidak mengandung pestisida maupun
kontaminan lain, serta tidak mengandung kotoran hewan.
GAD Farm menggunakan sekam padi sebagai bahan untuk litter. Sekam padi sendiri
memiliki beberapa keunggulan yaitu tidak menimbulkan bau sehingga dapat
meminimalisir amonia yang ada di dalam kandang yang disebabkan oleh ekskreta. Litter
pada kandang kian hari akan lembab atau basah yang disebabkan oleh ekskreta ayam
atau
18
terjadinya kebocoran pada nipple, litter juga dapat menggumpal dan dapat menjadi
sumber penyakit apabila dibiarkan terus-menerus, oleh karena itu perlu dilakukan
pembalikan atau penambahan litter. Pembalikan litter di GAD Farm dilakukan setiap
pagi 2 hari sekali yang bertujuan untuk menghindari pemadatan dan litter tetap kering
sehingga dapat mencegah sumber penyakit. Gambar penaburan litter terdapat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Penaburan litter
Sumber: Data Primer (2023)
4.2.2.2 Pencahayaan
Pencahayaan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan DOC. Manajemen
pencahayaan yang baik dapat meningkatkan performa dari ternak. Alat yang digunakan
untuk mengukur intensitas cahaya adalah luxmeter. GAD Farm melakukan pemadaman
lampu pada pukul 20.00 dan lampu akan hidup kembali pukul 21.00 pada minggu
pertama, kemudian di minggu kedua dan seterusnya hingga penjarangan dilakukan
pemadaman pada pukul 20.00 hingga 21.00 dan pada pukul 23.00 dengan tujuan ayam
dapat beristirahat dan tidak beraktivitas. Asih dan Anwar, (2022) menyatakan bahwa
memberikan penerangan yang tepat akan membuat ayam merasa lebih nyaman dan
meningkatkan produktivitas ayam. Di sisi lain, pasokan cahaya yang tidak mencukupi
mengganggu aktivitas dan metabolisme. Gambar pencahayaan (lampu) terdapat pada
Gambar 4.
19
4.2.2.3 Suhu dan Kelembaban
Suhu merupakan salah satu faktor yang menentukan performa dari ternak. Controller
digunakan untuk mengatur suhu dan kelembaban yang ada di dalam kandang. Berdasarkan
pengukuran pada saat chick in tanggal 8 Juli 2023 diketahui bahwa suhu pada kandang yaitu
28°C. Pemanas digunakan untuk menghangatkan DOC dan akan mati apabila semua sensor
pada kandang sudah menunjukkan suhu yang sesuai dengan kebutuhan yang diatur pada
controller, apabila suhu berada pada batas normal dan nyaman maka suhu diatur oleh exhaust
fan, bila lebih dari suhu yang seharusnya maka cooling pad akan menyala berfungsi untuk
mengeluarkan uap dan hawa panas serta lembab dari dalam kandang agar udara yang ada di
dalam kandang tetap bersih, semakin tingginya kelembaban maka semakin rendah suhu.
Gambar Humidity Sensor terdapat pada Gambar 5. (A) dan gambar Controller terdapat pada
Gambar 5. (B).
(A) (B)
Gambar 5. (A) Humidity Sensor, (B) Controller
Sumber: Data Primer (2023)
4.2.2.4 Ventilasi
Kandang dengan manajemen ventilasi yang baik akan menghasilkan udara yang sehat bagi
ternak. Bentuk sistem yang biasa digunakan pada peternakan broiler yaitu sistem ventilasi
tunnel. Hal ini didukung oleh Mulia, dkk., (2022) yang menyatakan bahwa sistem ventilasi
tunnel berarti udara mengalir dari bagian depan sampai bagian belakang kandang, seperti
sebuah terowongan. Sistem ini memberikan wind chill effect yang maksimal dimana ayam
telah dewasa dan membutuhkan suhu yang lebih rendah.
GAD Farm menggunakan sistem ventilasi tunnel dimana udara bersih masuk melalui inlet
dari bagian depan kandang yang terletak dekat dengan pan 1 kemudian mengalir sepanjang
kandang menuju bagian belakang kandang dan dikeluarkan melalui outlet yang berada di
dekat pan 8. Konsep ventilasi yaitu insulasi, kecepatan angin, tekanan dan cooling system.
Insulasi berarti tidak adanya kebocoran pada kandang diumpamakan seperti sedotan tidak ada
kebocoran hanya ada jalur masuk (inlet) dan jalur keluar (outlet). Kecepatan angin yaitu
adanya pertukaran udara yang menghasilkan wind chill effect yang merupakan efek dingin
dari kecepatan angin. Tekanan yaitu terjadinya pemerataan sirkulasi udara yang dipengaruhi
oleh blocking dan bukaan inlet, blocking antara inlet dan outlet, bukaan shutter exhaust fan
dan tiupan angin luar. Cooling system menggunakan cooling pad (selulosa deck) yang
berfungsi untuk mengalirkan udara sehat atau bersih dari luar kandang dan masuk ke dalam
kandang, sebagai evaporative cooling system yang berfungsi untuk menurunkan suhu,
konsep dari
20
cooling system adalah uap air yang dibawa oleh aliran udara akan mengikat panas dan
dibuang keluar melalui outlet dengan bantuan exhaust fan. Gambar Exhaust Fan terdapat
pada Gambar 6.
