Anda di halaman 1dari 17

MATERI MINGGU KE-6

PENG. TEKNOLOGI & SIM-1

KONSEP DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN


MANAJEMEN
KARAKTERISTIK INFORMASI
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen
membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen dengan kegiatan
yang berbeda-beda, dibutuhkan informasi dengan karakteristik yang berbeda pula. Karakteristik
informasi ini antara lain :
1. Kepadatan Informasi.
Untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci (detail) dan
kurang padat, karena terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedangkan untuk
manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang semakin
tersaring (terfilter), lebih ringkas dan padat.
2. Luas Informasi.
Untuk manajemen bawah karakteristik informasi adalah terfokus pada suatu masalah
tertentu, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang khusus. Untuk
manajer tingkat tinggi, membutuhkan karakteristik informasi yang semakin luas, karena
manajemen atas berhubungan dengan masalah yang luas.
3. Frekuensi informasi.
Untuk manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterimanya adalah rutin, karena
digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang terstruktur dgn pola yang
berulang-ulang dari waktu ke waktu. Manajem tingkat tinggi, frekuensi informasinya adalah
tidak rutin atau ad-hoc (mendadak), karena manajemen atas berhubungan dengan
pengambilan keputusan tidak terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.
4. Jadwal Informasi.
Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang diterimanya mempunyai jadwal atau skedul
yang jelas dan periodik karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang
terstruktur. Untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, jadwal informasi adalah tidak
terjadwal karena manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak
terstruktur.
5. Waktu Informasi.
Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah informasi historis,
karena digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian operasi yang memeriksa tugas-
tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat tinggi, waktu informasi lebih ke
masa depan berupa informasi prediksi karena digunakan untuk pengambilan keputusan
strategik yang menyangkut nilai masa depan.
6. Akses Informasi.
Manajemen tingkat bawah membutuhkan informasi yang periodenya jelas dan berulang-
ulang, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi yang memberikan dalam
bentuk laporan periodik. Dengan demikian akses informasi untuk manajemn tingkat bawah
tidak dapat secara on-line, tetapi dapat secara off-line. Sebaliknya untuk manajemen yang
lebih tinggi tingkatannya, periode informasi yang dibutuhkan tidak jelas, sehingga manajer-
manajer tingkat atas perlu disediakan akses on-line untuk mengambil informasi kapan pun
dibutuhkan.
7. Sumber Informasi.
Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian internal perusahaan,
maka manajer-manajer tingkat bawah lebih membutuhkan informasi dengan data yang
bersumber dari internal perusahaan sendiri. Akan tetapi manajer-manajer tingkat atas lebih
berorientasi pada masalah perencanaan strategik yang berhubungan dengan lingkungan luar
perusahaan, sehingga membutuhkan informasi dengan data yang bersumber pada eksternal
perusahaan. Penelitian Jones dan McLeod (1980) menunjukkan bahwa pengendalian tingkat
atas menerima informasi eksternal sebesar 48%.
PERAN MANAJEMEN
Menurut Henry Mintzberg, ahli manajemen dari Kanada, manajer mempunyai beberapa peran
yang diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu :
1. Peran Hubungan Personal (Interpersonal) yaitu peran dalam hubungan personal, antara
manajer dengan orang-orang disekitarnya dalam tujuan untuk melakukan pengawasan dan
pengarahan tugas. Peran ini terdiri dari figur :
a. Figur Kepala (Figure Head) : manajer mewakili organisasi untuk kegiatan-kegiatan di luar
organisasi, manajer sebagai simbol dalam acara-acara yang berhubungan dengan
perusahan atau organisasi
b. Pemimpin (Leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi dan
mendukung bawahan-bawahannya, sebagai pemimpin yang dapat memberikan contoh
serta motivasi kepada orang-orang di sekitarnya, terutama ketika terjadi suatu masalah
yang memerlukan penyelesaian secara segera.
c. Penghubung (Liaison) : manajer menghubungkan personal-personal di semua tingkatan
manajemen (internal perusahaan atau organisasi) dengan pihak ekstrenal yang
berkepentingan.
2. Peran Informasi (Informational) yaitu mencakup kemampuan dan ketersediaan akses bagi
manajer untuk memperoleh informasi baik dari dalam maupun luar organisasi atau
perusahaan, untuk kemudian diolah dan disalurkan pada orang-orang di sekitarnya untuk
mendukung kinerja masing-masing. Manajer berperan sebagai :
a. Pusat saraf/Pemantau (Nerve Center) : manajer berperan dalam melakukan pengawasan,
pemantauan, serta pengumpulan kejadian atau informasi yang terjadi, baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk menerima informasi yang paling mutakhir.
b. Penyebar (Disseminator) : menyebarkan informasi yang tepat kepada orang-orang di
organisasi yang membutuhkan informasi tersebut untuk kepentingan pekerjaannya.
c. Juru bicara (Spokesman) : juru bicara yang secara khusus mewakili bagian atau divisi yang
dipimpinnya dan secara umum mewakili organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang dimilikinya.
3. Peran Keputusan (Decisional) yaitu kemampuan manajer dalam mengambil keputusan, baik
ditentukan secara individu maupun berdasarkan keputusan bersama, dengan
mempertimbangkan tujuan organisasi atau perusahaan, strategi serta sumber daya yang
dimiliki. Peran ini dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Kewirausahaan (Entrepreneur) : peran manajer dalam mencari peluang dalam organisasi
dan lingkungan serta berinisiatif memprakarsai proyek-proyek yang dibutuhkan agar
tercipta perubahan ke arah yang lebih baik.
b. Penyelesai masalah (Disturbance Handler) : peran manajer untuk bertanggung jawab
terhadap tindakan korektif yang diperlukan oleh organisasi atau perusahaan ketika terjadi
gangguan atau kesalahan yang penting dan tidak terduga yang berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan atau organisasi secara keseluruhan.

