Kode/Nama Mata Kuliah : SKOM4432/Komunikasi Bisnis
Kode/Nama UPBJJ : 71/SURABAYA
Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1. Fungsi komunikasi dalam bisnis terdiri dari: (1) fungsi informatif, (2) fungsi persuasive/motivative, (3) fungsi control, (4) fungsi emotif, dan (5) fungsi koordinasi. Uraian fungsi-fungsi diatas kami uraiakan sebagai berikut. 1) Fungsi Informatif Dalam aktivitas komonikasi bisnis, kita tidak hanya sekedar menyampaikan pesan kepada khalayak bisnis internal maupun eksternal. Aktivitas ini dapat digunakan untuk fungsi informatif. Suatu fungsi yang digunakan tidak hanya untuk mengubah domain kognitif khalayak sebatas perubahan pengetahuan, tetapi juga memberikan pilihan-pilihan, mengurangi ketidakpastian dan mengubah keadaan bisnis yang sedang dilakukan begitu pula dalam mebuat keputusan. Dalam fungsi informatif, aktifitas komunikasi yang kita lakukan adalah memberi informasi tentang bisnis kita, pada saat yang bersamaan kita juga mungkin mencari informasi tentang siapa pesaing kita, bagaimana kondisi perusahaan dan dinamikanya pada pangsa pasar (market- share). Fungsi informatif kegiatan komunikasi ini akan membawa perubahan pada ranah (domain) kognitif setiap pelaku komunikasi bisnis, baik di lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Fungsi informatif pun berperan untuk menyediakan pilihan-pilihan, mengurangi ketidakpastian dan mengubah keadaan. Misalnya jika anda berencana untuk membuka usaha bisnis menjual mobil bekas. Maka sebelum anda membeli mobil untuk dijual kembali, anda mencari cari informasi disurat kabar, majalah otomotif, melakukan obeservasi kejalanan, untuk mengetahui mobil mere kapa yang paling laku dijual. Jika sudah memiliki data dan informasi tentang mobil bekas yang paling banyak diminati masyarakat maka anda memiliki kepastian untuk menjual mobil jenis tersebut. Pilihan tersebut bukan tanpa alasan tetapi dilandasi oleh fakta-fakta dan informasi yang didapatkan dari berbagai sumber. Selain fungsi informasi yang mampu berperan dalam menyediakan pilihan-pilihan, sumber informasi juga harus tertata secara sistematis agar suatu organisasi memiliki informasi yang akurat, mutakhir dan terkelola dengan baik. Informasi yang seperti itu tentu saja sangat berguna untuk pengambilan keputusan. Bagaimana mungkin orang akan mengambil keputusan dengan baik bila informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan itu tidak ada atau tidak dikelola dengan baik. 2) Fungsi Persuasif Fungsi persuasive atau motivative dapat digunakan untuk mempengaruhi orang lain melalui rangsangan ataupun treatment tertentu agar orang lain bertindak seperti apa yang kita inginkan. Pembicara persuasive akan berusaha nebgubah sikap diri dan kepercayaan pendengan, atau barangkali mengubah perilaku pendengar. Dalam fungsi persuasive/motivative ini, tujuan komunikasi diarahkan untuk memberikan pesan agar orang lain merubah sikap, pendapat, dan perilakunya seperti yang diinginkan oleh komunikator. Dalam organisasi bisnis internal, fungsi ini dijalankan untuk membangun komitmen para pelakunya terhadap organisasi atau Lembaga tempat ia kerja, dari mulai manajer hingga tukang sapu. Sehingga visi, misi, strategi, dan taktik dapat berjalan secara efektif dalam mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya. Cara yang paling umum biasanya melalui implementasi perencanaan, intruksi-intruksi, pendisiplinan, pendelegasian wewenang dan tanggungjawab, deskripsi tugas yang jelas, system penggajian, pelatihan-pelatihan dan sebagainya. 3) Fungsi Kontrol Fungsi control, mengendalikan dan mengawasi, untuk menjalankan secara efektif fungsi ini, yakni dengan membuka feed back loop atau saluran umpan balik dalam aktivitas komunikasi bisnis, baik secara individual maupun secara organisasional bagi setiap individu yang terdiri dari tiga jenis, yaitu umpan balik informatif, umpan baik korektifm dan umpan balik peneguhan. Tujuan dari fungsi control ini: (1) menjamin kontinuitas implementasi dari perencanaan, (2) membudayakan prosedur baku, (3) menghindari kemangkiran dan penyimpangan yang tidak berarti, (4) membina disiplin kerja dan sekaligus berfungsi (5) sebagai motivasi yang terarah. Fungus ini dapat berjalan efektif bila: (1) informasi yang disampaikan jelas, (2) komunikasi yang dilakukan sekaligus memperkaya skill bawahan, (3) bawahan mampu menggunakan informasi tersbeut, (4) membuka saluran umpan balik. Melalui umpan balik ini kita dapat mengetahui