(A) (B)
Gambar 7. (A) Pakan broiler starter, (B) Pakan broiler finisher
Sumber: Data Primer (2023)
21
4.3.2 Penyimpanan Pakan
Pakan yang telah sampai di GAD Farm, kemudian disimpan di dalam bangunan kandang,
namun di belakang area kandang ayam karena tidak mempunyai gudang khusus pakan. Pakan
diletakkan di atas pallet pakan yang beralaskan terpal. Alur distribusi pakan di GAD Farm
yaitu:
1. Pakan datang dari feedmill dibawa menggunakan mobil truk besar, di atas tumpukan
pakan ditutupi terpal dan tidak menggunakan pallet
2. Pakan dari mobil truk besar dipindahkan ke atas pallet dengan cara dipanggul oleh anak
buah kandang. Satu pallet terdiri hingga 5 karung. Satu karung pakan memiliki berat 50
kg
3. Mobil truk pembawa pakan masuk ke dalam kandang
4. Anak buah kandang memasukkan pakan pada Gambar 8. ke dalam kandang dengan cara
di panggul
5. Pakan diletakkan di atas pallet pakan yang beralaskan terpal
6. Dicatat jumlah pakan yang masuk ke dalam kandang
22
pemberian
23
pakan secara ad libitum juga dapat menekan biaya pakan. Frekuensi pemberian pakan di
GAD Farm diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Manajemen pemberian pakan
ayam harus memperhitungkan waktu yang tepat sehingga konsumsi dapat digunakan secara
efisien (Nova, dkk., 2020). Standart Operating Procedure (SOP) pemberian pakan di GAD
Farm yaitu:
1. Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum
2. Jatah pakan dibuat oleh manajer atau kepala pemeliharaan berdasarkan hasil timbang berat
badan harian dan FCR
3. Pakan jantan dan betina tidak dibedakan (sama rata karena berada di dalam kandang yang
sama)
4. Pemberian pakan didasarkan pada umur/periode ayam
5. Pemberian pakan periode pre starter (1-10 hari) yaitu mash dilakukan antara jam 07.00-
08.00 (pagi hari) dan jam 15.00-16.00 (sore hari)
6. Periode pre strater, pakan dituang ke feeder (baby chick) secara manual pada Gambar 9.
(A) setiap pagi dan sore hari
7. Pemberian pakan periode starter hingga finisher (11-35 hari) yaitu pellet dilakukan antara
jam 07.00-08.00 (pagi hari) dan jam 15.00-16.00 (sore hari)
8. Periode starter hingga finisher, pakan dituang ke auger setiap pagi dan sore hari pakan
dalam auger pada Gambar 9. (B) telah habis
Waktu pagi dan sore hari dimana suhu waktu tersebut cenderung rendah dan ideal
sehingga broiler akan mengkonsumsi pakan dengan baik. Pemberian pakan ini dilakukan dua
kali sehari agar pertumbuhan dan produksi maksimal, jumlah dan kandungan zat-zat makanan
yang diperlukan ternak harus memadai (Suprijatna. et al., 2005). Pemberian pakan pada pagi
hari dan malam hari dimana suhunya yang relatif lebih rendah jika dibandingkan pada siang
hari maka ayam akan mengkonsumsi pakan yang lebih optimal. (Nova, dkk., 2020).
(A) (B)
Gambar 9. (A) Manual, (B) Otomatis (auger)
Sumber: Data Primer (2023)
Pemberian pakan dilakukan dengan menaruh pakan ayam di silo (tempat penampungan
pakan sementara), kemudian akan didistribusikan ke talang pakan menggunakan rantai yang
digerakkan mesin. Mesin dapat dinyalakan dan dimatikan melalui panel control oleh operator
kandang/anak buah kandang. Pemberian pakan didasarkan pada umur/periode ayam. Pada
ayam periode pre starter (1-10 hari) yaitu dilakukan dengan mengisi feeder (baby chick)
secara manual pada Gambar 10. (A), namun saat periode starter hingga finisher pemberian
pakan dilakukan dengan memasukkan pakan ke dalam silo, kemudian pakan disalurkan ke
pan feeder
24
pada Gambar 10. (B) menggunakan auger pada Gambar 10. (C).