c. Pengalokasian sumber daya (Resource Allocator) : peran manajer dalam membuat atau
menyetujui keputusan-keputusan organisasi atau perusahaan terhadap pengalokasian
sumber daya yang dimiliki agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal,
dengan mempertimbangkan prinsip pengalokasian secara efektif dan efisien.
d. Negosiator (Negotiator) : jika terjadi konflik di dalam organisasi maka manajer berperan
dalam melakukan negosiasi yang diperlukan untuk memastikan rencana dan strategi yang
ditentukan dalam proses perencanaan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan
kepentingan pihak-pihak yang bersangkutan.

Peran-peran Manajerial

Peran Deskripsi Contoh Kegiatan

Berkaitan dengan Hubungan Antar Pribadi

Pemimpin Diperlukan untuk Menerima tamu,


Lambang (figurehead) menjalankan sejumlah menghadiri
kewajiban rutin yang perkawinan
bersifat legal dan sosial karyawan, upacara
seremonial,
penandatangan
dokumen resmi.

Pemimpin (leader) Bertanggung jawab Mengatur, mendidik,


untuk memotivasi dan memberikan
mengaktifkan bimbingan, nasehat
bawahan, bertanggung kepada bawahannya.
jawab untuk menyusun
posisi
karyawan (staffing),
melatih tugas-tugas
yang terkait.

Perantara (Liaison) Memelihara suatu Membalas surat,


jaringan kontak Melakukan negosiasi
eksternal yang mampu dengan pihak luar,
berkembang dan seperti rekanan,
memberikan dukungan pemerintah, dan lain
baik moral, materi, dan sebagainya.
informasi.
Berkaitan dengan Peranan Informasional

Pemantau (Monitor) Mencari dan menerima Membaca terbitan-


beraneka ragam terbitan periodik
informasi untuk dan laporan-laporan,
mengembangkan serta memelihara
pemahaman yang kontak pribadi.
menyeluruh terhadap
organisasi dan
lingkungannya.
Menjadi pusat
informasi, baik internal
dan eksternal
organisasi.

Penyebar (disseminator) Meneruskan informasi Mengadakan


yang diterima dari pertemuan-
orang luar atau dari pertemuan untuk
bawahan kepada maksud
anggota organisasi. informasional,
Beberapa informasi menelepon untuk
dapat berupa fakta, meneruskan
atau memerlukan informasi.
interpretasi dan
integrasi dari berbagai
posisi nilai dari
pengaruh organisasi.

Juru Meneruskan informasi Menyelenggarakan


Bicara (Spokesperson) kepada orang luar rapat dewan, atau
mengenai rencana, memberikan
kebijakan, tindakan, informasi ke media.
dan hasil organisasi.

