Anda di halaman 1dari 9

MODUL PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Oleh

TIM ASISTEN

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
1

PENDAHULUAN

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah merupakan bagian dari mata kuliah


tersebut yang berbobot 1 SKS, yang bertujuan untuk memberikan pendalaman
pemahaman dari kuliah yang diberikan dalam kelas. Dengan praktikum ini
diharapkan mahasiswa akan lebih mudah memahami ciri dan sifat tanah yang
sangat diperlukan dalam pembangunan terutama untuk usaha pertanian.
Mengingat ciri dan sifat tanah sangat beragam dan komplit, maka yang akan
dipraktekkan dalam mata kuliah ini terbatas hanya pada beberapa ciri dan sifat
tanah yang sangat penting saja, terutama yang berkaitan erat dengan kesuburan
tanah dan klasifikasi tanah.
Praktikum ini akan dimulai dengan pengenalan ciri dan sifat tanah di
lapangan. Seluruh peserta praktikum lapangan diharapkan bersungguh-sungguh
karena dilakukan hanya satu kali saja. Kesempatan akan hilang bagi mahasiswa
yang tidak serius. Pengamatan tanah di lapangan meliputi pengenalan bentuk
permukaan lahan atau landskap, pengamatan hasil pemboran dan deskripsi profil
tanah, serta cara-cara pengambilan sampel tanah. Pengenalan ciri dan sifat tanah
di lapangan dilakukan dalam bentuk survei suatu wilayah untuk mengetahui
kesuburan, klasifikasi dan penggunaan tanah yang amat berguna dalam
pembangunan usaha pertanian, dan kadang-kadang untuk keperluan
kependudukan atau masalah pembangunan lainnya.
Data dan informasi tanah yang diperoleh di lapangan pada umumnya lebih
bersifat kualitatif. Oleh karena itu, data tersebut perlu didukung oleh data
kuantitatif dari hasil analisis tanah di laboratorium. Untuk itu diperlukan
pengambilan contoh tanah di lapangan sesuai dengan kebutuhan analisis di
laboratorium.
Pengamatan ciri dan sifat fisika tanah di laboratorium terbatas hanya pada
penetapan berat volume (BV), total ruang pori (TRP), kadar air (KA),
permeabilitas, dan tekstur. Penetapan ciri dan sifat kimia tanah meliputi penetapan
pH dan aluminium dapat dipertukarkan (Al-dd), C-Organik dan P-Tersedia, serta
KTK dan N-Total. Setiap objek praktikum akan diuraikan secara ringkas berikut
ini.
2

OBJEK I
PENGENALAN TANAH DI LAPANGAN

A. Pengenalan Umum Permukaan Lahan atau Landskap


Sebelum ke lapangan perlu dipersiapkan perlengkapan sebagai berikut:
peta lokasi, GPS, cangkul, sekop, pisau komando, pisau cutter, bor Belgi, buku
Munsell Soil Color Chart, meteran, kantong plastik tempat sampel tanah, kertas
label, karet, ring sampel, papan triplek ukuran 10  10 cm, air, dan kartu-kartu
pengamatan.
Pengenalan tanah di lapangan secara umum meliputi pengamatan bentuk
permukaan tanah atau landskap. Apakah bentuk permukaan tanah tersebut datar,
berombak atau bergelombang. apakah terletak di dataran tinggi atau dataran
rendah. Apakah di lereng atau di dataran, di kaki bukit atau di puncak bukit, atau
di pinggang bukit, dan beberapa persen lerengnya. Setelah itu diamati pula
vegetasi utama dan vegetasi yang dominan di lokasi tersebut, serta penggunaan
tanah secara umum. Jika mungkin, dapatkan data curah hujan di lokasi atau dari
stasiun pengamat curah hujan terdekat. Semua data tersebut dicatat dengan rapi
dalam kartu pengamatan.

B. Pengamatan Profil Tanah


Tujuan : Untuk memperoleh informasi ciri dan sifat fisika serta kimia
tanah dari tiap lapisan, dan informasi pembentukan tanah
untuk klasifikasi tanah.