(A) (B)
Gambar 11. (A) Nipple drinker, (B) Filter air
Sumber: Data Primer (2023)
Pemberian minum menggunakan nipple drinker system pada Gambar 11. (A) dengan
sumber air berasal dari air tanah/sumur yang ditampung dalam tandon. Penggunaan nipple
dapat mencegah terjadinya kontaminasi terhadap air minum sehingga air minum tetap bersih
dan steril. Air disimpan dalam tandon sebelum diberikan, kemudian air dialirkan ke dalam
filter tank pada Gambar 11. (B) dan terjadi proses filtrasi, selanjutnya air akan dialirkan ke
dalam toren air di dalam kandang untuk diberikan kepada ayam. Fadilah dan Fatkhuroji,
(2013) menyatakan bahwa air minum sangat berpengaruh pada ternak karena apabila air
minum tidak terjaga kebersihannya, maka akan memengaruhi kesehatan ternak tersebut.
Beberapa line/penghubung antar nipple di GAD Farm ada yang tingginya berbeda-beda,
seperti terlalu rendah atau terlalu tinggi. Akibatnya, yang terlalu rendah air akan mudah
tumpah ke litter, sehingga meningkatkan kelembaban litter yang akan menyebabkan
25
timbulnya penyakit baru. Sedangkan, yang terlalu tinggi broiler kesulitan untuk menggapai
air minum,
26
sehingga broiler akan kekurangan air minum dan menyebabkan kematian. Oleh karena itu,
perlunya perhatian dan pengawasan terkait ketinggian nipple yang disesuaikan dengan
ketinggian broiler, agar broiler tidak kekurangan air minum dan produktivitasnya baik.
28
(A) (B)
Gambar 13. (A) Bursalino, (B) Imune-C
Sumber: Data Primer (2023)
29
tubuh ayam dan pada suhu 20°C bakteri ini dapat hidup selama tiga hari (Diyantoro, et al.,
2017).
31
Gambar 16. Ayam terinfeksi
snot/pilek Sumber: Data Primer
(2023)
Penyebab adanya penyakit snot di GAD Farm bisa terjadi karena pergantian musim
sehingga menyebabkan stres, kebersihan kandang dan kualitas air minum, manajemen
ventilasi serta kepadatan kandang yang kurang diperhatikan. Penyakit ini dapat menular
secara cepat dari ayam yang sakit ke ayam lainnya yang sehat dalam satu flock yang sama.
Penularan melalui udara dapat terjadi jika kandang ayam letaknya berdekatan, sehingga udara
yang tercemar debu akan dihirup oleh ayam yang sehat (Moenek, 2016). Ayam yang
terserang penyakit ini kerap kali akan mengalami diare. Jika proses penyakit berlangsung
kronis, maka dapat terjadi komplikasi dengan bakteri lain ataupun virus.
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi penyakit snot di GAD Farm adalah dengan
pemberian vitamin atau langsung dipisahkan (isolasi) agar tidak menulari ayam yang sehat
tanpa pengobatan. Selain pemberian obat, diperlukan juga pemulihan pada jaringan yang
rusak dengan peningkatan nilai nutrisi dari pakan. Pengendalian penyakit snot bisa dilakukan
dengan program biosecurity seperti penyemprotan desinfektan secara berkala, pemisahan
ayam yang sehat dengan yang sakit, ayam yang sudah mati sebaiknya segera
dibuang/dikubur, pengaturan ventilasi/kecepatan angin saat pergantian musim, dan
memperhatikan kualitas air minum yang digunakan.
4. Coccidiosis (Koksi/Berak Darah)
Penyakit koksi disebabkan oleh infeksi dari golongan protozoa Eimeria spp. yang
menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan (Arsyitahlia, dkk., 2019). Gejala yang
timbul dari penyakit koksi yang ditemui di GAD Farm seperti berak darah pada Gambar 17,
bulu kusam, tubuh lemas, turunnya nafsu makan, dan badan kurus. Sekum yang terinfeksi
tidak dapat berfungsi normal dan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan perdarahan
pada sekum dan terdapat darah pada ekskreta. Eimeria menyebabkan kerusakan langsung
pada dinding usus yang mengakibatkan ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi dengan
baik dan mencegah bakteri patogen. Sehingga bibit penyakit ini akan menghalangi dinding
usus dalam melakukan proses penyerapan nutrisi pakan dan pada akhirnya akan
menghasilkan penurunan kinerja pada unggas.
32
Gambar 17. Ekskreta darah
Sumber: Data Primer
(2023)
Biosecurity adalah kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan, karena dapat
mengurangi resiko wabah penyakit. Biosekuriti merupakan kegiatan mematikan bakteri
penyebab penyakit pada ternak. Menurut Ardana, (2011) biosekuriti adalah tindakan yang
meliputi pembersihan lingkungan luar tubuh ternak dari mikroorganisme penyebab penyakit
pada ternak. Biosekuriti dapat dilakukan dengan cara pembersihan lingkungan pemeliharaan
ternak menggunakan bahan kimia yang dapat membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit. Kegiatan biosekuriti dilakukan sebagai upaya mengurangi resiko dan konsekuensi
masuknya penyakit ke dalam kandang (Haqiqi, dkk., 2021). GAD Farm telah melaksanakan
kegiatan biosekuriti, namun tata laksananya masih belum terlaksana dengan baik. Kebersihan
lingkungan, pekerja, dan kendaran masih kurang diperhatikan. Tidak ada penyemprotan
dengan larutan desinfektan pada kendaraan maupun orang-orang yang akan masuk ke dalam
kandang. Penyemprotan dengan larutan desinfektan pada kendaraan maupun orang yang
hendak memasuki lingkungan kandang adalah salah satu upaya dalam pencegahan penyakit
masuk ke dalam kandang. Gambar disinfeksi kandang terdapat pada Gambar 18.