Berkaitan dengan Pengambilan Keputusan

Wirauasaha Mencari kesempatan- Rapat strategi dan


kesempatan dalam peninjauan ulang
(Enterpreneur) organisasi dan yang melibatkan
lingkungannya setai prakarsa atau
memprakarsai rancangan proyek
“proyek-proyek perbaikan.
perbaikan” untuk
memberikan
perubahan positif pada
organisasi.
Pengendali Bertanggung jawab Mengorganisasikan
Gangguan (Disturbance atas tindakan korektif strategi dan
Handler) bila organisasi mengkaji ulang yang
menghadapi gangguan melibatkan
mendadak dan penting. gangguan dan krisis
yang dialami
organisasi.

Pengalokasi Sumber Bertanggung jawab Penjadwalan,


daya (Resources terhadap alokasi permintaan
Allocation) sumber daya organisai, otoriasasi,
baik dalam proses menyelenggarakan
pelakasnaan, kegiatan yang
penyusunan, dan melibatkan anggaran
persetujuan seluruh dan program kerja
bagian organisasi. bawahan.

Perunding (Negotiator) Bertanggung jawab Berperan serta


mewakili organisasi dalam komunitas,
pada perundingan- dan perundingan
perundingan penting. kerja sama dengan
pihak luar.

Untuk menjalankan peranannya, manajer-manajer di organisasi membutuhkan sistem informasi


yang dapat digunakan oleh manajer-manajer untuk mendukung kegiatan dan perannya.

Peran Manajer Sistem Informasi


1. Peran Interpersonal :
a. Figurehead Sistem Informasi Eksekutif, Sistem Informasi
Manajemen.
b. Leader Sistem Informasi Eksekutif, Sistem Informasi
Manajemen.
c. Liaison Sistem Otomatisasi Kantor.
2. Peran Informasi :
a. Nerve Center Sistem Informasi Manajemen.
b. Disseminator Sistem Otomatisasi Kantor (e-mail, web-site).
c. Spokesman Sistem Informasi Manajemen.
3. Peran Keputusan :
a. Enterpreneur Sistem Informasi Manajemen.
b. Disturbance Handler Sistem Informasi Manajemen.
c. Resource Allocator Decision Support System (DSS).
d. Negotiator Sistem Informasi Manajemen.
TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan bukan proses satu aktivitas saja, tetapi melewati beberapa aktivitas.
Herbert Simon (1960), ahli kognitif pemenang nobel, memperkenalkan empat aktivitas dalam
proses pengambilan keputusan, yaitu :
1. Intelligence adalah tahap pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan
permasalahannya, informasi yang dikumpulkan dapat diperoleh dari sistem informasi
manajemen.
2. Design adalah tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif-alternatif pemecahan
masalah, tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan decision support system yang
memberikan banyak alternatif pilihan solusi yang dapat dipilih.
3. Choice adalah tahap memilih solusi dari alternatif-alternatif yang disediakan, tahap ini juga
dapat dilakukan dengan memilih alternatif-alternatif solusi yang disediakan oleh decision
support system.
4. Implementation adalah tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.
Tahapan Pengambilan Keputusan dan Sistem lnformasinya