Bahan dan Alat : Cangkul, pisau komando, meteran, buku Munsell Soil Color
Chart, batang kayu kecil sepanjang 15 cm, air, kantong
plastik tempat sampel, kertas label, spidol permanent, karet
gelang, dan kartu pengamatan profil.

Cara Kerja :

Profil tanah adalah penampang tegak (vertikal) tanah. Lubang profil digali
dengan cangkul dan sekop, berukuran minimal 1,5 m  1,5 m  1,5 m dan akan
lebih baik jika kedalaman lubang mencapai lapisan bahan induk atau horizon C.
3

Letak lubang profil dicatat pada peta dan diberi nomor. Upayakan membuat
lubang profil pada tanah yang masih alamiah, tidak merupakan timbunan galian
atau gusuran. Untuk keperluan praktikum biasanya lubang profil sudah
disediakan.

Pengamatan :

Tetapkan tebal lapisan tanah berdasarkan warna dan berdasarkan


kepadatan tanah tersebut. Kepadatan tanah ditetapkan dengan menusuk-nusukkan
dan memukul-mukulkan pisau komando. Rasakan kepadatannya dan dengarkan
bunyinya. Setelah diyakini perbedaan lapisan tersebut, beri tanda dengan penusuk
yang sudah disediakan, dan ukur dengan meteran. Setelah itu ditetapkan tekstur
tanah pada tiap lapisan dengan memijit tanah basah di antara dua jari. Rasakan
kandungan pasir (terasa kasar), debu (terasa seperti bedak), dan liat (terasa licin
dan lengket). Lanjutkan dengan penetapan struktur tanah dari tiap lapisan dengan
mengambil bongkahan tanah dari tiap lapisan, pecahkan sampai agak kecil. Amati
bentuk agregat tersebut (granular, remah, gumpal, gumpal bersudut, lempeng,
prisma, dll). Amati pula konsistensi tanah dari tiap lapisan pada kondisi lembab,
dengan membuat cacing-cacing (tidak terbentuk cacing-cacing, terbentuk mudah
patah, terbentuk tidak mudah patah, terbentuk kawat-kawatan). Amati adanya
karatan bercak-bercak kuning, merah atau hitam, serta warna abu-abu dari tiap
lapisan yang mencirikan drainase dan aerase yang kurang baik. Selanjutnya amati
kerapatan dan kedalaman perakaran yang mencirikan kegemburan dan tersedianya
udara dan unsur hara. Hasil pengamatan dicatat pada kartu pengamatan profil.

C. Pengamatan Hasil Pemboran


Tujuan : Untuk menentukan batas penyebaran ordo tanah atau jenis
tanah dalam rangka membuat peta tanah.

Bahan dan Alat : Bor Belgi, pisau komando, pisau cutter, meteran, munsell
soil color chart, kertas HVS, dan kartu pengamatan
pemboran.
4

Cara Kerja :

Permukaan tanah disekitar pemboran sebaiknya dibersihkan dengan


parang. Bor dibersihkan dengan pisau komando. Ujung bor yang telah bersih
ditancapkan tegak lurus ke dalam tanah, sambil ditekan diputar searah jarum jam
sampai kedalaman 20 cm (atau sedalam mata bor). Bor diangkat sambil diputar
pelan-pelan searah jarum jam. Tanah yang terdapat diluar mata bor dibersihkan
dengan pisau komando. Hasil pemboboran diletakkan diatas kertas HVSyang
telah dipersiapkan. Pemboran dilanjutkan untuk kedalaman 20-40 cm dengan cara
yang sama seperti tadi. Bor dikeluarkan dan juga dibersihkan seperti tadi. Hasil
pemboran diletakkan menyambung dengan hasil pemboran pertama. Dengan cara
yang sama pemboran dilanjutkan untuk kedalaman 40-60 cm, 60-80 cm, 80-100
cm dan 100-120 cm. Biasanya pemboran dilakukan sampai kedalaman 120 cm.
Akan tetapi, apabila warna tanah tidak lagi berubah sejak kedalaman 60 cm, maka
pemboran sedalam 100 cm sudah cukup.