34
mengeluarkan aroma tidak sedap dan dapat mencemari udara di dalam kandang. Penerapan
biosekuriti yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan imunitas pada ternak sehingga
penyakit mudah menyerang (Indrasanti, dkk., 2021). Banyaknya ternak yang terserang
penyakit, bahkan mati akan berdampak terhadap kerugian pada pemeliharaan ternak broiler.
35
4. Setelah itu menghitung bobot rataan dan mencari Feed Convertion Ratio (FCR) dan
36
kemudian dilaporkan kepada manager.
Recording di GAD Farm juga dilakukan pada saat pemanenan, meliputi:
1. Rekapitulasi panen ayam, yang berisi tanggal panen, nama customer, berapa ekor, berat,
dan bobot rataan yang diambil
2. Rekapitulasi hasil pemeliharaan, yang berisi total pakan, ayam terjual, total berat panen,
rata-rata berat panen, deplesi, pakan/ekor, Feed Convertion Ratio (FCR), rata-rata umur
panen, Index Performance (IP), selisih ayam, efisiensi. Gambar data recording terdapat pada
Gambar 19.
37
Tahapan grading pada GAD Farm, sebagai berikut:
38
1. Diberikan sekat tiap blok kandang, dimana terdapat 4-6 blok yang dibagi menjadi blok
ayam postur normal dan kecil
2. Dipilih ayam dengan postur tubuh yang kecil
3. Dipisahkan ayam dengan postur tubuh yang kecil dengan yang besar. Gambar grading
terdapat pada Gambar 20.
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan PKL yang dilaksanakan pada GAD Farm mengenai manajemen
pemeliharaan ayam broiler dapat disimpulkan, bahwa manajemen pemeliharaan broiler yang
diterapkan oleh GAD Farm sudah cukup baik dengan menerapkan manajemen persiapan
kandang, mulai dari penyemprotan disinfektan hingga manajemen litter dengan sekam dan
manajemen recording yang lengkap sebagai riwayat pemeliharaan ternak dan grading dengan
baik, namun ada beberapa manajemen yang kurang baik dalam penerapannya seperti
manajemen peralatan kandang, dimana nipple drinker yang dipasang terlalu tinggi.
Manajemen biosecurity dan sanitasi yang kurang diperhatikan seperti kurangnya penanganan
ayam mati, litter atau sekam yang tidak secara berkala diganti dan pemahaman anak buah
kandang dalam menjaga kebersihan. Manajemen kesehatan, dimana tidak adanya pemberian
obat pada ayam yang sakit.
5.2 Saran
1. Perlunya perbaikan pada manajemen litter, dengan adanya pergantian litter atau sekam
secara berkala sehingga tidak menimbulkan penyakit pada ayam
2. Perlu adanya perbaikan kebocoran pada nipple, karena litter menggumpal dapat menjadi
sumber penyakit apabila dibiarkan terus-menerus.
3. Sebaiknya diperhatikan dalam penanganan ayam mati, akan lebih baik jika segera
dimusnahkan. Adanya bangkai ayam yang menumpuk dapat menyebabkan penyebaran
penyakit dan pencemaran udara.
4. Perlunya pemahaman kepada para pekerja atau anak buah kandang mengenai pentingnya
menjaga dan memperhatikan peralatan kandang, serta melaksanakan biosekuriti.
40
DAFTAR PUSTAKA
Adelman, J.S., Moyers, S.C., Farine, D.R., and Hawley, D.M. 2015. Feeder use predicts
bothacquisition and transmission of a contagiouspathogen in a North American
songbird. Proc R Soc B. 282: 14-29.
Adriyanto, A. S. Satyaningtijas, R. Yufiandri, R. Wulandari, V. M.i Darwin, dan S. N. A.
Siburian. 2015. Performa dan Kecernaan Pakan Ayam Broiler yang diberi Hormon
Testosteron dengan Dosis Bertingkat. Acta Veterinaria Indonesia. 3(1): 29-37.
Afrianti, D. dan D. Gustiana. 2021. Membangun Aplikasi Inventory Berbasis Web untuk
Pemeliharaan Ayam Broiler pada Peternakan Antares Jaya Kabupaten Subang
Provinsi Jawa Barat. Jurnal Sistem Informasi. 8(2): 117-122.
Amrullah IK. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan Ketiga. Lembaga Satu Gunung budi,
Bogor.
Ardana, I. B. K. 2011. Strategi Pencegahan Penyakit Infeksius pada Peternakan Broiler
Berbasis Laboratorium. Buletin Veteriner Udayana. 3(1): 51-59.