Tahapan Pengambilan Keputusan Sistem lnformasi

Intelligence Sistem informasi manajemen


Design Decision Support System
Choice Decision Support System
Implementation -

Keputusan – keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 jenis,


antara lain ( Herbert A. Simon ) :
✓ Keputusan Terprogram : keputusan yang bersifat berulang dan rutin, sedemikian
hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan
tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali
terjadi.
✓ Keputusan Tak Terprogram : keputusan yang bersifat baru, tidak terstruktur dan
jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini
karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak
terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan
perlakuan yang sangat khusus.
SISTEM-SISTEM INFORMASI DI FUNGSI-FUNGSI ORGANISASI
Sistem-sistem informasi dapat diterapkan secara internal dan eksternal perusahaan. Secara
eksternal, sistem-sistem informasi yang ada ditarik ke luar menjangkau ke pemasok dan
pelanggan. Secara internal, sistem-sistem informasi dapat diterapkan di dalam fungsi-fungsi
organisasi atau di tingkatan-tingkatan organisasi.
Tergantung dari perusahaannya jika struktur organisasi didasarkan pada fungsi-fungsi
organisasinya, maka unit-unit di perusahaan dikelompokkan ke dalam beberapa fungsi atau
departemen seperti akuntansi, keuangan, pemasaran, produksi, sumber daya manusia, dll.
Konsep sistem informasi yang terdiri dari enam komponen yaitu : input, model, ouput,
teknologi, basis data dan kontrol yang jika diterapkan ke dalam fungsi :
• Akuntansi akan menjadi Sistem Informasi Akuntansi (AIS).
• Keuangan akan menjadi Sistem Informasi Keuangan (FIS).
• Pemasaran akan menjadi Sistem Informasi Pemasaran (MIS).
• Produksi akan menjadi Sistem Informasi Produksi (PIS/MIS).
• Sumber daya manusia akan menjadi Sistem Informasi Sumber daya manusia (Human
Resource Information System).
• Dll.
Sistem-sistem informasi ini dikenal dengan nama Sistem Informasi Manajemen (MIS).
SISTEM-SISTEM INFORMASI DI TINGKATAN ORGANISASI
Seiring dengan perkembangan teknologi dalam dunia bisnis, sistem informasi manajemen sangat
dibutuhkan untuk membantu kegiatan bisnis agar tetap bisa berjalan dengan baik. Hampir di
setiap bidang pasti membutuhkan sebuah sistem yang dapat mengontrol dan mengurus sebuah
informasi dengan baik dan rapi.
Tujuan dari pembuatan sebuah sistem informasi yang paling utama adalah untuk membantu
aktivitas bisnis dan pekerjaan manusia. Sehingga dapat diimplementasikan secara lebih tersistem
dan terstruktur.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sekelompok atau sekumpulan proses dimana data
dapat diolah, dianalisis, dan ditampilkan supaya data tersebut menjadi berguna untuk kebutuhan
pengambilan suatu keputusan.
Sistem ini merupakan alat yang sangat berguna untuk menunjang dan mengendalikan operasi
perusahaan.
Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk mengumpulkan dan mengatur semua data dari
berbagai tingkat perusahaan, meringkas, kemudian memfasilitasi dan meningkatkan kualitas dari
pengambilan keputusan untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas sebuah
perusahaan.
Sistem ini berbasis komputer dan dapat berupa lembar excel atau platform yang lebih kompleks.
Selain itu data dapat diakses dan diolah secara internal maupun eksternal. Sehingga, sistem
informasi yang digunakan lebih efisien dan produktif.
Fungsi Sistem Informasi Manajemen pada Bisnis
Sistem ini sangat dibutuhkan karena memiliki tingkat kompleksitas tinggi dalam organisasi bisnis.
Apabila tidak memiliki informasi yang tepat, maka tidak akan ada organisasi maupun bisnis yang
dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik.
Setiap pengambilan keputusan dari bisnis maupun organisasi harus berdasarkan informasi yang
relevan dan telah terverifikasi. Jika tidak memiliki informasi yang relevan maupun terverifikasi,
maka bisnis yang dijalankan dapat mengalami kerugian yang besar dan produktivitas akan
menurun.
Fungsi dari SIM pada bisnis:
1. Membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Sebuah sistem tentu harus berdasarkan informasi yang relevan dan dari sumber yang valid.
Informasi tersebut haruslah mengandung sebuah fakta agar proses pengambilan keputusan
berjalan dengan baik. Dengan adanya sistem informasi manajemen dalam bisnis, maka
pengambilan keputusan akan lebih mudah dan terstruktur dengan baik.
2. Membantu dalam menemukan suatu masalah
