Anda di halaman 1dari 10

BAB VI ALIRAN KEBATINAN DAN KEPERCAYAAN

A. LATAR BELAKANG SEJARAH


1. Masuknya Isllam Terakat

Agama islam yang masuk di Indonesia bukan lagi islam yang murni tetapi sudah di
pengaruhi ajaran misitik (tarekat). Terekat (jalan) adalah suatu aliran dan gerakan yang tumbuh
dalam masyarakat Islam dan Kehormatan yang diberikan orang kepada para pemimpinnya.
Aliran-aliran tersebut memkai nama menurut nama pemimpinnya. Pada umumnya tujuan terekat-
terekat itu adalah untuk mencapai hakikat Ketuhanan, yang biasanya di tempuh oleh para
anggota (murid-muridnya), dengan melakukan bai’at (janji) lebih dulu setelah memasuki terakat,
kemudian berusaha memasuki empat tingkat yaitu syari’ah (mempelajari hukum), tarekat
(menempuh cara-cara tertentu), ma’rifat (mengetahui ketuhanan) dan terakhir hakikat (kebenaran
yang tertinggi).

2. Politik Adu Domba

Selama penjajahan Belanda sebagian besar pemberontak rakyat terhadap Belanda


dilakukan oleh gerakan yang berlatar belakang kepemimpinan Islam yang di dukung kaum
terakat. Pihak Belanda untuk dapat menumpas gerakan perlawanan rakyat itu memperalat para
bangsa bangsawan pemuka adat, sehingga antara golongan adat dan agama di adu domba.

Setelah tidak ada lagi perlawanan rakyat, maka kehidupan terakat-terakat dan pendidikan
agama Islam di curigai. Begitu pula dilakukan politik adu domba antara penganut islam modern
(Muhammadiyah) yang diberi cap kaum Wahabi, dengan penganut Islam (Nahdlatul Ulama)
Ahlusunnah, yang di sebut kaum lama.

3. Zaman Kemerdekaan

Dimasa orde baru suasana berubah, umat Islam mereda dari pertikaian masalah ‘furu’ dan
‘khilafiyah’ yang diwarisi dari zaman Hindia Belanda, kemajuan pendidikan Islam telah
melahirkan sarjana-sarjana Islam yang menyadari pentingnya Persatuan Islam, diskusi-diskusi
ilmiah tentang Islam terus meningkat, tempat-tempat ibadah bertambah baik, umat beragama
diarahkan pada kerukunan seagama dan kerukunan antar agama. Sementara itu aliran
kepercayaan tumbuh berkembang dan menuntut kesamaan haknya dan kedudukannya dengan
agama yang resmi diakui, dan disana sini timbul masalah sosial keagmaan yang baru, misalnya
masalah pedukunan dan perkawinan.

4. Daerah Tempat Berkembangnya

Aliran-aliran kepercayaan itu sangat bergantung pada pendiri dan penggembalanya serta
pengaruhnya terhadap masyarakat. Kebanyakan pemimpin dan pengikutnya-pengikutnya
utamanya sudah tidak ada dan tidak lagi ada kegiatannya. Maka hilanglah aranya. Lain halnya
jika kepercayaan itu bertautan dengan adat budaya dari masyarkat bersangkutan misalnya seperti
kepercayaan masyarakat adat Batak sipelebegu yang nampaknya masih tetap bertahan.

B. DASAR HUKUM ALIRAN KEPERCAYAAN


1. Dasar Perundangan

Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 (1-2) dikata kan ‘Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa’. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Dengan berdasarkan pasal 29 UUD-1945 tersebut, maka pada dasarnya orang boleh meganut
aliran kepercayaan apa saja, boleh menjadi pendiri dan membawa ajaran kepercayaan, boleh
menjadi dukun dan kyai apa saja, dan boleh beribadat cara bagaimana saja, di dalam Negara
Republik Indonesia, sepanjang sikap tindaknya, sepak terjangnya, perilaku kegiatannya, tidak
bertentangan dengan Negara Pancasila, tidak menganggu ketertiban dan kemanan masyarakat
dan tidak berusaha melakukan kekacauan masyarakat atau melakukan pemberontakan terhadap
Negara Pancasila.

2. Dasar Haluan Negara

Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) TAP MPR.IV tanggal 22 Maret 1973 di
Jakarta, dikatakan bahwa:

a. Atas dasar kepercayaan Bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esamaka peri
kehidupan beragama dan peri kehidupan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di
dasarkan atas kebebasan menghayati dan mangamalkan Ketuhanan Yang Maha Esa
sesuai dengan falsafah Pancasila.
b. Pembangunan agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ditujukan untuk
pembinaan sussana hidup rukun di antara sesame umat beragama , sesame penganut
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diantara semua umat beragama dan semua
penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta meningkatkan amal dalam
bersama-sama membangun masyarakat.

