PERAN KEPUTUSAN
PERAN ANTARPRIBADI Wirausaha
Tokoh Figur PERAN INFORMASIONAL Pemecah Masalah
Manajer Monitoring Pengalokasian Sumber Daya
Penghubung Penyebar Informasi Negosiator
Juru Bicara
a. Peran Antarpribadi
Menunjukkan bahwa seorang manajer harus mampu memerankan dirinya sebagai
seorang tokoh figur (figurehead role), manajer (leader role) dan penghubung
(liaison role).
Seorang manajer dalam suatu organisasi harus dapat memerankan dirinya
sebagai seorang tokoh figur. Sebagai contoh, ia harus berperan sebagai
perwakilahn atau yang dituakan dalam suatu organisasi. Ia memberikan sambutan
pasa acara-acara seremonial (upacara) yang diselenggarakan oleh pihak internal
maupun eksternal organisasi atau pada acara-acara tertentu yang bersifat
informal, misalnya pada acara lomba sepedah santai, resepsi pernikahan, atau
peristiwa duka cita yang dialami salah satu karyawan diorganisasi yang
dimimpinnya.
Selain berperan sebagai seorang tokoh figur, seorang manajer juga harus
mampu menyampaikan pesan-pesan bisnis dengan baik kepada para karyawan,
sehingga pesan yang disampaikan tersebut efektif dan dapat dipahami dengan
baik pula. Sebagai contoh, seorang manajer suatu organisasi menyampaikan
kebijakan yang berkaitan dengan penetapan standar gaji baru bagi para
karyawannya. Pesan tersebut dapat disampaikan secara lisan dan tertulis. Poin
penting dari kebijakan baru tersebut dapat disampaikan secara lisan, sedangkan
penjelasan yang lebih rinci sebaiknya disampaikan dalam bentuk tertulis.
b. Peran Informasional
Mencangkup peran pemantauan (monitor role), peran penyebar informasi
(disseminator role), dan peran pembicara (spokesperson sale).
Peran pemantauan / monitoing adalah peran yang harus dilakukan oleh seorang
manajer untuk mengawasi bawahan (para karyawannya) agar pekerjaan mereka
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Peran penyebaran informasi adalah peran manajer untuk menyebarluaskan
atau menyampaikan informasi secara menyeluruh kepada para karyawannya agar
mereka dapat memahami dengan baik berbagai kebijakan organisasi tersebut.
Penyebaran informasi ini lebih berorientasi kepada kepentingan internal suatu
organisasi, misalnya kebijakan pakaian seragam yang baru bagi semua karyawan,
kebijakan jumlah jam lembur yang baru, kebijakan pemberian standar gaji
karyawan yang baru, dan kebijakan disiplin kerja yang baru.
Peran sebagai seorang juru bicara yaitu seorang manajer harus dapat
memerankan dirinya sebagai seorang juru bicara yang baik, khususnya yang
berkaitan dngan penyampaian informasi tentang barbagai kebijakan penting
organisasinya kepada pihak lain (eksternal organisasi), misalnya kebijakan
organisasi yang berkaitan dengan pembukaan kantor cabang baru disuatu daerah
tertentu, kebijakan rekrutan karyawan baru, kebijakan peluncuran produk baru,
dan kebijakan promosi yang baru.
c. Peran Keputusan
Peran keputusan (decisional role) mencangkup tiga peran penting yaitu: peran
wirausaha (entrepreneur role), peran pemecah masalah (disturbance handler
role) dan peran pengalokasian sumber daya (resource allocator role), dan peran
negosiator (negosiator role).
Seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang wirausaha
yang jujur, dinamis, ulet, kreatif, inovatif, responsif, bertanggung jawab, berani
mengambil risiko, dan berwawasan luas.
Peran pemecah masalah yaitu seorang manajer harus dapat memerankan
dirinya sebagai salah seorang yang memiliki kemampuan dalam mengatasi
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi, misalnya masalah
terlambatnya pendistribusian barang, masalah pelayanan pelanggan yang kurang
baik, masalah kualitas barang yang masih rendah, dan masalah penyediaan bahan
baku yang kurang lancar.
Peran pengalokasian sumber daya yaitu seorang manajer harus dapat
memerankan dirinya sebagai seorang yang mampu mengoptimalkan sumber daya
yang dimiliki secara baik, misalnya pengelolaan sumber daya keuangan, sumber
daya manusia, sumber daya informasi, dan sumber daya alam yang dimiliknya.
Peran negosiator adalah seorang manajer harus dapat memerankan dirinya
sebagai seorang yang mampu bernegosiasi dengan baik dan handal. Kemampuan
ini sangan diperlukan oleh seorang manajer ketika berhubungan dengan pihak
eksternal organisasi, terutama dalam hal penentuan kerja sama proyek dengan
pihak lain atau ketika suatu organisasi dihadapakan pada pertentangan
kepentingan internal organisasi, seperti munculnya tuntutan (unuk rasa) para
karyawan tentang perbaikan kesejahteraan.
a. Menetapkan Tujuan
Kebanyakan organsasi mempunyai berbagai macam tujuan, baik yang bersifat
formal maupun nonformal. Untuk menetapkan suatu tujuan, mereka yang terlibat
dalam organisasi baik staf manajemen puncak, manajemen menengah,
manajemen bawah, maupun karyawan, perlu melakukan berbagai pembahasan
yang serius dan cukup matang.