Seperti yang telah diketahui, sistem ini akan memberikan informasi yang relevan dalam setiap
aspek kegiatan. Apabila terdapat kesalahan pada manajemen, maka informasi pada SIM akan
memberikan solusi pada permasalahan tersebut.
3. Membantu dalam hal membandingkan kinerja bisnis
Di dalam sistem ini juga menyimpan history data dan menyimpan data dalam sebuah basis
data (database). Sehingga pada sistem informasi manajemen dapat membandingkan kinerja
bisnis anda dengan lebih mudah dan cepat.
4. Membantu dalam hal koordinasi antar departemen
Terkadang, di beberapa perusahaan bisnis memiliki beberapa departemen dan menjalankan
tugas masing – masing. Sehingga perlu adanya sebuah sistem yang dapat mengkoordinasikan
tiap departemen dengan baik. SIM disini, memiliki kemampuan untuk membantu koordinasi
masing – masing departemen.
Pertukaran informasi menjadi lebih baik dan cepat dengan manajemen yang terstruktur.
Hubungan yang sehat akan terbentuk pada setiap orang dalam departemen satu dengan
departemen yang lain dalam pertukaran informasi.
Tahapan Proses Manajemen
1) Perencanaan.
Proses yang pertama merupakan tahap formulasi yang disusun secara terperinci untuk
mencapai tujuan akhir dan termasuk ke dalam aktivitas manajemen. Tahapan dari
perencanaan memiliki persyaratan untuk menetapkan tujuan dan mengidentifikasi metode
untuk mencapai sebuah tujuan (objective).
2) Pengendalian
Tahap yang kedua masuk ke dalam proses pengendalian, dimana setelah rencana berhasil
dibuat, selanjutnya masuk pada proses implementasi rencana tersebut. Peran dari manajer
dan karyawan adalah memonitoring pelaksanaannya supaya berjalan dengan lancar dan
semestinya.
3) Pengambilan Keputusan
Tahapan yang terakhir, akan dilakukan proses pemilihan diantara berbagai berbagai alternatif
pilihan. Fungsi dari manajerial berperan sebagai penghubung antara proses perencanaan dan
pengendalian. Seorang manajer harus bisa antara tujuan serta metode untuk melaksanakan
tujuan tersebut.
Komponen Sistem Informasi Manajemen
Sebuah sistem informasi manajemen perlu dibangun dengan beberapa komponen yang saling
berkaitan dan memiliki pengaruh terhadap informasi satu dengan informasi yang lain.
Perancangan sebuah SIM melibatkan komponen berikut:
1. Manusia
Di dalam sebuah SIM, manusia merupakan peranan yang sangat penting. Peran dari manusia
sendiri adalah merancang, mengolah, mengoperasikan, membangun, dan menggunakan
sistem tersebut.
Sehingga informasi yang dihasilkan pada SIM akan memberikan manfaat bagi manusia dan
bisnis yang dijalankan. Sumber daya manusia sangat diperlukan agar terciptanya sebuah
sistem yang berjalan dengan baik dan semestinya.
2. Informasi
Sistem informasi manajemen dibuat oleh manusia untuk menghasilkan informasi dari data
yang bersifat mentah sehingga menjadi data yang dapat diolah dan dapat berguna bagi bisnis.
Informasi yang berguna disini adalah informasi yang relevan, dapat dibandingkan, memiliki
akurasi tinggi, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Informasi yang telah memenuhi syarat diatas, akan memberikan manfaat yang besar bagi
manusia serta bisnis yang dijalankan. Pengolahan data dan informasi akan lebih mudah dan
teruji apabila dalam bisnis yang dikembangkan menggunakan SIM yang tepat.
3. Sistem
Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem besar dimana terbentuk dari beberapa
subsistem yang berbeda tugasnya, tetapi saling terhubung dan terintegrasi. Subsistem dalam
sistem informasi manajemen bertugas untuk mengumpulkan, mengolah, dan
menyempurnakan data sehingga menghasilkan sebuah informasi.
4. Organisasi manajemen
Setiap usaha dan bisnis membentuk organisasi manajemen untuk mencapai tujuan dari usaha
dan bisnisnya. Fungsi dari organisasi manajemen sendiri adalah untuk mengorganisir,
melaksanakan, merencanakan, dan mengontrol operasional perusahaan atau organisasi.
5. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dapat diambil apabila bisnis tersebut memiliki informasi yang
relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Seorang pebisnis maupun pengusaha tidak dapat
mengambil keputusan dengan baik apabila tidak adanya SIM sebagai wadah untuk mengelola
informasi.
Dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan untuk mengambil sebuah keputusan adalah
menggunakan sistem informasi manajemen. Selain itu, informasi juga harus bersifat relevan
dan mengandung fakta serta tidak ada unsur rekayasa.
Jenis Laporan yang Dihasilkan
Pada umumnya, sistem informasi manajemen digunakan untuk menyimpan data dan membuat