Ariani, F. dan A. Christian. 2019. Sistem Informasi Recording Ayam (SIRAM) Pada
Peternakan Merah Putih Tajur Halang Bogor. IJCIT (Indonesian Journal on Computer
and Information Technology). 5(1): 60-66.
Arsyitahlia, N., I. B. K. Ardana, dan I. A. P. Apsari. 2019. Prevalensi Infeksi Eimeria spp.
Pada Ayam Pedaging Yang Diberi Pakan Tanpa Antibiotik Growth Promoters (AGP)
Di Kabupaten Tabanan, Bali. Indonesia Medicus Veterinus. 8(2): 186-192.
Asih, D. R., dan R. Anwar 2022. Pengaruh Pencahayan Warna Biru Terhadap Konsumsi
Pakan, Bobot Badan dan Konversi Pakan Ayam Broiler: The Effect of the Use of
Blue Light on Feed Consumption, Body Weight and Feed Conversion of Broiler
Chickens. Open Science and Technology. 2(1): 86-92.
Ayu, G., Y. Kencana, L. Virologi, F. K. Hewan, dan U. Udayana. 2013. Penentuan
Kandungan Virus Vaksin Newcastle Disease Dari Dua Poultry Shops Yang Berbeda
Pada Kultur Sel Primer Fibroblast Embrio Ayam. Jurnal Peternakan. 5(2): 61–69.
Bahri, S., dan T. Syafriati. 2011. Mewaspadai Munculnya Beberapa Penyakit Hewan
Menular Strategis di Indonesia Terkait dengan Pemanasan Global dan Perubahan
Iklim. Wartazoa. 21(1): 25-39.
Dahlan, M dan N. Hudi. (2011). Studi manajemen perkandangan ayam broiler di Dusun
Wangket desa Kaliwates kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. Jurnal
ternak. 2(01): 24-29.
Damayanti, Y., I. O. Winaya, dan M. Rudyanto. 2012. Evaluasi Penyakit Virus pada
Kadaver Broiler Berdasarkan Pengamatan Patologi Anatomi di Rumah Pemotongan
Unggas. Indonesia Medicus Veterinus. 1(3): 417-427.
Dewanti, A. C., P. E. Santosa, dan K. Nova. 2014. Pengaruh berbagai jenis bahan litter
terhadap respon fisiologis broiler fase finisher di closed house. Jurnal Ilmiah
Peternakan Terpadu. 2(3): 81-87.
Dharmawan, R., H. S. Prayogi, dan V. M. A. Nurgiartiningsih. 2016. Penampilan produksi
ayam pedaging yang dipelihara pada lantai atas dan lantai bawah. Jurnal Ilmu-Ilmu
41
Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science). 26(3): 27-37.
Diyantoro, D. dan E. S. Pribadi. 2017. Analisis Faktor Penularan Mycoplasma
Gallisepticum pada Peternakan Ayam Petelur Komersial dengan Metode Analytical
Hierarchy Process (Analysis of Mycoplasma Gallisepticum Infection Factors in
Commercial Layer Chicken Farm Using Analytical Hierarchy Process). Journal of
Vocational Health Studies. 1(2): 44-49.
Diyantoro, D., I. W. T.Wibawan, dan E. S. Pribadi. 2017. Seroprevalensi dan Faktor Risiko
Penularan Mycoplasma gallisepticum pada Peternakan Ayam Petelur Komersial di
Kabupaten Blitar. Jurnal Veteriner. 18(2): 211-222.
Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka: Jakarta.
Fadilah, R. 2013. Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka : Jakarta
Selatan.
Fadilah, R. dan Fatkhuroji. 2013. Memaksimalkan Produksi Ayam Ras Petelur. Agromedia
Pustaka: Jakarta.
Fattah, A. H., R. Faridah. A. H. N. Amalia. dan K. Khaeruddin. 2023. Pengaruh Pengaturan
Suhu dan Kelembaban di Kandang Closed House Terhadap Performa Broiler.
Musamus Journal of Livestock Science. 6(1): 12-20.
Fatmaningsih, R., Riyanti dan K. Nova. 2016. Performa Ayam Pedaging Pada Sistem
Brooding Konvensional Dan Thermos. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 4(3): 222-
229.
Fontana, I., E. Tullo, A. Butterworth and M. Guarino. 2015. An Innovative Approach to
Predict the Growth in Intenive Poultry Farming. Computers and Electronics in
Agriculture. 119(1): 178-183.
Haqiqi, M., R. T. Hertamawati, dan R. Rahmasari. 2021. Tingkat penerapan biosekuriti
pada usaha peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Jember. ANIMPRO:
Conference of Applied Animal Science Proceeding Series. 56-64.
Hardini, D. 2013. Penghematan Biaya Produksi Melalui Pembatasan Pakan Pada Ayam
Broiler. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 16(1): 38- 44.