hasil dari penerapan control terhadap kinerja individu dalam organisasi bisnis. Keterkaitan dengan fungsi control dalam komunikasi bisnis, Reed Sanderlin (1982) mengemukakan tiga jenis umpan balik: yakni (1) umpan balik informasional, dalam melakukan control informasi yang dating dari bawahan kepada atasan sangat penting karena monitoring kepada bawahan didasarkan pada informasi ini. Sebaliknya , umpan balik dalam bentuk informasi dari atasan kepada bawahan juga penting agar bawahan mengetahui sejauh mana efektivitas kinerja mereka; (2) umpan balik korektif, umpan balik yang bersifat evaluative dan pertimbangan. Umpan balik ini dimaksudkan untuk memberikan koreksi terhadap kinerja bawahan agar tidak terjadi atau menghindari sekaligus memperbaiki kesalahan atau kekeliruandalam menjalankan tugasnya; (3) umpan balik peneguhan sebagai alat utama untuk pencapaian kinerja optimal individu dalam organisasi bisnis, biasanya dilakukan dengan memberikan gambaran terhadap prestasi kerja (Iriantara, dkk.:2008) 4) Fungsi Emotif Siapapun yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tidak bias tidak akan melibatkan emosi. Ungkapan emosi bisa disadari atau tidak disadari, hal ini dapat terlihat jelas dalam tahapan komunikasi antarpesona. Ekspresi wajab ataupun Bahasa tubuh, nada suara bahkan perilaku, dapat menunjukkan suasana emosi anda ketika berkomunikasi. Kepekaan kita menangkap gejala tersebut membantu efektivitas komunikasi yang kita lakukan. Fungsi emotif misalnya aspek- aspek afektif emosional, tingkah laku, gesture, ekspresi. Kita haruss peka menangkap aspek ini, terutama dalam komunikasi interpesona, berkaitan dengan rasa suka, benci, puas, tidak pua. Fungsi emotif atau ekspresi yang berorientasi pada sikap, status, dan keadaan emosi Dalam kerangka komunikasi bisnis fungsi emotif ini meningkatkan penerimaan isi pesan karena berkaitan dengan rassa suka tidak suka, benci dan cinta, puas atau tidak puas, kegembiraan dan kesedihan, menyenangkan atau tidak menyenangkan atau kedekatan emosional lainnya. Mengapa waniita cantik selalu ditampilkan dalam iklan? Mengapa salesman selalu berpakaian rapi dan berdasi serta menenteng tas besar? Mengapa iklan perumahan selalu di tampilkan dalam ”landscap” yang asri. Padahal aslinya mungkin masih gersang. Mengapa iklan susu bayi selalu menampilkan balita imut-imut? Itu semua ditampilkan untuk menyentuh dan menyenangkan emosi khalayak karena memang emosilah yang paling mudah disentuh. Seperti pepatah kuno mengatakan “sentuhlah hatinya, baru kemudian otaknya” (Iriantara, dkk.: 2008( 5) Fungsi Koordinasi Satu organisasi tentu saja memerlukan kesatuan dan kohesi, agar organisasi tersebut bisa beriperasi dengan baik. Biasanya melalui fungsi ini, satu organisasi secara kolektif merumuskan tujuan dan sasarannya, menetapkan jadwal kerja temasuk cara pencapaian tujuan dan sasaran, dan mengomunikasi penugasan dan menerima umpan balik. Karena itulah maka organisasi bisnis bisa berjalan dengan baik. Pembagian tugas tidak melahirkan pencapaian tujuan hanya untuk masing-masing kelompok, unit atau bagian melainkan menjadi sarana untuk mencapai tujuan oraganisasi secara keseluruhan, untuk itu diperlukan koordinasi. 2. Contoh ini saya ambil dari fungsi Informatif, di sini ditempat ini pada saat ini kita sedang semua sedang mengalami peristiwa tertentu. Misalnya kita sedang membaca berita online melalui handphone, ini merupakan kejadian dimana kita sedang membaca berita dimanapun tempatnya. Terlepas dari apapun hasil yang diakibatkan oleh perbuatan membaca kita, tetap kita sedang mengalami kejadian yang melibatkan perbuatan membaca. Dalam peristiwa membaca ini, kita sebenarnya sudah merekam apa yang ada didalam bacaannya, setidaknya merekap dalam otak. kita pun punya kesempatan untuk merekamnya dengan menggunakan tulisan atau alat perekaman lain. Ketika kita menyampaikan peristiwa atau isi berita yang kita baca kepada orang lain secara lisan, termasuk hasil bacaan tadi, ataupun hal lain yang tidak berhubungan dengan membaca tadi, itu bisa dikatan sebagai informasi. Dalam konteks ini informasi berarti pemberitahuan, penyampaian pesan kepada orang lain. Akan tetapi, hasil rekaman anda terhadap peristiwa membaca tadi pun bisa dianggap sebagai informasi, sebab rekaman dimaksud suatu saat nanti mungkin bisa dibaca orang. Jadi rekaman kejadian juga bisa disebut sebagai informasi karena ia bisa beroperasi untuk bermanfaat bagi seseorang di masayang akan datang