laporan yang akan digunakan oleh profesional bisnis sebagai analisis dan membuat keputusan.
Berikut setidaknya terdapat tiga jenis laporan yang dihasilkan dari SIM:
▪ Real – Time
Jenis laporan yang pertama berupa real – time atau dapat diartikan bahwa laporan
tersebut dapat dimonitoring secara langsung. Laporan jenis ini biasanya digunakan dalam
bisnis untuk melihat setiap perubahan pada informasi secara langsung serta tidak ada
batasan waktu.
Seperti halnya, seorang kepada customer service yang memonitoring lonjakan volume
panggilan sehingga dapat menyelesaikan permasalahan tersebut secepatnya. Dengan
laporan jenis real – time ini juga dapat meningkatkan produktivitas dari bisnis yang anda
jalankan.
▪ Ad – Hoc
Laporan ini hanya dibuat satu kali oleh pengguna untuk menjawab pertanyaan. Jika
laporan tersebut berguna, maka anda dapat mengubah laporan tersebut menjadi laporan
terjadwal.
Laporan jenis ini hanya bisa digunakan sekali dan berfungsi untuk membuat laporan
dalam jangka waktu yang pendek. Di dalam sebuah bisnis dibutuhkan sistem yang dapat
mengelola laporan secara cepat dan oleh sebab itu, sangat cocok untuk menggunakan ad
– hoc.
▪ Dijadwalkan
Laporan yang ketiga merupakan laporan yang dibuat secara berkala. Laporan terjadwal
memungkinkan perusahaan atau organisasi untuk mengelola data secara berkala dari
waktu ke waktu. Pemohon telah menyediakan untuk menarik dan mengatur data.
Contoh dari laporan yang dijadwalkan adalah seorang distributor dapat membandingkan
angka penjualan dari toko yang berbeda dan menggunakan parameter yang berbeda. Hal
tersebut dapat meningkatkan keuntungan dari bisnis serta dapat memonitoring kondisi
pasar bisnis dengan baik.
Kategori Management Information System (MIS)
1. Business Intelligence System (BIS)
Kategori ini biasanya akan digunakan oleh perusahaan yang membuat sistem keputusan
bisnis berdasarkan pengumpulan, integrasi, dan analisis data serta informasi yang berhasil
dikumpulkan. Sistem ini mempunyai kesamaan dengan EIS, namun hanya manajer dan
eksekutif tingkat bawah yang menggunakan BIS.
2. Executive Information System (EIS)
Manajemen tingkat senior lebih sering menggunakan EIS untuk membantu dalam membuat
keputusan untuk mempengaruhi organisasi. Hal yang perlu dipersiapkan oleh eksekutif
adalah data dengan tingkat akurasi yang tinggi dan memiliki kemampuan untuk membaca
data secara tepat dan akurat.
3. Customer Relationship Management (CRM)
CRM menyimpan berbagai informasi mengenai pelanggan, meliputi penjualan, informasi
kontak, serta peluang pendapatan yang diperoleh. Departemen pemasaran, layanan
pelanggan, business analyst, dan tim penjualan akan sering untuk menggunakan sistem CRM.
4. Sales Force Automation System (SFA)
Komponen khusus dari sistem SFA ini mampu untuk mengotomatisasikan banyak tugas yang
dilakukan oleh tim atau departemen penjualan. Komponen tersebut mencakup manajemen
kontak, pelacakan (tracking), pembuatan kontak, hingga manajemen pemesanan (order).
5. Financial Accounting System (FAS)
Untuk kategori ini dikhususkan bagi tiap departemen yang bergerak di bidang akuntansi dan
keuangan. Contoh tugas yang dilakukan adalah menghitung hutang dagang (AP) dan piutang
dagang (AR).
6. Knowledge Management System (KMS)
Sebuah layanan pelanggan dapat memanfaatkan KMS untuk menjawab setiap pertanyaan,
serta memberikan solusi dari permasalahan yang ada.
7. Marketing Information System (MkIS)
Tim pemasaran (marketing) menggunakan MkIS untuk dapat melaporkan efektivitas dari
proses pemasaran yang telah dilakukan. Selain itu, juga dimanfaatkan sebagai data yang
dapat dianalisa untuk membantu marketing di masa yang akan datang.
8. Supply Chain Management System (SCM)
Contoh perusahaan yang menggunakan SCM adalah bisnis retail dan manufaktur, yang mana
digunakan untuk melacak aliran sumber daya, bahan dan layanan mulai awal pengembangan
hingga proses pengiriman atau distribusi produk.
9. Transaction Processing System (TPS)
Point of Sale (POS) juga termasuk ke dalam TPS, dimana sistem tersebut dapat
memungkinkan wisatawan dapat mencari hotel atau tempat penginapan secara cepat dan
berkualitas. Tugas seorang karyawan disini adalah menggunakan data sebaik mungkin untuk
melaporkan tren penjualan secara bertahap.
10. Human Resource Management System (HRMS)
Kategori yang terakhir ini, digunakan untuk melakukan pencatatan kinerja dari karyawan,
serta menyusun laporan data gaji pegawai.
Contoh Sistem Informasi Manajemen :