Pengamatan :

Tetapkan tebal lapisan tanah dengan meteran berdasarkan warna tanah.


Setelah itu ditetapkan tekstur tanah dengan memijit tanah basah di antara dua jari.
Bila tanah kering, basahi dengan sedikit air. Rasakan kandungan pasir (terasa
kasar), debu (terasa seperti bedak), dan liat (terasa licin dan lengket). Beri nama
kelas tekstur (ambil dari 12 kelas tektur USDA) berdasarkan persentase relatif
kandungan pasir, debu, dan liat yang dirasakan. Amati adanya karatan bercak-
bercak kuning, merah atau hitam. Berdasarkan hal itu, nilai sifat drainase dan
aerase tanah. Hasil pengamatan dicatat pada kartu pengamatan.

D. Pengambilan Sampel Tanah (Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan


Pertanian, 2006).
Tujuan : Untuk keperluan analisis ciri dan sifat fisika serta kimia
tanah di laboratorium.
5

Peralatan yang digunakan untuk mengambil contoh tanah berbeda sesuai


dengan macam contoh tanah yang akan diambi. Jenis peralatan yang digunakan
disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 1.
Tabel 1. Macam contoh tanah dan alat yang diperlukan untuk pengambilannya.
Jenis Contoh Tanah Jenis Alat

Tabung logam kuningan atau tembaga


Contoh tanah utuh (undisturbed soil
(ring sample), sekop/cangkul, pisau
sample)
tajam tipis

Contoh tanah terganggu (disturbed Cangkul dan atau bor tanah (bor
soil sample) belgi), kantong plastik tebal

Gambar 1. Alat yang digunakan untuk pengambilan contoh tanah

1. Contoh tanah utuh


Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan
tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir
menyamai kondisi di lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan
angka berat volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan
(pF 1, pF 2, pF 2,54, dan pF 4,2 dan permeabilitas.
Untuk memperoleh contoh tanah yang baik dan tanah di dalam tabung
tetap seperti keadaan lapangan (tidak terganggu), maka perbandingan antara luas
permukaan tabung logam bagian luar (tebal tabung) dan luas permukaan tabung
6

bagian dalam tidak lebih dari 0,1. Perbandingan luas permukaan tabung bagian
dalam dan tabung bagian luar dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
��2 − ��2
2 < 0,1

dimana: Dl adalah diameter tabung bagian luar; Dd adalah tabung bagian


dalam.
Teknik pengambilan contoh tanah, yaitu :
1. Ratakan dan bersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah.
2. Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon tabung
tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau.
3. Letakan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan
tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang diletakkan di atas
permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk ke
dalam tanah.
4. Letakan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk ke
dalam tanah.
5. Pisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah.
6. Gali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus lebih
dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut terangkat.
7. Iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar
permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian tutuplah tabung
menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, iris dan potong
kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah tabung.
8. Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi
informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh tanah.

Gambar 2. Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah utuh menggunakan ring


kuningan (bergerak dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah).
7

2. Contoh tanah terganggu


Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifatsifat
kimia tanah. Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di
lapangan, karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Contoh tanah
ini dapat dikemas menggunakan kantong plastik tebal atau tipis. Kemudian diberi
label yang berisikan informasi tentang lokasi, tanggal pengambilan, dan
kedalaman tanah. Label ditempatkan di dalam atau di luar kantong plastik. Jika
label dimasukkan ke dalam kantong plastik bersamaan dengan dimasukkannya
contoh tanah, maka label dalam ini perlu dibungkus dengan kantong plastik kecil,
agar informasi yang telah tercatat tidak hilang karena terganggu oleh kelembapan
air tanah.
Pengangkutan semua contoh tanah hendaknya berpegang kepada prinsip
dasar, bahwa contoh tanah tidak boleh tercampur satu sama lain dan tidak
mengalami perubahan apapun selama dalam perjalanan.
8

Anda mungkin juga menyukai