Harmono, Sunariyo, dan F. Wadjdi. 2023. Proporsi Kelompok Bobot Ayam Parent Stock
Broiler Berdasarkan Hasil Grading. Jurnal Dinamika Rekasatwa. 6(1): 132-135.
Indrasanti, D., M. Indradji, Sufiriyanto, M. Samsi, dan E. Yuwono. 2021. Infestasi Cacing
pada Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas.
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers. 259-265.
Iriyanti, N., Sufiriyanto, B. Hartoyo, dan M. Maghfuri. 2017. Penggunaan Berbagai Jenis
Pakan Komersil Terhadap Performan Ayam Broiler. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Agribisnis Peternakan (STAP). 5(1): 452-456.
Iwan, I. M. Herawati, A. Rastosari. 2018. Pengaruh Media Pakan Baki (CFT) dan Baby
Chick Feeder (BCF) terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Berat Badan Harian dan
Konversi Pakan pada Ayam Ras Pedaging. Wahana Peternakan. 2(2): 1-7.
Jaelani, A., S. Dharmawati, dan Wacahyono. 2016. Pengaruh Tumpukan Dan Lama Masa
Simpan Pakan Pelet Terhadap Kualitas Fisik. Ziraa’ah. 41(2):261-268.
42
Jayewardenepura, G. 2015. Comparison of Microbial Aspects, Ammonia Emission Rates and
43
Properties of Broiler and Layer Litters after Application of Turmeric (Curcuma longa)
Powder. Journal Animal Science. 2(2): 1-20.
Kaleka, Norbertus. 2015. Beternak Ayam Kampung Tanpa Bau. Arciata: Yogyakarta.
Kartasudjana, R. dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Kartikasari, A. M., I. S. Hamid, M. T. E. Purnama, R. Damayanti, F. Fikri, dan R. N. Praja.
2019. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Escherichia coli Kontaminan Pada Daging
Ayam Broiler Di Rumah Potong Ayam Kabupaten Lamongan. Jurnal Medik
Veteriner. 2(1): 66-71.
Kencana, G. A. Y. 2013. Penentuan Kandungan Virus Vaksin Newcastle Disease Dari Dua
Poultry Shops Yang Berbeda Pada Kultur Sel Primer Fibroblast Embrio Ayam.
Bulletin Veteriner Udayana. 5(2): 61–69.
Listyasari, N., Soeharsono, dan M. T. E. Purnama. 2022. Peningkatan Bobot Badan,
Konsumsi dan Konversi Pakan dengan Pengaturan Komposisi Seksing Ayam Broiler
Jantan dan Betina. Acta Veterinaria Indonesia. 10(3): 275-280.
Marhamah, S. U., T. Akbarillah, dan Hidayat. 2019. Kualitas Nutrisi Pakan Konsentrat
Fermentasi Berbasis Bahan Limbah Ampas Tahu dan Ampas Kelapa dengan
Komposisi yang Berbeda serta Tingkat Akseptabilitas pada Ternak Kambing. Jurnal
sains peternakan indonesia. 14(2): 145-153.
Metasari, T., D. Septinova, dan V. Wanniatie. 2014. Pengaruh berbagai jenis bahan litter
terhadap kualitas litter broiler fase finisher di closed house. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu. 2(3): 23 - 29
Moenek, D. Y. J. A. 2016. Manajemen Penyakit Infectious Coryza. Partner. 15(2): 238-245.
Mufid, D., dan Nur H. 2011. Studi Manajemen Perkandangan Ayam Broiler Di Dusun
Wangket Desa Kaliwates Kecamatan KembangBahu Kabupaten Lamongan. 2(1): 1-
10.
Mulia, S. B., Y. Erdani, M. R. Febrian, dan R. F. Alfian. 2022. Rancang Bangun Miniatur
Sistem Kontrol Dan Monitoring Suhu Kandang Close House Berbasis Arduino Uno.
Jurnal TEDC. 16(2): 116-125.
Mulyantini, N. G. A. 2014. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta.
Nova, T. D., Y. Heryandi, dan P. Ilham. 2020. Manajemen Pengaturan Persentase
Pemberian Pakan pada Jadwal Waktu Pemberian Makan terhadap Tingkah Laku
Makan Ayam Petelur Jantan. Jurnal Peternakan. 17(2): 114-124.
Nurmi, A., Santi, M. A., Harahap, N., dan Harahap, M. F. 2019. Persentase karkas dan
mortalitas broiler dan Ayam Kampung yang di beri Limbah Ampas Pati Aren tidak
difermentasi dan difermentasi dalam ransum. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu.
6(3): 134-139.
Nuryati, T. 2019. Analisis Performans Ayam Broiler Pada Kandang Tertutup dan Kandang
Terbuka. Jurnal Peternakan Nusantara. 5(2): 77-87.
Olivia, M., M. Hartono, dan V., Wanniatie. 2015. Pengaruh jenis bahan litter terhadap
gambaran darah broiler yang dipelihara di closed house. Jurnal Ilmiah Peternakan
44
Terpadu. 3(1): 23 -28.
