Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 3

INDONESIA
BERTAUHID I
DOSEN PENGAMPU:
HJ. RT BAI ROHIMAH, S.AG, MA
Anggota Kelompok

Siti Khodijah Afza Zakira Amalia Nurulita


(2281230013) (2281230041) (2281230044)
Pembahasan
A. Atas Nama Allah
Tinta emas sejarah Indonesia mencatat bahwa kemerdekaan adalah cita-cita
luhur yang diraih dengan jalan jihad. Hal ini tertulis dalam pembukaan UUD 1945,
«Atas berkat rahmat ALLAH Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.»

kehadiran Indonesia dimulai dengan menyebut nama ALLAH. Secara


hermenetik, teks di atas adalah bukti jejak Islam yang tertulis dalam Piagam
Jakarta sebagaimana dirumuskan BPUPKI sejak 22 Juni 1945 dan disahkan PPKI
tanggal 18 Agustus 1945 sebagai konstitusi negara. Pada sila pertama Pancasila
dan UUD 1945 Pasal 29, ayat 1 dinyatakan, bahwa «Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa».
Pembahasan
ALLAH adalah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Kuasa. Dalam rapat terbatas itu
disepakati, bahwa supaya bangsa tidak pecah tujuh perkataan itu dihilangkan dan
diganti dengan »Ketuhanan Yang Maha Esa«. Arti kalimat »Ketuhanan Yang Maha
Esa« itu adalah tauhid.
Allah tempat meminta segala sesuatu,Allah tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Tidak seperti ajaran majusi dan aliran kebatinan yang mengakui
adanya Allah Yang Maha Esa, tanpa mengakui keberadaan syari'at yang mereka
amalkan. Azas tauhid telah membedakan aqidah Islam dari cara pandang dan
keberagamaan orang-orang kafir yang meyakini tauhid rububiyah bahwa Allah
Pencipta, Pemberi rizki, dan Pengatur segala urusan. Namun mereka tidak
melaksanakan syariat sebagai bukti ketakwaan kepada Allah.
Pembahasan
Mereka berzikir dan berdoa kepada Allah ketika ditimpa bahaya,
terpuruk, dan bangkrut. Namun, ketika dalam keadaan senang mereka
melupakan Allah.» Orang musyrik mendekatkan diri kepada Allah
melalui perantara. Mereka berdalih, bahwa pemujaan terhadap berhala
wali atau roh leluhur dalam rangka mengharap pertolongan Allah
Taala. Mereka merendahkan martabat dirinya dengan menyembah
makhluk.

Padahal Allah telah meninggikan derajal manusia di atas makhluk


lainnya. Di antara mereka ada yang menyembah para malaikat, para
nabi, wali, matahari dan bulan.
Pembahasan
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Ulama
adalah intelektual publik yang bertanggungjawab terhadap sejarah
dan dinamika masyarakatnya. Dalam sejarah Indonesia, ekspresi
aktivisme ulama dapat dilihat pada »resolusi jihad« yang disuarakan
KH. Resolusi jihad itu ia menginspirasi gerakan rakyat yang pecah
pada tanggal November 1945, Gerakan itu, oleh bangsa Indonesia
dikenang dan diperingati setiap tahun sebagai Hari Pahlawan.
Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-
penolong, hingga mereka berhijrah pada jalan Allah.
pembahasan
B. Kebebasan Beribadah
Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" menjadi landasan toleransi beragama sekaligus
menempatkan agama sebagai kekuatan moral dan etik dalam mempersatukan
bangsa Indonesia yang pluralistik Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas
penduduk Indonesia yang tersebar di seluruh daerah, menjadi pereka persatuan
bangsa. Ajaran Islam mengakui pluralitas agama sebagi realitas yang tidak dapat
dibantah, sekaligus menghormat perbedaan keyakinan itu.

"Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahud orang-orang Shabi'in,


siapa saja yang benar-benar beriman kepada Allah, Hari Kemudian, dan beramal
saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, mereka tidak
khawatirdan tidak pula bersedih hati." (Qs. al-Baqarah [2 62)
Pembahasan
Dalam pandangan Islam, akal pikiran yang jernih mengetahui, bahwa
(1) alam semesta diciptakan Tuhan Yang Hidup, Maha
mengetahui, dan Mahakuasa;
(2) Tuhan alam semesta ini Maha Esa dan Mahasuci dari
esamaan dan persamaan dengan alam ciptaan-Nya, dan
. bahwa
(3) Tuhan berkuasa mengadakan hari akhir untuk.
menghidupkan kembali dan memberikan balasan amal.

Akal mengerti bahwa manusia sebagai hamba Tuhan wajib bersyukur dan tunduk
kepada-Nya. Namun tentang bagaimana cara bersyukur kepada Tuhan, dan
bagaimana tatacara beribadah kepada-Nya, akal tidak mengerti
Pembahasan
Dalam ajaran Islam, pelaksanaan ibadah tidak boleh ada kreasi, sesuai dengan kaidah "semua bentuk ibadah
dilarang kecuali yang diperintahkan." Kaidah ini ditetapkan untu menjamin pelaksanaan ibadah umat Islam
terbebas dari belengg bid'ah. Di sisi lain, kaidah ini secara fundamental menolak taklid dan kultus individu.
Taklid adalah mengikuti tradisi, adat istiadat, kepercayaan dan pikiran, upacara-upacara atau apa yang telah
menjad kebiasaan keluarga, masyarakat dan suku bangsanya tanpa nala dan sikap kritis. Benih-benih taklid
berasal dari kecintaan warg terhadap leluhur atau pimpinan adat secara berlebihan, sehingg menganggap aturan
dan tradisi itu sebagai "Kebenaran mutlak yang tidak lekang oleh zaman. Akibatnya, orang yang taklid (mukollid)
biasanya menolak Kebenaran, menolak perintah Allah dengan berlindung dibalik tradisi nenek moyang. Dalam hal
ini Al-Qur'an memberikan peringatan yang keras:

Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Ikutilah apa yang telah diturunkan oleh Allah, mereka menjawab: '(Tidak)
tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. (Apakah mereka
akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat
petunjuk?". (Qs. Baqarah [2]: 170).
Penghormatan terhadap elit politik dan elit agama yang mengantarkan pada kultus individu (mempertuhankan
manusia) tidak mendukung pembangunan Indonesia modern yang menjunjung tinggi prinsip egalitarianism
Taklid dan kultus individu dapat dihindari dengan menelusuri kehidupan keberagamaan sampai sumber mata
airnya yakni Al-Kitab. Dalam tradisi Islam dinyatakan bahwa Islan adalah ajaran Tuhan yang dibawa oleh nabi
Muhammad dengan tujuan menghantarkan manusia pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam hal keagamaan,
nabi Muhammad menegaskan bahwa beliau meninggalkan dua pusaka, yakni Al-Qur'an dan hadits.
Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan Indonesia bertauhid kepada Allah adalah
bahwa prinsip tauhid merupakan landasan keyakinan utama dalam
kehidupan beragama masyarakat Indonesia. Tauhid mengajarkan
bahwa hanya Allah yang layak disembah dan dihormati, dan keyakinan
ini menciptakan dasar untuk kesatuan, toleransi, dan kerukunan
antarumat beragama di Indonesia. Keterbukaan terhadap keragaman
agama di negara ini tidak bertentangan dengan prinsip tauhid, karena
pada intinya, tauhid mengajarkan kasih sayang, keadilan, dan
perdamaian di antara seluruh ciptaan Allah
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai