Anda di halaman 1dari 5

Teknik Wiring

Pendahuluan

Trauma dapat menyebabkan gigi-gigi berubah posisi. Goyang dan bahkan lepas

dari soketnya. Hal ini sering terjadi pada gigi-gigi anterior, baik rahang atas

maupun rahang bawah. Sebagia tindakan penanggulangan untuk keadaan ini dapat

dilakukan fiksasi-imobilisasi gigi, dengan cara paling sederhana adalah

mengikatnya (ligasi) dengan kawat dan diperkuat dengan pemasangan archbar.

Mula-mula setelah persiapan oeprasi dilalui, gigi dikembalikan ke posisi semula

(reposisi) kemudian dilakukan pengikatan (ligasi) dengan kawat dengan berbagai

teknik pengikatan. Teknik ligasi yang umum dilakukan adalah ligasi intedental

teknik simple essig wiring untuk indikasi fraktur alveolar. Untuk memperoleh

fiksasi yang kokoh dapat dilakukan dengan bantuan pemasangan archbar. Ada

beberapa teknik wiring antara lain:

1. Essig Wiring
Lilitkan kawat panjang mengelilingi gigi-gigi, melalui; misalnya : 13 s/d 23.

Lilitan dimulai dari distal gigi 13 bagian bukal, s/d distal gigi 23, kemudian

menembus interdental distal gigi 23 s/d bagian lingual, selanjutnya kawat ditarik

kembali sepanjang lingual s/d bagian distal gigi 13, menembus interdental 13

tembus ke bagian bukal dan bertemu dengan ujung kawat asalnya dan dieratkan di

distobukal gigi 13. Ambil sepotong kawat pendek tembuskan melalui interdental

gigi dari bukal ke lingual tepat di atas kawat panjang bukal & lingual, kemudian

belokkan ke bawah dan kembali menembus interdental tepat di bawah kawat

panjang bagian libgual & bukal s/d bertemu dengan ujung kawat di bukal dan

dieratkan Selanjutnya untuk lebih mempererat fiksasi, maka di setiap interdental

gigi-gigi antara 13 & 23 dieratkan masing-masing dengan sepotong kawat.

2. “eyelet methode wiring”/”ivy loop”

Kawat dililitkan pada dua gigi saja, yakni, misalnya; gigi 46 & 47 yg dimulai pada

sepanjang bagian bukal gigi-gigi tsb, kemudian mengelilingi gig 47 dari bagian

distal, lingual dan masuk ke interdental di bagian mesial gigi 47, tembus ke

bagian bukal tepat di bawah kawat bagian bukal. Selanjutnya kawat dibelokkan

lagi ke interdental mengelilingi kawat bukal dan melewati bagian atasnya hingga

menembus kembali interdental, mengelilingi bagian distal, lingual dan menembus


interdental bagian mesial gigi 46 hingga bertemu dengan ujung kawat di bagian

bukal. Akhirnya kedua ujung kawat tadi dieratkan dan untuk lebih memperketat

fiksasi, maka belokan kawat di interdental gigi 46 & 47 dipuntir,dieratkan sesuai

kebutuhan.

3. Stout Continous Loop

Merupakan pengulangan dari Eyelet atau Ivy Loop. Fiksasi bersambung dari

Eyelet atau Ivy Loop yg melibatkan lebih dari dua gigi sehingga diperoleh

puntiran interdental lebih dari satu. Teknik continuous ini paling sering digunakan

fiksasi interdental, sedangkan simple Eyelet atau Ivy Loop lebih sering digunakan

untuk fiksasi intermaksilar. Teknik Continuous Eyelet atau Ivy Loop yg dibuat

dgn bantuan kawat besar atau selang untuk memperoleh puntiran interdental yg

simetris.
Pemasangan Arch Bar
Bentuk ArchBar menyerupai lengkung gigi (A), pasang ke dalam mulut, sesuaikan

posisi dan bentuknya sesuai lengkung gigi (B). Bentuk ujung archbar sesuai

kontur gigi terakhir (C). Pasang lagi ke dalam mulut dan ligasi dengan kawat

splint pada setiap gigi.


Cara ligasi dengan kawat splint pada setiap gigi saat pemasangan arch bar

Kawat splint diikat dengan cara diputar searah jarum jam, ujung kawat yang

terlalu panjang dipotong pendek dan dibengkokan ke arah embrasure gigi.

Anda mungkin juga menyukai