3. Pengawasan dan Kebijaksanaan

Suatu hal yang kadang-kadang menimbulkan masalah dari pihak aliran kepercayaan,
bahwa mereka beranggapan bahwa aliran kepercayaan yang dianutnya merupakan agama yang
berdiri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan agama-agama resmi, sehingga mereka merasa
berhak melaksanakan tata cara perkawinan sendiri, melaksanakan sumpah dan melakukan acara
kematian menurut tata cara mereka sendiri.

Sebaliknya dari pihak Menteri Agama dengan suratnya tanggal 17 Juli 1980
No.B.IV/5996/1980 menyatakan:

a. Bahwa dalam Negara republic yang berdasarkan Pancasila tidak dikenai adanya tata
cara perkawinan, sumpah dan penguburan menurut aliran kepercayaan dan tidak
dikenal pula penyebutan ‘aliran kepercayaan’ sebagai ‘agama’ baik dalam Kartu
Tanda Penduduk maupun lainnya.
b. Bahwa orang yang beragama yang mengikuti aliran kepercayaan tidaklah kehilangan
agama yang dipeluknya. Oleh karena itu, tidak ada cara ‘Perkawinan menurut aliran
kepercayaan’ dan ‘sumpah menurut aliran kepercayaan’.

C. BEBERAPA MACAM ALIRAN KEPERCAYAAN


a) Agama Baha’i
a) Latar belakang berdirinya

Di Negara Iran ada seorang bernama Ali Muhammad As-Syaironzi pada tanggal 5
Jumadil Ula 1260 H (1844 M) mengangkat dirinya menjadi peuruh Tuhan dengan bergelar
‘Bab’ (pintu). Ia mengemukakan dan menyuruh agar semua orang bersiap-siap untuk
menerima kedatangan ‘Al-Mahdi Al-Munthadar’ yaitu nabi yang datang di muka bumi ini
mempersatukan umat manusia.

Setelah peristiwa tersebut pada tahun 1963 datang lagi seorang bernama Mat Husin
Al-Basyaro’I yang menyatakan dirinya sebagai nabi yang dikatan As-Syaronzi. Orang ini
berasal dari keturunan bangsawan Iran bernama Baha Ullah (kemuliaan Tuahan). Dari nama
tersebut asal nama agama Baha’i artinya agama Kemuliaan.

b) Kitab suci Baha’i

Kitab suci dalam agama Baha’I adalah berupa umpulan dari berbagai amanat Ali Muhammad
As-Syaironzi alias Bab dan ajaran-ajaran Baha’ulloh, yang semula terpisah-pisah dalam
beberapa buku dan catatan yang ditulis menggunakan bahasa arab dan parsi.

c) Dasar-dasar kepercayaan

Dasar-dasar kepercayaan dalam agama Baha’I ada lima macam, yaitu:

 Percaya keada Tuhan Yang Maha Esa


 Percaya kepada Nabi Baha’ullah
 Percaya bahwa manusia itu pada hakikatnya satu.
 Percaya bahwa semua agama itu bertujuan sama
 Percaya bahwa Bab adalah utusan istimewah Tuhan
d) Ajaran etika
a. Janganlah berperilaku yang membuat orang berduka cita.
b. Janganlah suka mengemukakan kesalahan orang lain.
c. Jangan mengucapkan satu katapun yang tidak baik tentang orang lain.
d. Berperilaku seolah-olah kita satu jiwa dalam banyak raga.
e. Usahakanlah kesembuhan bagi orang yang sakit, hiburlah orang yang dalam duka.
e) Kehidupan sesudah mati

Menurut agama Baha’I bahwa kehidupan di dunia ini adalah persiapan menghadapi
kehidupan dalam alam gaib yaitu alam roh yang tidak pernah mati. Pada dasarnya agma ini
tidak mengenal agama dan neraka. Apa yang dikatakan mereka surge adalah dekat dengan
Tuhan, sedangkan neraka berarti jauh drai Tuhan.
b) Paguyuban Sumarah
a) Latar belakang berdirinya

Pada suatu malam tahun 1935 R.Ng.Soekirnohartono mendapat ilham dari Yang
Ghaib agar ia mengajarkan ‘ilmu sumarah’ (ilmu tawakkal). Dikatakan bahwa pada mulanya
ia menolak, tetapi kemudian setelah ia mendapat penjelasan bahwa ia hanya sebagai ‘corong’
dengan ganjaran bahwa Indonesia akan merdeka, maka diterimalah tugas itu.