1. Enterprise Resource Planning (ERP)


Untuk sistem ini sangat sering digunakan oleh perusahaan besar. Tidak menutup
kemungkinan, perusahaan kecil maupun rintisan juga dapat menggunakan sistem
ini. ERP sendiri digunakan untuk memanajemen dan mengelola data yang terintegrasi antar
unit dalam perusahaan.
2. Supply Chain Management (SCM)
Sistem ini sangat bermanfaat bagi pihak manajemen untuk melakukan integrasi data.
Contohnya seperti manajemen suplai bahan baku dimulai dari pemasok, produsen, pengecer,
hingga konsumen.
3. Transaction Processing System (TPS)
Sistem yang selanjutnya adalah TPS yang berfungsi untuk melakukan proses data dalam
jumlah besar serta transaksi yang besar dan dilakukan secara rutin. Sistem ini sangat cocok
untuk bisnis yang bergerak dalam hal keuangan seperti inventaris, bank, dll.
4. Office Automation System (OAS)
Sistem yang keempat adalah OAS yang digunakan untuk mempermudah dan memperlancar
komunikasi antar departemen dalam satu perusahaan. Kemudian, dapat mengintegrasikan
antar server dalam perusahaan. Contohnya adalah penggunaan email.
5. Informatic Management System (IMS)
Dalam sistem ini mendukung proses spektrum tugas dalam organisasi. Yang dimaksud
spektrum disini adalah menggabungkan beberapa tugas menjadi satu dan saling terintegrasi.
Selain itu, IMS juga dapat menyatukan beberapa fungsi informasi dengan program
komputerisasi seperti e – procurement. Sistem ini sangat cocok untuk menganalisis sebuah
informasi untuk mengambil keputusan.
6. Knowledge Work System (KWS)
Sistem yang satu ini lebih mengarah dalam hal mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam
sebuah organisasi atau entitas. Pengetahuan maksudnya adalah sebuah hal baru yang dapat
meningkatkan produktivitas dalam bisnis yang dijalankan.
7. Group Decision Support System (GDSS) dan Computer – Support Collaborative Work System
(CSCWS)
GDSS sendiri merupakan sistem yang berfungsi untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan yang diperoleh melalui pengumpulan pengetahuan dalam kelompok dan tidak
bersifat individu. Pada umumnya dapat berupa kuesioner, skenario, maupun konsultasi.
Contoh dari sistem tersebut adalah e – government.
8. Expert System (ES) dan Artificial Intelligent (AI)
Dalam sistem ini sedikit berbeda dengan sistem yang lain, karena penerapannya
menggunakan kecerdasan buatan. Fungsi dari sistem ini adalah dapat menganalisis
permasalahan dengan bantuan tenaga ahli yang telah diprogram sebelumnya. Contoh dari
penerapan ES dan AI adalah pembuatan sistem jadwal mekanik.
9. Executive Support System (ESS)
Pada sistem ini cenderung menguntungkan pada seorang manajer. Karena ESS mampu
membantu manajer dalam membantu berinteraksi dengan lingkungan perusahaan. Interaksi
tersebut dapat berupa bantuan grafik dan alat komunikasi lainnya.
10. Decision Support System (DSS)
Untuk sistem terakhir ini sangat membantu seorang manajer dalam mengambil sebuah
keputusan dengan cara mengamati lingkungan di dalam perusahaan. Pengamatan disini
sangat penting agar bisnis yang dijalankan dapat berkembang dan meningkatkan
produktivitas.