Tujuan organisasi dapat didefinisikan dalam arti keuangan (finansial), mutu
produk, penguasaan pasar, kepuasan karyawan, atau memberikan pelayanan bagi
pelanggan. Dalam menetapkan berbagai macam tujuan organsasi tersebut sangat
diperlukan pertukaran informasi atau komunikasi antar unit-unit yang ada dalam
organisasi tersebut.
e. Pelayanan Pelanggan
Semua organisasi akan berhubungan dnegan para costumer atau pelanggan
(internal maupun eksternal) dengan menggunakan komunikasi, baik dalam
bentuk formal maupun nonformal. Harga yang tertera pada suatu produk, nama
kelompok produk tertulis dalam rak-rak, dan berbagai macam bentuk simbol
seperti dilarang merokok, arah panah, dan sejenisnya juga merupakan bentuk
komunikasi yang mungkin digunakan oleh suatu organisasi dalam berhubungan
dengan pelanggan atau konsumennya.
Pengunaan nota penjualan, brosur, iklan, telepon bebas pulsa, dan berbagai
bentuk promosi lainnya adalah bentuk komunikasi yang digunakan oleh
organisasi sebagai sarana untuk merangsang keinginan para pelanggan agar
menggunakan produknya.
Dalam kaitannya dengan pelayanan pelanggan (costumer service), komunikasi
juga mempunyai peranan penting misalnya pada bagian pengecekan kredit,
tagihan-tagihan, menjawab telepon dari konsumen, maupun penanganan masalah-
masalah yang berkaitan dengan pengaduan dari konsumen. Kegiatan-kegiatan
tersebut dengan sendirinya menggunanakan banyak komunikasi.
g. Memproduksi Produk
Untuk menuangkan ide atau gagasan mengenai produk baru, kemudian
menempatkannya dalam proses produksi, sampai akhirnya menjadi suatu produk
yang siap dipasarkan, diperlukan komunikasi. Seorang perancang mendesain
produk; pemasar melakukan penelitian pasar; dan manajer penjualan melakukan
kampanye penjualan. Kegiatan-kegiatan diatas memerlukan banyak komunikasi,
baik komunikasi antar manajer dengan karyawan, antara karyawan yang satu
dengan yang lain, atau antara bagian pemasaran dengan para pelanggan.
B. Pola Komunikasi
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak
dalam mencapai tujuannya, perlu diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara satu
organisasi dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi
perusahaan berskala kecil yang hanya memiliki beberapa karyawan, penyampaian
informasi dapat dilakukan secara langsung kepada para karyawannya tersebut. Lain
halnya dengan perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan,
penyampaian informasi kepada mereka merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit.
Secara umum, pola komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran komunikasi formal
(formal communications channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal
communication channel).
Manajer Umum
Karyawan
Manajer Umum
Karyawan
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communications), atau sering disebut juga
dengan istilah komunikasi lateral (lateral communications), adalah komunikasi
yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam
suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan
persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau
departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
Di dalam praktiknya, terdapat kecenderungan bahwa dalam melaksanakan
pekerjaannya manajer suka melakukantukar menukar infromasi dengan rekan
kerjanya di departemen atau divisi yang berbeda,terutama apabila muncul
masalah-masalah khusus dalam suatu organisasi perusahaan. Komunikasi
horizontal bersifat koordinatif di antara beberapa departemen.
Pada gambar dibawah, terlihat bagaimana terjadinya komunikasi horizontal,
yaitu komunikasi antara manajer pemasaran dengan manajer produksi, atau
manajer produksi dengan manajer keuangan yang ditunjukkan dengan garis
penghubung terputus-putus. Komunikasi secara horizontal menjadi penting
artinya manakala setiap bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki
tingkat saling ketergantungan yang cukup besar. Akan tetapi, jika masing-masing
bagian dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa harus bergantung pada bagian
lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau minim dipakai.
Manajer Umum
Bagan Penjualan Bagan Promosi Bagan Pabrik Bagan Penelitian Bagan Akuntansi Bagan Keuangan
Karyawan
d. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal (diagonal communications) melibatkan komunikasi
antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda.contohnya adalah komunikasi
formal antara manajer pemasaran dengan bagian pabtik, antara manajer produksi
dengan bagian promosi, antara manajer keuangan dengan bagian penelitian.
Deskripsi komunikasi diagonal dalam suatu organisasi dapat dilihat pada gambar
dibawah.
Manajer Umum
Bagan Penjualan Bagan Promosi Bagan Pabrik Bagan Penelitian Bagan Akuntansi Bagan Keuangan
Karyawan
Suatu studi penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa, baik
komunikasi lateral maupun komunikasi diagonal, lebih banyak diterapkan
dalamsuatu organisasi berskala besar manakala terdapat saling ketergantungan
(interdependence) antarbagian atau anatardepartemen yang ada dalam organisasi
tersebut.
Bentuk komunikasi diagonal memmiliki beberapa keuntungan, diantaranya
adalah:
(1) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk
komunikasi tradisional.
(2) Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut
membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Komunikasi diagonal memiliki kelemahan adalah bahwa komunikasi diagonal
dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal dan
komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar juga sulit untuk dikendalikan
secara efektif.
Manajer
A B C D E F G H I
Manajer Umum
Bagan Penjualan Bagan Promosi Bagan Pabrik Bagan Penelitian Bagan Akuntansi Bagan Keuangan
Karyawan