b) Tujuan Paguyuban

Tujuan bersifat pribadi:

 Ketentraman lahir dan bathin


 Kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat
 Kemuliaan keturunan

Untuk mencapai kedua tujuan tersebut maka Paguyuban mendidik para anggotanya untuk
menjadi Ksatria yang panca sifat.

a. Berbakti kepada nusa dan bangsa kalau perlu jiwa dikorbakan


b. Berwatak jujur
c. Berwatak rela dan ikhlas
d. Bersemangan gotongroyong disertai dengan kasih saying dan menyampingkan
kepentingan sendiri
e. Menyerahkan jiwa raga atau sumarah kepada lilahi
c) Ketuhanan dunia dan manusia

Menurut paham paguyuban sumarah ‘Allah’ itu ada yang senantiasa memerintah dan
menguasai dengan kata lain ‘Allah’ adalah dzat yang maha esa yang tempatna di dalam diri
manusia yang diwakili oleh Urip (hidup). Bagi orang Sumarah dunia ini hanya sebagai batu
ujian, karena Tuhan Yang Maha menentukan lulus tidak lulusnya manusia hidup di dunia.

c) Agama Pransuh
a) Latar belakang berdirinya
Sastrosuwignjo menyatakan dirinya sebagai nabi pada agama Pransuh, karena ia adalah
titisan Rama Rsi Pran-Suh (Tuhan) yang menjelma sebagai Rasul Dunia. Ketika hidupnya
samapi ia wafat pada tahun 1953 sikap perilakunya mirip Pastor Katolik yang suka memakai
jubah putih.

b) Kitab Agung Pandan Suci

Kitab ini merupakan induk kitab agama Pran-Suh dan sebagai tiang agama dan sumber
pengetahuan sepanjang masa.

c) Dasar kepercayaan
a. Percaya kepada Yang Maha Kuasa Tunggal, Rama Pran-Suh
b. Percaya kepada kenabian RPS Sastrosugwinjo sebagai titisan Rama Pran-Suh
c. Mengakui dan membenarkan kerasulan Nabi Muhammad dan nabi-nabi lainnya.
d. Melaksanakan kewajiban sembahyang dengan bersemedi setiap akan tidur.
e. Senantiasa mencari iham dengan semadi dan harus melaksanakan ilham yang di
dapatnya.
f. Setiap melakukan semadi harus berwudu (seperti islam) terlebih dahulu dan membaca
surat Al-Fatihah surat Al-Ikhlas dan Surat An-Naas.
d) Kematian

Menurut kepercayaan agama ini semua yang wafat tidak semuanya asuk surge, maka
sebelum arwah atau roh si mati masuk surge akan menempati bangunan rumah, batu-batu,
pohon-pohon besar, kuburan dan tempat-tempat yang angker.

4. Agama Sapta Darma


a) Latar belakang berdirinya

Ketika zaman revolusi kemerdekaan tahun 1947 seorang bernama Hardjo Sapoetra yang
iasa di panggil pak Saputro, berasa dan dilahirkan didesa Sanding Kawedanan Pare Kediri pada
tahun 1910. Pak putro ini memiliki pengetahuan ilmu dukun dapat megobato orang-orang .

b) Penuntun Agung Sri Gutama


Lambat laun pengikutnya bertambah banyak yang terdiri dari kalangan pemuda, para pegawai
negeri dan ada juga dari kalangan ABRI. Kepada para pengikutnya ia menyatakan bahwa ia
pernah mendapat ilham dari Tuhan agar ia menggunakan gelar ke-Nabian ‘Sri Gutama’ (Sri:
Pemimpin Gutama: Marga utama).

c) Pokok ajaran dan kitab suci


a. Setia kepada pancasila Tuhan, yaitu Yang Maha Agung, Maharahim, Maha adil,
Mahawesesa (Kuasa), dan yang langgeng (abadi).
b. Agar jujur dan setia hati, setia menjalankan undang-undang Negara
c. Ikut serta cancut tali wanda (siap sedia sewaktu-waktu) mempertahankan tegaknya
Negara, nusa dan bangsa
d. Menology siapa saja yang memerlukan dengan tidak mengharap balasan bantuan
apapun
e. Berani hidup dengan kepercayaan dan kekuatan diri sendiri
f. Yakin dan percaya bahwa dunia ini tidak langgeng owah gingsir (berubah-ubah),
cakra manggilingan (berputar seperti roda sekali di atas sekali dibawah).
5. Agama Jawa Asli Republik Indonesia
a) Latar belakag berdirinya