Manfaat Sistem Informasi Manajemen


Dengan menggunakan sistem informasi manajemen pada perusahaan, maka dapat
meningkatkan kinerja dari bisnis yang dijalankan.
Beberapa manfaat dari penggunaan sistem informasi manajemen dalam bisnis:
➔ Manajer dapat membandingkan hasil kinerja yang telah direncanakan serta dapat
menganalisis kelemahan dan kekuatan dalam kinerja dan rencana bisnis.
➔ Seorang manajer juga dapat memiliki kemampuan untuk menerima umpan balik dari
kinerja dari bisnis yang dijalankan.
➔ Manajemen mendapatkan gambaran umum dari setiap operasi yang dilaksanakan.
➔ Banyak keputusan yang dialihtugaskan dari manajemen atas menuju ke level organisasi
yang lebih efisien, dengan memperhatikan faktor pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki.
➔ Organisasi dapat memaksimalkan manfaat dari investasi dengan cara melihat dan
mengidentifikasi apakah sistem dan informasi berfungsi dengan semestinya atau tidak.
➔ Perusahaan dapat mendorong proses peningkatan alur kerja, sehingga menghasilkan
penyelarasan terhadap proses bisnis yang lebih baik dengan kebutuhan setiap pelanggan.
➔ Meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia sehingga dalam sistem unit kerja dapat
lebih sistematis dan terorganisir.
KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI
Kerangka kerja ini akan memberikan gambaran area-area utama pengetahuan sistem informasi
bisnis yang dibutuhkan oleh praktisi bisnis. Sebagai seorang manajer atau seorang praktisi bisnis,
tidak harus menyerap semua pengetahuan ini. Jadi yang perlu diteknkan disini adalah; apa yang
perlu diketahui agar seorang manajer dapat membantu mengelola hardware, software, data dan
sumber daya jaringan bisnis dapat digunakan demi keberhasilan strategis perusahaan.
1. Konsep-konsep dasar
Konsep dasar keprilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial termasuk mengenai berbagai
komponen dan pernanan sistem informasi. Contohnya meliputi konsep sistem informasi
dasar berasal dari teori sistem umum, atau konsep keunggulan kompetitif yang digunakan
untuk mengembangkan aplikasi bisnis teknologi informasi dalam keunggulan kompetitif .

2. Teknologi Informasi
Konsep-konsep utama, pengembangan dan berbagai isu manajemen teknologi informasi,
meliputi hardware, software, jaringan, manajemen sumber daya (data) dan teknologi
berbasis internet.
3. Aplikasi Bisnis
Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi, manajemen dan keunggulan
kompetitif. Aplikasi teknologi informasi dlam bidang fungsional bisnis seperti pemasaran,
produksi, dan akuntansi serta aplikasi perusahaan lintas fungsi seperti manajemen hubungan
dengan pelanggan dan perencanaan sumber daya perusahaan (Enterprise resource planning-
ERP). Aplikasi e-commerce yang kebanyakan digunakan perusahaan untuk membeli dan
menjual berbagai produk di internet. Penggunaan sistem informasi dan teknologinya untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam bisnis.

Peran utama Sistem Informasi (aplikasi bisnis)


✓ Mendukung proses dan operasi bisnis, toko ritel menggunakan SI berbasis computer
untuk menelusuri persediaan barang, mencatat pembelian barang, evaluasi penjualan,dll.
✓ Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya, keputusan mengenai
penambahan jumlah persediaan barang, jenis investasi barang yang dibutuhkan dll.
✓ Mendukung berbagai strategi untuk keperluan kompetitif, misalnya memberikan
pelayanan yang mudah pembelian secara online, dll.

4. Proses Pengembangan
Bagaimana para praktisi bisnis dan pakar informasi merencanakan, mengembangkan, dan
mengimplementasikan sistem informasi untuk memenuhi peluang bisnis. Metodologi
pengembangan siklus hidup pengembangan sistem dan pendekatan prototype untuk
pengembangan aplikasi bisnis, juga memahami berbagai isu bisnis yang terdapat dalam
pengembangan SI.

5. Tantangan Manajemen
Tantangan untuk secara efektif dan etis mengelola teknologi informasi pada tingkat pemakai akhir,
perusahaan dan global dalam bisnis. Tantangan keamanan dan berbagai isu manajemen keamanan
dalam penggunaan teknologi informasi.

Anda mungkin juga menyukai