Paramita, D.A., N. Kusnadi dan Harianto. 2017. Efisiensi teknis usaha ternak ayam
broiler pola kemitraan di Kabupaten Limapuluh Kota. Jurnal Agribisnis
Indonesia. 5 (1) : 1-10.
Permana, A. D., I. F. Yahya, S. Agustiningrum, R. D. Choiria dan A. J. Nasrullah. 2020.
Dampak Kepadatan (Density) Kandang terhadap Tingkat Deplesi pada Ayam Broiler
Parent Stock Fase Grower. Journal of Animal Research Applied Sciences (ARAS).
2(1): 7-12.
Putu, R. A. W, IK. A. Wiyana, dan N. P. Sarini. 2017. Tingkat Penerapan Biosecurity Pada
Peternakan Ayam Pedaging Kemitraan Di Kabupaten Tabanan dan Gianyar. Jurnal
Peternakan Tropika. 5(1): 181-188.
Qosimah, D., Murwani, S. dan Amalia, I. 2017. Penyakit Viral pada Unggas. Universitas
Brawijaya Press.
Rahminiwati, M., Saadah, S. and Unang, P., 2010. Bioprospeksi Ekstrak Jahe Gajah sebagai
Anti-CRD: Kajian Aktivitas Antibakteri terhadap Mycoplasma gallisepticum dan E.
coli in vitro. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 15(1): 7-13.
Risna, D., M. A. Jamili, dan J. Syam. 2022. Sistem Perkandangan Ayam Broiler Di Closed
House Chandra Munarda Kabupaten Takalar. Jurnal Sains dan Teknologi Industri
Peternakan. 2(1): 16-22.
Risnajati, D. 2012. Perbandingan Bobot Akhir, Bobot Karkas, dan Persentase Karkas
Berbagai Strain Broiler. Sains Peternakan. 10(1): 11-14.
Rofii dan S. Nurlaili. 2021. Pengaruh Pemberian Vitamin Biozyme Terhadap Pertumbuhan
Broiler. Maduranch. 6(2): 85-60.
Riza, Median dan Y. K. Risna. 2022. Evaluasi Manajemen Perkandangan Pada Usaha Ayam
Broiler Milik Bapak Rizki Maulana Di Desa Lueng Daneun Kecamatan Peusangan
Siblah Krueng Kabupaten Bireuen. Jurnal Ilmiah Peternakan. 10(2): 79-88.
Santoso, H. B. 2020. Industri Ternak Pedaging. IKAPI.
Santoso, S. W. H., I. B. K. Ardana, dan K. T. P. Gelgel. 2020. Prevalensi Colibacillosis
pada Broiler yang diberi Pakan Tanpa Antibiotic Growth Promoters. Indonesia
Medicus Veterinus. 9(2): 197-205.
Saputraa, T. H., K. Nova, dan D. Septinova. 2015. Pengaruh penggunaan berbagai jenis
litter terhadap bobot hidup, karkas, giblet, dan lemak abdominal broiler fase finisher
di closed house. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(1): 38 - 44.
Saputro, B., S. P. Edy, dan Kurtini, T. 2014. Pengaruh Cara Pemberian Vaksin ND Live
Pada Broiler terhadap Titer Antibodi, Jumlah Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih.
Jurnal Ilmiah Peternakan. 2(1): 43–48.
Sari, M. L. dan M. Romadhon. 2017. Manajemen Pemberian Pakan Ayam Broiler di Desa
Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Peternakan
Sriwijaya. 6(1): 37-43.
Setiawan, E., K, Praseno, dan S. M. Mardiati. 2013. Pengaruh Pemberian Vitamin A, B12,
C dan Kombinasi Ketiganya Melalui Drinking Water Terhadap Panjang dan Bobot
45
Tulang Femur, Tibia dan Tarsometatarsus Puyuh (Coturnix coturnix japonica L.).
Buletin Anatomi dan Fisiologi. 21(1): 36-44.
Setyaningsih, D. W. 2016. Studi Manajemen Perkandangan Ayam Broiler di Dusun
Simbatan Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Magetan. MEDIA SOERJO. 18(1): 68
- 73.
Simamora, S., I. A. P. Apsari, dan I. M. Dwinata. 2017. Prevalensi Protozoa Eimeria tenella
pada Ayam Buras di Wilayah Bukit Jimbaran, Badung. Indonesia Medicus Veterinus
6(3): 254- 261.
Singla, L. D., A. Pangasa, and P. D. Juyal. 2007. Caecal coccidiosis: efficacy of ayurvedic
and allopathic coccidiostat in immunomodulated broiler chicks. Proceedings of the
12th International Conference of the Association of Institutions of Tropical Veterinary
Medicine.1: 389‒393.
Suasta, I. M., I. G. Mahardika, dan I. W. Sudiastra. 2019. Evaluasi produksi ayam broiler
yang dipelihara dengan sistem closed house. Majalah Ilmiah Peternakan. 22(1): 21-
24.