Aliran kepercayaan ini beranama Agama Djawa Asli Republik Indnesia (ADARI) dari
pendirinya adalah S.W Mangunwidjojo yang juga disebut Djojowulu dan kemudia berganti nama
Ki Mangunwasito.

b) Nabi ADARI dan Tujuanna


Tujuan ADARI adalah :
 Tidak menganut salah satu ideology politik
 Ajaran kebatinannya menuju Ketuhanan Yang Maha Esa yang asli dan kesempurnaan
hidup
 Mengadakan perkawinan sendiri, yang caranya harus ada persetujuan antara calon
mempelai pria dan wanita dengan mufakat dari wakil kdua pihak, disaksikan oleh
pimpinan ADARI setempat dan diberikan surat keterangan kawin dengan membayar
Rp 8.50,
 Setiap hari ahad mengadakan seamatan yang disebut rasulan
 Tidak menarik iuran
6. Kawulan Warga Naluri
a) Latar belakang berdirinya

KWN Adalah suatu perkumpulan ngemu kebatinan yang suah berdir sejak zaman colonial,
terutama di daerah cilacap, di beberapa tempat dalam keresidenan Bnayumas dan juga di
Ciamis Jwa Barat.

b) Tujuan dan Kewargaan KWN


Untuk mecapai tujuan tersebut, kekeluargaan akan menempuh jalan, yaitu:
a. Menginsafi warganya akan:
 Ketetapan imannya terhadap Tuhan
 Kedudukannya sebagai tilah
 Kewajibannya sebagai kepaala rumah tangga
 Kewajibannya sebagai anggota masyarakat
 Kewajiban sebagai warga Negara Republik Indonesia
b. Memimpin akan rapatnya persaudaraan yang sebaik-baiknya.
c. Dan lain-lainnya yang dianggap perlu.
7. Paguyban Ngesti Tunggal
a) Latar belakang berdirinya

Raden Sunarto Merlowedoyo pada tanggal 20 mei 1949 mendirian suatu paguyuban di
Widuran Surakarta degan nama Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu) yang berarti persatuan
untuk menuntut bersatu.

b) Sangsaka Jati dan Tripurusa

Kitab suci ada 7 buku yaitu:

 Buku kesatu, tentang Satlah Sila atau kedelapan sila


 Buku kedua, tentang Paliwara atau larangan-laranagan
 Buku ketiga, tentang gumelaring dumadi atau terhamparnya alam
 Buku keempat tentang tunggal sabda atau satu titah
 Buku kelima, tentang dalam rahayu atau jalan keselamatan
 Buku keenam, tentang asal dan tujuan
 Buku ketujuh, tentang penambah atau hubungan dengan Tuhan
8. Ngelmu Beja-Mulur Mungkret
a) Latar belakang berdirinya
Pendiri:
 Ki Sutatmo Surykusumo
 Ki Tjokrodirdjo
 Ki Suryo Putro
 Ki Sutopo Wonboyo
 Ki Hajar Dewantara
 Ki Prawiri Wiworo
 Ki Prono Wijoyo
 Ki Suryo Mantaram
b) Buku-buku dan Ajarannya
 Kawruh Windu Kencana
 Dudu Kowe
 Kawh Laki Rabi
 Jiwa Ngayogyakarta
 Rasa Pancasila
 Jiwa Persatuan
 Jimat Perang
 Aku Iki Wong Apa
9. Ilmu Sejati Prawiro Sudarso

Di Indonesia banyak terdapat ajaran-ajaran ilmu kebatinan yang disebut ilmu sejati atau
Ngelmu Sejati, terutama di daerah Jawa Tengah dengan pendiri ataun penganjur dan ajaran
yang berlainan. Misalnya yang disebut Ngelmu sejati atau Ngelmu Hakikat di daerah
Cirebon yang berasal dari babad para Wali Cirebon atau juga yang disebut Ngelmu Sejati
Syeikh Siti Jenar yang mirip dengan ajaran Al-Hallaj di Bagdad.

10. Paguyuban Pembuka Das Sanga


Paguyuban ini agak mempunyai hubungan erat dengan ajaran kebatinan yang disebut Budi-
Budi Jawa Mata Siji dan Perkumpulan Kemanusiaan. Pelajarannya diuraikan degan bahasa
jawa yang pada pokoknya menguraikan tentang kejadian manusia. Bahwa manusia terjadi
dari empat unsure, yaitu tanah, air, api dan roh.

Anda mungkin juga menyukai