Sudarto, Y., dan A. Siriwa. 2007. Ransum Ayam dan Itik. Cetakan IX. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Sudartama. I P. G.O., I P. A. Astawa dan I M. Suasta. 2019. Pengaruh Penambahan
Probiotik Melalui Air Minum Terhadap Penampilan Broiler. Journal of Tropical
Animal Science. 7(3): 1025-1036.
Sukada, I. M., Wirata, I. W., Made, N., Krisna, R., Ngurah, I. G., dan Mahardika, K. 2010.
Peranan Pedagang Unggas Dalam Penyebaran Virus Avian Influenza. 11(4): 220–
225.
Sukarma, I. N., I. W. R. Ardana, dan I. K. Pasek. Sistem PLTS untuk Peternak Ayam
Broiler di Desa Selanbawak, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Jurnal
BHAKTI PERSADA. 5(1): 184-192.
Sultan, S., W. H. Morhoruw dan M. J. Wattiheluw. 2023. Performa Broiler yang Dipelihara
Pada Lantai Atas dan Lantai Bawah Kandang Postal Double Deck dengan Sistem
Close House. Jurnal Agrosilvopasture-Tech. 2(2): 248-259.
Supartini, N. 2022. Kajian Performa Produksi Ayam Pedaging Pada Sistem Kandang Close
House Dan Open House. AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang
Pertanian. 21(1): 42-50.
Suprijatna, E. Atmomarsono U, dan Kartasudjana R. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Swarta, S. 2014. Feed Conversion Ratio (FCR) Usaha Ternak Ayam Broiler di Kabupaten
Sleman. Agrika. 8(2): 130-139.
Trijaya, G. P. 2017. Penerapan Biosekuriti Pada Peternakan Ayam Broiler Milik Orang Asli
Papua (OAP) Di Kabupaten Nabirie. Jurnal Fapertanak. 2(1): 61-73.
Trisanto, A., R. Prihandanu, dan Y. Yuniati. 2015. Model sistem kandang ayam closed
house otomatis menggunakan omron sysmac CPM1A 20-CDR-A-V1. Electrician:
Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro. 9(1): 54-62.
Umiarti, A.T. 2020. Manajemen Pemeliharaan Broiler. Denpasar: Pustaka Larasan.
46
Ustomo, E. 2016. 99% Gagal Beternak Ayam Petelur. Penebar swadaya: Jakarta.
47
Utama, C. S., F., Wahyono, dan M. F. Haidar. 2021. Pengaruh perbedaan dataran
terhadap profil litter ayam broiler yang dipelihara di kandang closed house. Jurnal
Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science). 23(2): 115-121.
Utami, B. K. dan F. B. Samudra. 2021. Evaluasi Penerapan Biosekuriti di Peternakan
Ayam Joper Di Jawa Timur. Jurnal Agriekstensia. 20(2): 183 - 190.
Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-V. Gadjah Mada University: Yogyakarta.
Wahyuwardani, S., S. M. Noor, M. Andriani, dan T. Aryanti. 2014. Kasus Kolibasilosis pada
Peternakan Ayam Pedaging di Yogyakarta dan Bogor. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner.
Widianingrum, D. C., S. A. Prakoso, M. R. Rohma, M. F. Hunafah, M. Iqbal, dan D.
Yusantoro. 2022. Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD): Etiologi,
Patogenesis, Gejala Klinis, Patologi, Epidemiologi, Diagnosa, Pengobatan dan
Kontrol Pencegahan. Jurnal Sain Veteriner. 40(2): 221-224.
Widyantara, P. R. A., I. K. A Wiyana dan N. P. Sarini. 2013. Tingkat Penerapan Biosekuriti
Pada Peternakan Ayam Pedaging Kemitraan Di Kabupaten Tabanan dan Gianyar.
Jurnal Peternakan Tropika, 5(1): 181-188.
48
Lampiran 1 Dokumentasi
49
Lampiran 2. Biodata Anggota Kelompok
BIODATA
KETUA KELOMPOK
PKL
2. NIM : 205050100111185
3. Fakultas/Prodi : Peternakan/Peternakan
7. Agama : Islam
8. kewarganegaraan : Indonesia
9. Golongan darah : B
50
BIODATA
WAKIL KETUA KELOMPOK PKL
2. NIM : 205050100111165
3. Fakultas/Prodi : Peternakan/Peternakan
7. Agama : Islam
8. kewarganegaraan : Indonesia
9. Golongan darah : O
51
BIODATA
ANGGOTA KELOMPOK PKL – 1
2. NIM : 205050101111079
3. Fakultas/Prodi : Peternakan/Peternakan
7. Agama : Islam
8. kewarganegaraan : Indonesia
9. Golongan darah : O
52
BIODATA
ANGGOTA KELOMPOK PKL – 2
2. NIM : 205050107111093
3. Fakultas/Prodi : Peternakan/Peternakan
7. Agama : Kristen
8. kewarganegaraan : Indonesia
9. Golongan darah : O
43